EKONOMI PRODUKSI 2 Input Aspek Teknis
EKONOMI PRODUKSI 2 Input Aspek Teknis
AISYA 226040********
FATAHULLAH 226040100011002
PRODUK TUNGGGAL
HUBUNGAN FAKTOR VARIABEL GANDA
Satu keungulan pedagogis dari modal faktor ganda adalah bahwa ambiguitas antara jangka panjang dan jangka
pendek dapat di reduksi di bandingkan dengan model produksi dengan faktor banyak. Sehingga rumus nya dapat
dibatasi menjadi:
y=f (x1 /x2) dan y=f ( x2/ x1)
Harus di catat bahwa model fungsi produksi faktor ganda merupakan angggapan umum dalam literatur ekonomi.
Sering kali x1 di gunakan untuk mewakili modal dengan x2 di gunakan untuk mewakili tenaga kerja, dan diasumsikan bahwa
semua input produksi yang mungkin dapat dicakup dalam istilah umum, yaitu modal dan tenaga kerja.
Konsep produktivitas rata-rata dan marginalnya dalam kaitannya dengan fungsi produksi dua-faktor, adalah sejenis
untuk kasus satu-faktor, karena kalau kita merubah satu faktor, faktor variabel yang lain tetap konstan. Jadi, fungsi produksi
rata-rata adalah:
Catatan; bahwa persamaan
f1 dan f2 adalah produktivitas marginal x1 dan x2. sebagaimana kasus factor variable tunggal, dy merupakan produk marginal tapu dalam kasus yang
berkaitan dengan perubahan dx2. Namun, demikian factor variabelnya lebih dari satu, produk marginal “total”-nya adalah jumlah produk marginal factor-
factor secara individual, yaitu f1 dx1 dan f2 dx2. contoh gambar grafiknya adalah sebagai berikut:
(a) Keterangan:
Δx1 dan ∆x2. maka ∆y1 = f1 ∆x1 (produk marginal yang disebabkan perubahan x1, x2-nya konstan)
dan Δy2 = f2 Δx2 (produk marginal yang disebabkan perubahan x2, x1-nya konstan) anggap,
misalnya, anda berada pada salah satu titik pada ruang produksi (production surface) dan ingin
bergerak menuju titik lain ke arah puncak, misalnya dari titik A ke titik C bergerak dalam gambar (b)
(b)
perubahan total dalam ketinggian (produk marginal “total”nya) adalah Δy yang merupakan
Gambar (a). Ilustrasi fungsi produksi untuk dua faktor variabel. (a) penampilan tiga-
pendahuluan tertinggi yang bisa dicapai sepanjang garis putus-putus langsung dariA ke C. tentu saja
dimensi. (b) Irisan untuk variasi faktor-unggul. (c) Irisan untuk variasi faktor- ada banyak rate dari A ke C. secara khusus kita tertarik pada “ kesan geometris” (geometric mental
proporsional. (d) Irisan untuk output-konstan. Sedangkan Gambar (b) Grafik tiga-
dimensi yang menunjukan produk marginal jika kedua faktor bervariasi. image “ .
Perhatikan pergerakan yang sejajar sumbu x1, ini adalah mendaki agar ke timur (x2-nya konstan). hasil ketinggianya
adalah Δy1, yang merupakan produk marginal berkenaan dengqan perubahan x1. kita sekarang berada pada titik B.
sekarang, putar 90° ke utara dan naiklah ke C dengan memberikan x1-nya konstan (sejajar dengan sumbu x2). ketinggian
“manuver” ini sebesar ∆y2. jumlah Δy1 dan ∆y2 sama dengan ∆y. membiarkan ∆x1 dan ∆x2 bernilai mendekati nol akan
menghasilkan dy sebagaimana ditunjukkan pada persamaan
MPPi dan APPi biasanya fungsi-fungsi dari kedua faktornua, meski tidak selalu demikian. Ini berarti produktivitas marginal
produk rata-rata faktornya tergantung tidak hanya pada tingkat penggunaan faktor dalam persamaan, tapi juga pada tingkat
faktor lainnya. Sementara itu sering diperlukan tanda-tanda khusus untuk suatu fungsi untuk memperlihatkan sifat-sifat
yang diinginkan; pada prinsipnya parameter-parameter A, α1, α2, b1, b2 (dan seterusnya) dapat positif, negatif, atau nol.
Contoh 1. Fungsi produksi linear
<=== Model linear agak kurang memuaskan lagi kebanyakan fungsi produksi
disebabkan produktivitas marginalnya konstan.
Contoh 2 untuk fungsi produksi kuadratrik
Dimana parameter b1 dan b2 dalam persamaan (2.35) dikalikan dengan 1/2
untuk menyederhanakan rumus derivatif fungsi terdapat dalam persamaan
(2.36) dan (2.37).
Catatan bahwa MPP1 (MPP2) bukanlah merupakan fungsi dari x2 (x1) kalau
term interaksinya dihilangkan dari (2.35) dengan kata lain kalau b3 = 0
Comtoh 3.fungsi produksi Cobb-Douglas yang umum.
<==== Sering kali lebih enak untuk mengungkapkan (2.39) dan (2.40)
dalam kaitannya dengan y. Rumus (2.39) dapat ditulis kembali menjadi
demikian pula
Sekelompok isokuan di dapatkan dari fungggsi produksi tertentu. (gambar 2.5)- kita
hanya butuh untuk mengubah nilai y untuk mendapatkan isokuan lain. Juga catatan
bahwa kelompok isokuan itu dapat di ungkapkan fungsi-fungsi x2 sebagai fungsi x1 dan
y atau dengan mengungkapkan x1 sebagai fungsi x3 dan y. kita adupsi kesempatan
umum, x2=f1(x1,y), sebagai kita merasa lebih senang untuk mengeplot x1 pada sumbu
horisontal dan x2 pada sumbu vertikal
Dimana : y-nya konstan. (RTS12 di baca: tinkat substitusi teknis dari faktor satu ke faktor dua).
sedangkan Untuk menurunkan RTS, perhatikan turunan total fungsi produksi:
Yang negatif adalah raasio dari produktifitas marginal. Tingkat substitusi teknis biasanya di ungkapkan dalam term positif, juga
Contoh RTS 12 di tunjukan oleh Gambar 2.6 Tingkat perubahan slope isokuan d2x2/dx12 merupakan
kecembungan (convexity) isokuan. Untuk menunjukan turunan keduai
ini dalam kaitannya dengan turunan parsial dari fungsi produksi,
perhatikan turunan total dari (2.56):
Gambar 2.6. slope isoquant (slope garis singgungnya) Karena diinginkan y konstan, (2.56) harus disubstitusikan pada
adalah negatif dari RTS12) bagian akhir dalam (2.59); membuat substitusi ini menggunakan
“quotient rule” untuk turunan parsial menghasilkan
f11, f22, f12 dan f21 merupakan “second-order partial
derivatives” (turunan parsial urutan kedua) dari
fungsi produksi. Sebagai contoh, f12 adalah tingkat
perubahan dari f1 kalau x2 diubah-ubah, dengan kata
lain, tingkat perubahan MPP, sebagai tanggapan atas
perubahan x2.
Dari teorema Young, kita tahu bahwa turunan parsial silang (cross-partial derivative) adalah invariant berkenaan dengan
urutan penurunan (the order of differentiation); dengan demikian f12 = f21 dan (2.60) dapat disederhanakan menjadi
2. Kasus ll kalau dx2/d x1 <0 dan d2x2/dx21=0 isokuan akan berupa garis lurus dalam proses produksinya adalah Subtitusi
faktor yang sempurna ( paerfect factor substitutability, lihat gambar 2.7b) Dalam kasus ini minta isoquant tidak perlu
sejajar, Tapi mereka ( isokuan- Isoquan itu ) tidak boleh berpotongan pada kuadrat positif.
3. Kasus lll kalau dx2/ dx1<0 dan d2x2<0, isokuannya akan cekung berhadapan dengan titik asal (lihat gambar 2.7c)
4. Kasus IV kalau dx2/ dx1>0 dan d2x2/dx21<0 isokuannya berslope positif dan cembung ke arah sumbu x1 (2.7d).
5. Kasus V kalau dx2/ dx1>0 dan d2x2/dx21<0, isokuanya positif dan cembung ke arah sumbu x2 (lihat gambar 2.7e)
6. Kasus VI kalau kombinasinya inputnya harus dalam proporsi yang tetap, berarti tidak dapat di lakukan substitusi faktor
yang relevan terletak pada garis sinar OA (ray line): produktifitasnya margina x1 di bawah OA maupun di atas OA adalah
nol. Fungsi produksi bagi isokuan seperti ini sering di sebut fungsi produksi dengan proporsi tetap (fidex propotion
production function) atau di sebut juga fungsi produksi liontief, ingatlah bahwa isokuan untuk kasus seperti ini tidaklah
konsisten dengan asumsi kita mengenai turunan persial pertama dan kedua yang kontinu; ini berarti dx2/d x1 <0 dan
d2x2/dx21, tidaklah di mana-mana terdefinisikan.
Gambar 2.7. beberapa alternatif pola-pola isokuan, (a) Kasus I, Gambar 2.8. Ruang produksi yang menunjukkan
(b) Kasus (c) Kasus III, (d) Kasus IV, (e) Kasus V, (f) Kasus VI. daerah positif dan negatif slope isokuan.
Elastisitas Substitusi Faktor (Elasticity of Factor Substitution)
Elastisitas substitusi faktor, σ, semakin besar tingkat/derajat subtitutabilitas di antara input-inputnya (kedua
inputnya). kalau σ tak terhingga , x1 dan x2 dapat bersubtitusi sempurna (perfect substutes). (Kasus II, bagian 2.2c)
kalau = 0, x1 dan x2 harus digunakan dalam proporsi tetap (Kasus VI).
fungsi dari sejumlah faktor dan turunan parsial dari fungsi produksi berikut ini.
Di mana k tersebut konstan. Karena f1 dan f2 merupakan fungsi x1 dan f2 (2.72) dapat ditulis.
Garis tembereng (ridgeline) adalah suatu isoklin yang menghunbungkan titik-titik slope
nol atau titik-titik. Slope yang tak terdeifinisi, Dalam Gambar 2.9, A dan C adalah garis
tembereng. Garis tembereng C, RTS12 = 0, yang terjadi manakah f1 = 0, ini berarti,