Anda di halaman 1dari 4

SURVEY KONSUMSI PANGAN

“ESTIMASI DAN ANALISIS HASIL SURVEI KONSUMSI PANGAN”

Dosen Pengampu: Nila Susanti, SKM, MPH

Disusun Oleh :

Alvionita Putri N.H PO6231320232

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA


KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PALANGKA RAYA

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI & DIETETIKA

2022
ESTIMASI DAN ANALISIS HASIL SURVEI KONSUMSI PANGAN

Estimasi dan analisis hasil survey konsusmsi pangan ada beberapa metode :

1. Metode kualitatif

\Metode yang bersifat kualitatif biasa nya untuk mengetahui frekuensi

makanan,frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaan
makan (food habit) serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut.

Metode pengukkuran konsumsi makanan bersifat kualitatif antara lain :

 metode frekuensi makanan (food frequency) -metode dietary history

 metode telpon

 metode pendaftaran makanan (food list)

2. Metode kuantitatif

Metode kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang

dikonsumsi sehinggadapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan daftar konposisi bahan
makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti daftar ukuran rumah tangga (URT),daftar
konversi mentah-masak (DKMM) dan daftar penyerapan minyak.

 metode recall 24 jam

 perkiraan makanan (estimated food records)

 penimbangan makanan (food weighing)

 metode food account

 metode inventaris (investory methods)

 pencatatan (household food record)


Teknik estimasi berat pangan dapat dilakukan dengan cara:

1. Menggunakan resep makanan generic


Berbagai masakan mempunyai konsekuensi resep yang berbeda-beda yang dapat
berpengaruh pada hasil survey konsumsi pangan. Akan ada kesulitan saat menguraikan
bahan makanan yang digunakan dalam setiap resep yang berbeda. Bila tidak ditemukan
resep tersebut, maka perlu menggunakan resep generic. Resep generic yang dimaksud
adalah resep yang didapatkan dari buku resep makanan.
2. Penggunaan faktor konversi berat pangan matang-mentah
Konversi matang-mentah adalah faktor yang dapat digunakan untuk mengkonversikan
berat makanan yang matang menjadi berat makanan yang mentah.
3. Perhitungan berat yang dapat dimakan (BDD)
BDD adalah bagian bahan makanan yang dapat dimakan baik pada keadaan mentah
maupun matang. Perhitungan BDD dapat dilakukan dari bahan mentah dan matang.
Apabila bahan dalam keadaan mentah dan bersih, maka tidak perlu dihitung BDD karena
semua bahan mentah tersebut dapat langsung dikonsumsi begitu juga sebaliknya.
4. Perhitungan penyerapan minyak goreng yang digunakan atau yang dikonsumsi
Data konversi penyerapan minyak diperlukan untuk memprediksi jumlah minyak yang
terserap dalam makanan akibat proses pemasakan. Perhitungan tersebut dapat dilakukan
pada makanan yang digoreng atau ditumis dengan menggunakan minyak goreng,
margarin, atau mentega.

Analisis data hasil survey konsumsi pangan secara manual dapat dilakukan menggunakan
daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau table komposisi pangan (TKPI). Daftar
komposisi bahan makanan (DKBM) adalah buku yang berisi table kandungan energy dan zat gizi
tiap 100 gram bahan makanan yang dapat dimakan. Dalam DKBM menyediakan informasi
kandungan energy, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A, vitamin B1,
dan C, serta air per 100 gram bahan yang dapat dimakan. Tabel komposisi pangan Indonesia
(TKPI) menyajikan data kandungan zat gizi yang lebih lengkap dari DKBM. Selain itu, jenis
bahan makanan juga ditambah dengan makanan yang dimasak.
Analisis data hasil survey konsumsi pangan secara komputerisasi yaitu menggunakan
aplikasi program computer yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses
analisis. Nutrisurvey biasa digunakan ahli gizi atau ahli pangan untuk menganalisis pangan hasil
survey konsumsi secara cepat dan sekaligus untuk menentukan kebutuhan energi dan zat gizi
bersadarkan umur, aktivitas fisik, dan jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai