Anda di halaman 1dari 11

Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

Management Analysis Journal


http://maj.unnes.ac.id

PENGARUH MOTIVASI, PROMOSI DAN CITRA DESTINASI PADA KEPUASAN


PENGUNJUNG MELALUI KEPUTUSAN PENGUNJUNG

Sri Setyaningsih , Murwatiningsih

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan motivasi, promosi, dan citra destinasi ber-
Diterima Maret 2017 pengaruh terhadap kepuasan pengunjung melalui keputusan pengunjung. Populasi
Disetujui Mei 2017 dalam penelitian ini adalah seluruh pengunjung Purbasari Pancuran Mas Purbal-
Dipublikasikan Juni 2017
ingga. Pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling, sebanyak
Keywords: 103 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan
Decision, Satisfaction, Im- dokumentasi. Pengujian instrumen dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas.
age, Motivation, Promotion Metode analisis dalam penelitian menggunakan SPSS 21.0 for Windows. Hasil
penelitian menemukan bahwa semua hipotesis pengaruh secara lngsung yang di-
ajukan adalah diterima dimana nilai signifikansinya < 0,050, sedangkan untuk
pengujian intervening diperoleh nilai total pengaruh tidak langsung > pengaruh
langsung, yaitu motivasi sebesar 0,243 > 0,180, promosi sebesar 0,340 > 0,281, dan
citra destinasi sebesar 0,331 > 0,247. Hal ini membuktikan hipotesis baik secara
langsung dan tidak langsung dalam penelitian ini semua diterima. Simpulannya
semakin tinggi tingkat motivasi, promosi, dan citra destinasi maka dapat mempen-
garuhi keputusan berkunjung yang akan berdampak pada kepuasan pengunjung.
Saran untuk perusahaan adalah menambah wahana yang tidak monoton, membuat
iklan yang lebih kreatif dan inovatif lagi, serta penerimaan kritik dan saran dari
pengunjung.

Abstract
The purpose of this research to explain the motivation, promotion, and destination image
affect on visitor’s satisfaction through visitor’s decision. The population in this research was
all visitors Purbasari Pancuran Mas Purbalingga. The sampling technique is using accidental
sampling of 103 respondents. Data collection method used is questionnaires and documenta-
tion method.Testing instrument test done with validity and reliability .The method of analy-
sis in research using spss 21.0 for windows . The study found that all the hypothesis directly
influence that proposed is acceptable where the significance value < 0.050, while the test of
intervening obtained by the total value of the indirect effect > direct effect, i.e. motivation of
0.243 > 0.180, promotion of 0.340 > 0.281, and destination image amounted to 0.331 >
0.247. This proves the hypothesis, both directly and indirectly in this study are all accepted. In
conclusion, the higher rate of motivation, promotion, and destination’s image, so that will be
influenced the visitor’s decision and be impacted to the visitor’s satisfaction. The Suggestion of
this study is giving more interesting offers such as adding the new playground, making more
creative and inovative advertisements, also receiving visitor’s critics and suggestions .

© 2017 Universitas Negeri Semarang

ISSN 2252-6552

Alamat korespondensi:
Gedung L2 Lantai 1 FE UNNES
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: srisetyaningsih11@gmail.com
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

PENDAHULUAN suatu destinasi karena motivasi adalah hal yang


sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan
Rutinitas padat yang dialami orang da- dan pariwisata, walaupun motivasi ini seringkali
lam kesehariannya menimbulkan ketegangan, tidak disadari oleh wisatawan itu sendiri (Pitana
kebosanan, kejenuhan, dan mungkin bisa bera- & Diarta, 2005). Motivasi perjalanan dikatakan
kibat stress. Untuk meminimalisir perasaan ter- umum apabila motivasi ini mendorong seseo-
sebut berkembang negatif, tentu membutuhkan rang hanya sekedar untuk beralih tempat. Suatu
rekreasi dan hiburan yang dapat memulihkan motivasi menjadi khusus atau selektif bilamana
kejernihan pikiran, mendapatkan inspirasi, dan wisatawan terdorong untuk mengunjungi suatu
kesegaran baru serta dapat menyegarkan kem- objek, daerah atau negara tertentu atau untuk
bali jasmani dan rohani. Rekreasi merupakan memilih suatu paket wisata atau acara perjala-
kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kem- nan wisata yang spesifik. Motivasi-motivasi yang
bali jasmani dan rohani. Meskipun rekreasi dan spesifik, seperti halnya motivasi umum, akan
hiburan termasuk kebutuhan sekunder, namun berbeda dari satu orang dengan orang lainnya,
kegiatan ini sangat membantu seseorang untuk hal ini tergantung pada faktor yang mendorong
melupakan masalah-masalah yang dihadapi da- wisatawan berkunjung ke suatu destinasi wisata
lam kehidupan sehari-hari. Rekreasi dan hiburan tersebut (Pitana & Diarta, 2005).
ini dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan Dengan mengetahui motivasi wisatawan
berwisata. dapat memberikan informasi bagi pengelola wi-
Objek Wisata dan daya tarik wisata meru- sata dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan
pakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya wisatawan selama mereka tinggal di suatu kawa-
daya tarik di suatu areal atau tempat tertentu ke- san wisata. Seperti yang diungkapkan di pene-
pariwisataan sulit untuk berkembang ataupun di litian terdahulu oleh Pratminingsih dkk. (2014)
kembangkan Stevianus (2014). Oleh karena itu yang membuktikan bahwa motivasi berpenga-
suatu objek wisata harus memiliki keunggulan- ruh signifikan terhadap kepuasan pengunjung.
keunggulan yang mampu menciptakan kepuasan Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
bagi pengunjungnya setelah mengunjungi objek (Prebensen, 2002) yang membuktikan bahwa
wisata tersebut. motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh se- kepuasan pengunjung.
buah perusahaan pada akhirnya akan bermuara Menurut Swasta dan Handoko (2000) fak-
pada nilai yang akan diberikan oleh pelanggan tor internal yang dapat mempengaruhi perilaku
mengenai kepuasan yang dirasakan (Lupiyoadi, konsumen antara lain motivasi dan persepsi. Se-
2013). Dalam era globalisasi ini, perusahaan dangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000)
akan selalu menyadari akan pentingnya faktor Motivation can be described as the driving force wit-
pelanggan. Oleh karena itu, mengukur tingkat hin individuals that impels them to action. Artinya
kepuasan para pelanggan sangatlah perlu, wa- motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri
lapun hal tersebut tidaklah semudah mengukur seseorang yang memaksanya untuk melakukan
berat badan atau tinggi badan pelanggan yang suatu tindakan. Dengan adanya motivasi pada
bersangkutan. diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku
Keputusan pengunjung dalam melakukan yang diarahkan pada suatu tujuan untuk men-
perjalanan wisata dapat didasari oleh beberapa capai sasaran kepuasan. Hal ini sesuai dengan
hal, di antaranya adalah motivasi, promosi, dan penelitian terdahlu yang dilakukan oleh (Kusu-
citra destinasi. Motivasi merupakan faktor pen- ma dkk., 2013) yang membuktikan bahwa moti-
ting bagi wisatawan di dalam mengambil kepu- vasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
tusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan pembelian. Berbeda dengan penelitian yang di-
di kunjungi. Seperti yang telah dikemukakan lakukan oleh Lendo (2013) yang membuktikan
oleh (Purnama & Murwatiningsih, 2014) bahwa bahwa tidak ada pengaruh signifikan motivasi
motivasi merupakan salah satu faktor psikologis terhadap keputusan pembelian.
yang dapat mempengaruhi keputusan berkun- Selain motivasi, keputusan berkunjung
jung. Wisatawan akan mempersepsikan daerah wisatawan juga dipengaruhi oleh promosi yang
tujuan wisata yang memungkinkan, di mana dilakukan oleh obyek wisata tersebut. Persepsi
persepsi ini dihasilkan oleh persepsi individual, konsumen sebagai efek promosi produk atau jasa
pengalaman dan Informasi. berpengaruh terhadap tingkat kepentingan kon-
Begitu pentingnya motivasi wisatawan sumen, kepuasan konsumen dan nilai (Rangkuti,
dalam melakukan suatu perjalanan wisata ke 2003). Secara tidak langsung kepuasan pengun-

124
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

jung mampu melahirkan aktifitas promosi yang ek wisata itu sendiri. Para pengelola destinasi wi-
dilakukan melalui pengunjung yang telah men- sata saling berlomba untuk meningkatkan angka
gunjungi suatu objek wisata (Dirgantara, 2013). kunjungan wisata. Meningkatkan kunjungan
Pengunjung yang telah mengunjungi objek wisa- wisata di bangun dari terciptanya kepuasan wi-
ta dan mengalami kepuasan akan memiliki ke- satawan terhadap destinasi wisata yang telah di
cenderungan memberikan rekomendasi kepada kunjungi. Menurut Gunn (2002), pembentukan
calon pengunjung lain untuk mengunjungi objek citra sebelum terjadinya perjalanan merupakan
wisata tersebut. Hal ini sangat menguntungkan fase terpenting dalam proses pemilihan daerah
pihak pengelola karena secara tidak langsung tujuan wisata. Sedangkan citra yang dipersep-
mendapatkan bantuan dari pengunjung dalam sikan setelah terjadinya kunjungan wisata juga
melakukan promosi. akan mempengaruhi kepuasan konsumen dan
Menurut Lupiyoadi (2013) promosi me- intensitas untuk melakukan kunjungan wisata
rupakan salah satu variabel dalam bauran pe- kembali di masa mendatang, tergantung pada
masaran yang sangat penting dilaksanakan oleh kemampuan daerah tujuan wisata dalam meny-
perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Ke- ediakan pengalaman yang sesuai dengan kebu-
giatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat tuhan dan citra yang wisatawan miliki tentang
komunikasi antara perusahaan dan konsumen, daerah wisata.
melainkan juga sebagai alat untuk mempenga- Menurut Prebensen (2002) mengungkap-
ruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau kan bahwa citra destinasi berperan dan berpen-
penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan garuh dalam perilaku pembelian dan kepuasan.
kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan meng- Citra destinasi merupakan manifestasi dari hara-
gunakan alat-alat promosi. Pendapat ini sesuai pan wisatawan, sehingga citra mampu mempen-
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh garuhi persepsi wisatawan. Termasuk di dalam-
Magatef dan Ghaleb (2015) yang menyatakan nya mempengaruhi kepuasan wisatawan. Citra
bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap positif dari tempat tujuan wisata akan menjadi
kepuasan pengunjung. Berbeda dengan peneliti- penyangga terhadap kekurangan destinasi dan
an yang dilakukan oleh Rahayu (2015) yang me- sebaliknya. Citra positif suatu destinasi me-
nyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan mainkan peran penting dalam attracting and re-
promosi terhadap kepuasan pengunjung. taining tourist. Jadi, citra destinasi harus dikelola
Banyaknya produk barang dan jasa yang secara profesional. Pendapat tersebut sesuai den-
kurang menarik disebabkan tidak adanya atau gan penelitian yang dilakukan oleh Mohammed
rendahnya promosi yang dilakukan sehingga dkk. (2014) yang menyatakan bahwa terdapat
promosi yang dilakukan kurang menarik perha- pengaruh signifikan citra destinasi terhadap ke-
tian (Lupiyoadi, 2013). Kurangnya promosi yang puasan pengunjung. Berbeda dengan penelitian
disampaikan menurunkan minat konsumen ter- yang dilakukan oleh (Sundari, 2015) yang meny-
hadap pemilihan produk barang dan jasa yang atakan bahwa citra destinasi tidak berpengaruh
akan digunakan. Kebutuhan dan keinginan me- signifikan terhadap kepuasan pengunjung.
rupakan dua faktor yang perlu diperhatikan pro- Citra destinasi merupakan aspek penting
dusen untuk terjadinya pengambilan keputusan untuk keputusan berkunjung yang didalamnya
konsumen dalam membeli atau menggunakan terdapat perilaku pasca berkunjung. Echtner
produk barang dan jasa tersebut. Oleh karena itu (2003) mengungkapkan bahwa citra destinasi
promosi memiliki peranan penting guna meny- berperan penting dalam memahami perilaku wi-
ampaikan pesan produk kepada konsumen. Hal satawan dalam melakukan perjalanan.. Seperti
ini dilihat dari pengaruh promosi yang makin halnya industri pelayanan yang lain, industri pa-
terasa di setiap objek wisata. Pendapat tersebut riwisata juga memiliki sifat intangibility, insepara-
sesuai dengan penelitan yang dilakukan oleh bility, heterogeneity, dan perishability. Sifat tersebut
Bakirtas (2013) yang membuktikan bahwa pro- menyebabkan wisatawan berhadapan dengan
mosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan kurangnya atribut untuk mengevaluasi bagus
pembelian. Berdeda dengan hasil penelitian yang tidaknya sebuah destinasi. Akan tetapi, karena
dilakukan oleh Diposumarto dkk. (2015) yang keputusan harus dibuat, maka wisatawan meng-
membuktikan bahwa promosi tidak berpengaruh gunakan citra tempat tujuan wisata sebagai alat
signifikan terhadap keputusan pembelian. untuk melakukan evaluasi (Andreassen, 1998).
Selain motivasi dan promosi, keputusan Tentu saja, citra yang ada dalam benak wisata-
wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata wan tidak selamanya selaras dengan kondisi riil
juga dapat didasari oleh citra destinasi dari oby- destinasi itu sendiri.
125
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

Pengembangan Hipotesis juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen


Motivasi dalam bahasa inggris disebut mo- dalam kegiatan pembelian/penggunaan jasa sesu-
tivation yang berasal dari bahasa latin movere yang ai dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini
artinya dorongan atau menggerakkan (Setiadi, dilakukan dengan menggunakan alat-alat promo-
2010). Seseorang konsumen tergerak untuk mem- si.
beli suatu produk karena ada sesuatu uang meng- H2 : Variabel Promosi berpengaruh positif dan si-
gerakkan. Proses timbulnya dorongan sehingga gnifikan terhadap keputusan pengunjung.
konsumen tergerak untuk membeli suatu produk
itulah yang disebut motivasi (Pratminingsih dkk., Fakeye dan Crompton (1991) menyata-
2014). Sedangkan yang memotivasi untuk mem- kan bahwa citra destinasi merupakan gambaran
beli namanya motif. pikiran, kepercayaan, perasaan, dan persepsi
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) terhadap suatu destinasi. Sedangkan menurut
“Motivation can be described as the driving force within (Echtner, 2003) citra destinasi adalah persepsi
individuals that impels them to action”. Artinya moti- dari wisatawan potensial terhadap suatu destina-
vasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseo- si. Menurut (Echtner, 2003) pula, citra destinasi
rang yang memaksanya untuk melakukan suatu adalah persepsi terhadap kombinasi kompleks
tindakan. Menurut American Encyclopedia, motiva- dari berbagai produk dan atribut yang terkait.
si adalah kecenderungan (suatu sifat yang meru- Kotler dan Susanto (2009) menyatakan
pakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang bahwa citra adalah seperangkat keyakinan, ide,
yang membangkitkan topangan dan tindakan. dan tayangan seseorang mengenai objek. sikap
Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologi dan dan tindakan konsumen terhadap suatu objek
emosional yang hanya dapat diduga dari penga- sangat dikondisikan oleh citra suatu objek . Citra
matan tingkah laku manusia (Setiadi, 2010). adalah kenyataan yang para wisatawan andal-
Kajian mengenai motivasi wisatawan men- kan ketika mereka membuat keputusan, karena
galami pergeseran dan memandang motivasi se- konsumen cenderung memilih produk terkenal
bagai proses singkat untuk melihat perilaku per- atau telah digunakan oleh banyak orang dari-
jalanan wisata, ke arah yang lebih menekankan pada produk yang mereka tidak tahu sebelum-
bagaimana motivasi mempengaruhi kebutuhan nya (Rahayu, 2015). Menurut Sundari (2015),
psikologis dan rencana jangka panjang seseorang, citra destinasi didefinisikan sebagai sikap afek-
dengan melihat bahwa motif intrinsik sebagai tif (punya perasaan), kognitif (keyakinan), dan
komponen yang sangat penting (Pitana & Diarta, konatif (perilaku atau niat dan preferensi) sikap
2005). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat klasik komponen. citra destinasi adalah dari tu-
disusun hipotesis : juan pariwisata dan orang/ individu wisatawan
H1 : Variabel Motivasi berpengaruh positif dan si- sendiri.
gnifikan terhadap Keputusan Pengunjung. H3 : Variabel Citra Destinasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Keputusan Pengun-
Menurut (Swasta & Irawan, 2005) promo- jung.
si pada hakikatnya adalah suatu bentuk komuni-
kasi pemasaran yang bertujuan mendorong per- Motivasi merupakan faktor penting bagi
mintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran calon wisatawan dalam mengambil keputusan
adalah aktivitas pemasaran yang berusaha me- mengenai daerah tujuan wisata yang akan dikun-
nyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau jungi. Calon wisatawan akan mempersepsikan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan daerah tujuan wisata yang memungkinkan, dima-
pada produknya agar bersedia menerima, mem- na persepsi ini dihasilkan oleh preferensi indivi-
beli, dan loyal pada produk atau jasa yang dita- dual, pengenalan sebelumnya dan informasi yang
warkan perusahaan yang bersangkutan. Menurut didapatkan. Kajian mengenai motivasi wisatawan
Purnama dan Murwatiningsih (2014) promosi mengalami pergeseran dan memandang motivasi
adalah pengkomunikasian informasi antara pen- sebagai proses singkat untuk melihat perilaku per-
jual dan pembeli atau pihak-pihak lainnya agar jalanan wisata, ke arah yang lebih menekankan
produk tersebut dikenal dan akhirnya dibeli. bagaimana motivasi mempengaruhi kebutuhan
Promosi merupakan salah satu variabel psikologis dan rencana jangka panjang seseorang,
dalam bauran pemasaran yang sangat penting di- dengan melihat bahwa motif intrinsik sebagai
laksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan komponen yang sangat penting (Pitana & Diarta,
produk/jasa (Lupiyoadi, 2013). Kegiatan promo- 2005).
si bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi Menurut Setiadi (2010) salah satu tujuan
antara perusahaan dengan konsumen, melainkan motivasi konsumen adalah meningkatkan kepu-

126
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

asan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh wisatawan untuk menentukan berkunjung ke
produsen sangat erat sekali berhubungan dengan suatu destinasi wisata.
kepuasan konsumen (consumer satisfaction) untuk Menurut Kotler dkk. (2006) mengungkap-
itu perusahaan selalu berusaha untuk memban- kan bahwa kepuasan adalah perasaan senang
gun kepuasan konsumen (consumer satisfaction de- atau kecewa seseorang yang muncul setelah
velopment) dengan berbagai cara, diantaranya : 1. membandingkan kinerja (hasil) produk yang di-
Mengetahui nilai yang didapat oleh konsumen, pikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.
2. Meningkatkan penawaran, dan 3. Meningkat- Citra destinasi merupakan manifestasi
kan harapan dan memenuhi harapan konsumen. dari harapan wisatawan, sehingga citra mampu
Jadi dengan kata lain setiap perilaku/kegiatan mempengaruhi persepsi wisatawan. Termasuk di
konsumen diarahkan untuk memenuhi tujuan dalamnya mempengaruhi kepuasan wisatawan.
tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan dalam Citra positif dari tempat tujuan wisata akan men-
memperoleh kepuasan. jadi penyangga terhadap kekurangan destinasi
H4 : Variabel Motivasi berpengaruh positif dan dan sebaliknya. Citra positif suatu destinasi me-
signifikan terhadap Kepuasan Pengunjung. mainkan peran penting dalam attracting and re-
taining tourist. Jadi, citra destinasi harus dikelola
Menurut Purnama dan Murwatining- secara profesional.
sih (2014) promosi adalah pengkomunikasian H6 : Variabel Citra Destinasi berpengaruh positif
informasi antara penjual dan pembeli atau pi- dan signifikan terhadap Kepuasan Pengun-
hak-pihak lainnya agar produk tersebut dikenal jung.
dan akhirnya dibeli. Efektivitas kegiatan pro-
mosi penjualan akan sangat menentukan citra Seseorang konsumen tergerak untuk mem-
produk maupun citra perusahaan dimata ma- beli suatu produk karena ada sesuatu uang meng-
syarakat, khususnya konsumen, pada akhirnya gerakkan. Proses timbulnya dorongan sehingga
akan sangat mempengaruhi tingkat permintaan konsumen tergerak untuk membeli suatu produk
konsumen atas produk yang ditawarkan perusa- itulah yang disebut motivasi (Pratminingsih dkk.,
haan. Karena itulah kegiatan mempromosikan 2014). Sedangkan yang memotivasi untuk mem-
barang yang akan dijual termasuk kegiatan pe- beli namanya motif.
milihan media advertensi yang sesuai dengan Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) mo-
bagian dagangan, menjadi kegiatan yang sangat tivation can be described as the driving force within indi-
viduals that impels them to action. Artinya motivasi
penting bagi seorang pengusaha.
adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang
Promosi merupakan salah satu variabel
yang memaksanya untuk melakukan suatu tin-
dalam bauran pemasaran yang sangat penting
dakan. Menurut American Encyclopedia, motivasi
dilaksanakan oleh perusahaan dalam mema-
adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupa-
sarkan produk/jasa (Lupiyoadi, 2013). Promosi
kan pokok pertentangan) dalam diri seseorang
merupakan salah satu aspek yang penting dalam
yang membangkitkan topangan dan tindakan.
manjemen pemasaran dan sering dikatakan seb-
Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologi dan
agai proses berlanjut. Ini disebabkan karena pro- emosional yang hanya dapat diduga dari penga-
mosi dapat menimbulkan rangkaian kegiatan matan tingkah laku manusia (Setiadi, 2010).
selanjutnya dari perusahaan yang nantinya akan Faktor-faktor pendorong dan penarik un-
menciptakan kepuasan dari konsumen. tuk berwisata sangatlah penting untuk diketahui
H5 : Variabel Promosi berpengaruh positif dan oleh siapapun yang berkecimpung dalam in-
signifikan terhadap Kepuasan Pengunjung. dustry pariwisata (Pitana & Diarta, 2005). Den-
gan adanya faktor pendorong, maka seseorang
Citra/merek daerah didefinisikan sebagai ingin melakukan perjalanan wisata, tetapi belum
aktivitas pemasaran untuk mempromosikan jelas mana daerah yang akan dituju.
citra positif suatu daerah tujuan wisata demi Menurut Setiadi (2010) salah satu tujuan
mempengaruhi keputusan konsumen untuk motivasi konsumen adalah meningkatkan kepu-
mengunjunginya (Rangkuti, 2003). Menurut asan. Motivasi konsumen yang dilakukan oleh
Gunn (2002), pembentukan citra sebelum ter- produsen sangat erat sekali berhubungan dengan
jadinya perjalanan adalah fase terpenting dalam kepuasan konsumen (consumer satisfaction) untuk
proses pemilihan suatu destinasi wisata. Citra itu perusahaan selalu berusaha untuk memban-
destinasi yang terbentuk di benak wisatawan gun kepuasan konsumen (consumer satisfaction de-
yang terdiri dari, tayangan, prasangka, mimpi velopment) dengan berbagai cara, diantaranya : 1.
harapan, emosi dan pikiran sangat menentukan Mengetahui nilai yang didapat oleh konsumen,
127
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

2. Meningkatkan penawaran, dan 3. Meningkat- pada produk yang mereka tidak tahu sebelum-
kan harapan dan memenuhi harapan konsumen. nya (Rahayu, 2015). Menurut Sundari (2015),
Jadi dengan kata lain setiap perilaku/kegiatan citra destinasi didefinisikan sebagai sikap afek-
konsumen diarahkan untuk memenuhi tujuan tif (punya perasaan), kognitif (keyakinan), dan
tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan dalam konatif (perilaku atau niat dan preferensi) sikap
memperoleh kepuasan. klasik komponen. citra destinasi adalah dari tu-
H7 : Variabel Motivasi berpengaruh posisitf dan juan pariwisata dan orang/ individu wisatawan
signifikan terhadap Kepuasan Pengunjung sendiri.
melalui Keputusan Pengunjung. Citra/merek daerah didefinisikan seb-
agai aktivitas pemasaran untuk mempromosi-
Promosi menurut Swasta dan Irawan kan citra positif suatu daerah tujuan wisata
(2005) pada hakekatnya adalah suatu bentuk ko- demi mempengaruhi keputusan konsumen un-
munikasi pemasaran yang bertujuan mendorong
tuk mengunjunginya (Rangkuti, 2003). Menu-
permintaan. Yang dimaksud komunikasi pema-
saran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
rut Gunn (2002), pembentukan citra sebelum
menyebarkan informasi, mempengaruhi dan atau terjadinya perjalanan adalah fase terpenting
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan dalam proses pemilihan suatu destinasi wisata.
produknya agar bersedia menerima, membeli, dan Citra destinasi yang terbentuk di benak wisa-
loyal pada produk atau jasa yang ditawarkan peru- tawan yang terdiri dari, tayangan, prasangka,
sahaan yang bersangkutan. mimpi harapan, emosi dan pikiran sangat
Menurut Kotler dan Amstrong (2005) menentukan wisatawan untuk menentukan
yang mendefinisikan promosi sebagai kreativitas berkunjung ke suatu destinasi wisata.
mengkomunikasikan keunggulan produk serta Keputusan untuk menuju suatu desti-
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. nasi merupakan fungsi dari dua faktor, yaitu:
Sedangkan menurut (Swasta & Handoko, 2000), niat pembelian dan pengaruh lingkungan dan/
promosi dipandang sebagai arus informasi atau
atau perbedaan individual (Engel, 1995). Selan-
persuasi satu-arah yang dibuat untuk mengarah-
jutnya, perilaku proses–keputusan tidak ber-
kan seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. henti begitu wisatawan memutuskan memilih
Menurut Purnama dan Murwatiningsih sebuah destinasi. Wisatawan akan melakukan
(2014) promosi adalah pengkomunikasian infor- evaluasi pascapembelian yang bentuknya
masi antara penjual dan pembeli atau pihak-pihak adalah: membandingkan kinerja destinasi ber-
lainnya agar produk tersebut dikenal dan akhirnya dasarkan harapan yang dia inginkan.
dibeli. Efektivitas kegiatan promosi penjualan Hasil evaluasi pascapembelian adalah
akan sangat menentukan citra produk maupun kepuasan atau ketidakpuasan. Dengan demiki-
citra perusahaan dimata masyarakat, khususnya an kepuasan dapat didefinisikan sebagai eval-
konsumen, pada akhirnya akan sangat mempen- uasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif
garuhi tingkat permintaan konsumen atas produk destinasi yang dipilih setidaknya memenuhi/
yang ditawarkan perusahaan. Karena itulah keg- melebihi harapan (Engel, 1995).
iatan mempromosikan barang yang akan dijual
Munculnya kepuasan/ketidakpuasan se-
termasuk kegiatan pemilihan media advertensi
lanjutnya akan mempengaruhi perilaku wisa-
yang sesuai dengan bagian dagangan, menjadi
tawan. Wisatawan yang puas akan mengembang-
kegiatan yang sangat penting bagi seorang pen-
kan sikap mendukung destinasi. Sebaliknya,
gusaha.
yang tidak puas akan mengembangkan sikap
H8 : Variabel Promosi berpengaruh positif dan s-
tidak mendukung destinasi (Zeithaml & Grem-
ignifikan terhadap Kepuasan Pengujung mel-
alui Keputusan Pengunjung. ler, 2006). Citra destinasi merupakan manifestasi
dari harapan wisatawan, sehingga citra mampu
Kotler dan Susanto (2009) menyatakan mempengaruhi persepsi wisatawan. Termasuk di
bahwa citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dalamnya mempengaruhi kepuasan wisatawan.
dan tayangan seseorang mengenai objek. sikap H9 : Variabel Citra Destinasi berpengaruh positif
dan tindakan konsumen terhadap suatu objek dan signifikan terhadap Kepuasan Pengun-
sangat dikondisikan oleh citra suatu objek. Citra jung melalui Keputusan Pengunjung.
adalah kenyataan yang para wisatawan andal-
kan ketika mereka membuat keputusan, karena Berdasarkan keterkaitan variabel yang
konsumen cenderung memilih produk terkenal diuraikan, maka model penelitian yang diaju-
atau telah digunakan oleh banyak orang dari- kan sebagai berikut :
128
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

Pada uji normalitas diketahui analisis


statistic Kolmogorof-Smirnov suatu data dika-
takan normal apabila nilai dari Kolmogorof-
Smirnov > α = 0.05. Dari hasil SPSS 21 for
windows uji normalitas diperoleh nilai Kolmo-
gorof-Smirnov sebesar 0.367 dengan signifi-
kan 0.999 > dari 0.05 . Maka dapat disipulkan
bahwa model regresi berdistribusi normal.
Pada uji multikolinieritas untuk men-
Gambar 1. Model Penelitian deteksinya dilakkan dengan cara melihat nilai
Tolerance > 0.10 dan nilai Varience Influention
METODE Factor (VIF) < 10, maka dapat dikatakan mo-
del regresi tidak terdapat multikolinieritas.
Populasi penelitian ini adalah semua Dari hasil SPSS 21 for windows uji multikoli-
pengunjung Purbasari Pancuran Mas Pur- nieritas diperoleh nilai Tolerance variabel Mo-
balingga. Jumlah sampel yang diambil pada tivasi sebesar 0.753, variabel Promosi sebesar
penelitian ini sejumlah 103 responden. 0.779, variabel Citra Destinasi sebesar 0.687,
Teknik pengambilan sampel pada pe- dan variabel Keputusan Pengunjung sebesar
nelitian ini adalah menggunakan teknik Ac- 0.695. Kemudian diperoleh juga nilai VIF
cidental Sampling. Metode pengumpulan data variabel Motivasi sebesar 1.329, variabel Pro-
menggunakan kuesioner sejumlah 48 item mosi sebesar 1.284, variabel Citra Destinasi
pertanyaan. Variabel yang digunakan dalam sebesar 1.457, dan variabel Keputusan Pen-
penelitian ini adalah variabel dependen: kepu- gunjung sebesar 1.438. Hal ini berarti menun-
tusan pengunjung dan kepuasan pengunjung, jukkan bahwa variabel independen menun-
dan independen: motivasi, promosi, dan citra jukan nilai Tolerance > 0.10 , dan begitu juga
destinasi. nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan tidak
Uji kelayakan instrumen yang digu- terjadi Multikolinieritas antar variabel depen-
nakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Pen- den dengan variabel independen.
elitian ini menggnakan uji asumsi klasik yang Selanjutnya uji heteroskedastisits yaitu
dilakukan yaitu dengan uji normalitas, uji dengan melihat hasil Uji Glejser. Dari hasil
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas, uji heteroskedastisitas diperoleh nilai signifi-
dan menggunakan metode path analysis den- kan variabel Motivasi sebesar 0.920, variabel
gan program SPSS for windows. Promosi sebesar 0.372, variabel Citra Desti-
nasi sebesar 0.131, dan variabel Keputusan
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengunjung sebesar 0.173. Hal tersebut me-
nunjukan bahwa semua variabel independen
Pengujian kelayakan instrumen meng- mempunyai nilai signifikan > 0.05. Jadi tidak
gunakan pengujian validitas dan reliabilitas. ada variabel independen yang signifikan seca-
Hasil pengujian validitas diperoleh dari nilai ra statistic mempengaruhi variabel indepen-
r hitung > r tabel (0.361) , dimana semua item den. Dengan demikian maka dapat disimpul-
pernyataan instrumen dinyatakan valid untuk kan bahwa model regresi tidak mengandung
digunakan sebagai alat ukur penelitian. adanya heteroskedastisits.
Untuk pengujian reliabilitas diketahui
nilai cronbrach’s alpha hitung ≥ Cronbach alpha Uji Model
yang diisyaratkan yaitu sebesar 0.70, sehingga Uji model penelitian ini menggunakan
semua item instrumen variabel dalam peneli- uji statistik t dan uji path analysis dengan pro-
tian dinyatakan reliabel. gram SPSS for windows, yaitu dapat dilihat
sebagai berikut:
Uji Asumsi Klasik
Dalam uji asumsi klasik penelitian ini Uji Statistik t
terdiri dari uji normalitas, uji heterokedastisi- Berdasarkan Tabel 4 dan 5, diperoleh
tas dan uji multikolinieritas. nilai t hitung sebagai berikut:

129
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

Tabel 4. Hasil Uji Keputusan Pengunjung (Y1), Motivasi (X1), Promosi (X2), & Citra Destinasi (X3)

Coefficientsa
Standardized
Model Unstandardized Coefficients
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 28.655 4.242 6.755 .000
Motivasi .333 .144 .219 2.323 .022
1
Promosi .221 .099 .207 2.231 .028
Citra Destinasi .352 .117 .291 3.006 .003

Tabel 5. Hasil Uji Kepuasan Pengunjung (Y2), Motivasi (X1), Promosi (X2), Citra Destinasi (X3) &
Keputusan Pengunjung (Y1)
Coefficientsa

Unstandardized Coeffi- Standardized


Model cients Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -8.148 3.380 -2.411 .018

1 Motivasi .224 .097 .180 2.304 .023


Promosi .245 .067 .281 3.662 .000
Citra Destinasi .243 .081 .247 3.019 .003
Keputusan Pengunjung .236 .066 .289 3.568 .001

Variabel independen motivasi niai t hitung an terdahulu yang diungkapkan oleh (Bakirtas,
sebesar 2.323 dengan taraf signifikan 0.022 < 2013)menyatakan bahwa promosi berpengaruh
0.05. Hal ini berarti Hipotesis 1 yang menyatakan signifikan terhadap keputusan pengunjung.
motivasi berpengaruh positif dan signifikan ter- Variabel independen citra destinasi niai
hadap keputusan pengunjung diterima. Hal ter- t hitung sebesar 3.006 dengan taraf signifikan
sebut berarti bahwa motivasi mampu memberi- 0.003 < 0.05. Hal ini berarti Hipotesis 3 yang
kan kontribusi terhadap terciptanya keputusan menyatakan citra destinasi berpengaruh positif
pengunjung dengan terpenuhinya fantasy motiva- dan signifikan terhadap keputusan pengunjung
tion, physiological motivation, dan social motivation diterima. Hal tersebut berarti bahwa citra desti-
dari calon pengunjung sehingga menimbulkan nasi mampu memberikan pengaruh terhadap pe-
keputusan dari calon pengunjung. Hal ini sesuai ningkatan keputusan pengunjung apabila sebuah
dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh destinasi memiliki unique image, affective image,
(Kusuma dkk., 2013) membuktikan bahwa moti- dan cognitive image yang baik dapat berdampak
vasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pada keputusan pengunjung pada destinasi terse-
pengunjung. but. Pendapat tersebut sesuai dengan penelitian
Variabel independen promosi niai t hitung terdahulu yang diungkapkan oleh (Diposumarto
sebesar 2.231 dengan taraf signifikan 0.028 < dkk., 2015) menyatakan bahwa citra destinasi
0.05. Hal ini berarti Hipotesis 2 yang menyatakan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pen-
promosi berpengaruh positif dan signifikan ter- gunjung.
hadap keputusan pengunjung diterima. Hal ter- Variabel independen motivasi nilai t hitung
sebut berarti bahwa promosi mampu memberi- sebesar 2.304 dengan taraf signifikan 0.023 <
kan kontribusi terhadap peningkatan keputusan 0.05. Hal ini berarti Hipotesis 4 yang menyatakan
pengunjung apabila promosi penjualan dan pe- motivasi berpengaruh positif dan signifikan ter-
riklanan yang dilakukan mampu menarik minat hadap kepuasan pengunjung diterima. Hal ini
calon pengunjung, yang kemudian mampu men- berarti semakin tingginya motivasi dari pengun-
ciptakan WOM (informasi dari mulut ke mulut) jung yang tercipta berpengaruh juga terhadap
dari pengunjung sehingga promosi yang dilaku- naiknya kepuasan dari pengunjung. Hal ini sesu-
kan baik dapat menunjang keputusan dari calon ai dengan yang diungkapkan oleh (Pratminingsih
pengunjung. Hal tersebut sesuai dengan peneliti- dkk., 2014) yang membuktikan bahwa motivasi

130
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pen- dengan motivasi pengunjung. Sehingga semakin
gunjung. meningkatnya physiological motivation, social mo-
Variabel independen promosi niai t hitung tivation, dan fantasy motivation dari pengunjung
sebesar 3.662 dengan taraf signifikan 0.000 < maka pengunjung akan beranggapan bahwa des-
0.05. Hal ini berarti Hipotesis 5 yang menyatakan tinasi tersebut baik di semua kalangan masyara-
promosi berpengaruh positif dan signifikan ter- kat yang otomatis pengunjung akan melakukan
hadap kepuasan pengunjung diterima. Hal ini keputusan berkunjung dengan begitu akan ber-
berarti jika promosi yang dilakukan suatu oby- dampak pada kepuasan dari pengunjung.
ek wisata tepat dan maksimal maka dapat me- Dapat diketahui dari hasil perhitungan,
nimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari bahwa total pengaruh tidak langsung yaitu sebe-
perusahaan yang nantinya akan menciptakan sar 0.340, sedangkan koefisien jalur pengaruh
kepuasan dari konsumen. Pendapat tersebut se- langsung promosi terhadap kepuasan pengun-
suai dengan penelitian terdahulu yang diungkap- jung sebesar 0.281. Hal ini berarti total koefisien
kan oleh (Magatef & Ghaleb, 2015) menyatakan jalur tidak langsung > koefisien jalur langsung
bahwa promosi berpengaruh signifikan terhadap yang mengindikasikan bahwa hipotesis 8 yang
kepuasan pengunjung. menyatakn bahwa promosi berpengaruh positif
Variabel independen citra destinasi niai dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung
t hitung sebesar 3.019 dengan taraf signifikan melalui keputusan pengunjung diterima. Hal ini
0.003 < 0.05. Hal ini berarti Hipotesis 6 yang menunjukan jika promosi yang dilakukan suatu
menyatakan citra destinasi berpengaruh positif destinasi tepat akan menarik minat pengunjung
dan signifikan terhadap kepuasan pengunjung sehingga akan menimbulkan keinginan dari
diterima. Hal ini berarti jika citra yang dimiliki calon pengunjung untuk melakukan keputusan
suatu destinasi baik di benak masyarakat maka berkunjung melalui berbagai alat promosi den-
pengunjung akan merasa bahwa destinasi terse- gan periklanan yang menarik, promosi penjualan
but mampu memberikan rasa puas karena citra yang baik dan informasi dari mulut ke mulut pen-
yang dipersepsikan setelah terjadinya kunjungan gunjung sehingga promosi dapat menimbulkan
wisata juga akan mempengaruhi kepuasan pen- rangkain kegiatan selanjutnya dari perusahaan
gunjung dan intensitas untuk melakukan kun- yang nantinya akan menciptakan kepuasan dari
jungan wisata kembali di masa mendatang. Pen- pengunjung.
dapat tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu Keputusan pengunjung memiliki peran
yang diungkapkan oleh (Mohammed dkk., 2014) penting dalam memediasi pengaruh promosi ter-
menyatakan bahwa citra destinasi berpengaruh hadap kepuasan pengunjung, dengan keputusan
signifikan terhadap kepuasan pengunjung. pengunjung diharapkan mampu meningkatkan
kepuasan pengunjung berkaitan dengan promosi
Analisis Jalur (Path Analysis) yang dilakukan Purbasari Pancuran Mas, sehing-
Hasil uji analisis jalur dapat dilihat pada ga semakin menarik periklanan dan banyaknya
Tabel 4 dan Tabel 5 dengan hasil sebagai berikut: informasi dari mulut ke mulut oleh pelanggan,
Dapat diketahui dari hasil perhitungan, serta promosi penjualan yang tepat maka pen-
bahwa total pengaruh tidak langsung yaitu se- gunjung akan tertarik untuk melakukan keputus-
besar 0.243, sedangkan koefisien pengaruh jalur an untuk berkunjung di Purbasari Pancuran Mas.
langsung motivasi terhadap kepuasan pengun- Selain itu, setelah pengunjung melakukan kepu-
jung sebesar 0.108. Hal ini berarti total koefisien tusan berkunjung diharapkan pengunjung akan
jalur tidak langsung > koefisien jalur langsung merasa bahwa kunjungan yang dilakukan sesuai
yang mengindikasikan bahwa hipotesis 7 yang dengan harapannya karena mudah dalam mem-
menyatakan bahwa Motivasi berpengaruh posi- peroleh informasi mengenai Purbasari Pancuran
tif dan signifikan terhadap kepuasan Pengunjung Mas sehingga pengunjung akan bersedia untuk
melalui Keputusan Pengunjung diterima. Hal ini merekomendasikan kepada orang lain karena
menunjukan jika motivasi dari pengunjung baik, pengunjung merasa puas dengan kunjungan yang
maka dapat diimbangi dengan keputusan dari dilakukannya.
pengunjung yang kuat akan menimbulkan sema- Dapat diketahui dari hasil perhitungan,
kin meningktnya kepuasan pengunjung. bahwa total pengaruh tidak langsung yaitu
Keputusan pengunjung memiliki peran sebesar 0.331, sedangkan koefisien jalur penga-
penting dalam memediasai pengaruh motivasi ruh langsung citra destinasi terhadap kepuasan
terhadap kepuasan pengunjung, dengan kepu- pengunjung sebesar 0.247. Hal ini berarti total
tusan pengunjung yang baik diharapkan mampu koefisien jalur tidak langsung > koefisien jalur
meningkatkan kepuasan pengunjung berkaitan langsung yang mengindikasikan bahwa hipote-

131
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

sis 9 yang menyatakn bahwa citra destinasi ber- mampu memediasi pengaruh antara promosi
pengaruh positif dan signifikan terhadap kepua- terhadap kepuasan pengunjung, karena promosi
san pengunjung melalui keputusan pengunjung yang menarik akan meningkatkan keputusan dari
diterima. Hal ini menunjukan jika citra destinasi pengunjung dalam melakukan kunjungan wisata
yang dimiliki oleh suatu destinasi baik maka di suatu destinasi yang selanjutnya akan menim-
dapat menimbulkan keputusan berkunjung oleh bulkan kepuasan dari pengunjung.
pengunjung yang akan berdampak pada kepua- Keputusan pengunjung mampu memedia-
san yang dirasakan oleh pengunjung. si pengaruh antara citra destinasi terhadap ke-
Keputusan pengunjung memiliki peran puasan pengunjung, semakin baik citra destinasi
penting dalam memediasi pengaruh citra des- yang dimiliki maka semakin baik pula keputusan
tinasi terhadap kepuasan pengunjung. Dengan berkunjung yang berdampak pada kepuasan pen-
keputusan pengunjung memiliki pengaruh positif gunjung. Implementasi bagi Manajemen terkait
diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi dengan kepuasan pengunjung utamanya pada
pengunjung berkaitan dengan citra destinasi baik indikator kesesuaian harapan, kemudahan mem-
yang dimiliki oleh Purbasari Pancuran Mas di peroleh, dan kesediaan merekomendasi perlu di-
Purbalingga, sehingga citra destinasi terbentuk- perhatikan oleh manajemen dan ditingkatkan se-
nya ketika tahu tentang informasi, promosi, dan hingga dapat menimbulkan suatu keyakinan kuat
lain sebagainya tentang obyek wisata tersebut. dari pengunjung dengan cara memberikan pe-
Semakin baik citra yang dimiliki suatu nawaran yang lebih menarik. Implementasi bagi
destinasi maka akan semakin menarik minat peneliti selanjutnya hendaknya dapat memper-
pengunjung untuk melakukan keputusan berkun- luas objek penelitian dengan melihat R Squared
jung yang akan berdampak pada kepuasan pen- pada model summary diperoleh nilai 55.1% ini
gunjung yang tercipta, demikian pula sebaliknya menunjukan bahwa masih ada peluang variabel
apabila citra destinasi yang dimiliki obyek wisata lainnya ternyata dapat memberikan pengaruh ter-
buruk maka keputusan pengunjung dan kepuasan hadap kepuasan pengunjung yang baik dilakukan
pengunjung akan menurun pula. peneliti selanjutnya sehingga penelitian ini bisa
digeneralisasikan. Disarankan untuk menambah
SIMPULAN DAN SARAN variabel fasilitas dan kualitas pelayanan, dikare-
nakan fasilitas dan kualitas pelayanan memiliki
Semakin tinggi dorongan motivasi pen- kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan
gunjung yang diciptakan maka akan semakin me- yang dihadapi pengunjung dengan memberikan
ningkat pula keputusan berkunjung dari pengun- fasilitas dan kualitas pelayanan yang baik.
jung. Semakin menarik promosi yang diberikan
maka akan semakin meningkat pula keputusan Daftar Pustaka
berkunjung dari pengunjung. Semakin baik citra
destinasi yang dimiliki secara positif maka sema- Andreassen, T. W & Lindestad, B. 1998. Customer
kin meningkat pula keputusan berkunjung dari Loyalty and Complex Service: The Impact of
pengunjung. Semakin tingginya dorongan tingkat Corporate Image on Quality, Customer Satis-
motivasi positif dibenak pengunjung maka akan faction and Loyalty for Customers with Vary-
semakin meningkat pula kepuasan yang dirasa- ing Degress of Service Expertise. International
kan pengunjung. Journal of Service Industry Management. 9: 7–23.
Bakirtas, H. 2013. Impact of Sales Promotion on Pur-
Semakin banyak promosi yang dilberikan
chase Decision of Consumers : An Application
oleh suatu destinasi wisata maka akan berpenga- in Tourism Sector Tüketicilerin Satın Alma
ruh besar pada kepuasan dari pengunjung untuk Kararı Üzerinde Satı Tutundurmanın Etkisi :
melakukan kunjungan kembali dan merekomen- Turizm Sektöründe Bir. International Journal of
dasikannya kepada orang lain. Pengunjung me- Human Sciences. 10 (1): 676-694.
lihat citra yang baik dari sutau destinasi maka Diposumarto, N. S., Purwanto, W & Ramdan, I. 2015.
pengunjung dapat memahami destinasi secara Analysis of Tourism Destination Image and
lebih baik dan berdampak pada rasa puas yang Promotion through Social Media Towards Pur-
lebih pada destinasi tersebut. Keputusan pen- chasing Decision for Bali Tourism Product by
Foreign Tourist. Mediterranean Journal of Social
gunjung mampu memediasi pengaruh antara
Sciences. 6 (5): 175–182.
motivasi terhadap kepuasan pengunjung, karena Dirgantara, W. 2013. Pengaruh Kualitas Pelayanan
pada dasarnya jika motivasi dapat tercipta den- dan Nilai Pelanggan terhadap Kepuasan Pen-
gan baik dari pengunjung maka pengunjung akan gunjung Museum Kartini Jepara. Management
melakukan keputusan berkunjung dan puas pada Analysis Journal. 1 (2): 120–128.
destinasi wisata tersebut. Keputusan pengunjung Echtner C. M & Ritchie, J. R. B. 2003. The Meaning

132
Sri Setyaningsih & Murwatiningsih/ Management Analysis Journal 6 (2) (2017)

and Measurement of Destination Image. The Image in Predicting Tourist Revisit Intention:
Journal of Tourism Studies. 14 (1): 37–48. A Case of Bandung – Indonesia. International
Engel, J. F. 1995. Consumer Behavior, Alih Bahasa : Budi- Journal of Innovation, Management and Technol-
yanto, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara. ogy. 5 (1): 19–24.
Fakeye, P & Crompton, J. 1991. Image Differences be- Prebensen, N. 2002. Tourist satisfaction with a destina-
tween Prospective, First Time, and Repeat Visi- tion: Antecedents and consequences. Norway:
tors to The Lower Rio Grande Valley. Journal Alta. Retrieved from http://www.esade.edu/
Of Travel Research. 30 (2): 10–16. cedit2004/pdfs/52_Prebensen.pdf
Gunn, C. 2002. Tourism Planning, Fourth Edition, Basics Purnama, M. S. A. C & Murwatiningsih. 2014. Penga-
Concept Cases (4th ed.). New York: Routledge. ruh Marketing Mix terhadap Proses Keputusan
Kotler, P & Amstrong, G. 2005. Dasar-dasar Pemasaran. Berkunjung ke Museum Ranggawarsita Sema-
Jakarta: Prenhallindo. rang. 1 (3): 1–10.
Kotler, P., Keller & Lane, K. 2006. Marketing Manage- Rahayu, S. 2015. The Effect of Promotion, Service
ment (12th ed.). New Jersey: Pearson Education. Quality, Brand Image on the Satisfaction of
Kotler, P & Susanto, A. 2009. Manajemen Pemasaran the Tourists Visiting the City Palembang and
Indonesia. Alih Bahasa oleh Ancella Anitawati dan the Implication on Their Loyalty to the Visited
Hermawan. Jakarta: Salemba Empat. Resorts. Journal of Business and Economics. 6 (4):
Kusuma, G. W., Idrus, S & Djazuli, A. 2013. The In- 770–780.
fluence of Hedonic Shopping Motivations on Rangkuti, F. 2003. Measuring Customer Satisfaction,.
Buying Decision with Gender as Dummy Vari- Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka
able: (A Study on Consumers at the Hardy’s Utama.
Mall Singaraja, Buleleng Regency, Indonesia). Schiffman, G. L & Kanuk, L. 2000. Perilaku Konsumen
European Journal of Business and Management. 5 Edisi Ketujuh. Jakarta: Indeks.
(31): 2222–2839. Setiadi, N. J. 2010. Perilaku Konsumen Edisi Revisi - Per-
Lendo, R. R. 2013. The Influence of Motivation and spektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Ke-
Consumer Attitude on Online Shop Purchase inginan Konsumen. Jakarta: Kencana.
Decision. Journal of Chemical Information and Stevianus. 2014. Pengaruh Atraksi Wisata, Fasilitas
Modeling. 53 (9): 1689–1699. dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Lupiyoadi, R. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa (3rd Pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan
ed.). Jakarta: Salemba Empat. Jakarta. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis. 19 (3):
Magatef, S. G. 2015. The Impact of Tourism Market- 39–48.
ing Mix Elements on the Satisfaction of In- Sundari, M. S. 2015. The Influence of Safety, Promo-
bound Tourists to Jordan Head of Marketing tion and Trust towards Image, Satisfaction and
Department. International Journal of Business Loyalty (The Study on Domestic Tourist at
and Social Science. 6 (7): 41–58. Samosir Regency in North Sumatra Province).
Mohammed, A. R. J., Zahari, M. S. M., Talib, S. A Universal Journal of Management and Social Sci-
& Suhaimi, M. Z. 2014. The Causal Relation- ences. 5 (2): 1–19.
ships between Destination Image, Tourist Sat- Swasta, B & Handoko, T. H. 2000. Manajemen Pemasa-
isfaction and Revisit Intention : A Case of the ran: Analisa dan Perilaku Konsumen. Yogyakarta:
United Arab Emirates. 8 (10): 3286–3292. BPFE.
Pitana, I. G & Diarta, S. 2005. Pengantar Ilmu Pariwisa- Swasta, D. H. B & Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran
ta. Yogyakarta: Andi. Modern. Yogyakarta: Liberty.
Pratminingsih, S. A., Rudatin, C. L & Rimenta, T. Zeithaml, B & Gremler. 2006. Service Marketing (4th
2014. Roles of Motivation and Destination ed.). Prentice Hall: Mc Graw-Hill.

133

Anda mungkin juga menyukai