Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesional Akhlak


Akhlak adalah istilah Arab yang mengacu pada karakter moral, etika, atau
prilaku seseorang. Ini mencakup nilai- nilai, kebajikan, dan prinsip-prinsip yang
memandu perilaku dan interaksi seseorang dengan orang lain. Akhlak adalah
konsep penting dalam etika Islam dan juga relavan dalam banyak budaya dan
tradisi filosofis lainnya karena berkaitan dengan karakter moral yang baik dan
perilaku berbudi luhur. Ini menekankan kualitas seperti kejujuran, kebaikan,
integritas, dan kasih sayang.
Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan bebrbagai perspektif
seduai dengan para ahli tasawuf diantaranya :
1. Ibnu Masakawaih memberikan definisi sebagai berikut:

‫َح اًل ِللَّنْفِس َداِع َيٌة لَهَا ِاَلى َاْفَع اِلَها ِم ْن َغْيِر‬
‫ِفْك ٍر َو ُر ِو َّيٍة‬
Artinya:
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.
2. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:

‫َاْلُخ ُلُق ِعَباَر ٌة َع ْن َهْيَئٍة ِفى الَّنْفِس َر اِس َخ ٍة َع ْنَها َتْص ُد ُر ْااَل ْفَع اُل ِبُسُهْو َلٍة َو ُيْس ٍرِم ْن َغْيِر َح اَجٍة ِاَلى ِفْك ٍر‬
‫َو ُر ِو َّيٍة‬

Artinya:
“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan
pikiran (lebih dahulu)”
Dalam Islam, profesionalisme semakna dengan ihsan dan itqon yang
sangat dianjurkan dalam Islam. Ajaran Islam memotivasi umat Islam untuk kerja
yang professional dalam berbagai sisi kehidupan dan berbagai sarana kerja. Allah
mencintai seseorang jika melakukan sesuatu dengan cara professional”.
Menurut KBBI, terdapat tiga arti profesional, yang pertama adalah
profesional menurut kata sifat yaitu bersangkutan dengan profesi. Kedua,
profesional diartikan dengan memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya. Contohnya, Deni merupakan penyanyi profesional, artinya ia
memiliki kepandaian khusus dalam menyanyi.
Profesionalisme merupakan sikap dari seorang professional yang
melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok. Profesionalisme sangat diperlukan
untuk keberhasilan suatu perusahaan, organisasi, dan lembaga. Untuk itu suatu
perusahaan harus melibatkan orang-orang yang mampu bekerja secara
professional. Tanpa sikap dan perilaku professional maka lembaga atau organisasi
tersebut tidak akan memperoleh hasil yang maksimal, bahkan bisa mengalami
kebangkrutan.
Adapun nilai-nilai islam yang mendasari profesionalisme:
1. Sifat kejujuran (shiddiq). Kejujuran menjadi salah satu dasar yang paling
penting untuk membangun profesionalisme. Kegiatan yang dikembangkan
di dunia organisasi, perusahaan, dan lembaga modern saat ini sangat
ditentukan oleh kejujuran.
2. Sifat komunikatif (tabligh). Salah satu ciri profesional adalah sikap
komunikatif dan transparan. Dengan sikap komunikatif, seorang
penanggung jawab suatu pekerjaan akan dapat menjalin kerjasama dengan
orang lain lebih lancar.
3. Sifat tanggung jawab (amanah). Sikap tanggungjawab merupakan akhlak
yang sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme karena jika
tidak melibatkan sifat amanah di dalam suatu organisasi atau perusahaan
pasti akan hancur.
4. Sifat cerdas (fathanah). Dalam sebuah organisasi, kepemimpinan yang
cerdas akan cepat dan tepat dalam memahami problematika yang ada di
lembaganya.
Disamping ke-empat nilai diatas, ada beberapa nilai-nilai islam yang dapat
mendasari pengembangan profesionalitas dalam islam.
1. Husnuzhon. Bersikap dan berfikir positif dapat mendorong seseorang
untuk berpikir jernih sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan
baik.
2. Memperbanyak silaturahim.
3. Disiplin dan menepati janji.
4. Bertindak efektif dan efisien. Merencanakan dan mengerjakan setiap
pekerjaan dengan efektif,serta menggunakan fasilitas kerja secara cukup,
tidak boros, dan berguna.
5. Memberikan upah secara tepat dan cepat. Memberikan upah secara tepat
sesuai dengan pekerjaannya dan secara cepat guna memberikan semangat
kepada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya.
Islam mengajarkan bahwa pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan prinsip,
berikut aktualisasi profesionalisme dalam perspektif islam, yaitu:
1. Pekerjaan harus dilakukan berdasarkan kesadaran, pengetahuan, dan keahlian.
2. Pekerjaan harus berorientasi pada kualitas mutu serta hasil yang baik.
3. Setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sebab
senantiasa diawasi Allah SWT.
4. Pekerjaan harus dilakukan dengan semangat serta etos kerja yang tinggi
5. Pemberian upah harus diberikan secara tepat sesuai dengan hasil pekerjaan.

B. Jenis-Jenis Akhlak
1. Akhlak kepada Allah
Beberapa akhlak yang sudah menjadi kewajiban bagi kita sebagai mahluk
kepada kholiq-Nya, diantaranya:

 Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk


menyembah-Nya sesuai denganperintah-Nya. Seorang muslim
beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
 Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi
dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.
Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
 Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a
merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan
keterbatasan dan penerapan akhlak dalam Kehidupan.
 Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah
dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
 Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui
bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa,
oleh karena itu idak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong,
tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan
ibadah kepada Allah.
Seorang muslim harus menjaga akhlaknya terhadap Allah swt, tidak
mengotorinya dengan perbuatan syirik kepada-Nya. Sahabat Ismail bin Umayah
pernah meminta nasihat kepada Rasulullah saw, lalu Rasulyllah memberinya
nasihat singkat dengan mengingatkan, “Janganlah kamu menjadi manusia
musyrik, menyekutukan Allah swt dengan sesuatupun, meski kamu harus
menerima resiko kematian dengan cara dibakar hidup-hidup atau tubuh kamu
dibelah menjadi dua“. (HR. Ibnu Majah).
2. Akhlak kepada Diri Sendiri
Adapun Kewajiban kita terhadap diri sendiri dari segi akhlak, di
antaranya:

 Sabar, yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil


dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang
menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah,
menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
 Syukur, yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang
tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk
ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah
dengan bacaan Alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan
dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah
sesuai dengan aturan-Nya.
 Tawaduk, yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang
dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk
melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang
menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.

3. Akhlak kepada keluarga


Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara
anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komunikasi. Akhlak kepada
ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan.
Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara
lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan
cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban,
serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan
oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi
orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian
sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih
sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam
keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban,
dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di
antara mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap,
tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi
surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan
pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak
sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa
selanjutnya.
4. Akhlak kepada Sesama Manusia
Berakhlak baik terhadap sesama pada hakikatnya merupakan wujud dari rasa
kasih sayang dan hasil dari keimanan yang benar, sebagaimana sabda Rasulullah
saw, “Mukmin yang paling sempurna imanya ialah yang paling baik akhlaknya.
Dan yang paling baik diantara kamu ialah mereka yang paling baik terhadap
isterinya“. (HR. Ahmad).
Diantara akhlak-akhlak itu diantaranya, adalah:
a. Akhlak terpuji ( Mahmudah )
Penerapan akhlak sesama manusia yang dan merupakan akhlak yang terpuji
adalah sebagai berikut:

 Husnuzan
Berasal dari lafal husnun ( baik ) dan Adhamu (Prasangka). Husnuzan berarti
prasangka, perkiraan, dugaan baik. Lawan kata husnuzan adalah suuzan yakni
berprasangka buruk terhadap seseorang . Hukum kepada Allah dan rasul nya
wajib, wujud husnuzan kepada Allah dan Rasul-Nya antara lain:
o Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan
Rasul-Nya Adalah untuk kebaikan manusia
o Meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti
berakibat buruk.
Hukum husnuzan kepada manusia mubah atau jaiz (boleh dilakukan).
Husnuzan kepada sesama manusia berarti menaruh kepercayaan bahwa dia telah
berbuat suatu kebaikan. Husnuzan berdampak positif berdampak positif baik bagi
pelakunya sendiri maupun orang lain.

C. Prinsip-Prinsip Akhlak
Pendidikan akhlak tidak bisa dipindahkan dari pendidikan manusia seutuhnya.
Pendidikan akhlak jstru ditunjukan untuk membentuk manusia yang seutuhnya
atau dalam Islam disebut sebagai Insan Kamil (manusia yang sempurna). Insan
Kamil adalah hamba Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Prinsip-Prinsip Akhlak Dalam Islam
Prinsip pokok keunggulan akhlak islam dibandingkan yanng lainnya
adalah terletak pada hal-hal berikut:
1. Moral Force
Moral Force akhlak islam adalah terletak pada iman sebagai internal
power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang berfungsi sebagai
motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk direfleksikan
dalam tata rasa,tata karsa,tata cipta dan tata karya yang konkret.

2. Landasan pijaknya adalah : Iman, Islam, Ihsan.


a. Iman:
Istilah iman adalah berasar dari bahasa Arab, yaitu bentuk masdar dari
kata kerjanya. Iman dapat dipahami sebagai sebuah keyakinan yang
mendasari sikap, tindakan dalam perbuatan seorang mukmin, sehingga
iman itu dapat dijadikan sebagai tolak ukur kualitas pribadi seseorang.
Oleh karena itu, kualitas iman dapat dibagi tiga:
1) Iman yang dinamis adalah iman yang peka dan responsif terhadap
berbagai kasus moral
2) Iman yang conditional adalah iman yang tidak stabil atau disebut iman
yang pluktuatif
3) Iman yang pasif, yaitu iman yang sangat lemah dalam merespons
berbagai kasus akhlak.
b. Islam
Secara etimologi kata islam dalam bahasa Arab diambil dari bentuk
masdar yang kata kerja (fi’ilnya). Islam ialah tunduk dan taat, yakni
tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya.
c. Ihsan
Istilah ihsan adalah berbuat baik atau perbuatan baik. Rasullulah
mennyatakan sabdanya bahwa ihsan ialah:
“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, tetapi jika
engkau tidak melihat –Nya yakinlah bahwa dia selalu melihat engkau”

Jadi sesungguhnya ihsan itu merupakan refleksi sikap dan keyakinan


sesorang yang telah islam dan beriman. Jadi disimpulkan ihsan adalah titik
kulminasi dari sharing antara iman dengan ikhsan.

3. Disiplin Moral
Siapa berbuat, dia yang bertanggung jawab. Prinsip akhlak islam siapa
berbuat baik sekecil apapun, maka dia akan menikmati hasilnya,
sebaliknya sekecil apa pun kejahatan yang dilakukan, dia pulalah yang
mempertanggung jawabkan perbuatannya.
4. Akhlak Terhadap Alam (Makhluk Lain)
Di alam ini banyak sekali makhluk atau hewan yang diciptakan Allah
untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia. Jika kita kaji ajaran ihsan
dalam islam, moralitas yang dikehendaki bukan hanya terbatas pada
bangsa manusia saja, melainkan juga kepada hewan-hewan yang
berkeliaran disekeliling kita.
5. Akhlak terhadap sesama
a. Akhlak suami dan istri
 Menggauli istri dengan sopan
 Membrikan nafkah batin
 Mencakupi nafkah lahir
 Pandai menyimpan rahasia sang istri
b. Akhlak kepada orang tuanya
 Patuh
 Ihsan
 Berkata halus dan mulia kepada ayah dan ibu
c. Akhlak individu dan masyarakat
Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada tuhan semata-mata,
maka dapat menghasilakan kebahagiaan antara lain:
 Mendapat tempat yang baik di masyarakat
 Akan disenangi orang dalam pergaulan
 Akan terpelihara dari hukuman
 Mendapat pertolongan
 Mendapat perlindungan dari segala penderitaan dan kesukaran
d. Agama (hidayah diniyah)
Unsur-unsur agama berdasarkan pengertian agama menurut para ahli
teologi islam sesuai dengan hadis jibril yang mengajar nabi tentang
agama,adalah:
 Iman, akidah, tauhid
 Islam, ibadah, amal saleh
 Ihsan, tata cara ibadah
Contoh penerapan akhlak dalam kehidupan sehari-hari adalah :
1. Memperhatikan etika sosial saat berkomunikasi dengan orang lain. Siapa
pun itu dan di tempat mana pun baik itu di masjid, di sawah, di kantor, di
trotoar, di pasar, di warung, di lembaga pendidikan, di lembaga dakwah
dan di tempat lainnya di mana pun itu
2. Mentauhidkan Allah, tidak syirik dan beriman serta hanya menyembah
Allah yang Maha Esa. Selain itu, bentuk lain dari aktualisasi akhlak juga
dengan beribadah, beramal, berdzikir dan senantiasa memohon ampun
kepada Allah karena kita adalah manusia yang selalu
melakukan kesalahan.
3. Hindari sikap egoisme atau kepentingan untuk memuaskan diri sendiri
atau golongan yang ujung-ujungnya membuat kita lupa akan hak-hak
orang lain dan cenderung meremehkannya.
4. Sabar dalam menghadapi setiap cobaan atau melaksanakan kewajiban
ibadah kepada Tuhan.
5. Ikhlas dalam melaksanakan setiap amal perbuatan semata-mata karena
suatu dosa.
MAKALAH AGAMA
KONSEP AKHLAK PROFESIONAL

Dosen Pengampuh: Ulpan, S.Pd.I.,M.Pd.I

Kelompok 4:

Ayu Kamelia (A202301065)

Dilla Freti (A202301093)

Edwar Setiawan CH (A202301

Gadis Suci Ramadhani (A202301049)

Irsya

Uswatun Septi Arifah Ahmad (A202301048)

PROGRAM STUDI D4 TEKNOLOGI LABORATORIUM

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2023

Anda mungkin juga menyukai