Anda di halaman 1dari 23

FOOD WEIGHING

(Penimbangan Makanan)
KELOMPOK VI :
Eko Ngulandari Asih (1023181038)
Aldhena Rizka Amelia (1023181034)
Nurma (1023181042)
I. PENDAHULUAN
 Metode Survey Konsumsi Pangan (SKP) menurut
sasarannya dapat dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: Metode SKP Individu dan Metode SKP
Kelompok.
 Yang termasuk metode SKP Individu yaitu metode
recall konsumsi 24 jam (Food Recall 24 Hours),
Penimbangan Makanan (Food Weighing),
Pencatatan Makanan (Food Record), dan Riwayat
Makanan (Dietary History).
Lanjutan…

 Metode SKP yang digolongkan ke dalam metode


kelompok yaitu metode Frekuensi Makan (Food
Frequency Questionnaire), Pencatatan Jumlah
Makanan (Food Account) dan Neraca Bahan
Makanan (Food Balance Sheet).
II. DEFINISI
Food Weighing
 Adalah metode SKP yang fokusnya pada penimbangan makanan
dan minuman terhadap subjek, yang akan dan sisa yang telah
dikonsumsi dalam sekali makan.
 Penimbangan makanan dan minuman adalah dalam bentuk
makanan siap konsumsi.
 Makanan yang ditimbang adalah makanan yang akan dimakan
dan juga sisa makanan yang masih tersisa.
 Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah selisih antara berat
makanan awal dikurangi berat makanan sisa.
Lanjutan…
 Penimbangan makanan dilakukan dengan menggunakan
timbangan makanan dan dicatat dalam satuan gram dengan
tujuan mengetahui bobot makanan yang dikonsumsi.
 Metode penimbangan merupakan metode SKP yang paling akurat
dalam memperkirakan asupan makanan dan zat gizi yang biasa
dikonsumsi oleh individu.
 Penimbangan makanan sebaiknya dilakukan dalam setiap kali
waktu makan selama periode yang ditentukan.
 Penimbangan makanan dilakukan untuk setiap jenis makanan
yakni bahan makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan.
III. LANGKAH-LANGKAH
Food Weighing
1. Menimbang makanan yang akan dikonsumsi dan mencatat dalam
formulir yang telah disediakan.
2. Setelah responden mengkonsumsi makanannya, lakukan kembali
penimbangan sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh
responden.
3. Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan
sebelum dikonsumsi dikurangi dengan sisa makanan yang tidak
dikonsumsi.
4. Tentukan jenis bahan makanan dari makanan yang dikonsumsi
oleh responden.
Lanjutan…
5. Tentukan faktor konversi matang-mentah untuk setiap bahan
makanan.
6. Tentukan berat mentah dari bahan makanan.
7. Lakukan analisa nilai gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh
responden.
IV. KELEBIHAN
Metode Food Weighing
1. Merupakan metode yang dapat dijadikan gold standar dalam
Survey Konsumsi Pangan (SKP).
2. Hasil dari metode penimbangan paling akurat dibandingkan
dengan metode lainnya.
3. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan ingatan
responden karena metode ini tidak tergantung kepada daya
ingat responden.
4. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan
responden dalam menjelaskan ukuran porsi makanan yang
dikonsumsi.
Lanjutan…
5. Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan pewawancara
atau pengumpul data dalam melakukan estimasi ukuran porsi yang
dikonsumsi oleh responden.
6. Dapat mengurangi bias yang disebabkan perbedaan persepsi antara
responden dengan pewawancara atau pengumpul data.
7. Dapat digunakan untuk mendukung interpretasi data laboratorium,
data antropometri dan data klinis.
8. Pengukuran yang dilakukan selama beberapa hari dapat
menggambarkan asupan sehari-hari responden.
9. Lebih tepat dilakukan untuk tempat khusus seperti institusi tempat
kerja, perusahaan, panti social, lembaga pemasyarakatan dimana
seseorang tinggal bersama-sama.
V. KEKURANGAN
Metode Food Weighing

1. Memerlukan waktu untuk pengumpulan data yang lebih lama,


karena semua makanan yang dikonsumsi oleh responden dan
makanan sisa yang tidak dikonsumsi oleh responden harus
dilakukan penimbangan sesaat sebelum dikonsumsi dan sesaat
sesudah responden mengkonsumsi makanannya.
2. Memerlukan tenaga yang lebih banyak untuk melakukan metode
ini karena harus melakukan penimbangan makanan responden.
3. Memerlukan alat khusus yang harus disediakan oleh peneliti
atau pengumpul data seperti timbangan makanan, formulir
penimbangan, alat tulis dan beberapa peralatan lainnya.
Lanjutan…
4. Responden dapat merubah kebiasaan makan sehari-hari,
terutama pada penimbangan yang dilakukan selama beberapa
hari.
5. Kurang cocok diterapkan pada masyarakat luas.
VI. FORMULIR
Food Weighing
VII.TEKNIS PENGISIAN FORMULIR
Food Weighing
1. Waktu Makan
Waktu makan diisi dengan waktu responden mengkonsumsi makanan,
misalnya pagi, siang atau malam. Dapat juga diisi dengan keterangan
jam misalnya 07.00, 10.00, 12.00, dst.
2. Nama Hidangan
Diisi dengan nama makanan yang dikonsumsi oleh responden
misalnya nasi goreng, telur dadar, tempe bacem, sayur kangkung,
dll.
3. Berat Masak
Diisi dengan berat makanan yang akan dikonsumsi oleh responden.
Ditimbang sesaat sebelum disajikan pada responden. Ditulis dalam
satuan gram.
Lanjutan…
4. Sisa Makanan
Adalah berat makanan yang tidak dikonsumsi oleh responden,
ditimbang setelah makanan dikonsumsi responden. Jika semua
makanan yang dihidangkan habis, maka sisa makanan adalah 0 gram.
5. Jumlah Makanan Yang Dikonsumsi
Adalah berat makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan sisa
makanan dan ditulis dalam satuan gram.
6. Faktor Konversi Matang Mentah
Diisi dengan faktor konversi berat matang mentah yang bisa
diperoleh dari daftar faktor konversi berat matang mentah yang
dikeluarkan oleh Kemenkes tahun 2014 dalam buku Pedoman
Konversi Berat Matang-Mentah Berat Dapat Dimakan (BDD) Dan
Resep Makanan Siap Saji dan Jajanan.
Lanjutan…

7. Persentase Penyerapan Minyak


Diisi dengan persentase penyerapan minyak dari
makanan bisa diperoleh dari daftar penyerapan
minyak goreng yang dikeluarkan oleh Kemenkes
tahun 2014 dalam buku Pedoman Perkiraan Jumlah
Garam Dan Penyerapan Minyak Goreng.

Jumlah serapan minyak = persentase serapan x berat


matang
Daftar persentase penyerapan minyak dapat dilihat
1. Bahan Makanan
Diisi dengan bahan makanan yang digunakan dalam hidangan.
Jika di dalam hidangan terdapat beberapa bahan, diuraikan
bahan makanan yang terdapat dalam hidangan tersebut.
2. Berat Mentah Bahan Makanan
Diisi dengan berat mentah bahan makanan. Berat mentah bahan
makanan diperoleh dengan mengalikan berat matang dikalikan
faktor konversi matang mentah.

Berat mentah = Berat matang x Faktor konversi


CONTOH CARA MENGISI FORMULIR
Food Weighing

Berat makanan sebelum dikonsumsi adalah sebagai berikut:


1. Nasi putih = 100 gram
2. Telur goreng = 50 gram
3. Tahu goreng = 80 gram
4. Bening bayam = 100 gram
5. Pepaya = 130 gram
Sisa makanan tersebut:
1. Nasi putih = 20 gram
2. Bening bayam = 30 gram
Penyerapan Minyak
= Persentase serapan x berat matang
(lihat dari buku Pedoman Perkiraan Jumlah Garam
dan Penyerapan minyak goreng)
1. Pada telur goreng = 8/100 x 50 gram = 4 gram
2. Pada tahu goreng = 5/100 x 80 gram = 4 gram
Berat Mentah Bahan Makanan
= Berat matang x Faktor konversi
(faktor konversi dilihat dalam buku Pedoman Konversi Berat Matang-
Mentah Berat Dapat Dimakan (BDD) Dan Resep Makanan Siap Saji
dan Jajanan)
1. Nasi putih : beras
Berat mentah beras = 100 x 0,4 = 32 gram
2. Telur Goreng : telur
Berat mentah telur = 50 x 0,9 = 45 gram
3. Tahu goreng : Tahu
Berat mentah tahu = 80 x 1,1 = 88 gram
4. Bening bayam : bayam
Berat mentah bayam = 70 x 1,1 = 77 gram
5. Pepaya = 130 gram
(karena dikonsumsi langsung tanpa proses pengolahan atau
pemasakan jadi nilainya sama dengan berat awal sebelum
dikonsumsi).

Anda mungkin juga menyukai