Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN WAWANCARA

Dosen pengampu: Dr. Devi Permatasari, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:

Ulfa Khoiriyah (220401010048)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG

2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan yang
berjudul “LAPORAN WAWANCARA” guna memenuhi tugas mata kuliah Praktikum
Pemahaman Individu Teknik Non Tes.

Laporan ini penulis susun semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai pihak
sehingga bias memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari itu semua, penulis menyadari seutuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis
terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca
sehingga kami bisa melakukan perbaikan sehingga menjadi sebuah laporan yang baik dan
benar.

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyusunan Laporan ................................................................... 1
B. Lokasi Praktikum ................................................................................................ 1
C. Waktu Praktikum ................................................................................................. 1
D. Subyek Praktikum ............................................................................................... 2

BAB II LAPORAN HASIL ANALISIS INSTRUMENT NON TES


A. Pengertian Wawancara Secara Teoritis ................................................................ 3
B. Hasil Wawancara ................................................................................................. 3

BAB III ANALISIS DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT


A. Analisis .............................................................................................................. 8
B. Rekomendasi Tindak Lanjut ............................................................................... 9

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................... 10


LAMPIRAN ................................................................................................................. 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyusunan Laporan


Tiap individu memiliki pengalaman hidupnya masing-masing. Entah itu
ketercapaian ataupun kegagalan. Dari pengalaman itulah dapat dilihat sikap percaya diri
pada individu. Percaya diri merupakan sifat individu yang mana di dalamnya terdapat
keyakinan terhadap kemampuan diri serta keyakinan untuk mampu mengembangkan diri
dalam situasi apapun. Rasa percaya diri menjadi stimulus tersendiri untuk mendorong
individu untuk mampu bertindak secara tepat. Namun sebaliknya, jika individu tidak
memiliki rasa percaya diri maka individu akan selalu merasa dirinya tidak mampu.
Kartono mengatakan rasa percaya diri yang dimiliki individu merupakan ciri
hidup sehat, yang mana individu dapat menghadapi dan mengatasi masalah yang muncul
serta dapat belajar dari pengalaman. Terdapat empat aspek yang menunjukkan bahwa
individu memiliki rasa percaya diri, yaitu pertama, percaya/yakin pada diri sendiri, serta
memiliki keinginan untuk mengevaluasi dan mengatasi masalah yang disebabkan oleh
kemampuannya sendiri. Kedua, individu dapat membuat keputusan sendiri dan
memercayai keputusannya. Ketiga, mengevaluasi diri secara positif agar dapat menerima
kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keempat, individu berani mengemukakan
pendapatnya tanpa harus dipaksa oleh orang lain. (Wiranatha & Supriyadi, 2015)
Individu yang memiliki rasa percaya diri tinggi akan memiliki keyakinan bahwa
tiap individu memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Individu yang
memiliki rasa percaya diri akan lebih menikmati hidup dan merasa puas dengan dirinya
sendiri. Namun, jika individu tidak memiliki rasa percaya diri maka individu akan merasa
kecil dibanding dengan individu yang lain. Rasa percaya diri merupakan kunci motivasi
diri, karena tanpa rasa percaya diri individu tidak dapat menjalani kehidupannya dengan
baik. Selain itu, individu dengan tingkat rasa percaya diri yang tinggi akan sulit untuk
terpengaruh oleh situasi yang dianggap negatif oleh kebanyakan orang.

B. Lokasi Praktikum
Wawancara dilakukan bertempatan di rumah Jl. Pahlawan Rt. 27 Rw. 03
Sukorejo, Gondanglegi, Malang

C. Waktu Praktikum
1
Wawancara dilakukan pada hari Senin tanggal 11 Maret 2022 pada pukul 10.00
sampai 11.00 WIB.

D. Subyek Praktikum
Subyek pada wawancara ini ialah narsumber bernama Desyta Nur Mahmuda
dengan usia 20 tahun. Narasumber merupakan seorang Mahasiswi di Poltekes Kemenkes
Malang.

2
BAB II
LAPORAN HASIL ANALISIS INSTRUMENT NON TES

A. Pengertian Wawancara Secara Teoritis


Wawancara merupakan teknik pengumpulan data malalui tanya jawab secara
tatap muka antara peneliti dan narasumber. Wawancara ditujukan untuk mendapatkan
informasi yang akurat yang berhubungan dengan fakta, yang mana diperlukan untuk
mencapai tujuan penelitian.(Rosaliza, 2015) Secara garis besar jenis wawancara dibedakan
2, yaitu (1) wawancara terencana dan (2) wawancara insidential. Wawancara terencana
digunakan untuk memperoleh informasi sesuai dengan topik yang telah dirancang
sebelumnya. Untuk melakukan wawancara terencana, pewawancara perlu menyiapkan
pedoman wawancara terlebih dahulu. Kemudian menentukan narasumber yang relevan
dengan topik yang telah dirancang. Sedangkan dalam wawancara insidential kurang
memunginkan untuk pewawancara menyiapkan pedoman wawancara dan juga narasumber,
mengingat peristiwa yang terjadi bersifat insidential atau tidak terencana.(Pujaastawa,
2016)

B. Hasil Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui “Menurut saya percaya diri adalah sebuah
mengenai self confident/percaya kemampuan individu dalam meyakinkan
diri? dirinya pada kemampuan yang ia miliki atau
kemampuan untuk mengembangkan penilaian
positif baik untuk diri sendiri atau lingkungan
sekitarnya.”
2 Apakah menurut anda memiliki “Menurut saya memiliki sikap percaya diri itu
sikap percaya diri itu penting? penting pada pada setiap individu, dikarenakan
Berikan alasannya! dengan sikap percaya diri kita bisa melakukan
apa yang kita pikirkan. Selain itu, dengan sikap
percaya diri kita mampu membangunkan sikap
percaya orang lain pada kita. Misalkan ketika
saat kita berbicara di depan, saat kita
memberikan sebuah topik atau permasalahan

3
mengenai sebuah kasus lalu ada opini kita juga
pastika kita ingin pendapat kita bisa dipercaya
oleh meraka. Dengan itu kita harus berbicara
dengan tegas atau dengan rasa percaya diri
supaya dapat mempengaruhi orang lain.”
3 Bagaimana menurut anda jika “Jika individu tidak memiliki sikap percaya
individu tidak memiliki sikap diri itu menurut saya memiliki dampak
percaya diri? negative pada dirinya, dikarenakan jika kita
saja tidak bisa percaya pada diri kita sendiri
lalu bagaimana dengan kepercayaan orang lain
pada kita. Selain itu, jika tidak memiliki sikap
percaya diri maka individu tersebut tidak dapat
maju kedepan maksutnya akan stuck di situ-
situ saja dan tidak bisa mencapai apa yang
diharapkan nantinya. Misalnya jika individu
memiliki cita-cita menjadi seorang dokter,
maka ia harus percaya diri bahwasannya ia
mampu menggapainya. Kalau ia memiliki
kepercayaan diri maka ia akan memiliki tekad
untuk bisa menggapai cita-citanya menjadi
dokter.”
4 Apakah anda merasa telah “Saya merasa memiliki sikap percaya diri pada
memiliki sikap percaya diri diri saya. Karena saya juga melihat dari sikap
dalam diri anda? saya seperti biasanya ataupun yang sebelum-
sebelumnya dimana saya dituntut memiliki
sikap percaya diri karena suatu hal.”
5 Jelaskan apa yang membuat “Adapun suatu hal yang membuat percaya
anda menjadi percaya diri? akan diri saya yakni saya memiliki
kemampuan, selain itu saya juga memiliki
harapan untuk kedepannya. Dimana untuk
menggapai harapan tersebut pastinya saya
harus memiliki pola pikir yang positif atau
positive thingking terhadap kedepannya,

4
dengan begitu saya bisa melakukan apa yang
saya inginkan.”
6 Jelaskan satu sikap percaya diri “Saya pernah pada suatu kondisi dimana saya
yang pernah anda alami! dipilih menjadi seorang kandidat kampus
untuk mewakili kampus dari malang ke
Jakarta. Saya tidak memiliki pengalaman
sebelumnya, namun saya memiliki harapan
saya tidak ingin mengecewakan kampus, saya
ingin membawa nama baik kampus, dan saya
ingin memberikan pengalaman kepada diri
saya sendiri bahwa saya bisa untuk menggapai
apa yang saya inginkan. Jadi saya mengikuti
perlombaan itu yang mana perlombaan itu
merupakan perlombaan yang pertama bagi
saya. Saya tidak memiliki pengalaman
sebelumnya. Namun saya sudah berusaha
semaksimal mungkin, sebelumnya saya sudah
latihan dan belajar dari pengalaman orang lain
untuk mencapai tujuan itu.”
7 Apakah anda pernah merasa “Kadang saya juga merasa tidak percaya diri.
tidak percaya diri? Dimana saya tidak memiliki kemampuan atas
hal tersebut. Seperti saat saya melakukan
kegiatan yang saya belum pernah
melakukannya sebelumnya. Saya jadi merasa
tidak percaya diri, ragu, dan minder.”
8 Jelaskan apa yang membuat “Yang membuat saya tidak percaya diri karena
anda menjadi tidak percaya diri? saya tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
Kemudian saya juga kurang memiliki skill atau
kemampuan pada hal tersebut atau saya tidak
terlatih ataupun terbiasa akan hal itu.”
9 Jelaskan satu sikap tidak “Salah satu sikap tidak percaya diri yang
percaya diri yang pernah anda pernah saya alami yaitu waktu saya ditunjuk
alami! sebagai pembaca Al-Qur’an dimana harus

5
menggunakan nada seperti tilawah di depan
umum secara tatap muka, disitu saya merasa
tidak percaya diri dikarenakan saya tidak
pernah melakukan hal itu dan itu bukan
kemampuan saya untuk melakukan hal
tersebut.”
10 Apakah menurut anda kelebihan “Menurut saya kelebihan dan kekurangan pada
dan kekurangan yang dimiliki individu dapat mempengaruhi rasa percaya diri
individu dapat mempengaruhi itu memang benar. Dikarenakan disaat saya
rasa percaya dirinya? memiliki kemampuan saya merasa percaya diri
dan saya memiliki tekad harus bisa. Sedangkan
untuk suatu hal yang saya kurang mahir akan
hal tersebut saya merasa kurang percaya
sehingga saya merasa berat untuk
melakukannya.”
11 Bagaimana cara anda mengatasi “Cara saya untuk mengatasi sikap tidak
sikap tidak percaya diri? percaya diri yakni dengan melakukan kegiatan
pada apa yang saya tidak dapat lakukan secara
berulang-ulang hingga saya bisa
melakukannya. Seperti dulu saya tidak bisa
melakukan ijeksi, pastinya kalau tidak
memiliki ilmu seperti itu tidak bisa
melakukannya. Namun saya berusaha mencari
teori, ilmu, cara, dan saya mendapat contoh
dari dosen. Kemudian saya melakukan latihan
kepada pantum atau boneka sesering mungkin
supaya saya yakin saya sudah terbiasa hingga
saya yakin sudah bisa melakukannya kepada
pasien nantinya.”
12 Apakah solusi tersebut efektif “Menurut saya solusi yang telah saya lakukan
untuk membantu anda cukup efektif untuk membantu saya mengatasi
mengatasi sikap tidak percaya sikap tidak percaya diri saya. Dikarenakan
diri? kalau kita melakukan suatu hal jika kita tidak

6
memiliki kemampuan akan hal tersebut
pastinya kita merasa tidak percaya diri dan
berat untuk melakukan hal tersebut. Namun
apabila terdapat usaha atau latihan untuk dapat
melakukan hal tersebut maka kepercayaan itu
seiring waktu akan meningkat.”

Kesimpulan wawancara:

Wawancara ini diadakan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum PI Nontes.
Adapun topik wawancara yang diangkat dalam proses pembicaraan ialah mengenai Sikap
Tidak Percaya Diri. Kegiatan wawancara bertempat di Malang, pada hari Senin, 11 Maret 2024
pukul 10.00 WIB. Narasumber telah memahami konsep percaya diri dan ia telah memiliki rasa
percaya diri dalam dirinya. Namun, kadangkala ia juga merasas tidak percaya diri dengan
dirinya sendiri. Menurut narasumber tumbuhnya rasa percaya diri itu dapat dipengaruhi oleh
pengalaman dan juga kekurangan dan kelebihan yang dimiliki individu. Apabila individu
memiliki pengalaman dan/kemampuan dalam hal tersebut maka individu akan percaya diri dan
merasa mampu untuk melakukannya. Namun sebaliknya, jika individu tidak memiliki
pengalaman dan/kemampuan dalam hal tersebut maka individu akan merasa tidak percaya diri
dan ragu untuk melakukannya. Menurut narasumber untuk mengatasi rasa tidak percaya diri
maka diperlukan latihan. Ketika individu terus melatih kemampuannya pada hal yang
membuatnya tidak percaya diri, maka seiring waktu individu tersebut akan mulai terbiasa dan
timbul rasa percaya diri dalam dirinya.

7
BAB III
ANALISIS DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT

A. Analisis
Dari hasil wawancara yang didapatkan dapat dilihat bahwa narasumber telah
mengetahui konsep percaya diri. Narasumber memiliki pemahaman bahwa percaya diri
adalah sebuah kemampuan individu dalam meyakinkan dirinya pada kemampuan yang ia
miliki atau kemampuan untuk mengembangkan penilaian positif baik untuk diri sendiri
atau lingkungan sekitarnya. Narasumber juga beranggapan bahwa sikap percaya diri itu
penting untuk dimiliki setiap individu. Dikarenakan dengan memiliki sikap percaya diri,
individu dapat melakukan/mencapai sesuatu yang dipikirkan/rencanakan. Selain itu,
dengan sikap percaya diri yang dimiliki individu juga dapat membangunkan sikap percaya
orang sekitar terhadap diri individu. Namun, ketika individu tidak memiliki sikap percaya
diri justru akan membawa dampak negative bagi diri individu itu sendiri. Dikarenakan
ketika individu tidak mampu meyakinkan dirinya sendiri, maka akan lebih susah untuk
membangun kepercayaan orang lain terhadap diri individu. Selain itu, ketika individu tidak
memiliki sikap percaya diri maka individu akan sulit untuk berkembang dan sulit juga
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.
Dari pemahaman yang narasumber miliki terkait konsep percaya diri terlihat
dapat narasumber terapkan pada dirinya. Sehingga dalam kehidupan sehari-harinya
narasumber telah memiliki sikap percaya diri yang menunjang narasumber untuk dapat
melakukan/mencapai sesuatu yang narasumber inginkan. Adapun suatu hal yang membuat
narasumber memiliki sikap percaya diri ialah percaya pada kemampuan yang dimilikinya.
Yang mana dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya, narasumber memiliki pola
pemikiran yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki serta terhadap sesuatu yang
mungkin terjadi kedepannya. Namun, kadangkala narasumber juga memiliki sikap tidak
percaya diri. Hal itu terjadi karena narasumber merasa tidak memiliki kemampuan akan hal
tersebut yang mana kemampuan itu dipengaruhi dari pengalaman-pengalaman yang
narasumber lakukan sebelumnya.
Dari pengalaman-pengalaman itu narasumber beranggapan bahwa kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki individu dapat mempengaruhi kepercayaan diri individu. Ketika
individu memiliki kelebihan (kemampuan) maka akan timbul sikap percaya diri pada
individu. Begitu juga sebaliknya, ketika individu memiliki kekurangan (tidak memiliki
kemampuan) maka akan timbul keragu-raguan yang menyebabkan sikap tidak percaya diri.
8
B. Rekomendasi Tindak Lanjut
Dari hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa narasumber telah
memiliki sikap percaya diri yang tinggi. Namun, tidak sering juga narasumber memiliki
sikap percaya diri yang rendah dikarenakan pemikiran dan kurangnya pengalaman,
sehingga narasumber kadangkala merasa kurang yakin dengan kemampuannya. Maka dari
itu, untuk membantu narasumber supaya dapat lebih meningkatkan sikap percaya dirinya,
terdapat rekomendasi layanan yang cocok untuk membantu menindak lanjuti permasalahan
narasumber, yaitu layanan konseling behaviour.

9
DAFTAR RUJUKAN

Pujaastawa, I. B. G. (2016). Teknik Wawancara dan Observasi untuk Pengumpulan Bahan


Informasi.
Rosaliza, M. (2015). Wawancara Sebuah Interaksi Komunikasi dalam Penelitian Kuaitatif.
Jurnal Ilmu Budaya, 11(2), 71–72.
Wiranatha, F. D., & Supriyadi. (2015). HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN
KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PELAJAR PUTERI DI KOTA DENPASAR.
Jurnal Psikologi Udayana, 2(1), 38–47.

10
LAMPIRAN
1. Dokumentasi

2. Pedoman
PEDOMAN WAWANCARA

Nama Interviewer : Ulfa Khoiriyah


Nama Interviewee : Desyta Nur Mahmuda
Usia : 20 tahun
Waktu Pelaksanaan : Senin, 11 Maret 2024 Pukul : 10.00 – 11.00WIB
Lokasi Pelaksanaan : Di Rumah
Tema wawancara : Sikap Tidak Percaya Diri

No Pertanyaan Jawaban
1 Apa yang anda ketahui mengenai “Menurut saya percaya diri adalah sebuah
self confident/percaya diri? kemampuan individu dalam meyakinkan
dirinya pada kemampuan yang ia miliki atau
kemampuan untuk mengembangkan penilaian
positif baik untuk diri sendiri atau lingkungan
sekitarnya.”
2 Apakah menurut anda memiliki “Menurut saya memiliki sikap percaya diri itu
sikap percaya diri itu penting? penting pada pada setiap individu, dikarenakan
Berikan alasannya! dengan sikap percaya diri kita bisa melakukan
apa yang kita pikirkan. Selain itu, dengan sikap
percaya diri kita mampu membangunkan sikap
percaya orang lain pada kita. Misalkan ketika
saat kita berbicara di depan, saat kita
memberikan sebuah topik atau permasalahan
mengenai sebuah kasus lalu ada opini kita juga
pastika kita ingin pendapat kita bisa dipercaya
oleh meraka. Dengan itu kita harus berbicara

11
dengan tegas atau dengan rasa percaya diri
supaya dapat mempengaruhi orang lain.”
3 Bagaimana menurut anda jika “Jika individu tidak memiliki sikap percaya
individu tidak memiliki sikap diri itu menurut saya memiliki dampak
percaya diri? negative pada dirinya, dikarenakan jika kita
saja tidak bisa percaya pada diri kita sendiri
lalu bagaimana dengan kepercayaan orang lain
pada kita. Selain itu, jika tidak memiliki sikap
percaya diri maka individu tersebut tidak dapat
maju kedepan maksutnya akan stuck di situ-
situ saja dan tidak bisa mencapai apa yang
diharapkan nantinya. Misalnya jika individu
memiliki cita-cita menjadi seorang dokter,
maka ia harus percaya diri bahwasannya ia
mampu menggapainya. Kalau ia memiliki
kepercayaan diri maka ia akan memiliki tekad
untuk bisa menggapai cita-citanya menjadi
dokter.”
4 Apakah anda merasa telah memiliki “Saya merasa memiliki sikap percaya diri pada
sikap percaya diri dalam diri anda? diri saya. Karena saya juga melihat dari sikap
saya seperti biasanya ataupun yang sebelum-
sebelumnya dimana saya dituntut memiliki
sikap percaya diri karena suatu hal.”
5 Jelaskan apa yang membuat anda “Adapun suatu hal yang membuat percaya
menjadi percaya diri? akan diri saya yakni saya memiliki
kemampuan, selain itu saya juga memiliki
harapan untuk kedepannya. Dimana untuk
menggapai harapan tersebut pastinya saya
harus memiliki pola pikir yang positif atau
positive thingking terhadap kedepannya,
dengan begitu saya bisa melakukan apa yang
saya inginkan.”
6 Jelaskan satu sikap percaya diri “Saya pernah pada suatu kondisi dimana saya
yang pernah anda alami! dipilih menjadi seorang kandidat kampus
untuk mewakili kampus dari malang ke
Jakarta. Saya tidak memiliki pengalaman
sebelumnya, namun saya memiliki harapan
saya tidak ingin mengecewakan kampus, saya
ingin membawa nama baik kampus, dan saya
ingin memberikan pengalaman kepada diri
saya sendiri bahwa saya bisa untuk menggapai
apa yang saya inginkan. Jadi saya mengikuti
perlombaan itu yang mana perlombaan itu
merupakan perlombaan yang pertama bagi
saya. Saya tidak memiliki pengalaman
sebelumnya. Namun saya sudah berusaha
semaksimal mungkin, sebelumnya saya sudah
latihan dan belajar dari pengalaman orang lain
untuk mencapai tujuan itu.”

12
7 Apakah anda pernah merasa tidak “Kadang saya juga merasa tidak percaya diri.
percaya diri? Dimana saya tidak memiliki kemampuan atas
hal tersebut. Seperti saat saya melakukan
kegiatan yang saya belum pernah
melakukannya sebelumnya. Saya jadi merasa
tidak percaya diri, ragu, dan minder.”
8 Jelaskan apa yang membuat anda “Yang membuat saya tidak percaya diri karena
menjadi tidak percaya diri? saya tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
Kemudian saya juga kurang memiliki skill atau
kemampuan pada hal tersebut atau saya tidak
terlatih ataupun terbiasa akan hal itu.”
9 Jelaskan satu sikap tidak percaya “Salah satu sikap tidak percaya diri yang
diri yang pernah anda alami! pernah saya alami yaitu waktu saya ditunjuk
sebagai pembaca Al-Qur’an dimana harus
menggunakan nada seperti tilawah di depan
umum secara tatap muka, disitu saya merasa
tidak percaya diri dikarenakan saya tidak
pernah melakukan hal itu dan itu bukan
kemampuan saya untuk melakukan hal
tersebut.”
10 Apakah menurut anda kelebihan “Menurut saya kelebihan dan kekurangan pada
dan kekurangan yang dimiliki individu dapat mempengaruhi rasa percaya diri
individu dapat mempengaruhi rasa itu memang benar. Dikarenakan disaat saya
percaya dirinya? memiliki kemampuan saya merasa percaya diri
dan saya memiliki tekad harus bisa. Sedangkan
untuk suatu hal yang saya kurang mahir akan
hal tersebut saya merasa kurang percaya
sehingga saya merasa berat untuk
melakukannya.”
11 Bagaimana cara anda mengatasi “Cara saya untuk mengatasi sikap tidak
sikap tidak percaya diri? percaya diri yakni dengan melakukan kegiatan
pada apa yang saya tidak dapat lakukan secara
berulang-ulang hingga saya bisa
melakukannya. Seperti dulu saya tidak bisa
melakukan ijeksi, pastinya kalau tidak
memiliki ilmu seperti itu tidak bisa
melakukannya. Namun saya berusaha mencari
teori, ilmu, cara, dan saya mendapat contoh
dari dosen. Kemudian saya melakukan latihan
kepada pantum atau boneka sesering mungkin
supaya saya yakin saya sudah terbiasa hingga
saya yakin sudah bisa melakukannya kepada
pasien nantinya.”
12 Apakah solusi tersebut efektif “Menurut saya solusi yang telah saya lakukan
untuk membantu anda mengatasi cukup efektif untuk membantu saya mengatasi
sikap tidak percaya diri? sikap tidak percaya diri saya. Dikarenakan
kalau kita melakukan suatu hal jika kita tidak
memiliki kemampuan akan hal tersebut
pastinya kita merasa tidak percaya diri dan
berat untuk melakukan hal tersebut. Namun

13
apabila terdapat usaha atau latihan untuk dapat
melakukan hal tersebut maka kepercayaan itu
seiring waktu akan meningkat.”

Kesimpulan wawancara:

Wawancara ini diadakan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum PI Nontes.
Adapun topik wawancara yang diangkat dalam proses pembicaraan ialah mengenai Sikap
Tidak Percaya Diri. Kegiatan wawancara bertempat di Malang, pada hari Senin, 11 Maret 2024
pukul 10.00 WIB. Narasumber telah memahami konsep percaya diri dan ia telah memiliki rasa
percaya diri dalam dirinya. Namun, kadangkala ia juga merasas tidak percaya diri dengan
dirinya sendiri. Menurut narasumber tumbuhnya rasa percaya diri itu dapat dipengaruhi oleh
pengalaman dan juga kekurangan dan kelebihan yang dimiliki individu. Apabila individu
memiliki pengalaman dan/kemampuan dalam hal tersebut maka individu akan percaya diri dan
merasa mampu untuk melakukannya. Namun sebaliknya, jika individu tidak memiliki
pengalaman dan/kemampuan dalam hal tersebut maka individu akan merasa tidak percaya diri
dan ragu untuk melakukannya. Menurut narasumber untuk mengatasi rasa tidak percaya diri
maka diperlukan latihan. Ketika individu terus melatih kemampuannya pada hal yang
membuatnya tidak percaya diri, maka seiring waktu individu tersebut akan mulai terbiasa dan
timbul rasa percaya diri dalam dirinya.

Malang, Maret 2024

Ulfa Khoiriyah
NPM. 220401010048

14

Anda mungkin juga menyukai