Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SURVEY KONSUMSI PANGAN

MAKALAH PENILAIAN KONSUMSI TINGKAT INDIVIDU


Dosen Pengampu : Umi Mahmudah, S.Gz., M.Gizi

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Adinda Rindani Kusuma (P17331122100)
2. Gina Alya Rodhiya (P17331122112)
3. Meira Adzani Fajrin (P17331122126)
4. Nova Sabila Rahma (P17331122132)
5. Salsabila Salma Saefulloh (P17331122140)
6. Versa Fitriyani Putri (P17331122145)

PROGRAM STUDI D3 GIZI


JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua makhluknya. Atas izin-NYA pulalah
kegiatan membuat makalah dengan judul "Penilaian Konsumsi Tingkat Individu" dapat
diselesaikan dengan baik.
Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen
Pengajar Mata Kuliah Survei Konsumsi Pangan. Makalah ini dibuat berdasarkan informasi
yang kami dapat dari berbagai literatur buku dan internet.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Bandung, 20 Januari 2023

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Penilaian Konsumsi Tingkat Individu ................................................................... 6
2.2 Jenis dan Metode Penilaian Konsumsi Tingkat Individu ....................................................... 6
2.3 Manfaat Penilaian Konsumsi Tingkat Individu ....................................................................... 9
2.4 Kelemahan dan Kelebihan Penilaian Konsumsi Tingkat Individu ...................................... 10
2.5 Cara mengatasi kelemahan Penilaian Konsumsi Tingkat Individu ..................................... 12
BAB III................................................................................................................................................. 13
PENUTUP ............................................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 13
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka .................................................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Survei konsumsi pangan adalah kegiatan yang mengukur konsumsi makanan
pada tingkat individu, keluarga, atau kelompok masyarakat dengan menggunakan ukuran
terstruktur untuk menilai dan menilai asupan gizi. Survei konsumsi pangan digunakan
sebagai metode tidak langsung untuk menilai status gizi dan bertujuan untuk memberikan
informasi awal mengenai status gizi saat ini dan masa lalu untuk mencerminkan tolak ukur
status gizi masa depan (Sirajuddin et al, 2018).
Survei konsumsi pangan merupakan salah satu cara untuk mengetahui status gizi
individu atau kelompok. Menurut survei menunjukkan bahwa hasil evaluasi pangan
(survei gizi) sangat bias. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain diantaranya,
perbedaan penggunaan alat ukur, waktu pengambilan data yang tidak tepat, peralatan yang
tidak tepat, ketelitian alat timbang makanan, validitas pendataan, daya ingat responden,
daftar bahan makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi
responden, dan hasil interpretasi tidak begitu akurat. Oleh karena itu diperlukan
pemahaman yang baik tentang bagaimana survei asupan pangan individu, kelompok dan
rumah tangga dilakukan. Meskipun data konsumsi pangan banyak digunakan sebagai
metode penentuan status gizi, namun sebenarnya konsumsi pangan tidak dapat secara
langsung menentukan status gizi seseorang atau masyarakat. Hasil penelitian hanya dapat
digunakan sebagai bukti awal kemungkinan malnutrisi pada individu. Untuk status gizi
sendiri merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam
tubuh (asupan zat gizi) dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi tersebut (produksi zat gizi).
Kebutuhan tubuh akan zat gizi ditentukan oleh banyak faktor antara lain laju metabolisme
basal, laju pertumbuhan, aktivitas fisik dan faktor relatif yaitu gangguan pencernaan,
penyerapan, pemanfaatan dan berbagai ekskresi dan penghancuran nutrisi tersebut di
dalam tubuh. (Simdos Unud, 2016)
Saat melakukan survei konsumsi makanan perlu ditentukan metode evaluasi apa
yang akan digunakan. Ada dua jenis metode survei untuk menilai konsumsi makanan,
yaitu metode survei konsumsi pangan individu dan metode survei konsumsi pangan
kelompok. Menurut (Sirajudin, dkk. 018: 15-21), metode survei konsumsi pangan individu
meliputi recall konsumsi 24 jam (food recall 24 hours), penimbangan makanan (food
weighing), pencatatan makanan (food record), metode frekuensi makanan (food
Frequency) dan riwayat makanan (dietary history). Kemudian metode survei konsumsi
pangan kelompok meliputi metode frekuensi makan (food frequency questionnaire),
pencatatan jumlah makanan (food account) dan neraca bahan makanan (food balance
sheet).
Dalam makalah ini akan fokus membahas mengenai pemahaman survei konsumsi
pangan yang memuat tentang pengertian mengenai survei konsumsi pangan, jenis-jenis
survei konsumsi pangan, manfaat melakukan survei konsumsi pangan, kelemahan dan
kelebihan melakukan survei konsumsi pangan, dan bagaimana cara mengatasi kelemahan
dalam melakukan survei konsumsi pangan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari penilaian konsumsi tingkat individu?
b. Apa saja jenis dan metode yang digunakan saat melakukan penilaian konsumsi tingkat
individu?
c. Apa manfaat melakukan penilaian konsumsi tingkat individu?
d. Apa kelemahan dan kelebihan dari penilaian konsumsi tingkat individu?
e. Bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian penilaian konsumsi tingkat individu.
b. Untuk mengetahui jenis dan metode yang digunakan saat melakukan penilaian
konsumsi tingkat individu.
c. Untuk mengetahui manfaat melakukan penilaian konsumsi tingkat individu.
d. Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari penilaian konsumsi tingkat individu.
e. Untuk mengetahui cara mengatasi kelemahan dari penilaian konsumsi tingkat
individu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penilaian Konsumsi Tingkat Individu


Penilaian konsumsi individu adalah penilaian konsumsi makanan hanya pada satu
orang, hasil penilaian konsumi makanan individu juga digunakan untuk menilai asupan
gizi secara individu. Hasil ini hanya dapat dijadikan acuan untuk memberikan nasehat gizi
kepada subyek yang diukur, karena berkaitan dengan kondisi fisiologi, psikologi, soial dan
budayanya sendiri (Suyastiri, 2008).
Penilaian konsumsi individu juga merupakan penilaian untuk memberikan edukasi
asupan gizi yang tepat guna meningkatkan status gizi secara optimal. Tujuan yang
berkaitan dengan Survey Konsumsi Pangan pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu secara tidak langsung (Indirect) dan langsung (Direct) (Sirajudin dan Astuti,
2018).
2.2 Jenis dan Metode Penilaian Konsumsi Tingkat Individu
Penilaian konsumsi pangan merupakan cara yang secara tidak langsung mengukur
status gizi dengan mengukur kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi pada tingkat
individu, rumah tangga, dan masyarakat. Bersumber pada jenis data yang diperoleh,
penilaian konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yakni kualitatif dan
kuantitatif.
Berdasarkan sasaran pengamatan, survey konsumsi pangan dibedakan menjadi 3,
yaitu:
a. Penilaian konsumsi tingkat individu.
b. Penilaian konsumsi tingkat rumah tangga.
c. Penilaian konsumsi tingkat nasional
Metode penilaian konsumsi pangan tingkat individu antara lain:
1. Metode Recall 24 jam
24 hours food recall adalah metode penilaian retrospektif yang dilakukan
oleh pewawancara terlatih. Metode ini juga dapat diberikan tanpa pewawancara
sendiri. Penarikan 24 jam biasanya dalam urutan konsumsi kronologis (yaitu dari pagi
hingga malam). Tujuan food recall 24 jam adalah untuk memberikan informasi
tentang makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam 24 jam terakhir.
Metode memasak dan bahan tambahan makanan. Pengetahuan tentang makanan rata-
rata populasi (jumlah sampel mewakili populasi dan hari dalam seminggu
proporsional). Bukan untuk satu ulasan individu. Diet kasar dapat diresepkan untuk
saran.
2. Metode food record
Food record atau lebih dikenal estimated food record merupakan metode
untuk menilai asupan makanan, nutrisi, dan varietas makanan. Prosedurnya hampir
sama dengan penimbangan makanan, dimana responden mencatat semua makanan
dan minuman URT (periode tertentu), termasuk cara penyiapan dan penyiapannya.
Berikut langkah-langkah melakukan food record:
• Mahasiswa diminta mencatat makanan/minuman yang dikonsumsi dari waktu ke
waktu.
• Gambarkan dengan jelas, mulai dari nama makanannya, cara memasak, merek, asal
makanan, bumbu dan lauk pauk.
• Simpan ukuran yang dikonsumsi (menggunakan size rumah tangga/rumah tangga).
• Ubah URT menjadi gram/mL.
• Gunakan bantuan untuk menghitung konsumsi makanan per hari database.
3. Metode penimbangan makanan (food weighing)
Penimbangan makanan adalah metode pengumpulan makanan dan
memberikan informasi tentang makanan yang dikonsumsi dan waktu makan. Metode
ini merupakan metode terbaik untuk memperkirakan energi, zat gizi dan jenis
makanan yang dikonsumsi dan digunakan sebagai baku emas. Pengukuran tersebut
menimbang dan mencatat semua makanan responden sebelum makan selama jangka
waktu tertentu, jenis penyiapan makanan, jenis makanan dan makanan yang dicatat,
serta jumlah hari pengamatan terkait makanan yang diteliti dan ukurannya dari
populasi.
Berikut prosedur metode penimbangan makanan:
1. Time frame: Penimbangan dilakukan selama beberapa hari untuk mendeteksi
fluktuasi harian pada makanan/minuman yang dikonsumsi. Semakin hari semakin
banyak makanan/minuman yang bisa diambil, tetapi juga mempengaruhi rasa
kenyang.
2. Responden diminta mencatat makanan/minuman yang dikonsumsi selama ini.
3. Responden harus menjelaskan metode dengan jelas, dimulai dengan nama
hidangan, cara memasak, nama merek, asal makanan, rempah-rempah dan aditif.
4. Catat jumlah yang digunakan (dalam gram).
4. Metode dietary history
Penilaian diet retrospektif yang terperinci menerima informasi dan data
tentang makanan individu informasi lengkap tentang makanan yang kurang
dikonsumsi reguler Ini digunakan untuk menggambarkan makanan asupan biasa
dan/atau gizi selama berbulan-bulan atau satu tahun. Metode ini terdiri dari
pengembalian 24 jam, Frekuensi makan (peninjauan kembali 24 jam) dan asupan
makanan. Hemat 3 hari. Metode frekuensi makanan ini bisa mengetahui secara
kualitatif dan kuantitatif.
5. Metode frekuensi makanan (food frequency)
Kuesioner Frekuensi Makanan (FFQ) dirancang untuk menilai kebiasaan
makan dengan pertanyaan frekuensi konsumsi makanan atau kelompok makanan
tertentu selama periode referensi. Metode ini dapat digunakan untuk mengumpulkan
informasi hidangan yang berbeda atau bisa direncanakan lebih banyak tetap pendek
dan fokus pada makanan padat nutrisi dalam makanan tertentu atau kelompok
makanan tertentu, misalkan buah-buahan dan sayur-sayuran.
Berikut langkah-langkahnya:
1. Survei diminta oleh peneliti
2. Tentukan periode penelitian (ingat periode 1 atau 3 bulan yang lalu)
3. Menanyakan jenis makanan/minuman yang ditemukan/konsumsi dalam periode
yang telah ditentukan.
4. Menanyakan frekuensi konsumsi makanan/minuman yang telah ditandai,
berserta porsi (jika menggunakan SQ-FFQ) untuk memperoleh data frekuensi
konsumsi sejumlah makanan atau makanan jadi selama periode tertentu (hari,
mg, bulan, thn).
5. Mengkonversi seluruh kategori dalam hari:
• Nasi 3 x sehari = 3
• Telur 5 x seminggu = 5/7 = 0.71
• Tomat 4 x/bulan = 4/30 = 0.13
• Mangga 15 x (tahun/musim) = 15/365
6. Mengalikan berat (g) setiap BM dengan frekuensi : telur (50 g) = 0.71 x 50 =
35.5 g.
7. Hitung nilai gizi.
2.3 Manfaat Penilaian Konsumsi Tingkat Individu
Penilaian konsumsi tingkat individu berguna untuk memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada setiap individu sehingga akan membantu dalam
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. Penilaian konsumsi di tingkat
individu bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan
bahan makanan dan zat gizi pada tingkat perorangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dengan adanya penilaian konsumsi tingkat individu akan membantu
sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi, sebagai sarana pendidikan
gizi masyarakat dan masih banyak lagi.
Adapun manfaat dari setiap metode yang digunakan pada penilaian konsumsi
tingkat individu diantaranya :
1. Food recall 24 jam, digunakan untuk memeriksa (memantau) asupan makanan
individu.
2. Food record, data konsumsi sebenarnya dapat digunakan untuk menentukan
(asupan aktual) jumlah energi dan nutrisi yang dikonsumsi oleh individu.
3. Food weighing, bermanfaat menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga
asupan gizi dapat dihitung
4. Metode riwayat makanan, memberikan gambaran konsumsi jangka panjang
secara kualitatif dan kuantitatif.
2.4 Kelemahan dan Kelebihan Penilaian Konsumsi Tingkat Individu

Metode Kelemahan Kelebihan

Recall 24 - Tidak dapat menggambarkan asupan - Mudah melaksanakannya serta


jam makan setiap hari bila recall setiap tidak terlalu membebani responden.
hari.
- Biaya relatif lebih murah.
- Ketepatannya sangat tergantung pada
- Cepat, sehingga dapat mencangkup
daya ingat responden.
banyak responden.
- Tidak cocok untuk usia dibawah 7
- Dapat digunakan untuk responden
tahun dan di atas usia 70 tahun serta
yang buta huruf.
untuk kalangan yang sudah hilang
ingatan. - Dapat memberikan gambaran
nyata yang benar-benar dikonsumsi
- The flat slope syndrome.
individu sehingga dapat dihitung
- Membutuhkan tenaga atau petugas intake gizi perhari nya.
yang terlatih dan terampil.
- Responden harus memberikan
motivasi serta penjelasan mengenai
tujuan dari penelitian.

Food - Membutuhkan waktu Memperoleh hasil data yang lebih


Weighing dipercaya ketelitian nya dan
- Cukup memakan biaya karena
keakuratannya.
memerlukan peralatan.
- Jika penimbangan dilakukan dalam
periode yang cukup lama, maka
responden dapat merubah kebiasaan
makan mereka.
- Untuk tenaga pengumpul data harus
terlatih dan terampil.
- Membutuhkan hubungan kerjasama
yang baik dengan responden.
Food - Metode food record terlalu Metode food record relatif murah
record membebani responden, sehingga sering dan cepat.
menyebabkan responden dapat
- Bisa menjangkau sampel dalam
merubah kebiasaan makannya.
jumlah besar.
- Tidak cocok untuk responden yang
- Mengetahui konsumsi zat gizi
buta huruf.
dalam hitungan harian.
- Sangat tergantung pada kejujuran dan
- Memberikan suatu hasil yang
kemampuan responden dalam mencatat
relatif lebih akurat.
dan memperkirakan jumlah konsumsi.

Food - Metode ini tidak untuk menghitung - Metode food frequency cenderung
frequency intake zat gizi sehari. murah dan sederhana.
- Pengumpulan data-data untuk - Responden dapat melakukanya
mengembangkan kuesioner cukup secara mandiri.
sulit.
- Tidak membutuhkan latihan
- Cukup menjemukan bagi khusus.
pewawancara.
- Metode food frequency dapat
- Perlu membuat percobaan membantu menjelaskan hubungan
pendahuluan untuk menentukan jenis antara penyakit dan kebiasaan
bahan makanan yang akan masuk makan.
dalam daftar kuesioner.
- Memerlukan responden yang jujur
dan memiliki motivasi yang tinggi.
Dietary - Cenderung memberatkan pihak - Metode ini menjelaskan gambaran
history pengumpul data dan responden. konsumsi pada periode yang
panjang secara kualitatif dan
- Sangat sensitif dan membutuhkan
kuantitatif.
pengumpul data yang sangat terlatih.
- Biaya yang dikeluarkan relatif
- Tidak cocok digunakan dalam survei-
murah.
survei besar.
- Metode ini dapat digunakan di
- Data yang dikumpulkan lebih bersifat
klinik gizi untuk membantu
kualitatif.
mengatasi masalah kesehatan yang
- Lebih difokuskan pada makanan berhubungan dengan diet pasien.
tertentu sedangkan variasi makanan
sehari-hari tidak diketahui.

2.5 Cara mengatasi kelemahan Penilaian Konsumsi Tingkat Individu


1. Mencari responden lebih cermat agar bisa diajak kerjasama dengan baik dan tidak
membebani responden untuk mengingat.
2. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan mengenai tujuan penelitian.
3. Recall jangan dilakukan pada saat panen, akhir pekan, atau acara lainya untuk
mendapatkan gambaran konsumsi makanan sehari-hari responden.
4. Jika responden lupa, jangan memaksa untuk mengingat.
5. Diusahakan jangan menggunakan biaya yang terlalu besar agar tidak membiayai
responden.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penilaian konsumsi tingkat individu adalah penilaian konsumsi makanan yang
dilakukan hanya pada satu orang. Penilaian konsumsi pangan merupakan cara yang secara
tidak langsung mengukur status gizi dengan mengukur kualitas dan kuantitas makanan
yang dikonsumsi pada tingkat individu. Penilaian konsumsi di tingkat individu bertujuan
untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan
zat gizi pada tingkat perorangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang
digunakan saat melakukan penilaian konsumsi tingkat individu antara lain: 1. Metode
Racall 24 jam, 2. Metode estimated food records, 3. Metode penimbangan makanan (food
weighing,) 4. Metode dietary history, 5. Metode frekuensi makanan (food frequency).
Setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
3.2 Saran
Saran yang kami berikan adalah perlu diadakannya metode penelitian yang lebih
lanjut tentang materi ini yaitu melakukan analisis dan penelitian yang lebih dalam lagi.
Selain itu sebagai pemula, tentunya kami sudah menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun
nantinya kami selaku penulis akan segera melakukan perbaikan dengan cara mencari
sumber materi yang lebih tepat dan akurat agar dapat dipahami lagi oleh pembaca. Selain
itu kami juga akan memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang jelas dari kritik yang
membangun yang akan kami dapatkan nanti.
Daftar Pustaka

Modul Perkuliahan: Survey Konsumsi Pangan. (2022). Palangkaraya: Poltekkes Palangkaraya.


Utami, N. W. (2016). Survei Konsumsi Makanan. Modul, 9-16.
Yondang, A. (2015, April 18). Perhitungan Kecukupan Gizi Dengan Food Weighing. Retrieved
from gizidanketahananpanganstpp.blogspot.com:
https://gizidanketahananpanganstpp.blogspot.com/2015/04/perhitungan-kecukupan-
gizi-dengan-food.html

Anda mungkin juga menyukai