Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alvionita Putri Nur Halliza

NIM : PO6231320232

Pembahasan Biokimia

Tes urine atau urinalisis adalah prosedur untuk memeriksa kondisi visual, kimiawi, dan
mikroskopik urine. Pemeriksaan ini dilakukan untuk beragam tujuan, mulai dari mendeteksi
penyakit atau kondisi hingga memantau efektivitas pengobatan.

Urine merupakan cairan yang diekskresikan oleh ginjal kemudian akan dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul
sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan menjaga hemeostatis cairan tubuh sebagian
pembuangan cairan tubuh melalui eksresi urine (Murray dan Robert, 2003). Urine disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh
melalui uretra.

Analisis kimiawi adalah jenis analisis pada tes urine yang bertujuan untuk mendeteksi zat-zat
kimia apa saja yang ada di dalam urine beserta kadarnya. Salah satu cara yang paling cepat dan
mudah untuk mengetahui zat kimia yang terdapat di dalam urine adalah melalui tes strip.

 Bilirubin adalah zat yang terbentuk secara normal dari proses penguraian sel darah merah
di dalam tubuh. Zat inilah yang memberikan warna kuning pada tinja dan urine.
Tujuan : Untuk mengetahui bilirubin dalam urine.
Prinsip : Bilirubin dalam urine akan dipekatkan di dalam tabung melalui centrifugasi
kemudian fosfat dipresipitatkan dengan larutan BaCl 10%, biliverdin yang terkumpul
akan dioksidasi menjadi biliverdin oleh reagen fouchet membentuk biliverdin berwarna
biru kehijauan.
 Urobilin atau urobilinogen adalah zat hasil pemecahan dari bilirubin. Zat ini digunakan
untuk membantu memecahkan sel darah merah yang sudah tidak digunakan lagi.
Biasanya urobilin akan ikut terbuang bersama dengan feses. Beberapa bagian dari
urobilin juga akan masuk ke dalam pembuluh darah lalu dibuang ke ginjal.
 pemeriksaan keton uria adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya keton di dalam
urin. Keton merupakan hasil metabolism lemak, terdiri dari aseton, asam asetoasetat, dan
asam betahidroksibutirat.
 Pemeriksaan Benda Keton Urine Metode Gerhardt. Tujuan : Untuk mengetahui benda
keton dalam urine terutama asam aseto asetat. Prinsip : Reaksi antara asam aseto asetat
dengan ferri klorida akan membentuk zat berwarna anggur port (merah coklat).
 Pemeriksaan Darah Samar : Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan
baik oleh iritasi ringan maupun kanker yang serius. Bila perdarahannya banyak, bisa
terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna
kehitaman (melena). Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak
merubah penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan
petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya. Manfaat Pemeriksaan:
Pemeriksaan untuk mendeteksi darah samar. Menunjukkan alergi, kelainan asmatik dan
gangguan parasitik.
1) metode Asam Sulfosalisyl 20%
Interpretasi hasil :
(-) tidak ada keruhan
(+) ada kekeruhan ringan tanpa butiran
(+2) kekeruhan mudah dilihat dan tampak butiran
(+3) kekeruhan jelas dan berkeping-keping
(+4) sangat keruh dan bergumpal
2) metode Asam Asetat 6%
Interpretasi hasil :
(-) tidak ada keruhan
(+) ada kekeruhan ringan tanpa butiran
(+2) kekeruhan mudah dilihat dan tampak butiran
(+3) kekeruhan jelas dan berkeping-keping
(+4) sangat keruh dan bergumpal
3) metode Benedict
Interpretasi hasil :
(-) Biru/hijau jernih tanpa endapan
(+) Hijau kuning agak keruh
(++) Kuning kehijauan dengan endapan kuning
(+++) Kuning kemerahan, endapan kuning merah
(++++) Merah jingga sampai merah bata
4) metode Fehling
Interpretasi hasil :
(-) Biru/hijau jernih tanpa endapan
(+) Hijau kuning agak keruh
(++) Kuning kehijauan dengan endapan kuning
(+++) Kuning kemerahan, endapan kuning merah
(++++) Merah jingga sampai merah bata
a) pemeriksaan Bilirubin metode Harison
Interpretasi hasil : (negatif)
(-) Tidak terjadi perubahan warna
(+) Terbentuk warna hijau yang semakin lama semakin jelas
b) pemeriksaan Urobilin metode Schlesing
Interpretasi hasil : (negatif)
(+) Adanya florecensi hijau terang
(-) Tidak muncul florecensi hijau
c) pemeriksaan Urobilinogen metode Erlich
Interpretasi hasil : (negatif)
(+) Terbentuk warna merah
(-) Tidak terbentuk warna merah
d) pemeriksaan benda keton metode Schlesinger
Interpretasi hasil : (positif)
(+) Terjadi cincin ungu kemerahan
(-) Tidak ada perubahan
e) pemeriksaan benda keton metode Gerhardt
Interpretasi hasil :
Hasil tes Gerhardt :
(+) Terbentukwarna merah coklat
(-) Tidak ada perubahan
Hasil positif palsu :
Tes Gerhardt (+), dengan urine yang dipanasi (+)
Hasil positif sejati :
Tes Gerhardt (+), dengan urine yang dipanasi (-)
f) pemeriksaan Darah Samar Bensidine Basa
Interpretasi hasil :
(-) Tidak ada perubahan atau warna samar hijau
(+1) Hijau
(+2) Biru bercampur hijau
(+3) Biru
(+4) Biru tua

Anda mungkin juga menyukai