Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

METODE & TEKNIK INTERVIEW

THE PERSUASIVE INTERVIEW

OLEH :

Aldina Dwi Silvi (22011261)

Amanda Nofriandini (22011416)

Khaila Chantika Sari (22011177)

Lulu Hardiana (22011045)

Dosen Pengampu :

Putri Sukma Deri, S.Psi., M.Psi., Psikolog

PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat
waktu.

Makalah yang berisi tentang interview persuasive ini kami buat untuk memenuhi tugas
mata kuliah metode dan teknik interview dengan dosen pengampu Putri Sukma Deri, S.Psi.,
M.Psi., Psikolog.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga penulisan makalah ini dapat berguna bagi
pembaca dan kami juga berharap kritik dan saran dari pembaca atas segala kekurangan dalam
pembuatan makalah ini.

Padang, 19 September 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................................2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ...........................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 4

C. TUJUAN .............................................................................................................................. 5

BAB II ............................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 5

Interview Persuasif ......................................................................................................................5

Setting Layanan Interview Persuasive ........................................................................................ 6

Konstruk Persuasive Interview ....................................................................................................7

BAB III ............................................................................................................................................9

PENUTUP .......................................................................................................................................9

Kesimpulan ..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wawancara adalah bentuk komunikasi yang paling umum dari komunikasi yang
terarah, terencana, dan serius. Wawancara dapat bersifat formal atau informal,
minimal atau sangat terstruktur, sederhana atau canggih, mendukung atau
mengancam, dan sesaat atau lama. Wawancara memiliki karakteristik yang sama
dengan interaksi singkat, percakapan sosial, kelompok kecil, dan presentasi, tetapi
berbeda secara signifikan dari masing-masing.

Wawancara bersifat interaksional karena kedua belah pihak berbagi dan bertukar
peran, tanggung jawab, perasaan, keyakinan, motif, dan informasi. Ketika satu pihak
melakukan semua pembicaraan dan pihak lainnya mendengarkan, maka yang terjadi
adalah sebuah pidato-bukan wawancara-dengan satu atau dua orang pendengar. John
Stewart menulis bahwa komunikasi adalah "proses pembuatan makna verbal dan
nonverbal yang terus menerus, kompleks, dan kolaboratif.

Di ilmu psikologi sendiri tidak pernah terlepas dalam proses wawancara. Maka,
wawancara adalah proses komunikasi interaksional antara dua pihak, setidaknya salah
satu pihak memiliki tujuan yang telah ditentukan dan serius, yang melibatkan
pengajuan dan penjawaban pertanyaan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu interview persuasive?
2. Bagaimana setting layanan interview persuasive?
3. Apa saja variable/konstruk yang sesuai dengan interview persuasive?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu interview persuasive
2. Untuk mengetahui setting layanan interview persuasive
3. Untuk mengetahui variable/konstruk yang sesuai dengan interview persuasive

BAB II

PEMBAHASAN

Interview Persuasif
wawancara persuasif adalah wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi seakurat dan selengkap mungkin yang berfokus pada persuasi. Wawancara
persuasi biasanya berisikan ajakan-ajakan yang dilakukan dengan maksud untuk
mengubah atau mempertahankan cara berpikir, perasaan, atau tindakan pihak lain. Proses
wawancara persuasif tidak hanya sekedar mencari informasi dari klien, tetapi juga
menghubungkan informasi dari klien untuk kemudian dijadikan sebagai jembatan agar
terjadi perubahan sikap yang mengarah kepada solusi klien.

keberhasilan dalam wawancara persuasif tidak bisa dijamin karena orang yang
diwawancarai dan situasinya sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah dari jam ke jam,
hari ke hari, atau musim ke musim. namun peluang keberhasilan akan meningkat jika
wawancara persuasif dapat memenuhi 5 kriteria:

1. Saran yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan, keinginan atau motif dari
orang yang di wawancarai.
2. Saran yang diberikan harus konsisten terhadap nilai, keyakinan, dan sikap orang
yang di wawancarai.
3. Saran yang diberikan bersifat praktis dan mudah dilakukan bagi orang yang di
wawancarai.
4. Keuntungan dari saran yang diberikan harus lebih besar dibandingkan kerugian.
5. Saran yang diberikan merupakan solusi terbaik pada saat itu

Wawancara persuasif yang baik diteliti, direncanakan, dan terstruktur dengan


cermat, namun tetap cukup fleksibel untuk menghadapi reaksi yang tidak terduga.
Pewawancara menyesuaikan upaya untuk membujuk, mengembangkan, mendukung, dan
mendokumentasikan alasan- alasan penting untuk perubahan dalam pemikiran, perasaan ,
atau tindakan dan menyajikan solusi rinci yang memenuhi kriteria yang disepakati oleh
kedua belah pihak. Wawancara persuasif yang baik melibatkan orang yang diwawancarai
sebagai partisipan yang bertanggung jawab, berpengetahuan, kritis dan aktif yang
memainkan peranan penting.

Setting Layanan Interview Persuasive


Interview persuasive dapat di lakukan dalam beberapa setting layanan psikologi,
termasuk dalam setting layanan psikologi industri/organisasi, layanan psikologi klinis,
dan layanan psikologi pendidikan. Karena bertujuan untuk memotivasi individu atau
kelompok untuk melakukan perubahan positif atau menerima saran dan rekomendasi
yang diberikan.

Dalam layanan psikologi industri/organisasi, wawancara persuasive dapat


digunakan untuk mempengaruhi karyawan atau anggota organisasi agar dapat
memperbaiki kinerja dan meningkatkan motivasi kerja. Selain itu, wawancara persuasive
juga dapat membantu dalam meningkatkan pengembangan karir karyawan.

Dalam layanan psikologi klinis, wawancara persuasive di lakukan dengan tujuan


untuk memotivasi klien agar berpartisipasi aktif dalam proses terapi, dan mempengaruhi
klien agar mengubah perilaku atau pola pikir yang tidak sehat.

Dalam layanan psikologi pendidikan, Wawancara ini dapat mendorong siswa


untuk memotivasi diri, mengatasi masalah belajar, atau merencanakan jalur pendidikan
mereka, serta meningkatkan perilaku dan prestasi akademik.
Konstruk/Variabel Persuasive Interview
1. Pengaruh Keluarga dan Teman
Sejauh mana keluarga dan teman-teman klien mendukung ide perubahan.
Aspek-aspek:
- Dukungan Keluarga
Sejauh mana dukungan keluarga klien terbukti efektif dalam memengaruhi keputusan
perubahan.
- Dinamika Sosial
Bagaimana interaksi dengan keluarga dan teman-teman dapat memengaruhi proses
belajar sosial klien.

2. Keyakinan Diri (Self Efficacy)


Seberapa yakin klien dalam melaksanakan perubahan yang diusulkan.
Aspek-aspek:
- Keyakinan dalam keterampilan
Sejauh mana keyakinan klien dalam kemampuan dan keterampilan mereka
memengaruhi kemauan mereka untuk melakukan perubahan.
- Kepercayaan diri dalam pengambilan keputusan
Bagaimana keyakinan diri klien dalam mengambil keputusan terkait perubahan
berdampak pada kesuksesan perubahan tersebut.

3. Motivasi Klien
Apa yang mendorong klien untuk mengubah sikap atau perilaku mereka.
Aspek-aspek:
- Faktor Intrinsik
Bagaimana faktor-faktor intrinsik seperti kepuasan pribadi dan minat dalam perubahan
dapat menjadi pendorong utama.
- Faktor Ekstrinsik
Sejauh mana dorongan ekstrinsik seperti penghargaan eksternal memengaruhi motivasi
klien.
4. Persepsi Risiko
Bagaimana klien memandang risiko yang terkait dengan perubahan yang diusulkan.
Aspek-aspek:
- Resiko Pribadi
Bagaimana persepsi klien terhadap risiko pribadi terkait perubahan dapat memengaruhi
keputusan mereka.
- Resiko Sosial
Bagaimana klien memandang risiko terhadap persepsi sosial dan reputasi mereka jika
mereka melakukan perubahan.

5. Kepercayaan terhadap Pewawancara


Sejauh mana klien percaya pada pewawancara dalam memberikan saran atau panduan.
Aspek-aspek:
- Kepercayaannya personal
Sejauh mana klien memiliki kepercayaan pribadi pada pewawancara sebagai individu
yang memberikan panduan.
- Kepercayaan ke ahli
Bagaimana kepercayaan klien pada keahlian dan kompetensi pewawancara dapat
memengaruhi penerimaan saran dan panduan.

6. Sumber Informasi
Dari mana klien memperoleh informasi yang memengaruhi sikap mereka.
Aspek-aspek:
- Keandalan Sumber
Sejauh mana klien memandang sumber informasi sebagai andal dan dapat dipercaya.
- Relevansi sumber
Bagaimana persepsi klien terhadap relevansi sumber informasi dengan kebutuhan
mereka dapat memengaruhi pengaruhnya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Wawancara persuasif dilakukan dengan tujuan untuk mengubah atau mempertahankan cara
berpikir, perasaan, atau tindakan pihak lain. Dalam kesimpulannya, wawancara persuasif
melibatkan upaya untuk mempengaruhi atau mengubah pihak lain. Dalam menjalankan
wawancara persuasif ini, penting untuk menjaga standar etika dan memperhatikan kriteria seperti,
kejujuran, analisis individu yang di wawancarai, sikap, pengaturan waktu, pengaturan fisik, dan
pengaruh luar. semua ini membantu menciptkan wawancara persuasif yang efektif dan etis.
DAFTAR PUSTAKA

Stewart, C., J., & Cash, W., B. 2017. Interviewing : principles and practices, 352, 216-240.
Published by McGraw-Hill Education, 2 Penn Plaza, New York, NY 10121.

Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of human


behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.

Deci, E. L., & Ryan, R. M. (1985). Intrinsic motivation and self-determination in human
behavior. New York: Plenum.

Slovic, P. (1987). Perception of risk. Science, 236(4799), 280-285.

Rousseau, D. M., Sitkin, S. B., Burt, R. S., & Camerer, C. (1998). Not so different after all: A
cross-discipline view of trust. Academy of Management Review, 23(3), 393-404.

Petty, R. E., & Cacioppo, J. T. (1986). Communication and persuasion: Central and peripheral
routes to attitude change. New York: Springer.

Anda mungkin juga menyukai