Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN DAYA TERIMA PASIEN

A. Daya Terima Pasien

Daya terima makanan adalah kemampuan seseorang dalam menghabiskan

makanan. Daya terima makanan secara umum dapat dilihat dari jumlah makanan

yang dikonsumsi dan daya terima makanan juga dapat dinilai dari jawaban terhadap

pertanyaan dengan makanan yang dikonsumsi, daya terima makanan yang rendah

akan berdampak buruk oleh status gizi oleh kerena itu daya terima pasien sangat

penting untuk diperhatikan sebagai upaya proses mempercepat kesembuhan.

Untuk mengetahui daya terima dapat dilihat dari sisa makanan yang tidak

dihabiskan. Berikut metode untuk mengetahui banyaknya sisa makanan pasien:

1. Metode Penimbangan

Prinsip dari metode ini adalah mengukur secara langsung berat dari

setiap jenis makanan yang disajikan dan selanjutnya dihitung persentase

berdasarkan rumus berikut:

berat sisa makanan( gr)


Sisamakanan= x 100 %
berat awal makanan(gr)

Pertama adalah menimbang berat awal setiap jenis makanan lalu

menimbang berat sisa jenis makanan, kemudian hasilnya dihitung berdasarkan

rumus diatas. Kelebihan dari metode menimbang ini adalah data yang didapat

lebih akurat daripada metode yang lain, sehingga dapat mengetahui secara

pasti berat sisa setiap jenis makanan yang disajikan. Sedangkan

kekurangannya adalah responden merasa terbebani, tidak praktis, memerlukan


waktu yang lama, memerlukan tempat yang luas, membutuhkan keterampilan

pada saat menimbang makanan.

2. Metode Comstock/Taksiran Visual

Metode ini dilakukan dengan cara menaksir secara visual, banyaknya

sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan. Hasil estimasi

tersebut bisa dalam bentuk berat yang dinyatakan dalam satuan gram atau

bentuk skor dalam skala pengukuran.

Metode taksiram makanan yang dikembangkan oleh comstock

menggunakan 6 point dengan kriteria sebagai berikut:

a. Skala 0 jika makanan habis

b. Skala 1 jika makanan tersisa ¼ porsi

c. Skala 2 jika makanan tersisa 1/2 porsi

d. Skala 3 jika makanan tersisa ¾ porsi

e. Skala 4 jika makanan hanya dikonsumsi sedikit (kira-kira 1 sendok

makan)

f. Skala 5 jika makanan utuh

Metode comstock ini mempunyai kelebihan yaitu, waktu cepat dan

singkat, tidak memerlukan alat yang banyak dan rumit, hemat biaya

dan dapat mengetahui sisa makanan menurut jenisnya. Kekurangan

dari metode ini adalah diperlukan penafsir yang sudah terlatih, teliti,

terampil dan sering terjadi kelebihan atau kekurangan dalam menafsir.


3. Metode Recall

Prinsip dari metode recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah

bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Biasanya

dimulai sejak pagi sebelum wawancara sampai responden istirahat tidur

malam harinya, atau dapat juga dinilai dari waktu saat dilakukan wawancara

mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan data kuantitatif,maka jumlah konsumsi makanan individu

ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (Ukuran Rumah

Tangga) seperti sendok, gelas, piring.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Terima Makanan Pasien

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya daya

terima makanan, antara lain faktor yang berasal dari luar pasien sendiri atau

faktor eksternal dan faktor yang berasal dari dalam pasien atau faktor

internal.

a) Faktor Internal

Pasien yang dirawat dirumah sakit mengalami perubahan karena

memasuki lingkungan yang asing atau berbeda dengan kebiasaan sehari-hari.

Salah satu perubahan yang terjadi yaitu perubahan makanan. Makanan yang

disajikan dirumah sakit berbeda cara, tempat, dan waktu makan jika

dibandingkan dengan makanan yang disajikan dirumah. Semua perubahan

yang terjadi dapat dapat mempengaruhi mental sehingga menghambat

penyembuhan penyakit. Oleh karena itu, keadaan psikis, fisik, dan kebiasaan
makanan pasien harus diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan pasien

di rumah sakit.

1. Keadaan Psikis

Perubahan lingkungan pada pasien yang dirawat di rumah sakit seperti

perubahan makanan dan hadirnya orang-orang baru, misalnya dokter, perawat,

dan paramedis lainnya membuat orang sakit dapat mengalami tekanan

psikologis.

2. Keadaan Fisik

Keadaan fisik pasien menentukan jenis diet dan konsistensi makanan yang

diberikan. Orang sakit dengan keadaan lemah atau keadaan menurun

memerlukan makanan khusus.

3. Kebiasaan Makanan Pasien

Makan sendiri sambil berbaring atau duduk ditempat tidur selama dirawat

dirumah sakit, sedangkan pasien sebelumnya memiliki kebiasaan makan

bersama keluarga menyebabkan pasien merasa benar-benar sakit.

b) Faktor Eksternal

Makanan yang memiliki cita rasa tinggi adalah makanan yang apabila

disajikan akan menyebarkan aroma lezat, penampilan menarik, dan

mempunyai rasa enak. Cita rasa makanan mencakup dua aspek utama,

yaitu penampilan makanan sewaku dihidangkan dan rasa makanan

sewaktu dimakan.

1. Rasa Makanan
Komponen yang berperan dalam penentu rasa makanan yang

disajikan.

a. Aroma makanan

Aroma makanan disebarkan oleh makanan akan menimbulkan

daya tarik yang mampu merangsang indera penciuman sehingga

membangkitkan selera makan.

b. Bumbu masakan dan bahan penyedap

Berbagai macam bumbu yang digunakan untuk mengolah makanan

dapat membangkitkan selera karena memberikan rasa makanan

yang khas.

c. Keempukan makanan

Keempukan makanan selain ditentukan oleh mutu bahan juga

dipengaruhi oleh proses pengolahan. Daging yang dimasak empuk

akan terasa lebih nikmat.

d. Kerenyahan makanan

Kerenyahan makanan adalah makanan yang dimasak menjadi

kering akan tetapi tidak keras jika dimakan

e. Tingkat kematangan

Tingkat kematangan pada setiap masakan memiliki ukuran yang

berbeda-beda

f. Temperatur makanan

Makanan sebaiknya disajikan pada temperatur yang sesuai untuk

jenis makanan tersebut


2. Penampilan makanan

a. Warna makanan

b. Konsistensi atau tekstur makanan

c. Bentuk makanan yang disajikan

d. Porsi makanan

e. Penyajian makanan

Terdapat tiga hal pokok yang perlu diperhatikan saat penyajian makanan, yaitu :

a. Pemilihan alat yang digunakan

b. Cara menyusun makanan dalam tempat penyajian makanan

c. Penghias makanan
HASIL :

Nama Tanggal Jenis Ketepatan diet Ketepatan waktu makan Ketepatan waktu Sisa makanan pagi

Pasien Diet pagi makan siang

Erna 28-29 TKT

Januari P

2020
Afni 29 Januari TKT

Wendra 2020 P
Reny 28-29 TKT

Sapmitha Januari P

2020
Pembahasan :

Jumlah pasien diruang rawat interne wanita (IW) yaitu sejumlah 33 orang.

Dari jumlah pasien tersebut, di dapatkan 4 orang pasien yang berdiet TKTP. 3

diantaranya yaitu, Ibu Erna, Afri Wendra, dan Reny Sapmitha. Selera makan

pasien selama di rumah sakit tetap seperti biasanya. Dan menurut pasien,

makanan yang disajikan rumah sakit rasanya enak, bervariasi dan mempunyai

penampilan yang menarik. Peralatan makan yang digunakan oleh pasien

bersih dan pramusaji melayani pasien dalam keadaan rapi, serta bersikap

ramah dan sopan. Dari beberapa hal diatas, pasien merasa puas dengan

pelayanan gizi dirumah sakit ini.

Berdasarkan waktu pendistribusian makanan, pasien menerima makan

pagi antara pukul 07.00-08.00 WIB, dan makan siang antara pukul 12.00-

13.00 WIB. Diet yang diberikan kepada pasien sudah tepat sesuai dengan

penyakitnya, tidak ada terdapat sisa makanan pasien.


DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai