Anda di halaman 1dari 16

Ekonomi Mikro

BAB VII
HUBUNGAN ANTAR INPUT DAN KOMBINASI
DENGAN BIAYA TERENDAH

Hubungan Antar Input


Setiap produk memerlukan faktor produksi (input) yang
dicerminkan dengan fungsi produksi : Y = f (X). Jumlah
input yang digunakan selalu lebih dari satu macam
Y = f (X1, X2 / X3, X4, …, Xn)
Antara input variabel (misal pupuk, bibit, T.K harian,
pestisida, dsb) dapat saling menggantikan sebagian
penggunaannya sesama input variabel. Bahkan antara
input variabel dengan input tetap juga dapat saling
menggantikan (misal tanah, bangunan, mesin, peralatan
dengan pupuk, bibit dan tenaga kerja).
1
• Dengan kata lain kedua jenis input mempunyai
Daya Substitusi (DS) yaitu:
(1) Daya Substitusi Marjinal (DSM) apabila data
kontinyu
(2) Daya Substitusi Rata – Rata (DSR) apabila
data diskrit.
• Setiap input mempunyai daya substitusi yang
berbeda.
• DSM X1 X2 adalah Daya Substitusi Marjinal
input ke satu terhadap input kedua atau MRTS
X1 X2 adalah Marginal Rate of Technical
Substitution of X1 for X2.
2
 Misal
 Y = f (X1,X2)
 maka DSMX1X2 = dX2/dX1 hal ini berarti untuk
mencapai produk tertentu (Y) misal Y = 20
maka apabila X2 dikurangi sebesar dX2 maka
X1 harus ditambah dX1.
 Apabila setiap titik kombinasi penggunaan input
yang menghasilkan tingkat produksi yang sama
dihubungkan maka akan diperoleh suatu garis
atau kurva yang disebut sebagai isoproduk
(isoproduct) atau isoquant.

3
Hubungan antara dua input dan
kurva isoproduk
• iso produk (iso berarti sama, produk atau quant
adalah jumlah produk).= kurva atau garis yang
menghubungkan beberapa kombinasi input
pada setiap tingkat produksi (untuk
menghasilkan output yang sama).
• Kumpulan kurva-kurva isoproduk ini disebut
sebagai peta isoproduk.
• Bentuk kurva isoproduk bermacam-macam
tergantung dari sifat hubungan antara kedua
input yang digunakan yaitu kemampuan kedua
input untuk saling menggantikan.

4
Hubungan antara faktor produksi
ditinjau dari Daya Substitusi:

• Hubungan dengan daya


substitusi tetap
• Hubungan dengan daya
substitusi berkurang
• Hubungan tanpa daya
substitusi
(komplementer)

5
Daya substitusi marjinal X1 dan X2 dapat
ditentukan secara matematis sebagai berikut :

DSM x1x2 = - dX2 = PMx1 (untuk data kontinyu)


dX1 PMx2

DSR x1x2 = -ΔX2 = PMx1 (untuk data diskrit)


ΔX1 PMx2

Jika nilainya negatif, maka yang diambil nilai


mutlaknya saja.
6
Daya Substitusi Marjinal Kedua Input (Marginal Rate of Substitution)
DSMx1x2 digunakan untuk menjelaskan kemiringan (slope) dari isoproduk dengan asumsi
input pertama (X1) meningkat dan input kedua (X2) menurun atau X1 adalah input yang
menggantikan dan X2 adalah input yang digantikan, dimana perubahan slope ini dicerminkan
oleh bentuk kurva isoproduk yang bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah.
Jika digunakan DSMx1x2 atau
1 x
DSMx x   1
1 2 DSMx x x 2
1 2

Jika digunakan data diskrit (tabulasi) maka simbol yang dipakai:


1 ΔX
DSRx x   1
1 2 DSRx x ΔX
1 2 2

Hubungan antara Daya Substitusi dengan Produk Marjinal dari output


yang dihasilkan dapat diturunkan dari fungsi berikut ini: Y = f (X1, X2) jika
dilakukan diferensial total terhadap fungsi produksi di atas akan diperoleh:
f (X1, X 2 ) f (X1, X 2 )
y  x1  x 2
x1 x 2

7
Apabila diasumsikan pada tingkat produksi tertentu (y = konstan)
sepanjang kurva isoproduk maka perubahan output adalah nol (dy = 0)
sehingga:
0 = PMx1 dx1 + PMx2 dx2

x 2 PMx
1
x 2 PMx
1
 atau DSMx X  
x1 PMx 1 2 x PMx
2 1 2
Dimana : f (X1 , X 2 ) f (X1 , X 2 )
 PMx 1 ;  PMx 2
x 1 dx 2

Analog untuk data diskrit: ΔX


PMx
DSR x x   2  1
1 2 ΔX PMx
1 2

8
Hubungan antara faktor produksi
ditinjau dari Daya Substitusi:

Ilustrasi ketiga kurva iso produk berdasarkan


sifat hubungannya:
X2 X2 X2

B
α
Y2
A
Y1

X1 X1 X1
0 (a) 0 (b) 0 (c)

Keterangan : (a) Kurva isoproduk dengan DS tetap


(b) Kurva isoproduk dengan DS berkurang
(c) Kurva isoproduk dengan DS nol (komplementer) 9
Kombinasi dengan Biaya Terendah
(Least Cost Combination)

• Sejumlah produk tertentu dapat diperoleh


dengan mempergunakan dua faktor produksi
dalam kombinasi yang berbeda.
• Oleh karena itu, pengusaha harus memutuskan
kombinasi mana yang terbaik (efisiensi tertinggi)
yang ditunjukkan dengan biaya terendah.

10
Agar tercapai kombinasi optimum diperlukan
dua syarat :

• Syarat keharusan jika diketahui hubungan fisik


antara dua faktor produksi (kurva isoproduk dan
DSM atau DSRx1x2).

• Syarat kecukupan jika adanya indikator pilihan


untuk menentukan dengan tepat yaitu dengan
kombinasi optimum berupa rasio harga kedua
input tersebut.

11
Kendala yang dipakai pengusaha adalah modal
(M) yang dimilikinya, jika harga input ke satu (Hx1)
dan harga input ke dua (Hx2).
Jika M dibelanjakan untuk seluruh X1 maka X1 =
M/Hx1 di titik Q,
Jika M dibelanjakan untuk seluruh X2 maka X2 =
M/Hx2 di titik R.
Jika M dibelanjakan habis untuk X1 dan X2 maka
M = X1 Hx1 + X2 Hx2
(M = jumlah modal tertentu).
Beberapa kombinasi X1 dan X2 yang diperoleh
apabila diplotkan pada sumbu salib diperoleh garis
harga (price line).

12
Penentuan Kombinasi Optimum

13
Fungsi garis harga dapat diperoleh sebagai berikut :
M = X1Hx1 + X2Hx2  X2Hx2 = M – X1Hx1
 
X2 = M/Hx2 – (Hx1/Hx2) . X1
 
Titik A adalah DSRx1x2 atau DSMx1x2 = Hx1 / Hx2
maka ΔX2 / ΔX1
 
atau dX2 / dX1 = PM1 / PM2 = Hx1 / Hx2
 

14
Jalan Perluasan Usaha (Expansion Path) = JPU
Apabila terbuka kesempatan memperluas usaha
(misal pengusaha mendapat tambahan modal
berupa kredit, penjualan saham baru dan lain-lain)
maka jalan yang ditempuh tetap berpegang pada
kedua syarat kombinasi optimum yaitu :
1.Syarat keharusan ditandai oleh adanya kurva iso
produk.
2.Syarat kecukupan kurva isoproduk dengan garis
anggaran saling bersinggungan atau

DSMx1x2 = dX2 / dX1 = PM1 / PM2 = Hx1 /


Hx2
15
Pembentukan Jalan Perluasan
Usaha

16

Anda mungkin juga menyukai