Anda di halaman 1dari 20

UJIAN MID SEMESTER FISIKA KUANTUM

NAMA : MUHAMMAD VIRELL BRAMASTA


NIM : 17033140
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA D 2017
============================================================

1. Jelaskan tentang teori kuantum lama mengenai


(a). Atom Hidrogen
(b) Bilangan Kuantum
(c). Prinsip Ketidakpastian Heisenberg,
(d). Perbedaan persamaan gerak pada fisika klasik dan fisika kuantum
JAWAB :
2. Pada kasus suatu partikel bermassa m yang ditempatkan dalam sumur
potensial dengan harga tak berhingga dengan lebar kotak a, lihat sketsa
V=~ V=~
V=0

x = -a x = +a

a) Carilah energi total sistem tersebut.


b) Carilah harga A sehingga gelombang tersebut ternormalisasi
c) Carilah fungsi gelombang partikel tersebut
d) Buatlah sketsa yang menggambarkan fungsi kebolehjadian partikel elektron
dalam sumur potensial tersebut.
e) Tentukan harga ekspetasi <x> dan <x2> untuk keadaan kuantum
f) Tentukan pula <p> dan <p2>
JAWAB :
3. Tinjau kasus 1 dimensi, partikel bergerak dalam potensial
V(x) = 0 x<0
V(x)=V0 x>0
Misalkan partikel memiliki energi E>Vo dan datang dari arah –x
(a). Tentukan fungsi gelombangnya tanpa menormalisasikannya
(b) Buatlah Sketsa gerakkan partikelnya

JAWAB :
4. Deskripsikanlah Solusi Persamaan Schrodinger Harmonis Sederhana 1 Dimensi
(Tugas Minggu Lalu)
JAWAB :
Pada mekanika klasik, salah satu bentuk osilator harmonik adalah sistem pegas
massa, yaitu suatu beban bermassa m yang terikat pada salah satu ujung pegas dengan
konstanta pegas k. Persamaan gerak beban adalah
Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar
bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah

dan energi potensial sistem adalah

Dalam mekanika kuantum, fungsi gelombang dari osilator harmonik diperoleh


dengan memecahkan persamaan Schrödinger dengan potensial V (x) berbentuk

Oleh karena V(x) tidak bergantung waktu, maka kita dapat menggunakan
persamaan Schrödinger tak bergantung waktu bentuk satu dimensi, yaitu
Untuk menyelesaikan persamaan (5), kita gunakan metode aljabar, bentuk
persamaan (5) dapat ditulis menjadi :

dengan menggunakan sifat aljabar bahwa

maka ruas kiri persamaan (6) kita nyatakan dalam bentuk perkalian dua faktor, yaitu
1   d  
2
1  d  h d 
  m  x  ( x)   imx   imx  ( x)
2 2 2
 
2m  i dx   2 m  i dx  i dx 

1  d  1  d 
   imx    imx  ( x)
2m  i dx  2m  i dx 

 a  a  (x)

dengan a  dan a  adalah suatu operator yang didefinisikan sebagai berikut

a  dan a  adalah operator, dan bukan bilangan biasa. Pada umumnya

operator tidak bersifat komut a op bop  bop a op  sehingga perlu dicek produk dari

a  a  jika bekerja pada suatu fungsi, misalnya f (x)


1  d  1  d 
a  a  f ( x)    imx    imx  f ( x )
2m  i dx  2m  i dx 

1  d   df ( x) 
   imx   imxf ( x) 
2m  i dx  i dx 

1  
2
 h  d 2 f ( x ) df ( x) df ( x) 
   2
 mf ( x)  mx  mx  (mx) 2 f ( x )
2m 
 i  dx dx dx 

1  
2
   d 2 f ( x ) 
   2
 ( m x ) 2
f ( x )   m f ( x ) 
2m 
 i  dx 

1  
2
 h d  
   (nx) f ( x)  mf ( x) 
2

2m 
 i dx  

dengan mengeliminasi f (x) maka di dapatkan produk dari a  a  , yaitu

dengan mensubstitusikan persamaan (9) ke persamaan (6), didapatkan bentuk


persamaan Schrödinger baru, yaitu

Persamaan (11) dapat dituliskan dengan


dengan H op  a  a   , adalah bentuk satu dari operator Hamiltonian
2
untuk osilator harmonik. Persamaan (13) merupakan persamaan nilai eigen, denga
 (x ) adalah fungsi eigen (yaitu solusi dari persamaan Schrödinger) dan nilai
eigennya E.
Perhatikan kembali uraian untuk mendapatkan produk dari a  a  ! Dengan
cara serupa, akan didapatkan produk dari a  a  , yaitu
dengan mensubstitusi persamaan (15) ke persamaan (6), diperoleh bentuk
persamaan Schrödinger lain, yaitu

Persamaan (16) dapat dituliskan dengan


dengan H op  a  a   , adalah bentuk dua dari operator Hamiltonian untuk
2
osilator harmonik
Selanjutnya lihat bagaimana sifat dari operator a  jika bekerja pada fungsi


eigen  (x ). Misalkan suatu fungsi,  ( x )  a  ( x ) maka jika H op  a  a  
2
bekerja pada  ( x) , menghasilkan
H op  H op a  ( x)
  
  a a   a  ( x )
 2 

 a  a  ( x)  a  ( x )
2
dengan mensubstitusikan persamaan (17), diperoleh
   
 a  E   ( x)  a ( x)
 2 2
   
  E   a  ( x )  a  ( x)
 2 2
   
  E    a  ( x )
 2 2
   
  E    a  ( x )
 2 2
 ( E   ) ( x) (19)

Bandingkan persamaan (19) dengan persamaan (13)! Persamaan (19) adalah


juga persamaan nilai eigen. Jika fungsi eigen  (x ) adalah solusi bagi persamaan
Schrodinger dengan nilai eigen E maka fungsi eigen  ( x) juga merupakan solusi dari
persamaan Schrodinger dengan nilai eigen E   . Namun, nilai eigen dari  ( x)
turun sebesar  dibandingkan dengan nilai eigen dari  (x ) . Hal ini menunjukkan
bahwa operator a  menurunkan energy sebesar  . Demikian juga jika operator

a  a  bekerja pada  (x ) maka akan menurunkan energi sebesar 2 dan

seterusnya.
Jika

Maka

Misalkan suatu fungsi,  ( x)  a  ( x) maka jika H  a a  


 op  
2 bekerja pada

 ( x ) , menghasilkan


 a  a  a  ( x)  a  ( x)
2
dengan mensubstitusikan persamaan (12), menghasilkan

Terlihat bahwa  ( x) memiliki nilai eigen E   . Dengan demikian jika operato


a  a  bekerja pada  (x ) maka akan menaikkan energi sebesar 2 , begitu

seterusnya.

Sehingga jika
Maka

Misalkan  o (x ) adalah solusi untuk keadaan dasar maka pengoperasian operator


a  pada  o (x ) akan menghasilkan nol karena tidak ada lagi keadaan dengan energi

yang lebih rendah.

Persamaan (23) merupakan fungsi gelombang dari osilator harmonik pada keadaan
dasar yang belum ternormalisasi. Setelah fungsi gelombang untuk keadaan dasar
diperoleh maka kita dapat menentukan fungsi gelombang pada keadaan tereksitasi ke
n,  n (x) dengan bantuan operator a  , yaitu
untuk  (x ) sama dengan  0 ( x) .

Ternyata energi pada keadaan dasar dari osilator harmonik juga tidak nol sama seperti
kasus partikel dalam sumur potensial tak hingga. Kemudian untuk mendapatkan
energi pada keadaan tereksitasi ke n, En kita diturunkan dari persamaan (22),
diperoleh

Akhirnya diperoleh solusi umum dari persamaan Schrödinger yang bergantung waktu,
yaitu
============ SE L A M A T B E K E R J A===============

Anda mungkin juga menyukai