Anda di halaman 1dari 20

Nilai :

Laporan Praktikum Survei Konsumsi Pangan

Instruktur : Rieska Indah Mulyani, M. Sc

FOOD WEIGHING

Disusun Oleh :
Indira Ekayati (P07223119028)
Kelas IIA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN


DIETETIKA JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
KALIMANTAN TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga penulisan
Laporan Praktikum Survei Konsumsi Pangan “Food Recall 24 Jam” dapat
terselesaikan dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian laporan ini terutama kepada Instruktur Praktikum
dan dosen mata kuliah Survei Konsumsi Pangan Ibu Satriani, M. Kes.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
ini sangat saya harapkan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Samarinda, 18 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan...................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................2
BAB III METODE PRAKTIKUM...............................................................6
A. Waktu dan Tempat................................................................................6
B. Alat dan Bahan......................................................................................6
C. Prosedur Praktikum...............................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................8
A. Hasil Praktikum....................................................................................8
B. Pembahasan..........................................................................................8
BAB V PENUTUP..........................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
LAMPIRAN....................................................................................................14
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Formulir Penimbangan.................................................................14


Lampiran 2 : Dokumentasi...............................................................................15
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Metode penimbangan makanan (food weighing) merupakan metode
yang paling akurat untuk memperkirakan konsumsi makanan dan asupan zat
gizi. Dikatakan jumlah konsumsi lebih akurat karena jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh responden ditimbang secara langsung, sehingga akan
mengurangi terjadinya bias yang disebabkan oleh kesalahan estimasi berat
ataupun porsi oleh responden dan pada pengumpul data. Data food weighing
diperlukan untuk konsultasi diet dan untuk membandingkan data konsumsi
makanan dengan data hasil pemeriksaan laboratorium melalui analisis regresi
atau korelasi.
Metode food weighing mengharuskan responden melakukan
penimbangan pada makanan yang dikonsumsi. Metode ini juga diperuntukkan
bagi responden yang tidak buta huruf, memahami cara menghitung dan
mencatat, dan mengatakan dengan benar apa yang dimakannya. Kekurangan
dalam penggunaan metode food weighing ini adalah adanya kemungkinan
kesalahan dalam membaca skala timbangan atau dalam mencatat.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa terampil dalam
melakukan survei konsumsi pangan dengan metode food weighing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Metode food weighing atau metode penimbangan adalah metode survey


konsumsi pangan yang dilakukan dengan cara menimbang makanan yang
dikonsumsi oleh responden. Prinsip dari food weighing adalah ahli gizi atau
petugas pengumpul data melakukan penimbangan makanan yang akan dikonsumsi
dan menimbang sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh seseorang. Hasil
penimbangan adalah penimbangan makanan sebelum dikonsumsi dikurangi
dengan makanan sisa yang tidak dikonsumsi. Penimbangan makanan dilakukan
dengan menggunakan timbangan makanan dan dicatat dalam satuan gram dengan
tujuan mengetahui bobot makanan yang dikonsumsi.
Untuk mendapatkan hasil penimbangan dengan akurasi dan presisi tinggi,
sebaiknya menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 1 gram. Ketelitian
yang tinggi dapat mendeteksi perubahan berat makanan yang tidak terlalu besar.
Jika tidak tersedia timbangan digital, masih dimungkinkan untuk menggunakan
timbangan lain seperti timbangan jarum. Sebaiknya gunakan timbangan jarum
yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Namun, penggunaan timbangan jarum
mempunyai sedikit kelemahan yaitu adanya kesulitan dalam membaca hasil
timbangan. Saat pembacaan hasil timbangan posisi mata harus sejajar dengan
jarum timbangan agar menghasilkan pembacaan yang akurat. Jika posisi mata
berada di sebelah kanan atau kiri jarum timbangan, akan bisa menghasilkan
pembacaan hasil yang berbeda dengan sebenarnya.
Metode penimbangan merupakan metode survei konsumsi pangan yang
paling akurat dalam memperkirakan asupan makanan dan zat gizi yang biasa
dikonsumsi oleh individu. Jumlah konsumsi lebih akurat karena jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh responden ditimbang secara langsung. Hal ini akan
mengurangi kemungkinan terjadinya bias yang disebabkan oleh kesalahan
estimasi porsi oleh responden dan juga oleh pengumpul data. Selain itu metode
penimbangan juga dapat mengurangi bias yang disebabkan keterbatasan ingatan
responden. Namun metode ini membutuhkan tingkat kerja sama yang lebih tinggi
dengan responden. Metode penimbangan dikhawatirkan juga dapat mengubah
asupan makanan dari responden. Selain itu metode penimbangan membutuhkan
biaya yang lebih banyak dibandingkan dengan metode lainnya karena
membutuhkan alat timbang yang cukup mahal.
Penimbangan makanan sebaiknya dilakukan dalam setiap kali waktu makan
selama periode yang ditentukan. Penimbangan makanan dilakukan untuk setiap
jenis makanan yakni bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.
Langkah-langkah dalam melakukan metode penimbangan.
1) Menimbang makanan yang akan dikonsumsi dan mencatat dalam formulir
yang telah disediakan.
2) Setelah responden mengkonsumsi makanannya, lakukan kembali
penimbangan sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh responden.
3) Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan sebelum dikonsumsi
dikurangi dengan sisa makanan yang tidak dikonsumsi.

Jumlah yang dikonsumsi = Jumlah makanan yang akan dikonsumsi –

Jumlah makanan sisa yang tidak dikonsumsi

4) Tentukan jenis bahan makanan dari makanan yang dikonsumsi oleh


responden.
5) Tentukan faktor konversi matang-mentah untuk setiap bahan makanan.
6) Tentukan berat mentah dari bahan makanan.
7) Lakukan analisa nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh responden.

Setiap metode survei konsumsi pangan mempunyai kelebihan dan


kekurangannya masing-masing. Demikian juga dengan metode penimbangan ini.
Di samping mempunyai beberapa kelebihan, metode ini juga mempunyai
kelemahan yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam menentukan pilihan
metode survei konsumsi pangan.
Kelebihan dari metode penimbangan antara lain seperti yang dijabarkan di
bawah ini:
1) Metode penimbangan merupakan metode yang dapat dijadikan gold standar
dalam survei konsumsi pangan.
2) Hasil dari metode penimbangan paling akurat dibandingkan dengan metode
lainnya.
3) Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan ingatan responden
karena metode ini tidak tergantung kepada daya ingat responden.
4) Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan responden dalam
menjelaskan ukuran porsi makanan yang dikonsumsi.
5) Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan pewawancara atau
pengumpul data dalam melakukan estimasi ukuran porsi yang dikonsumsi
oleh responden.
6) Dapat mengurangi bias yang disebabkan perbedaan persepsi antara responden
dengan pewawancara atau pengumpul data.
7) Dapat digunakan untuk mendukung interpretasi data laboratorium, data
antropometri dan data klinis.
8) Pengukuran yang dilakukan selama beberapa hari dapat menggambarkan
asupan sehari-hari responden.
9) Lebih tepat dilakukan untuk tempat khusus seperti institusi tempat kerja,
perusahaan, panti sosial, lembaga kemasyarakatan dimana seseorang tinggal
bersama-sama.
Demikian beberapa keunggulan dari metode penimbangan yang dapat
dijadikan pertimbangan oleh peneliti dalam memilih metode ini untuk mengukur
asupan responden. Namun, di samping kelebihan, metode ini juga mempunyai
kelemahan seperti yang diuraikan di bawah ini.

1) Memerlukan waktu untuk pengumpulan data yang lebih lama, karena semua
makanan yang dikonsumsi oleh responden dan makanan sisa yang tidak
dikonsumsi oleh responden harus dilakukan penimbangan sesaat sebelum
dikonsumsi dan sesaat sesudah responden mengkonsumsi makanannya.
2) Memerlukan tenaga yang lebih banyak untuk melakukan metode ini karena
harus melakukan penimbangan makanan responden.
3) Memerlukan alat khusus yang harus disediakan oleh peneliti atau pengumpul
data seperti timbangan makanan, formulir penimbangan, alat tulis dan
beberapa peralatan lainnya.
4) Responden dapat merubah kebiasaan makan sehari-hari, terutama pada
penimbangan yang dilakukan selama beberapa hari.
5) Kurang cocok diterapkan pada masyarakat luas.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan di rumah praktikan Indira Ekayati yang
beralamat di Perumahan SKM Borneo Blok AA No. 95. Adapun waktu
praktikum dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Senin/15 Februari 2021
Waktu : 11.00 – 14.00

B. Alat dan Bahan


Alat :  TKPI
 Alat Tulis 
 Formulir Food Weighing Bahan :
 Timbangan  Makanan Responden

C. Prosedur Kerja

Menimbang makanan yang akan dikonsumsi dan mencatat


dalam
formulir yang telah disediakan.

Setelah responden mengkonsumsi makanannya, lakukan kembali


penimbangan sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh
responden.

Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan sebelum


dikonsumsi dikurangi dengan sisa makanan yang tidak dikonsumsi.

Tentukan jenis bahan makanan dari makanan yang dikonsumsi


oleh
responden.
Tentukan faktor konversi matang-mentah untuk setiap bahan
makanan.

Tentukan berat mentah dari bahan


makanan.

Lakukan analisa nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh responden.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 4.1 Hasil Formulir Food Weighing
Waktu Nama hidangan Berat Sisa Jumlah Faktor Faktor Bahan Berat
Makan masak makanan makanan Konversi Konversi makanan mentah
(gram) (gram) yang mentah Penyerapan bahan
(1) dikonsumsi masak Minyak makanan
(2) (3) (gram) (6) (7) (8) (gram)
(4) (5) (9)
Malam Nasi 152 0 125 0,4 - Beras 60,8
19.00 Ikan Nila Goreng 105 62 43 1,5 4% Ikan Nila 157,5
Minyak 4,2
Goreng
Sayur Bening 53 0 53 1,1 - Bayam 58,3
Labu -
Kuning
Pepaya 67 0 67 - - Pepaya 67

Nama Responden : Marsha Dewi Belva Kode Responden


: Pengumpul data : Indira Ekayati
Hari/ Tanggal : Rabu/ 17 Februari 2020

B. Pembahasan
Metode survei konsumsi pangan yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah dengan metode survei konsumsi pangan individu, yaitu metode
penimbangan makan (Food Weighing). Metode penimbangan makanan adalah
metode SKP yang fokusnya pada penimbangan makanan dan minuman
terhadap subjek, yang akan dan sisa yang telah dikonsumsi dalam sekali
makan. Penimbangan makanan dan minuman adalah dalam bentuk makanan
siap konsumsi. Makanan yang ditimbang adalah makanan yang akan dimakan
dan juga sisa makanan yang masih tersisa. Jumlah makanan yang dikonsumsi
adalah selisih antara berat makanan awal dikurangi berat makanan sisa.
Metode ini memerlukan persiapan yang sempurna dengan subjek.
Disini saya melakukan food weighing, yaitu hari Rabu, 17 Februari
2021. Dari hasil formulir food weighing pada subjek, yaitu subjek
mengkonsumsi makan malam pukul 19.00 WITA. Hidangan yang dikonsumsi
responden yaitu nasi putih, ikan nila goreng, sayur bening, dan buah pepaya.
Berat masak yang ditimbang sesaat sebelum dimakan responden, yaitu
nasi putih : 152 gram, ikan nila goreng : 105 gram, sayur bening 53 gram, dan
buah pepaya 67 gram.
Sisa makanan adalah berat makanan yang tidak dikonsumsi oleh
subjek. Sisa makanan ditimbang setelah makanan dikonsumsi oleh subjek.
Makanan yang bersisa adalah ikan nila goreng : 62 gram, sedangkan makanan
yang lainnya dikonsumsi sampai habis.
Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan sebelum
dikonsumsi dikurangi dengan sisa makanan. Jumlah makanan yang
dikonsumsi adalah sebagai berikut :
1) Nasi = 152 – 0 = 152 gram
2) Ikan Nila goreng = 105 – 62 = 43 gram
3) Sayur Bening = 53 – 0 = 53 gram
4) Pepaya = 67 – 0 = 67 gram
Jumlah makanan yang dikonsumsi oleh subjek, yaitu nasi : 152 gram, ikan
nila goreng : 43 gram, sayur bening : 53 gram, dan pepaya : 67 gram.
Faktor konversi matang mentah diisi dengan factor konversi berat
matang mentah yang diperoleh dari daftar faktor konversi berat matang
mentah yang keluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 dalam Buku
Pedoman Konversi Berat MatangMentah Berat Dapat Dimakan (BDD) Dan
Resep Makanan Siap Saji dan Jajajan. Daftar konversi mentah matang, yaitu
nasi putih : 0,4, ikan nila goreng : 1,5, sayur bening (bayam dan labu kuning) :
1,1, dan pepaya : - (karena dikonsumsi langsung tanpa proses pengolahan atau
pemasakan).
Persentase penyerapan minyak diisi dengan persentase penyerapan
minyak dari makanan yang digoreng. Persentase penyerapan minyak dapat
diperoleh dari Daftar penyerapan minyak goreng yang keluarkan oleh
Kementerian Kesehatan tahun 2014 dalam Buku Pedoman Perkiraan Jumlah
Garam Dan Penyerapan Minyak Goreng.
Jumlah serapan minyak = persentase serapan x berat matang
Persentase minyak untuk ikan nila goreng adalah 4%. Jumlah minyak terserap
pada ikan nila goreng adalah sebagai berikut :
4% x 105 gram = 4,2 gram
Jumlah serapan minyak goreng pada ikan nila goreng adalah 4,2 gram.
Bahan makanan diisi dengan bahan makanan yang digunakan dalam
hidangan. Hidangan subjek terdapat beberapa bahan makanan adalah sebagai
berikut :
1) Nasi putih : beras
2) Ikan nila goreng : ikan nila dan minyak goreng
3) Sayur bening : bayam dan labu kuning
4) Pepaya.
Berat mentah bahan makanan diperoleh dengan mengalikan berat
matang dikalikan faktor konversi matang mentah.
Berat mentah = berat matang x faktor konversi
1) Nasi putih : beras
Berat mentah beras = 152 x 0,4 = 60,8 gram
2) Ikan nila goreng : ikan nila
Berat mentah ikan nila = 105 x 1,5 = 157,5 gram
3) Sayur Bening : bayam dan labu kuning
Berat mentah bayam : 53 x 1,1 = 58,3 gram
4) Pepaya = 67 gram
Dari hasil food weighing, perhitungan nilai gizi diperoleh dari nutri
2008. Pada makan malam subjek didapatkan nilai gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh subjek, yaitu energy sebesar 394,7 kcal, protein hewani : 6,9
gram, protein nabati : 4,9 gram, lemak : 5,4 gram, karbohidrat : 73,6 gram,
kalsium (Ca) : 125,6 mg,besi (Fe) : 4,3 mg, vitamin A : 4762,0 I, vitamin C :
90,1 mg.
BAB V
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Metode food weighing atau metode penimbangan adalah metode
survey konsumsi pangan yang dilakukan dengan cara menimbang makanan
yang dikonsumsi oleh responden. Hasil penimbangan adalah penimbangan
makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan makanan sisa yang tidak
dikonsumsi. Penimbangan makanan dilakukan dengan menggunakan
timbangan makanan dan dicatat dalam satuan gram dengan tujuan mengetahui
bobot makanan yang dikonsumsi. Dari hasil di atas didapatkan jumlah
makanan yang dikonsumsi responden, yaitu nasi : 125 gram, ikan nila goreng :
43 gram, sayur bening: 53 gram, dan pepaya 67 gram. Nilai gizi yang didapat
dari makan malam responden, yaitu energy sebesar 394,7 kcal, protein hewani
: 6,9 gram, protein nabati : 4,9 gram, lemak : 5,4 gram, karbohidrat : 73,6
gram, kalsium (Ca) : 125,6 mg,besi (Fe) : 4,3 mg, vitamin A : 4762,0 I,
vitamin C : 90,1 mg.

B. Saran
Disarankan agar petugas lebih teliti dalam menimbang dan mencatat
makanan yang dikonsumsi. Disarankan untuk subyek agar memenuhi kebutuh
sehari-hari sesuai pedoman gizi seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Edisi 2, EGC. Jakarta.


Sirajuddin, dkk. 2018. Bahan Ajar Gizi Survey Konsumsi Pangan. Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Jakarta.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Penimbangan


Nama pangan (makanan,
minuman, bahan makanan) Ukuran Rumah Tangga Berat (gram)
Nasi putih (beras) 1 porsi sedang 152

Ikan nila goreng ( ikan nila dan minyak 1 potong bagian kepala 105
goreng)
Sayur Bening ( bayam dan labu kuning) 2 sendok sayur 53

Pepaya 5 potong dadu 67


Lampiran 2. Dokumentasi

Makan malam Responden Berat masak nasi

Berat masak ikan nila goreng Berat masak sayur bening

Berat masak pepaya Sisa makanan responden


Berat sisa makanan ikan nila goreng

Anda mungkin juga menyukai