Anda di halaman 1dari 55

MATEMATIKA BISNIS

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN/AKUNTANSI
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA
SURABAYA

Dosen : Permadina Kanah Arieska, S.Si, M.Si


SILABUS MATERI FUNGSI
FUNGSI (pertemuan 5,6,7)
Pengertian dan Unsur Fungsi
Jenis Fungsi
Grafik Fungsi
FUNGSI LINIER
Bentuk umum dan grafik fungsi linier
Fungsi Permintaan dan Penawaran
Pajak proposional dan pajak spesifik
Fungsi pajak
Subsidi
Keseimbangan Pasar kasus dua macam barang
Aplikasi Fungsi dalam Bisnis dan ekonomi
FUNGSI
Penerapan Fungsi dalam bidang ekonomi dan
bisnis merupakan salah satu bagian yang
sangat penting untuk dipelajari, karena:

Persoalan ekonomi dan bisnis yang dinyatakan


dalam model matematika biasanya dinyatakan
dengan fungsi
Fungsi adalah suatu hubungan antara dua buah
variabel atau lebih, dimana masing-masing
dari dua buah variabel atau lebih tersebut
saling pengaruh-mempengaruhi.
•Sebuah Variabel adalah suatu jumlah yang
mempunyai nilai yang berubah-ubah pada suatu
soal.
•Variabel yang terdapat dalam suatu fungsi
dapat dibedakan atas varibel bebas
(independent variabel) dan variabel yang
dipengaruhi/tidak bebas (dependent variabel).
Contoh :

a) Y = f (X) atau Y = f (X1, X2)


X, X1, X2 = variabel bebas (independent
variabel)
Y = variabel yang dipengaruhi (dependent
Variabel)

b) Y = a + bX
a dan b = Konstanta
Y = variabel yang dipengaruhi (endogenous
variable)
X = variabel bebas (exogenous)
MACAM-MACAM FUNGSI
(1). DARI SEGI JUMLAH VARIABEL BEBAS:
a. Fungsi Konstan
Y = C…….Y = 3.

Y
Y=3

X
0
b. Fungsi Dengan Satu Bariabel Bebas: Y = f(X)
Y = aX + b …….Y = 2X + 4 ……....Fungsi Linier.
Y = aX2 + bX + c….Y = X2-3X+2….Parabola.
Y = aX ……Y = 2X…………………..Fungsi Eksponen.

c. Fungsi Dengan Dua Variabel Bebas Atau Lebih:


Y = f(X1, X2):
Y = 4X1 + 3X2 + 2 …….……Fungsi Linier;
Y = 2.X10,6. X20,3…………..…Fungsi Pangkat.
Y = 2X12 + 3X1X2 – 6X22 …….Fungsi Kuadrat.
(2). FUNGSI DARI SEGI LETAK VARIABEL
a. Fungsi Implisit
AX + BY + C = 0…..2X – 2Y + 3 = 0
atau: 2X – 2Y = -3 atau:
-2X + 2Y = 3.
(X dan Y berada dalam satu ruas)

b. Fungsi Eksplisit
Y = aX + b …..Y = 2X + 3.
Y: Variabel terikat, dan
X: Variabel bebas.
(3). FUNGSI DARI SEGI BENTUK KURVANYA

FUNGSI

FUNGSI ALJABAR
FUNGSI NON-ALJABAR

1.FUNGSI LINIER
2. FUNGSI KUADRAT:
a. Parabola 1. FUNGSI EKSPONEN
b. Lingkaran 2. FUNGSI LOGARITMA
c. Ellips 3. FUNGSI TRIGONOMETRI
d. Hiperbola
3. FUNGSI POLINOMIAL
4. FUNGSI RASIONAL.
CONTOH-CONTOH FUNGSI ALJABAR:

(1). Fungsi Linier:


Y = aX + b..….(a≠0)……Y= 2X+4.
(2). Fungsi Kuadrat Parabola:
Y = aX2 + bX + c…..(a≠0)……Y = X2 - 3X + 2.
(3). Fungsi Polinomial:
Y = aX3 +bX2 +cX + d….(a≠0)
Y = X3 + 2X2 + X + 3.
(4). Fungsi Rasional :
Y = (aX + b) / (cX + d)….(c≠0)
Y = (2X+2)/(X+1).
CONTOH-CONTOH FUNGSI NON ALJABAR:

(1). Fungsi Eksponen:


Y = a.bX + c....... (a ≠ 0)
Y = 2.3X + 3
Y = 3X + 2
Y = 2.3X
Y = 3X.
(2). Fungsi Logaritma:
Y = aLog X ….. (a ≠ 0)
Y = Log X
Y = 2 Log X.
KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI !

Gambarlah grafik fungsi


a. Y = 2x + 1
b. Y = X2 - 2x
c. Y = X2 - 3X + 2
d. Gambarlah titik- titik ( 0 , 8 ) ;( 2 , 4 ); ( 4, 0) ; dan (6 ,-4 )
. Tunjukkan bahwa titik – titik tersebut terletak pada sebuah
garis lurus !
Fungsi Linier
Aplikasi dan Penerapan Bisnis dan
Ekonomi
Fungsi Linier

Fungsi Linier/garis lurus adalah suatu fungsi


dimana variabel bebasnya paling tinggi
berpangkat satu.
Bentuk umum : Y = bX + a
a dan b = konstanta
Y = variabel tidak bebas
X = variabel bebas
Membentuk Persamaan Garis Linier Melalui Satu Titik dan
Dua Titik.

• Persamaan sebuah garis yang


menelusuri/melewati satu buah titik
(X1,Y1) yaitu : Y  Y1
tg  b 
X  X1
Y  Y1  b X  X 1 
Y  bX  Y1  bX 1 
Membentuk Persamaan Garis Linier Melalui Satu Titik dan
Dua Titik.

 Persamaan sebuah garis yang menelusuri/melewati


dua buah titik (X1,Y1) dan (X2,Y2) yaitu :

Y  Y1 Y2  Y1
tg  b  
X  X1 X 2  X1
Y2  Y1
Y  Y1   X  X 1 
X 2  X1
Membentuk Persamaan Garis Linier Berimpit,
Sejajar, Tegak Lurus dan Berpotongan

 Dua garis linier dapat berimpit, sejajar, tegak lurus dan


berpotongan.
Dengan persamaan garis linier :
g1 : Y = bX + a
g2 : Y’= b’X + c maka,
 Dua garis (g1 dan g2) akan sejajar bila tg α kedua garis tersebut
sama atau b = b’
 Dua garis akan tegak lurus bila tg α kedua garis pertama
dikalikan tg β garis kedua sama dengan minus 1 atau b.b’ = -1
 Dua garis akan berimpit bila kedua persamaan garis tersebut
identik
 Dua garis akan berpotongan bila b ≠ b’
Kerjakan Soal dibawah Ini !

1. Gambarkan grafik fungsi: Y = 3X + 2


2. Sebuah garis melewati titik A(2,1) dan
B(3,4). Ditanyakan persamaan garisnya!
3. Hitung titik potong P dari dua persamaan
garis:
Y = 4X + 2 dan Y = X - 4
Penerapan Bisnis dan
Ekonomi
Fungsi Linier
Penerapan Fungsi Linear Dalam Teori
Ekonomi Mikro
1. Fungsi permintaan, fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar
2. Pengaruh pajak-spesifik terhadap keseimbangan
pasar
3. Pengaruh pajak-proporsional terhadap
keseimbangan pasar
4. Pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
5. Keseimbangan pasar kasus dua macam barang
FUNGSI PERMINTAAN, FUNGSI PENAWARAN DAN
KESEIMBANGAN PASAR

Bentuk umum fungsi permintaan


P
Q  a  bP a
b
atau
a 1
P  Q
Kurva Permintaan

b b
0 a Q
Fungsi Penawaran
P
Q   a  bP
atau
a 1
P  Q
Kurva Penawaran

a
b b b
a 0 Q
Keseimbangan Pasar

Qd  Qs P

Qs
E
Pe

Qd
0 Qe Q
Contoh Kasus 1 :
Diketahui : Fungsi Permintaan ; Q = 15 – P
Fungsi Penawaran ; Q = - 6 + 2P
Ditanyakan : Pe dan Qe ?...

Jawab : keseimbangan pasar; Qd = Qs

P
15 15 – P = - 6 + 2P
21 = 3P, P=7
Qs
Q = 15 – P
E = 15 – 7 = 8
7
3 Jadi, Pe = 7
Qd
Qe = 8

0 8 15
Q
PENGARUH PAJAK-SPESIFIK TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
Pengaruh Pajak.
Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu
barang menyebabkan harga jual barang
tersebut naik. Sebab setelah dikenakan pajak,
produsen akan berusaha mengalihkan
(sebagian) beban pajak tersebut kepada
konsumen.
Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit
barang yang dijual menyebabkan kurva
penawaran bergeser ke atas, dengan penggal
yang lebih tinggi pada sumbu harga. Jika
sebelum pajak persamaan penawarannya P = a
+ bQ maka sesudah pajak ia akan menjadi P = a
+ bQ + t = (a + t) + bQ.
 Contoh Kasus 2 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
pajak; t = 3 per unit.
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak ?...
Penyelesaian :
Dimisalkan sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 . Sesudah pajak, harga
jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih tinggi, persamaan
penawarannya berubah dan kurvanya bergeser keatas.

Penawaran sebelum pajak : P = 3 + 0,5 Q


Penawaran sesudah pajak : P = 3 + 0,5 Q + 3 = 6 + 0,5 Q
Sedangkan permintaan tetap : P = 15 – Q
Keseimbangan Pasar : 15 – Q = 6 +0,5Q  - 1,5Q = - 9
Q=6
P = 15 – Q = 15 – 6 = 9
Jadi, sesudah pajak ; P’e = 9 dan Q’e = 6
Jadi, Kurvanya adalah sebagai berikut :

P
15
Q's (sesudah pajak)
Qs (sebelum pajak)
E'
9
E
7
6
3 Qd

0 6 8 15 Q
Beban Pajak
 Beban pajak yang ditanggung konsumen (tk)
Rumus : tk = P’e – P
Dalam contoh kasus diatas, tk = 9 – 7 = 2

 Beban pajak yang ditanggung produsen (tp)


Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung oleh
produsen (tp) adalah selisih antara besarnya pajak per unit
barang (t) dan bagian pajak yang menjadi tanggungan
konsumen (tk).
Rumus : tp = t – tk
Dalam contoh kasus 2, tp = 3 – 2 = 1

 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah (T)


Rumus : T = Q’e X t
Dalam contoh kasus 2, T = 6 X 3 = 18
PENGARUH PAJAK-PROPORSIONAL TERHADAP
KESEIMBANGAN PASAR
 Pajak Proporsional ialah pajak yang besarnya diterapkan
berdasarkan persentase tertentu dari harga jual; bukan diterapkan
secara spesifik (misalnya 3 rupiah) per unit barang. Meskipun
pengaruhnya serupa dengan pengaruh pajak spesifik, menaikan
harga keseimbangan dan mengurangi jumlah keseimbangan,
namun analisisnya sedikit berbeda.
 Jika persamaan penawaran semula P = a + bQ (atau Q = -a/b + 1/b P)
maka, dengan dikenakannya pajak proporsional sebesar t% dari
harga jual, persamaan penawaran yang baru akan menjadi :
P = a + bQ + tP t : pajak proporsional dalam %
P – tP = a + bQ
(l – t)P = a + bQ

a b a l  t 
P  Q atau Q    P
l  t  l  t  b b
 Contoh Kasus 3 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q t = 25%
Ditanyakan : berapa P dan Q keseimbangan sebelum dan sesudah
pajak ?...
Penyelesaian :
Sebelum pajak, Pe = 7 dan Qe = 8 , sesudah pajak, persamaan
penawarannya akan berubah, sementara permintaannya tetap
P = 15 – Q atau Q = 15 – P .
Penawaran sesudah pajak, dengan t = 25% = 0,25 :
P = 3 + 0,5 Q + 0,25
P = 3 + 0,75 Q

Keseimbangan Pasar : Pd = Ps
15 - Q = 3 +0,75Q
-1,75Q = -12
Q = 6,6
Jadi, sesudah pajak : P’e = 8,4 dan Q’e = 6,6
Pajak yang diterima oleh pemerintah dari setiap unit barang adalah :
t x P’e = 0,25 x 8,4 = 2,1
Kurvanya adalah :
P Q's

E'
8,4 Qs
E
7

Qd

0 6,6 8 Q
 Besarnya pajak yang ditanggung oleh konsumen untuk setiap barang yang
dibeli adalah tk = P’e – Pe = 8,4 – 7 = 1,4
 Sedangkan yang ditanggung produsen adalah : tp = t – tk = 2,1 – 1,4 = 0,7
 Jumlah pajak yang diterima oleh pemerintah adalah :
T = Q’e x t = 6,6 x 2,1 = 13,86.
PENGARUH SUBSIDI TERHADAP KESEIMBANGAN
PASAR
 Subsidi merupakan kebalikan atau lawan dari pajak, oleh karena
itu ia sering juga disebut pajak negatif. Seiring dengan itu,
pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan
pengaruh pajak, sehingga kita dapat menganalisisnya seperti ketika
menganalisis pengaruh pajak. Subsidi dapat bersifat spesifik dan
dapat juga bersifat proporsional.
 Pengaruh Subsidi. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan
sesuatu barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi
lebih rendah. Dengan adanya subsidi, produsen merasa ongkos
produksinya menjadi lebih kecil sehingga ia bersedia menjual lebih
murah.
 Dengan subsidi sebesar s, kurva penawaran bergeser sejajar
kebawah, dengan penggal yang lebih kecil (lebih rendah) pada
sumbu harga.
Jika sebelum subsidi persamaan penawarannya P = a + bQ, maka
sesudah subsidi akan menjadi P’ = a + bQ – s = (a – s) + bQ.
 Contoh Kasus 4 :
Diketahui : permintaan; P = 15 – Q
penawaran; P = 3 + 0,5 Q
subsidi; s = 1,5 per unit. Ditanyakan : berapa P dan Q
keseimbangan sebelum dan sesudah subsidi ?...
Penyelesaian :
Tanpa subsid, Pe = 7 dan Qe = 8 . Dengan subsidi, harga jual yang ditawarkan
oleh produsen menjadi lebih rendah, persamaan penawaran berubah dan
kurvanya bergeser turun.
Penawaran tanpa subsidi : P = 3 + 0,5 Q
Penawaran dengan subsidi : P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5 Q  Q = -3 + 2P
Permintaan tetap : P = 15 – Q  Q = 15 – P
Maka, keseimbangan pasar : Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P  18 = 3P, P = 6
Q = 15 – P  15 - 6 = 9

Jadi dengan adanya subsidi : P’e = 6 dan Q’e = 9


 Jadi kurvanya sebagai berikut :

P
15
Qs (tanpa subsidi)

E Q's (dengan subsidi)

E'
7
6
3 Qd
1,5
0 89 15 Q
Bagian Subsidi yang Dinikmati
 Bagian subsidi yang dinikmati konsumen. Besarnya bagian
dari subsidi yang diterima, secara tidak langsung, oleh
konsumen (sk) adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa
subsidi (Pe ) dan harga keseimbangan dengan subsidi (P’e )
 Dalam contoh kasus diatas, sk = 7 – 6 = 1.
 Bagian subsidi yang dinikmati produsen.
 Dalam contoh kasus diatas, sp = 1,5 – 1 = 0,5.
 Jumlah subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah. Besarnya
jumlah subsidi yang diberikan oleh pemerintah (S) dapat dihitung
dengan mengalikan jumlah barang yang terjual sesudah subsidi
(Q’e) dengan besarnya subsidi per unit barang (s).
 Dalam contoh kasus diatas, S = 9 x 1,5 = 13,5.
KESEIMBANGAN PASAR KASUS DUA MACAM BARANG

Qdx  f Px , Py 
 Bentuk Umum :
Qdx : jumlah permintaan akan X

Qdy  g Py , Px 
Qdy : jumlah permintaan akan Y
Px : harga X per unit
Py : harga Y per unit

 Contoh Kasus 5 :
Diketahui : permintaan akan X; Qdx = 10 – 4Px + 2Py
penawarannya; Qsx = -6 + 6Px
permintaan akan Y; Qdy = 9 – 3 Py + 4 Px
penawarannya; Qsx = -3 + 7 Py
Ditanyakan : Pe dan Qe untuk masing-masing barang tersebut ?...
Penyelesaian :
1)Keseimbangan pasar barang X
Qdx = Qsx
10 – 4Px + 2Py = -6 + 6Px
10Px – 2Py = 16

2)Keseimbangan pasar barang Y


Qdy = Qsy
9 – 3Py + 4Px = -3 + 7 Py
4Px – 10 Py = - 12
3. Dari 1 ) dan 2 )

10 Px  2 Py  16 1 10 Px  2 Py  16
4 Px  10 Py  12  2,5 10 Px  25Py  30 
23Py  46
Py  2

Py = 2 , masukkan ke 1) atau 2), diperoleh Px = 2


Masukkan kedalam persamaan semula, sehingga didapat nilai Qxe =
6, dan nilai Qye = 11.:
Penerapan Fungsi Linear Dalam Teori
Ekonomi Makro
Fungsi Konsumsi
Fungsi Tabungan
Fungsi Investasi
Angka Pengganda
Aplikasi Fungsi dalam Bisnis dan ekonomi
Fungsi Konsumsi , tabungan dan investasi

1. Menggunakan C+I
Konsumsi (C) dan C+I
Investasi (I) E
C

Secara matematis: I A
Y=C+I
Y = C0 + bY + I
Y = 1/(1-b) (C0 + I)
45o
0 Ya Y e Yp Y (GDP)
2. Menggunakan
Tabungan (S) dan S,I S
Investasi (I)
E I
Secara
Matematis:
I=S 0 Ya Ye Yp Y (GDP)
I = - C0 + (1 – b)Y
Y = 1/(1-b) (C0 + I)
MODEL PENGGANDA (multiplier model)

 Pengganda (multiplier) menjelaskan


bagaimana shocks yang terjadi pada
investasi, pajak dan pengeluaran pemerintah,
dan perdagangan luar negeri berpengaruh
terhadap output dan kesempatan kerja dalam
perekonomian, dengan asumsi:
Upah dan harga tidak berubah
perekonomian terdapat pengangguran
sumberdaya
Tidak ada perubahan dalam pasar uang
Secara matematis angka pengganda perekonomian 2
sektor
Y=C+I I=S
Y = C0 + bY + I I = - C0 + (1 – b)Y
Y = 1/(1-b) (C0 + I) I+I = - C0 + (1–b) (Y +
Y+ Y = 1/(1-b) (C0 + I +I) Y)
Y = 1/(1-b) I I+I = - C0+(1–b)Y+(1–
dimana: Y = perubahan b)Y
GDP, Y = 1/(1-b) I
I = perubahan investasi,
dan
1/(1-b) = koef. pengganda
investasi.
Contoh :
Diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Y, dan
investasi otonom (I) sebesar 250. Berdasarkan
informasi tersebut, maka:
GDP ekuilibrium (Ye) = 1/(1 – 0,8) (100 + 250) =
1.750
Jika terjadi kenaikan investasi (I) sebesar 50,
maka GDP akan meningkat sebesar:
Y = 1/(1-0,8) 50 = 250 sehingga:
GDP ekuilibrium baru = 1.750 + 250 = 2.000
MULTIPLIER DLM PEREK 3 SEKTOR
 Misal: dlm perek ∆I = 20, Tx = 0,20 Y, C = a+0,75Yd
I= 120, G=60.
 Multiplier Investasi , pajak Tetap 
Mpp = 1 .
1-b
Dari contoh diatas = Mpp = 1 .
1-0,75
=4
Pertambahan Y = 4(20) = 80
MULTIPLIER DLM PEREK 3 SEKTOR
 Misal: dlm perek ∆I = 20, Tx = 0,20 Y, C = a+0,75Yd
I= 120, G=60.
 Multiplier Investasi , pajak proporsional =
Mpp = 1 .
1-b+bt
Dari contoh diatas = Mpp = 1 .
1-0,75+0,75(0,20)
= 2,5
Pertambahan Y = 2,5(20) = 50
ANALISA PENDAPATAN NASIONAL UNTUK
PEREKONOMIAN TERBUKA ( 4 SEKTOR )

PENDAPATAN NASIONAL EKUILIBRIUM :


Y = C + I + G + ( X – M)

JIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN


INJECTIONS DAN LEAKAGES, MK:

S+T+M=I+G+X
Dalam model ini I dan X sebagai variabel eksogen,
sedangkan S dan M sbg variabel endogen,
yakni fungsi dari :

S= sY
M= mY

 Dimana :
s = ∆ S = marginal propensity to saving
∆Y
m = ∆ M = marginal propensity to import
∆Y
 Dengan cara yang sama diperoleh angka
pengganda yg lain sbb :

- ANGKA PENGGANDA INVESTASI ;


KfI = 1 .
(1-b+bt+m)
- ANGKA PENGGANDA OUTONOMOUS SAVING :
K f So = -1 .
(1-b+bt+m)
- ANGKA PENGGANDA OUTONOMOUS IMPOR :
K f Mo = -1 .
(1-b+bt+m)
KERJAKAN SOAL-SOAL DIBAWAH INI !
1. Jika fungsi permintaan dan penawaran dari suatu barang
ditunjukkan oleh : Qd= 6 – 0,75P dan Qs = -5+2P. Berapa harga
dan jumlah keseimbangan pasar dan tunjukkanlah secara
geometri keseimbangan pasar tersebut.

2. Fungsi penawaran suatu perusahaan ditunjukkan oleh perilaku


pasar, dimana pada saat harganya 18 produk yang ditawarkan
16 dan bila harga nya naik menjadi 20 maka produk yang
ditawarkan 18. Sementara itu terdapat kecenderungan
permintaan dipasar sebagai berikut : jika harga nya 20 produk
yang diminta 10 tetapi bila harganya 18 jumlah yang diminta 12 .
Tentukan :
 Fungsi permintaan
 Fungsi penawaran
 Keseimbangan pasar dan Gambarkan grafiknya
3. Jika fungsi permintaan suatu produk
ditunjukkan oleh P=12-2Q dan suatu fungsi
penawaran oleh P= 3 +Q. Terhadap produk
tersebut dikenakan pajak oleh pemerintah
sebesar 3 per unit .
a. Berapakah harga dan jumlah keseimbangan pasar
sebelum dan sesudah kena pajak
b. Berapa besar penerimaan pajak total oleh
pemerintah?
c. Berapa besar pajak yang ditanggung oleh
konsumen dan produsen
d. Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan
sebelum dan sesudah pajak.
4. Pada suatu perekonomian diketahui besarnya MPC = 0,6 ; Konsumsi
Otonom( Co) = 150 Investasi perusahaan ( I ) = 80 ; Pengeluaran
Pemerintah (G)= 60 Tx = 50 dan Tr = 10
Berdasarkan data tersebut diatas :
a. Hitung besarnya pendapatan dan konsumsi keseimbangan !
b. Besarnya angka pengganda G dan Tx !

5. Dalam suatu perekonomian diperoleh data sebagai berikut :


Fungsi Konsumsi : C = 82 + 0,8 Y Investasi : I = 20 + 0,1 Y
Pengeluaran pemerintah: G = 28 Pembayaran Trnasfer : Tr = 5
Pajak : Tx = 10 + 0,1 Y
Berdasar data diatas tentukan :
Pendapatan nasional keseimbangan
Konsumsi keseimbangan
Multiplier I , G dan Tx
6. Dalam perekonomian 4 sektor berlaku keadaan sbb :
C = 100+0,8 Yd I= 100, G=200 dan X = 400
T = 0,25 Y
M = 0,10 Y
Jika dimisalkan perek mencapai full employment pd Y = 1800

a) Tentukan fungsi konsumsi


b) Tentukan pendapatan nasional ekuilibrium
c) Untuk mencapai kesempatan kerja pernuh, perubahan yg
bagaimana perlu dibuat, apabila : 1. Pajak yg dirubah, 2.
G yg dirubah
7. Perekonomian negara K mempunyai data sbb:
Fungsi saving = 0,15 y -200
Fungsi impor = 0,1 Y + 100
Pengeluaran investasi = 400 M.rp
Ekspor = 300 m.rp
Hitunglah : a. Pendapatan Nasional ek. b. Saving ek.
c. Impor ek. d. Konsumsi ek

8. Mula-mula perekonomian dalam keadaan ekuilibrium dengan ekspor netto


sebesar 25 M.rp. Diketahui fungsi saving :
S = -40 +0,3Y, sedangkan fungsi impor M = 20 + 0,2Y
Hitunglah :
a. Jika pengeluaran investasi bertambah 40 M.rp, sedangkan nilai eskpor
tidak mengalami perubahan, berapakan ekspor netto ?
b. Jika nilai ekspor bertambah 40 M.rp, sedangkan investasi tidak berubah,
berapakan ekspor netto?
c. Jika ekspor bertambah 20 M.rp dan investasi bertambah 20 m.rp,
berapakan ekspor netto ?

Anda mungkin juga menyukai