Anda di halaman 1dari 18

FOOD WEIGHING

METODE PENIMBANGAN MAKANAN

• Topik 1 : Metode fo o d weig h in g


• Topik 2 : Menimbang berbagai golongan
bahan makanan

C R E A T E D B Y :
I R M A , S K M . , M . K e s

3
Metode food weighing atau metode penimbangan adalah metode survei konsumsi pangan yang dilakukan dengan cara
menimbang makanan yang dikonsumsi oleh responden.

Hasil penimbangan adalah penimbangan makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan makanan sisa yang tidak
dikonsumsi.  menggunakan TIMBANGAN MAKANAN dan dicatat dalam satuan gram

Untuk mendapatkan hasil penimbangan dengan akurasi dan presisi tinggi, sebaiknya menggunakan TIMBANGAN
DIGITAL dengan ketelitian 1 gram. Ketelitian yang tinggi dapat mendeteksi perubahan berat makanan yang tidak terlalu
besar
Metode penimbangan  metode survei konsumsi pangan yang paling AKURAT dalam memperkirakan asupan
makanan dan zat gizi yang biasa dikonsumsi oleh individu. Jumlah konsumsi lebih akurat karena jumlah
makanan yang dikonsumsi oleh responden ditimbang secara langsung.

Penimbangan makanan sebaiknya dilakukan dalam SETIAP KALI WAKTU MAKAN selama periode yang
ditentukan. Penimbangan makanan dilakukan untuk setiap jenis makanan yakni bahan makanan pokok, lauk
pauk, sayuran dan buah-buahan.
LANGKAH-LANGKAH
FOOD WEIGHING
1
• Menimbang makanan yang akan
dikonsumsi dan mencatat dalam
formulir yang telah disediakan.
2
• Setelah responden mengkonsumsi
makanannya, lakukan kembali
penimbangan sisa makanan yang
tidak dikonsumsi oleh responden. 3
• Jumlah makanan yang dikonsumsi
adalah berat makanan sebelum
dikonsumsi dikurangi dengan sisa
makanan yang tidak dikonsumsi
Tentukan jenis bahan makanan dari makanan yang 4
dikonsumsi oleh responden.

5
• Tentukan faktor konversi matang-
mentah untuk setiap bahan
makanan.
6
• Tentukan berat mentah dari bahan
makanan.

7
• Lakukan analisa nilai gizi dari
makanan yang dikonsumsi oleh
responden.
KELEBIHAN FOOD WEIGHING
1) Metode yang dapat dijadikan GOLD STANDAR dalam survei konsumsi pangan.
2) Hasil paling AKURAT dibandingkan dengan metode lainnya.
3) Dapat MENGURANGI BIAS yang berasal dari keterbatasan ingatan responden
4) Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan responden dalam menjelaskan UKURAN PORSI
MAKANAN yang dikonsumsi.
5) Dapat mengurangi bias yang berasal dari keterbatasan pewawancara atau pengumpul data dalam
melakukan ESTIMASI UKURAN porsi yang dikonsumsi oleh responden.
6) Dapat mengurangi bias yang disebabkan PERBEDAAN PERSEPSI antara responden dengan
pewawancara atau pengumpul data.
7) Dapat digunakan untuk mendukung INTERPRETASI DATA LABORATORIUM, data antropometri dan data
klinis.
8) Menggambarkan ASUPAN SEHARI-HARI responden.
9) Lebih tepat dilakukan untuk TEMPAT KHUSUS seperti institusi tempat kerja, perusahaan, panti sosial,
lembaga kemasyarakatan dimana seseorang tinggal bersama-sama.
KELEMAHAN FOOD WEIGHING
Waktu
pengumpulan data
LAMA

Kurang cocok pd TENAGA lebih


masyarakat luas banyak

Responden dpt
ALAT khusus yg
merubah kebiasan
digunakan
makan
Contoh formulir food weighing
Penjelasan pengisian formulir food weighing

1. Waktu makan 5. Jumlah makanan yang dikonsumsi


Waktu makan diisi dengan waktu responden mengkonsumsi Berat makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan sisa
makanan, misalnya pagi, siang atau malam. Waktu makan makanan. Jumlah makanan yang dikonsumsi ditulis dalam
dapat juga diisi dengan keterangan jam misalnya 07.00, 10.00, satuan gram.
12.00, 15.00, 19.00.
6. Faktor konversi matang mentah
2. Nama Hidangan Faktor konversi berat matang mentah yang bisa diperoleh
Nama hidangan diisi dengan nama makanan yang dikonsumsi dari daftar faktor konversi berat matang mentah yang
oleh responden misalnya Nasi Goreng, Telur Dadar, Tempe keluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 dalam
Bacem, Sayur Kangkung, dan lain-lain. Buku Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah Berat
Dapat Dimakan (BDD) Dan Resep Makanan Siap Saji dan
3. Berat Masak Jajajan.
Berat masak diisi dengan berat makanan yang akan dikonsumsi
oleh responden. Ditimbang sesaat sebelum disajikan pada 7. Persentase penyerapan minyak
responden. Berat makanan ditulis dalam satuan gram. Persentase penyerapan minyak dari makanan bisa
diperoleh dari daftar penyerapan minyak goreng yang
4. Sisa Makanan keluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 dalam
Sisa makanan adalah berat makanan yang tidak dikonsumsi Buku Pedoman Perkiraan Jumlah Garam Dan Penyerapan
oleh responden. Sisa makanan ditimbang setelah makanan Minyak Goreng.
dikonsumsi responde
8. Bahan makanan
Bahan makanan diisi dengan bahan makanan yang digunakan
dalam hidangan. Jika di dalam hidangan terdapat beberapa Jumlah serapan minyak = persentase serapan x
bahan, diuraikan bahan makanan yang terdapat dalam berat matang
hidangan tersebut.

9. Berat mentah bahan makanan


Berat mentah bahan makanan diisi dengan berat mentah
Berat mentah = berat matang x faktor konversi
bahan makanan. Berat mentah bahan makanan diperoleh
dengan mengalikan berat matang dikalikan faktor konversi
matang mentah.
CONTOH
Seorang Ahli Gizi (Annisa) ingin mengetahui asupan zat gizi
sarapan pagi dari Mahasiswa (Rafly M) yang tinggal di Ahli gizi melakukan penimbangan semua makanan
Asrama Perguruan Tinggi tempat Mahasiswa tersebut atau hidangan tersebut menggunakan timbangan
menimba ilmu. Annisa melakukan metode food weighing digital sehingga diperoleh berat makanan tersebut
untuk mengukur asupan energi, karbohidrat, protein dan sebelum dikonsumsi sebagai berikut:
lemak pada tanggal 15 Jan 2018. Sarapan pagi di Asrama 1. Nasi putih : 100 gram
tersebut disediakan sekitar jam 07.00 WIB. Menu sarapan 2. Telur goreng : 50 gram
mahasiswa pada saat ahli gizi melakukan pengambilan 3. Tahu goreng : 80 gram
data adalah sebagai berikut: 4. Bening bayam : 100 gram
1. Nasi putih 5. Pepaya : 130 gram
2. Telur goreng
3. Tahu goreng
4. Bening bayam
5. Pepaya
L A N J U T. .
Setelah Mahasiswa mengkonsumsi sarapannya,
sebagian dari hidangan atau makanan tersebut
ada yang habis dan sebagian masih ada
sisanya. Makanan yang tidak bersisa adalah
telur goreng, tahu goreng dan pepaya.
Sedangkan nasi putih dan bening bayam masih
bersisa. Untuk mengetahui berat makanan sisa,
maka Ahli Gizi melakukan penimbangan
terhadap makanan sisa tersebut dengan berat
makanan sisa sebagai berikut:
1. Nasi putih : 20 gram
2. Bening bayam : 30 gram
Penjelasan pengisian formulir food weighing

1. Waktu makan
Waktu makan diisi dengan waktu responden mengkonsumsi makanan, yaitu jam 07.00 WIB.
2. Nama hidangan
Nama hidangan diisi dengan nama makanan yang dikonsumsi oleh responden yaitu nasi putih, telur goreng, tahu goreng,
bening bayam, pepaya.
3. Berat Masak
Berat masak diisi dengan berat makanan yang akan dikonsumsi oleh responden. Ditimbang sesaat sebelum disajikan pada
responden, nasi putih : 100 gram; telur goreng: 50 gram, tahu goreng : 80 gram; bening bayam: 100 gram dan pepaya : 130
gram.
4. Sisa Makanan
Sisa makanan adalah berat makanan yang tidak dikonsumsi oleh responden. Sisa makanan ditimbang setelah makanan
dikonsumsi responden. Makanan yang bersisa adalah nasi putih : 20 gram dan bening bayam : 30 gram, sedangkan makanan
yang lainnya dikonsumsi sampai habis.
5. Jumlah makanan yang dikonsumsi
Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah berat makanan sebelum dikonsumsi dikurangi dengan sisa makanan.
Jumlah makanan yang dikonsumsi adalah sebagai berikut :
a. Nasi putih = 100 – 20 = 80 gram
b. Telur goreng = 50 -0 = 50 gram
c. Tahu goreng = 80 -0 = 80 gram
d. Bening bayam = 100 – 30 = 70 gram
e. Pepaya = 130 -0 = 130 gram.
Penjelasan pengisian formulir food weighing

6. Faktor konversi matang mentah


Faktor konversi berat matang mentah yang bisa diperoleh dari daftar faktor konversi berat matang mentah yang keluarkan
oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 dalam Buku Pedoman Konversi Berat Matang-Mentah Berat Dapat Dimakan (BDD)
Dan Resep Makanan Siap Saji dan Jajajan. Daftar konversi mentah matang adalah sebagai berikut :
a. Nasi putih : 0,4
b. Telur goreng : 0,9
c. Tahu goreng : 1,1
d. Bening bayam : 1,1
e. Pepaya : - (karena dikonsumsi langsung tanpa proses pengolahan atau pemasakan).

7. Persentase penyerapan minyak


Persentase penyerapan minyak diisi dengan persentase penyerapan minyak dari makanan yang digoreng. Persentase
penyerapan minyak dapat diperoleh dari Daftar penyerapan minyak goreng yang keluarkan oleh Kementerian Kesehatan
tahun 2014 dalam Buku Pedoman Perkiraan Jumlah Garam Dan Penyerapan Minyak Goreng.
Jumlah serapan minyak = persentase serapan x berat matang
Persentase minyak untuk telur ayam goreng adalah 8% dan untuk tahu goreng adalah 5%. Jumlah minyak terserap adalah
sebagai berikut.
a. Jumlah minyak terserap untuk telur goreng
8/100 x 50 gram = 4 gram
b. Jumlah minyak terserap untuk tahu goreng
5/100 x 80 gram = 4 gram.
Penjelasan pengisian formulir food weighing

8. Bahan makanan
Bahan makanan untuk menu sarapan di atas adalah:
a. Nasi putih : beras
b. Telur goreng : telur dan minyak
c. Tahu goreng : tahu dan minyak
d. Bening bayam : bayam dan air (air tidak ditulis karena tidak mengandung kalori)
e. Pepaya.

9. Berat mentah bahan makanan


Berat mentah bahan makanan diperoleh dengan mengalikan berat matang dikalikan faktor konversi matang mentah.
Berat mentah = berat matang x faktor konversi
Berat mentah = 50 x 0,9 = 45 gram
a. Nasi putih : beras
b. Berat mentah beras = 100 x 0,4 = 32
c. Telur goreng : telur
d. Berat mentah telur = 50 x 0,9 = 45 gram
e. Tahu goreng : tahu
f. Berat mentah tahu = 80 x 1,1 = 88
g. Bening bayam : bayam
h. Berat mentah bayam = 70 x 1,1 = 77
i. Pepaya = 130 gram
DAFTAR FAKTOR KONVERSI BERAT MATANG-MENTAH:
SEREALIA, UMBI DAN HASIL OLAHNYA
DAFTAR FAKTOR KONVERSI BERAT MATANG-MENTAH: TELUR,
DAGING, IKAN
THANKS

Anda mungkin juga menyukai