Anda di halaman 1dari 14

Fungsi Linear dan persamaan linier

Nama kelompok(3):

NAMA NIM

1. Misbahul Fatah (196410018)


2. M Amin Firdaus (196410017)
3. Moch Vishal Fergiawan (196410035)

1
Fungsi Linear dan persamaan linier

A. Pengertian Fungsi Linier

Fungsi Linier adalah fungsi Polinom yang variabel bebasnya memiliki pangkat paling tinggi
adalah satu. Dikatakan fungsi linier apabila variabel X dan Y dalam persamaan tersebut
mempunya pangkat satu (sehingga X1=X dan Y1=Y). Oleh karena itu fungsi linier sering
disebut dengan persamaan garis lurus (pgl) dengan bentuk umumnya adalah sebagai barikut:

Bentuk umum fungsi linier 2 variabel (x & y)


y = a0 + a1x

Dimana :

a0 konstanta, nilainya positif, negatif, atau nol


a1 koefisien, nilainya positif, negatif, atau nol

Contoh : y = 4 + 2x

f : x → mx + c atau f(x) = mx + c atau y = mx + c


 m adalah gradien / kemiringan / kecondongan (2)

 c adalah konstanta (4)

Contoh lain fungsi linier:

y=2x+5
y=-3x+2

Didalam menyelesaikan persoalan fungsi linier ada dua cara yang perlu diketahui, yaitu:

1. Membuat kurva fungsi linier

Adapaun cara membuat kurva liner antaralain:

2
a. Dengan cara sederhana (curve traicing process)

Yaitu dengan menggunakan tabel x dan y, dimana kita tentukan dulu nilai x sebagai variabel
bebas, maka dengan memasukkan beberapa nilai x kita akan memperoleh nilai y.

Misalkan : y = 4 + 2x

 x  -2 -1  0  1  2 

y   0 2  4  6  8 

Lalu titik-titik dalam tabel tersebut ditandai dan dihubungkan menghasilkan garis seperti
dalam kurva berikut ini:

b. Dengan cara matematis (menggunakan ciri-ciri yang penting)

Yaitu dengan mencari titik potong untuk sumbu x dan juga sumbu y.

Langkah-langkah membuat grafik fungsi linier dengan cara matematis:


 Tentukan titik potong dengan sumbu x, y = 0 diperoleh koordinat A( x1, 0)

 Tentukan titik potong dengan sumbu y, x = 0 diperoleh koordinat B( 0, y1)

 hubungkan dua titik A dan B sehingga terbentuk garis lurus.

contoh: Misalkan diketahui y = 4 + 2x. Maka grafik fungsi dapat digambarkan menggunakan
ciri-ciri penting, yaitu:

3
 Titik potong fungsi dengan sumbu y, x=0, maka y=4. Jadi titiknya adalah A(0,4) 

 Titik potong fungsi dengan sumbu x, y=0, maka x=-2. Jadi titiknya adalah B(-2,0)

Dengan menggunakan kedua ciri ini maka kita dapat menggambar grafik fungsi y=4 + 2x
seperti terlihat pada gambar berikut:

2. Bentuk Kurva Suatu Fungsi

Persamaan linier juga dapat ditulis ditulis dengan simbol y = ax + b (ini untuk mempermudah
dalam memahami gambar)
 Jika b bernilai positif : fungsi linier digambarkan garis dari kiri bawah ke kanan atas

 Jika b bernilai negatif : fungsi linier digambarkan garis dari kiri atas ke kanan bawah

 Jika b bernilai nol : digambarkan garis yg sejajar dengan sumbu datar x

4
 Apabila b bernilai negatif, contoh: Y = 10 - 2X  maka kurva bergerak dari kiri atas ke
kanan bawah seperti gambar berikut:

 Apabila b bernilai positif, misalnya : Y = 3 + 2X  maka kurva bergerak dari kiri


bawah ke kanan atas seperti gambar berikut:

3). Gradien dan Persamaan garis lurus

Gradien adalah koefisien yang menentukan arah garis  fungsi linier, biasanya koefisien ini
melekat pada variabel X (sisi vertikal)/(sisi horizontal).

Jika gambar kurva bergerak dari kiri atas ke kanan bawah maka nilai gradiennya negatif dan
juga sebaliknya.

Contoh:
y=-x+3
Jika x=0 → y=3, koordinat (0,3)
Jika y=0 → x=3, koordinat (3,0)

5
a. Garis lurus yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) memiliki gradien m:
m = y1-y2 / x1-x2 atau m = y2-y1/x2-x1

b. Persamaan garis lurus yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) adalah:
 y-y1 = x-x1

 y2-y1=x2-x1

c. Persamaan garis lurus yang bergradien m dan melalui titik A(x1, y1), fungsinya adalah:
y = m (x – x1 ) + y1

4. Hubungan dua garis lurus

 Dua garis lurus yang sejajar

Sejajar kan terjadi ketika dua buah garis akan sejajar apabila kemiringan garis yang satu sama
dengan kemiringan garis yang lain (m1 = m2).
 Dua garis lurus yang berhimpit

Berimpit akan terjadi ketika dua buah garis akan berimpit apabila persamaan garis yang satu
merupakan kelipatan dari (proporsional terhadap) persamaan garis yang lain. y1 = mx1+ b1
akan berimpit dengan y2 = mx2+ b2 , jika y1 = ny2 ; a1 = na2 ; b1 = nb2.
 Dua garis lurus yang berpotongan

6
Berpotongan, dua buah garis akan berpotongan apabila kemiringan garis yang satu tidak
sama dengan kemiringan garis yang lain (m1 ≠ m2).

Untuk fungsi linier yang saling berpotongan, maka untuk mencari titik potongnya dapat
dilakukan dengan cara :

1. Metode Grafik
2. Metode Subtitusi 
3. Metode Eliminasi 
4. Metode Campuran

 Dua garis lurus yang tegak lurus

Tegak lurus (termasuk garis lurus berpotongan) akan terjadi saat dua garis akan saling tegak
lurus apabila kemiringan garis yang satu merupakan kebalikan dari kemiringan garis yang
lain dengan tanda yang berlawanan  (m1 = – 1/m2). Atau nilai perkalian kemiringannya
menghasilkan nilai –1 (m1 ⨉ m2 = -1).

B. Penggunaan Fungsi Linear dalam Ekonomi

Penerapan suatu fungsi dalam ekonomi sangatlah banyak entah itu fungsi linier maupun non-
linier. Fungsi linier sering dijumpai dalam suatu analisa yang membutuhkan suatu kurva.
Oleh karena itu materi fungsi khususnya fungsi linier wajib untuk dikuasai. Berikut ini adalah
beberapa contoh penerapan fungsi linier di bidang ekonomi:

1. Penerapan Fungsi Linier Pada Fungsi Permintaan (Demand Function)

Fungsi Permintaan menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
oleh konsumen dengan anggapan bahwa faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus), yaitu selera
tetap, pendapatan tetap dan harga barang-barang lain tetap, maka ini menandakan bahwa
apabila harga turun jumlah barang yang diminta oleh konsumen naik, demikian pula
sebaliknya.

7
1. Pada saat harga turun P1 ke P2, maka permintaan naik dari Q1 ke Q2
2. Pada saat harga naik P1 ke P3, maka per mintaan  turun dari Q1 ke Q3

Hal –hal yang perlu diperhatikan:

1. P = harga per unit; Q = Quantitas barang


2. Kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah
3. P dan Q positif
4. Pada suatu tingkatan harga (P) hanya terkandung nilai kuantitas (Q) dan sebaliknya
5. Skala P dan Q tidak perlu sama, karena harga tidak sama dengan kuantitas.

2. Penerapan Fungsi Linier Pada Fungsi Penawaran (Supply Function)

Fungsi Penawaran menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan kepada konsumen, dengan anggapan faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus).
Maka apabila tingkat harga meningkat, jumlah barang yang ditawarkan bertambah, demikian
pula sebaliknya.

1. Pa → Pc : Jumlah barang yang ditawarkan naik  Qa → Qc


2. Pa → Pb : Jumlah barang yang ditawarkan turun  Qa → Qb

8
3. Penerapan Fungsi Linier Pada Market Equilibrium (Keseimbangan Pasar)

Pasar suatu jenis barang dikatakan berada dalam keseimbangan apabila jumlah barang yang
diminta dipasar tersebut sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Secara matematik dan
grafik hal ini ditunjukkan oleh persamaan :

FS  =  FD
( Fungsi Penawaran = Fungsi Permintaan)

Yaitu pada perpotongan kurva permintaan dengan kurva penawaran. Pada posisi
keseimbangan pasar ini tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan Jumlah
keseimbangan (equilibrium quantity).

4. Penerapan Fungsi Linier Pada Pajak

Pajak adalah jenis pungutan yang dilakukan pemerintah terhadap produsen/penjual sehingga
beban pajak akan menambah besarnya biaya yang harus dipikul oleh produsen/penjual.
Akibatnya harga yang ditawarkan akan naik, kenaikannya sebesar pajak yang dibebankan.
Ada dua macam pajak, antara lain:

a. Pajak Perunit

Pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang yang besarnya tetap untuk
setiap unit barang.

9
Fungsi sebelum pajak : FS → P = aQ + b
Fungsi setelah pajak : FSt → P = (aQ + b) + t
 Pajak yang ditanggung konsumen: (Pt – P) Qt

 Pajak yang ditanggung produsen: (Qt .t)- (Pt – P) Qt

 Pajak yang diterima pemerintah: Qt.t

b. Pajak Persentase

Pajak Persentase adalah pajak yang dipungut pemerintah dengan persentase yang tetap
terhadap penjualan. Pajak persentase (r).

Fungsi sebelum pajak  : FS → P = aQ + b


Setelah Pajak : FSr→P = (aQ + b)( 1 + r )

5. Penerapan Fungsi Linier pada Subsidi

Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, pengaruhnya  terhadap keseimbangan pasar


berbalikan dengan pengaruh pajak. Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu
barang menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi rendah. Dengan adanya subsidi,
produsen merasa  ongkos produksinya menjadi lebih kecil sehingga bersedia menjual lebih
murah.

10
Fungsi sebelum subsidi : FS → P = aQ + b
Fungsi setelah subsidi : FSs → P = aQ + b – S

B . Pengertian Sistem Persamaan Linier


Sistem persamaan linier (SPL) adalah gabungan dua atau lebih persamaan linier yang
saling berkaitan satu dengan lainnya.
Didalam SPL itu ada yang namanya selesaian, selesaian adalah nilai pengganti peubah
yang menyebabkan persamaan menjadi pernyataan yang bernilai benar. Dan proses dari
selesaian itu biasanya disebut penyelesaian (selalu berkurung kurawal).

1.   Pengertian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


Persamaan linier dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua variabel dimana
pangkat atau derajat tiap-tiap variabel sama dengan satu.
Bentuk umum persamaan linier dua variabel adalah :
ax + by = c
Dimana :  x dan y adalah variabel
Sedangkan sistem persamaan dua variabel adalah dua persamaan linier dua variabel yang
mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu penyelesaian.
Bentuk umum sistem persamaan dua variabel adalah :
ax + by = c
px + qy = r
Dimana : x dan y dise but variabel
 a, b, p dan q disebut koefisien
 c dan r disebut konstanta

2. Metode-Metode Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel


Metode-metode untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel sebagai
berikut :

a. Metode Eliminasi
Dalam metode eliminasi, salah satu variabel dieliminasikan atau dihilangkan untuk
mendapatkan nilai variabel yang lain dalam Sistem Persamaan Linier Dua Variabel tersebut.
Untuk mengeliminasi suatu variabel, samakan nilai kedua koefisien variabel yang akan
dieliminasi, kemudian kedua persamaan dijumlahkan atau dikurangkan.

11
Metode Substitusi
b.
Dalam metode substitusi, suatu variabel dinyatakan dalam variabel yang lain  dari
SPLDV tersebut. Selanjutnya, variabel ini digunakan untuk mengganti variabel lain yang
sama dalam persamaan lainnya sehingga diperoleh persamaan satu variabel.
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV dari 3x + 4y = 11 dan x + 7y  = 15

Penyelesaian :
3x + 4y = 11 . . .  persamaan (1)
x + 7y = 15 . . .  persamaan (2)
Dari persamaan (2) didapat : x = 15 – 7y . . . persamaan (3)
Kemudian substitusikan pesamaan (3) ke persamaan (1) :
 3x + 4y = 11
⇔ 3(15 – 7y) + 4y = 11
⇔   45 – 21y + 4y = 11
⇔        - 21y + 4y = 11 – 45
                                                                                                       
⇔                - 17y = - 34  
⇔                      y = 2
Nilai  y = 2 kemudian substitusikan  y  ke persamaan (3)
 x = 15 – 7y
 x = 15 – 7(2)
 x = 15 – 14
 x = 1
Jadi, Himpunan Penyelesaiannya {(1, 2)}

Metode Gabungan (Eliminasi dan Substitusi)


c.
Dalam metode ini, nilai salah satu variabel terlebih dahulu dicari dengan metode
eliminasi. Selanjutnya, nilai variabel ini disubstitusikan ke salah satu persamaan sehingga
diperoleh nilai variabel sama.
Contoh :
Dengan metode gabungan tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 2x – 5y =
2 dan x + 5y = 6 !

12
Penyelesaian :
Langkah pertama yaitu dengan metode eliminasi, diperoleh :
2x – 5y = 2     ×1       2x – 5y = 2
x + 5y = 6       ×2       2x +10y = 12   -
                                        -15y = -10
                                           y = (-10)/(-15)
                                           y = 2/3
Kemudian, disubstitusikan nilai y ke persamaan x + 5y = 6 sehingga diperoleh.
x + 5y = 6
⇔  x + 5 (2/3) = 6
⇔  x + 10/15 = 6
⇔               x = 6 – 10/15
⇔               x = 22/3
Jadi, himpunan penyelesaiaanya adalah {(22/3,2/3)}

d. Metode Grafik
Penyelesaian SPLDV dengan metode grafik adalah titik potong kedua garis dari
persamaan linier penyusunan. 
Contoh :
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan x + y = 5 dan x – y = 1,
untuk x, y ∈ R dengan menggunakan metode grafik.

Penyelesaian:
Tentukan terlebih dahulu titik potong dari gais-garis pada sistem persamaan dengan sumbu-
sumbu koordinat seperti berikut ini:
Untuk gaaris  x + y = 5
X 0 5
Y 5 0
(x, y) (0, 5) (5, 0)
   Titik potong sumbu x, syarat y = 0

           x + y = 5
           x + 0 = 5
           x = 5
          Jadi titik potongnya (5,0)
   Titik potong sumbu y, syarat x = 0

             x + y = 5
             0 + y = 5
             y = 5
            Jadi titik potongnya (0,5)

  Untuk garis  x - y = 1
X 0 1
Y -1 0
(x, y) (0, -1) (1, 0)

         Titik potong sumbu x, syarat y = 0


x–y=1

13
x–0=1
x=1
Jadi titik potongnya (1,0)

         Titik potong sumbu y, syarat x = 0


x–y=1
0–y=1
 y = -1
Jadi titik potongnya (0,-1)

Berdasarkan hasil diatas, kita bisa menggambarkan grafiknya seperti berikut ini:

14

Anda mungkin juga menyukai