Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TUGAS MODEL PRAKTEK KEBIDANAN


Empowering & Trust

Dosen Pembimbing:
Fanny Ayudia, M.Biomed

Disusun Oleh :

Redia Saputri
Prodi : S1 Kebidanan
Kelas : 1B

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Esa, dan berkat hidayah-
Nya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah “Empowering & Trust” dalam
mata kuliah praktek kebidanan, di profesi S1 kebidanan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan waktu, doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman, dan pengetahuan yang Saya miliki. Oleh karena
itu, Saya mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Agar nantinya menjadi lebih baik lagi setelah ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca, dan diharapkan bisa
bermanfaat untuk perkembangan, dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Hormat kami

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1. LATAR BELAKANG..............................................................................................4

2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

1. Pengertian Empowering & Trust.............................................................................6

2. Tujuan Empowering & Trust...................................................................................8

Tujuan Program Pendidikan Perempuan adalah Perempuan semua usia yang tidak
memiliki kemampuann/keterampilan, miskin dan rawan terhadap tindak
diskriminasi/kekerasan/trafiking.........................................................................................8

Tujuan pemberdayaan perempuan sebagian meliputi:........................................................8

1. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan


berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.......................................................8

2. Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan


kesetaraan dan keadilan gender..........................................................................................8

3. Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan dengan


pempertahankan nilai persatuan dan kesatuan....................................................................8

4. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan


kesetaraan dam keadilan gender.........................................................................................8

5. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuankesejahteraan keluarga dan


masyarakat serta perlindungan anak...................................................................................8

Karakteristik Trust...........................................................................................................8

Tschannen-Moran dan Hoy (1998: 189) melalui teori kepercayaannya, beliau membagi
lima karakteristik yang merupakan komponen utama yang digunakan untuk....................8

menilai dan mengukur trust yaitu :.....................................................................................9

a. Niat Baik (Benevolence) yaitu kepercayaan akan kesejahteraan atau kepemilikan


seseorang terhadap perlindungan dan perhatian orang lain atau kelompok yang
2
dipercayainya. Sikap dan keinginan yang baik akan menumbuhkan hubungan
kepercayaan ini...................................................................................................................9

b. Keandalan (Reliability) yaitu seseorang bergantung kepada pihak lain


untukmendapatkan kenyamanan.........................................................................................9

c. Kompetensi (Competence) yaitu adanya keyakinan bahwa seseorang mampu


melakukan suatu pekerjaan sesuai yang dikehendaki.........................................................9

d. Jujur (Honesty) yaitu berkaitan dengan perwatakan, integriti dan ketulenan tingkah
laku seseorang yang menjadi dasar dari kepercayaan.........................................................9

e. Keterbukaan (Openness) yaitu adanya rasa untuk saling memahami antara satu
dengan yang lain. Menurut Zand kepercayaan akan meningkat bila seseorang atau suatu
pihak mau bersikapterbuka terhadap pengaruh dari pihak lain (dalam Laksmana, 2002:
7). 9

3. Pentingnya Empowering & Trust............................................................................9

A. SARAN....................................................................................................................11

B. SARAN....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.

Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan Spiritual yang utuh dan


unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

Setiap perempuan merupakan pribadi yang mempunyai hak, kebutuhan serta harapan
(Sofie, 2011).
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan keluarganya melalui
pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan. Perempuan mempunyai hak
untuk memilih dan memutuskan tentang siapa yang memberi asuhan dan dimana tempat
pemberian asuhan. Sehingga perempuan perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk
memperoleh pendidikan dan informasi dalam menjalankan tugasnya (Hidayat, dkk,
2009).

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada
masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan
masa nifas, memimpin persalinan atas 3 tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan
kepada bayi baru lahir dan bayi.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan (Kurnia, 2009).

Trust dalam kamus terjemahan Echols dan Hasan diartikan kepercayaaan atau percaya.
Sementara Kamus Webster’s Third New Internasional Dictionary menjelaskan Trust is
an implication of assured toward another which may rest on blended evidence of
experience and more subjective grounds such as knowlewdge,affection, admiration,
respect, or reverence (Gave, 1966: 1545).

trust diartikan sebagai suatu kecenderungan seseorang untuk yakin pada orang lain
4
(dalam Mckinght dkk, 2002:336). Sementara Yamagisi (1998) menjelaskan trust adalah
keyakinan orang kepada maksud baik orang lain yang tidak merugikan mereka, peduli
pada hak mereka, dan melakukan kewajibannya.

Moorman, dkk (dalam Zulganef dan Murni, 2008: 176) mengatakan trust sebagai
perilaku seseorang untuk bersandar (rely on) kepada reliabilitas dan integritas orang lain
dalam memenuhi harapannya dimasa yang akan datang.
Menurut Das danTeng (dalam Ojha & Gupta, 1998: 107) trust sebagai derajat dimana
seseorang yang percaya menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan
orang lain yang dipercayanya di dalam situasi yang berubah-ubah dan beresiko.
Sementara itu Mayer (dalam Ojha & Gupta, 1998: 107) merumuskan trust sebagai
keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain
berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan
tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan.

TUJUAN

A. Untuk mengetahui pengertian Empowering & Trust.


B. Untuk mengetahui tujuan Empowering & Trust.
C. Untuk mengetahui pentingnya Empowering & Trust.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dapat dirumuskan sebagai berikut ;
A. Apa yang dimaksud dengan Empowering & Trust?
B. Bagaimana tujuan Empowering & Trust?
C. Bagaimana pentingnya Empowering & Trust?
D. Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Empowering & Trust


Empowering & Trust Pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat awalan
ber- yang menjadi kata “berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya. Daya artinya
kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Pemberdayaan artinya membuat sesuatu
menjadi berdaya atau mempunyai daya atau mempunyai kekuatan.

Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam


bahasa inggris. Pemberdayaan sebagai terjemahan dari empowerment menurut Merrian

Webster dalam Oxford English Dictionary mengandung dua pengertian :

1. To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai memberi


kecakapan/kemampuan atau memungkinkan.

2. Togive power of authority to, yang berarti memberi kekuasaan. Dalam konteks
pembangunan istilah pemberdayaan pada dasarnya bukanlah istilah baru melainkan sudah
sering dilontarkan semenjak adanya kesadaran bahwa faktor manusia memegang peran
penting dalam pembangunan.

Carlzon dan Macauley sebagaimana di kutip oleh Wasistiono (1998 :46) mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah sebagi berikut : “membebaskan
seseorang dari kendali yang kaku, dan memberi orang kebebasan untuk bertanggung
jawab terhadap ide-idenya, keputusan – keputusannya dan tindakan – tidakannya.”

Sementara dalam sumber yang sama, Carver dan Clatter Back (1995 : 12) mendevinisikan
pemberdayaan sebagai berikut “upaya member keberanian dan kesempatan pada individu
untuk mengambil tanggung jawab perorangan guna meningkatkan dan memberikan
kontribusi pada tujuan organisasi.”

Pemberdayaan sebagai terjemahan dari “empowerment” menurut sarjana lain, pada intinya
diartikan sebagai berikut, “membentuk klien memperoleh daya untuk mengambil
keputusan dan mementukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri
mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan social dalam melakukan
tindakan.
6
Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk
menggunakan daya yang ia miliki, antara lain transfer daya dari lingkungan.”Sementara
Shardlow (1998 : 32) mengatakan pada intinya :

“pemberdayaan membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha


mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan
sesuai dengan keinginan mereka”.

Empowerment Woman (Pemberdayaan Perempuan) adalah upaya untuk memperoleh


akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, social, budaya, agar perempuan
dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah sehingga mampu membangun
kemampuan dan konsep diri.

Pendidikan Perempuan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka transformasi
pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, nilai, dan budaya pada kaum perempuan agar
dapat mempertahankan kehidupan,

memahami keseimbangan antara hak dan kewajiban, meningkatkan daya saing sehingga
mampu berpartisipasi aktif dalam program pembangunan nasional. Program pendidikan
perempuan berada pada Sub. Direktorat Pendidikan Perempuan, Direktorat Jenderal
Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal,
Departemen Pendidikan Nasional.

Trust dalam kamus terjemahan Echols dan Hasan diartikan kepercayaaan atau percaya.
Sementara Kamus Webster’s Third New Internasional Dictionary menjelaskan Trust is an
implication of assured toward another which may rest on blended evidence of experience
and more subjective grounds such as knowlewdge, affection, admiration, respect, or
reverence (Gave, 1966: 1545).

Intisari dari trust yang dikemukakan dalam kamus Webster’s Third New Internasional
Dictionary adalah implikasi dari sikap yakin terhadap orang/hal lain yang didasarkan pada
bukti-bukti campuran/perpaduan berbagai pengalaman dan pada dasarnya lebih subjektif
seperti pengetahuan, kasih sayang, kekaguman, rasa hormat, atau penghormatan.

Dalam kajian psikologi, Rotter mengatakan trust diartikan sebagai suatu kecenderungan
seseorang untuk yakin pada orang lain (dalam Mckinght dkk, 2002:336). Sementara

7
Yamagisi (1998) menjelaskan trust adalah keyakinan orang kepada

maksud baik orang lain yang tidak merugikan mereka, peduli pada hak mereka, dan
melakukan kewajibannya. Moorman, dkk (dalam Zulganef dan Murni, 2008: 176)
mengatakan trust

sebagai perilaku seseorang untuk bersandar (rely on) kepada reliabilitas dan integritas
orang lain dalam memenuhi harapannya dimasa yang akan datang. MenurutDas danTeng
(dalam Ojha & Gupta, 1998: 107) trust sebagai derajat dimana seseorang yang percaya
menaruh sikap positif terhadap keinginan baik dan keandalan orang lain yang
dipercayanya di dalam situasi yang berubah-ubah dan beresiko.

Sementara itu Mayer (dalam Ojha & Gupta, 1998: 107) merumuskan trust sebagai
keinginan suatu pihak untuk menjadi pasrah/menerima tindakan dari pihak lain
berdasarkan pengharapan bahwa pihak lain tersebut akan melakukan sesuatu tindakan
tertentu yang penting bagi pihak yang memberikan kepercayaan, terhadap kemampuan
memonitor atau mengendalikan pihak lain. Dan Doney et.al. (dalamOjha & Gupta, 1998:
107) memberikan definisi trust sebagai sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan
perilaku kooperatif yang berdasarkan saling berbagi norma-norma dan

nilai yang sama.

2. Tujuan Empowering & Trust

Tujuan Program Pendidikan Perempuan adalah Perempuan semua usia yang tidak
memiliki kemampuann/keterampilan, miskin dan rawan terhadap tindak
diskriminasi/kekerasan/trafiking.

Tujuan pemberdayaan perempuan sebagian meliputi:


1. Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
2. Meningkatkan peran perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender.
3. Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan dengan
pempertahankan nilai persatuan dan kesatuan.
4. Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan
kesetaraan dam keadilan gender.
5. Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuankesejahteraan keluarga dan
masyarakat serta perlindungan anak.

Karakteristik Trust

8
Tschannen-Moran dan Hoy (1998: 189) melalui teori kepercayaannya, beliau membagi
lima karakteristik yang merupakan komponen utama yang digunakan untuk
menilai dan mengukur trust yaitu :

a. Niat Baik (Benevolence) yaitu kepercayaan akan kesejahteraan atau kepemilikan


seseorang terhadap perlindungan dan perhatian orang lain atau kelompok yang
dipercayainya. Sikap dan keinginan yang baik akan menumbuhkan hubungan
kepercayaan ini.
b. Keandalan (Reliability) yaitu seseorang bergantung kepada pihak lain
untukmendapatkan kenyamanan.
c. Kompetensi (Competence) yaitu adanya keyakinan bahwa seseorang mampu
melakukan suatu pekerjaan sesuai yang dikehendaki.
d. Jujur (Honesty) yaitu berkaitan dengan perwatakan, integriti dan ketulenan tingkah
laku seseorang yang menjadi dasar dari kepercayaan.
e. Keterbukaan (Openness) yaitu adanya rasa untuk saling memahami antara satu
dengan yang lain. Menurut Zand kepercayaan akan meningkat bila seseorang atau
suatu pihak mau bersikapterbuka terhadap pengaruh dari pihak lain (dalam
Laksmana, 2002: 7).

3. Pentingnya Empowering & Trust

Untuk mendorong pemberdayaan perempuan melalui perusahaan, UN Women dan UN


Global Compact telah menyusun Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs) sebagai
serangkaian prinsip bagi perusahaan mengenai cara memberdayakan perempuan di tempat
kerja, tempat kegiatan usaha, dan komunitas. Pada Mei 2018, terhitung lebih dari 1.900
pemimpin bisnis dari seluruh dunia telah menandatangi deklarasi untuk mendukung WEPs,
11 di antaranya berasal dari Indonesia.
Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Perempuan (WEPs) terdiri dari tujuh prinsip,
yaitu:

1. Kepemimpinan yang Mendukung Kesetaraan Gender.


2. Kesetaraan Peluang, Inklusi, dan Nondiskriminasi.
3. Kesehatan, Keamanan dan Bebas dari Kekerasan.
4. Pendidikan dan Pelatihan.
5. Pengembangan Perusahaan, Rantai Pasokan dan Pemasaran.
6. Kepemimpinan dan Pelibatan Komunitas.
7. Transparansi, Pengukuran dan Pelaporan.

Trust adalah kecenderungan sifat kepribadian yang umumnya stabil dan dapat diukur.
Individu yang cenderung trustnya tinggi atau rendah memiliki ciri-ciri kepribadian dan
karakteristik tertentu. Kecenderungan trust (Wade & Robison, 2012) merunjuk pada
seberapa banyak mereka bersedia untuk bergantung pada orang lain secara umum. Hal ini
dibentuk oleh pengalaman hidup.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk trust adalah:

9
a. Level of extroversion/neuroticism.
Orang dengan keterbukaan tinggi (fleksibel atau energik) dan neurotisisme yang rendah
(percaya diri) cenderung lebih dapat mempercayai.

b. Participation in religion.
Orang yang beragama memiliki tingkat trust yang lebih tinggi terhadap sesuatu hal atau
orang lain, daripadaorang yang tidak memiliki agama (atheis).

c. Family interaction.
Orang tua yang menepati sebagian besar janji-janji mereka dan lebih percaya kepada
anak mereka dapat menyebabkan anak cenderung memiliki trust yang tinggi.

d. Gender
Dalam beberapa penelitian telah melaporkan bahwa pria memiliki tingkat trust yang
lebih tinggi pada lembaga formal dan pemerintah bila dibandingkan dengan wanita

4. Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan.

Adapun peran bidan dalam pemberdayaan perempuan yaitu bidan sebagai partnership bagi
perempuan. Partnership menurut terjemahan google adalah “kemitraan, persekutuan,
perekanan”.

Sebagaimana kita ketahui bahwa, pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan
dalam memberikan asuhan kepada kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai
dari kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
pelayanan kesehatan masyarakat.

Sehingga melihat daripada defenisi tersebut, maka dengan menerapkan pelayanan kebidanan,
bidan sebagai mitra bagi perempuan akan sangat membantu terhadap pemberdayaan
perempuan. Karena bidan akan lebih mudah memahami, bagaimana berkomunikasi dan
mengingat dari sifat seorang wanita menjadikan bidan mampu dengan mudah untuk
melakukan perannya terhadap pemberdayaan perempuan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, kepada
masyarakat khususnya perempuan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung jawab dan akuntabel., yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk
memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru
lahir dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. (Kurnia, 2009).

10
BAB III

KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan diperlukan upaya yang tepat. Salah satunya melalui pemberdayaan
masyrakat. Dalam melasanankan program pemberdayaan semua pihak harus mendpatkan
kesempatan yang sama untuk berpatisipasi aktif mensukseskan program pemberdayaan
tersebut, tanpa terkecuali perempuan.

A. SARAN
Pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan terencana untuk mencapai
kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Pemberdayaan perempuan Indonesia masih harus terus ditingkatkan dengan
keikutsertaan seluruh elemen masyarakat dan ‘political will’ pemangku
kepentingan di berbagai level.

Perjuangan untuk memberdayakan perempuan dapat mulai dilakukan dengan


pendidikan keluarga, kemudian dalam masyarakat. Karena pada dasarnya
kebijakan dan undang-undang sudah memberikan landasan yang cukup kuat.

B. SARAN
penulis menyarankan agar programpemberdayaaan perempuan ini berjalan
secara kontinyu dengan sasaran peserta yang lebih luas lagi, sehingga semua
perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk ikut berpartisipasi dalam
program pemberdayaan ini.

Kemudian agar setiap program pemberdayaan perempuan dapat berjalan secara


optimal, pemerintah harus mendukung penuh dengan memberikan bantuan dana
maupun hal-hal lain yang dibutuhkan dalam kegiatan pemberdayaan perempuan.

DAFTAR PUSTAKA
11
Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Purwandari, Atik. (dkk),. 2014. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Suciati, Siti. (dkk),. 2015. Jurnal Teori Konsep Kebidanan. Tulungagung: Prodi D3
Kebidanan Universitas Tulungagung

Tajmiati, Atit. (dkk),. 2016. Modul Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan. Surakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta

12

Anda mungkin juga menyukai