Oleh:
Atania br Ginting
2171031
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelsaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
dilakukan untuk memenuhi Tugas Her Penilaian Konsumsi Pangan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat
dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan oleh sebab itu penulis sangan mengharapkam kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
penulis khususnya, bagi pihak-pihak yang membaca dan memerlukan. Terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dari penilaian konsumsi pangan terbentuk gambaran mengenai seberapa besar kecukupan
gizi yang telah terpenuhi. Zat gizi yang diasup berguna bagi kesehatan untuk menghaslkan
energi, membangun serta memelihara jaringan tubuh. Pemenuhan zat gizi pada tiap individu
berbeda-beda tergantung dari jenis kelamin, usia, dan aktivitas fisiknya.
Pada kenyataannya asupan gizi seimbang di Indonesia terbilang rendah, terutama untuk
pengonsumsian sayur-mayur dan juga makanan tinggi serat. Hal ini menyebabkan banyak
orang yang menderita penyakit kekurangan gizi dan kekurangan serat. Maka dari itu
diperlukan yang namanya penilaian konsumsi pada pangan sehingga dapat diketahui nutrisi
atau gizi yang menjadi asupan dalam tubuh seseorang. Hal ini akan menjadi acuan apakah
seseorang itu mendapatkan asupan nutrisi yang cukup atau tidak. Kekurangan nutrisi tentu
saja akan menimbulkan seseorang menjadi mudah terserang berbagai macam penyakit seperti
penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh maupun sistem pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kelemahan Kelebihan
Waktu lama Data lebih akurat
Biaya mahal Pengamatan langsung
Membebani Responden
Butuh kerja sama dengan Responden
Metode penilaian restropeksi yang dilakukan oleh pewawancara terlatih. Metode ini
juga dapat dikelola sendiir tanpa ada pewawancara. Penarikan 24 jam biasanya dilakukan
dalam urutan kronologis konsumsi (dari pagi hingga malam). Tujuan nya adalah memberikan
informasi mengenai makanan dan minuman yang dikonsumsi responden selama 24 jam
terakhir.
2) Tahap kedua: mendetailkan makanan dan minuman (bahan makanan, merk, cara
memasak) pada kolom selanjutnya.
3) Tahap ketiga: mengestimasi berat makanan dalam URT atau gram. Informasi bahan
makanan dari mixed food (gado-gado, lotek, es campur) harus diperoleh saat itu juga. Ingat
bahwa yang dicatat adalah yang dimakan, bukan yang dibeli/dimasak.
4) Tahap keempat: mengulangi menu dan bahan makanan yang dikonsumsi supaya tidak ada
yang terlewat. Jenis yang biasa terlewat antara lain suplemen vitamin dan mineral, minuman,
buah.
Kelemahan Kelebihan
Ketepatan tergantung daya ingat, tidak Biaya relatif murah dan relatif cepat
cocok untuk anak <7tahun Dapat digunakan untuk responden yang buta
Petugas harus terampil menggunakan huruf
URT,mengenal cara penolahan makanan, Tidak terlalu membebani responden serta
dan pola pangan daerah mudah dilaksanakan
C.FOOD FREQUENCY
Kusioner frekuensi makanan (FFQ) untuk menilai diet kebiasaan dengan menanyakan
tentang frekuensi konsumsi makanan atau kelompok makanan tertentu selama periode
referensi. Metode ini dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai
makanan atau dapat dirancang agar lebih pendek dan fokus pada makanan yang kaya nutrisi
tertentu atau pada kelompok makanan tertentu.
Kelemahan Kelebihan
Cukup menjemukan bagi Murah dan sederhana
pewawancara Tidak membutuhkan latihan khusus.
Tergantung keterbukaan Responden tidak kesulitan.
responden
D. DIETARY HISTORY (DH)
Ini digunakan untuk menggambarkan makanan biasa dan asupan nutrisi selam
berbulan-bulan atau setahun. Metode ini terdiri dari recall 24jam, frekuensi makanan, dan
food recall Selma 3 hari. Asupan nutrisi yang diperoleh dari dietary history sering
dibandingkan dengan yang diperoleh oleh penimbangan makanan untuk tujuan validasi.
Tipe FFQ
a. FFQ Qualitative. Food frequency yang memuat jenis makanan/minman dan frekuensi
konsumsi bahan makanan.
b. Semi-Quantitatif FFQ. FFQ yang memuat daftar URT/jumlah porsi, sehingga selain
didapatkan jenis dan frekuensi makanan, juga ditanyakan jumlah yang biasa dikonsumsi
Kelemahan Kelebihan
Terlalu membebani pihak pengumpul data Data memberikan gambaran konsumsi
dan responden makanan pada periode yang panjang
Tidak cocok dipakai untuk survey besar Dapat mengumpulkan data untuk semua zat
Membutuhkan pengumpul data yang terlatih gizi
E.VISUAL COMSTOCK
Sisa makanan merupakan suatu dampak dari sistem pelayanan gizi di rumah sakit. Hal
ini merupakan suatu implementasi dari pelayanan gizi dan aspek perilaku pasien. Banyaknya
sisa makanan dalam piring pasien merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan atau
dipertimbangkan dalam menyusun menu pasien. Menurut Almatsier (1992), sisa makanan
dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, kelompok umur, cita
rasa makanan, kelas perawatan, lama perawatan dan penyakit mempengaruhi sisa makanan
pasien. Metode ini telah menguntungkan karena mudah dilakukan, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan banyak waktu.
-Pengertian
Penilaian konsumsi makanan dengan cara melakukan penaksiran secara visual banyaknya
sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan atau jenis hidangan penaksir.
-Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6 point,
dengan kriteria sebagai berikut.
Kelemahan Kelebihan
Diperlukan penaksir yang Waktu yang singkat
terlatif.teliti, dan terampil Tidak memerlukan alat yang banyak dan
Memerlukan kemampuan dalam rumit
menaksir atau kurang menaksir Menghemat biaya
Dapat mengetahui sisa makanan
Pencatatan seluruh makanan yang masuk dalam keluarga oleh ibu. Pencatatan semua
makanan yang dibeli, diterima dari orang lain ataupun dari hasil produksi sendiri pada suatu
periode tertentu. Kemudian jumlahkan masing-masing jenis bahan makanan, kemudian
dikonversikan dlm ukuran berat (memuat URT dan harga bahan makanan) Tidak
memperhitungkan makanan cadangan yang ada di rumah tangga dan juga tidak
memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi di luar rumah dan rusak,
terbuang/tersisa atau diberikan pada binatang piaraan.
G. FOOD RECORD
Food record atau lebih dikenal estimated food record merupakan metode yang dapat
mengestimasi asupan makan , zat gizi dan variasi makan. Langkah yang dilakukan hampir
sama dengan food weigihing/penimbangan makanan, yaitu responden mencatat semua
makanan dan minuman dalam URT (periode waktu tertentu) termasuk cara persiapan dan
pengolahan.
Kelemahan Kelebihan
a. Membebani responden A Murah dan sederhana
b. Tergantung kejujuran kemauan responden b. Menjangkau sampel dalam jumlah besar
mencatat c.Tidak tergantung memori responden
c. Akurasi menurun setelah 2-3 hari d. Pola makan dapat diketahui lengkap
pencatatan
d. Dapat mengubah perilaku makan
responden, tidak menggambarkan
intakesesungguhn
BAB III
PENUTUP
Demikian Modul Praktikum “Penilaian Konsumsi Pangan” ini dibuat untuk memudahkan
pembelajaran mahasiswa. Penulis menyadari kekurangan akan penyusunan modul ini.
Sehingga diperlukan saran dan kritik yang membangun, baik berupa isi dari modul ini sendiri
atau acara praktikum yang dilaksanakan. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita,1992 Persepsi Pasien Terhadap Makanan di Rumah Sakit (Survey pada 10
Rumah Sakit di DKI Jakarta ) dalam Gizi Indonesia Vol.XIII. 1992 :87
Comstock, E. M., Pierre, R. G., and Mackieman, Y.D,1981, Measuring Individual plate
Waste in School , lunches J.am. Diet. Assoc., 94 :290 -297.
Keyzer WD, Huybrechts I, Vriendt VD, Vandevijere S, Slimani N, Oyen HV, Henauw SD.
2011.
Repeated 24-hour recalls versus dietary records for estimating nutrient intakes in a national
food consumption survey.
Food Nutr Res. 2011; 55: 10.3402/fnr.v55i0.7307.Djamaluddin, Muhir. Et al. 2005. Analisis
Zat Gizi dan
Biaya Sisa Makanan Pada. Pasien dengan Makanan Biasa. Jurnal Gizi Klinik Indonesia.
Volume 1.
Livingstone MB, Prentice AM, Coward WA, Strain JJ, Black AE, Davies PS, et al.
Validation of estimates of energy intake by weighed dietary record and diet history in
children and adolescents. Am J Clin Nutr. 1992;56(1):29-35.
Moshfegh AJ, Rhodes DG, Baer DJ, Murayi T, Clemens JC, Rumpler WV, et al. The US
Department of Agriculture Automated Multiple-Pass Method reduces bias in the collection
of energy intakes.