https://doi.org/10.1080/00074918.2015.1111997
Article Views : 622
Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol. 51, No. 3, 2015: 389–403
Disusun Oleh:
Fatahullah 226040100011002
INTRODUCTION
Meningkatnya pertumbuhan sektor supermarket di Indonesia dan dampaknya
terhadap pola makan konsumen. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi
di Indonesia, semakin banyak orang yang membeli makanan di supermarket modern
daripada di pasar tradisional atau toko kelontong. Namun, ada kekhawatiran bahwa
perilaku belanja di supermarket dapat mempengaruhi kualitas diet konsumen karena
adanya peningkatan konsumsi makanan olahan dan minuman manis yang tidak sehat.
METODE ANALISIS
Penulis menggunakan model regresi OLS, Lewbel, dan IV-Lewbel untuk
menganalisis hubungan antara perilaku belanja di supermarket dan kualitas diet
konsumen. Penulis juga mengembangkan ukuran tingkat rumah tangga untuk
pembelian makanan sehat dan tidak sehat serta ukuran tingkat pengeluaran makanan
di supermarket modern menggunakan metode yang serupa dengan Volpe, Okrent, dan
Leibtag (2013). Selain itu, penulis juga melakukan analisis deskriptif untuk
menjelaskan karakteristik sampel rumah tangga perkotaan di Jawa yang digunakan
dalam penelitian ini.
RESULTS
Penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pengeluaran makanan
di supermarket modern (termasuk hipermarket, supermarket, dan minimarket),
semakin rendah kualitas diet konsumen. Dalam hal ini, kualitas diet diukur dengan
proporsi pengeluaran rumah tangga untuk makanan sehat dan tidak sehat. Namun,
penulis mengakui bahwa dampak dari perubahan pengeluaran makanan pada kualitas
diet relatif kecil karena koefisien variabel supermarket (Pct_modern) yang diestimasi
menggunakan model OLS, Lewbel, dan IV-Lewbel relatif kecil.
HASIL REVIEW
GAYA PENULISAN
Artikel ini ditulis dengan gaya akademik yang formal dan menggunakan bahasa
Inggris yang baku. Penulis menggunakan istilah teknis dan konsep ekonomi untuk
menjelaskan temuan mereka. Artikel ini juga memiliki struktur yang jelas, dimulai
dengan pendahuluan, metodologi penelitian, hasil temuan, dan kesimpulan. Selain itu,
artikel ini juga mencantumkan referensi untuk mendukung temuan mereka dan
memberikan kredit kepada sumber data dan dukungan keuangan. Gaya penulisan
artikel ini sangat sesuai dengan standar akademik dalam bidang ekonomi dan ilmu
sosial lainnya.
KEKUATAN
1. Metodologi penelitian yang kuat: Artikel ini menggunakan data dari sampel 1.180
rumah tangga perkotaan di Indonesia untuk mendukung temuan mereka. Penelitian
ini dilakukan dengan metode survei dan analisis regresi logistik.
2. Relevansi topik: Artikel ini membahas topik yang relevan dan penting dalam
konteks perubahan pola makan dan perilaku belanja di supermarket di Indonesia
3. Kontribusi pada literatur: Artikel ini memberikan kontribusi pada literatur tentang
revolusi supermarket dan dampaknya pada pola makan yang tidak sehat.
4. Penulis berpengalaman: Penulis artikel ini adalah para ahli di bidang ekonomi
pertanian dan pangan, sehingga artikel ini didukung oleh pengetahuan dan
pengalaman mereka dalam bidang tersebut.
5. Publikasi di jurnal terkemuka: Artikel ini dipublikasikan di Bulletin of Indonesian
Economic Studies, sebuah jurnal terkemuka dalam bidang ekonomi Indonesia,
sehingga menambah kredibilitas temuan mereka.
KEKURANGAN
1. Data hanya berasal dari sampel rumah tangga perkotaan di Indonesia, sehingga
temuan dalam artikel ini mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk populasi yang
lebih luas.
2. Artikel ini hanya membahas hubungan antara perilaku belanja di supermarket dan
pola makan yang tidak sehat, tanpa mempertimbangkan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi pola makan seperti aktivitas fisik dan gaya hidup.
3. Artikel ini hanya menggunakan data cross-sectional, sehingga sulit untuk
menentukan hubungan sebab-akibat antara perilaku belanja di supermarket dan pola
makan yang tidak sehat.
4. Artikel ini diterbitkan pada tahun 2015, sehingga beberapa temuan dalam artikel ini
mungkin sudah tidak relevan atau perlu diperbarui dengan data terbaru.
5. Artikel ini hanya membahas situasi di Indonesia, sehingga temuan dalam artikel ini
mungkin tidak dapat diterapkan pada negara lain dengan kondisi sosial dan
ekonomi yang berbeda.