Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS PSIKOLOGI
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Perkembangan Kepercayaan pada
Orang Dewasa ” dengan tepat waktu. Tentu saja kami tidak akan sanggup
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu tanpa pertolongan Allah SWT.
Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik itu dari segi penyusunan, tata bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
agar kami dapat membuat makalah ini jadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan serta
peningkatan ilmu pengetahuan di bidang Psikologi Agama.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Pengertian Kepercayaan......................................................................................3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan...........................................4
C. Pembagian Masa Dewasa.....................................................................................5
D. Macam-Macam Kebutuhan Manusia.................................................................6
E. Ciri-Ciri Perilaku Orang Dewasa dan Karakteristik Keagamaan..................8
F. Cara Penanaman Nilai-Nilai Ajaran Agama Pada Orang Dewasa..................9
PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................12
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk yang eksploratif dan potensial. Dikatakan
mahluk eksploratif, karena manusia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan diri baik secara fisik maupun psikis. Manusia disebut sebagai
mahluk potensial, karena pada diri manusia tesimpan sejumlah kemampuan
bawaan yang dapat dikembangkan. Manusia disebut juga memiliki prinsip tanpa
daya, karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal manusia memerlukan
bantuan dari luar dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain dalam bentuk
bimbingan dan pengarahan dari lingkungannya. Bimbingan dan pengarahan
yang diberikan dalam membantu perkembangan tersebut pada hakikatnya
diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudah tersimpan
sebagai potensi bawaannya. Karena itu, bimbingan yang tidak searah dengan
potensi yang dimiliki akan berdampak negatif bagi perkembangan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan bagaimana pengertian kepercayaan ?
2. Jelaskan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan ?
3. Jelaskan bagaimana pembagian masa dewasa ?
4. Jelaskan macam-macam kebutuhan manusia ?
5. Jelaskan ciri-ciri perilaku orang dewasa dan karakteristik keagamaan ?
6. Jelaskan bagaimana cara penanaman nilai-nilai ajaran agama pada orang
dewasa ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepercayaan.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan.
3. Untuk mengetahui pembagian masa dewasa.
4. Untuk mengetahui macam-macam kebutuhan manusia.
1
5. Untuk mengetahui ciri-ciri perilaku orang dewasa dan karakteristik
keagamaannya.
6. Untuk mengetahui bagaimana cara penanaman nilai-nilai ajaran agama pada
orang dewasa.
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepercayaan
Menurut definisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepercayaan
didefinisikan sebagai harapan dan keyakinan seseorang terhadap kejujuran,
kebaikan, dan kesetiaan orang lain. Dalam istilah yang sama, kepercayaan
diartikan sebagai sikap di mana seseorang merasa tahu dan yakin bahwa
pendiriannya yang dianggap benar, dan sikap tersebut diungkapkan kepada
orang lain. Karena kepercayaan bersifat sebagai sikap individu atau pribadi,
penting untuk dicatat bahwa kebenaran dari sikap tersebut tidak dapat dijamin,
dan kepercayaan merupakan suatu pola pikir dari individu tanpa adanya
intervensi dari pihak lain.
Menurut Rousseau, kepercayaan merujuk pada ranah psikologi individu,
di mana setiap manusia memiliki pandangan yang unik. Dalam kerangka
psikologis ini, seseorang akan memberikan perhatian khusus kepada orang lain
melalui proses penerimaan dan pemberian. Adapun kepercayaan menurut Fowler
adalaha kepercayaan yang dinamis. Kepercyaan mencakup konstruksi aktif atas
keyakinan dan komitmen maupun sikap pasif dalam menerimanya. Kepercayaan
mencakup segala ekspresi religius eksplisit dan seluruh pembentukan
kepercayaan, dan juga segala cara untuk menemukan dan mengarahkan diri pada
koherensi dalam lingkungan yang paling akhir, namun yang tidak bersifat
religius.
Fowler mengutip arti kepercayaan dipupuk oleh dua sumber inspirasi.
Pertama, fenomenologi Niebhur yang mengarahkan perhatian kita pada
dinamika kepercayaan manusia yang dibentuk dan dirasakan dalam hubungan
tradisi. Di dalam semua hubungan tersebut ‘ rasa percaya’ dan ‘setia’ diperdalam
dan diperkuat dalam upaya bersama untuk mempercayakan dan menegrahkan
diri pada suatu pusat nilai dan kekuasaan yang melampaui kuasa manusia.
Menurut Fowler fenomenologi ini ‘konfensional’, karena kepercayaan yang
diuraikan menurut perspektif suatu kelompok beriman tertentu yang terikat pada
tradisi kepercayaan konfensionalnya. W. Cantwell Smith berpendapat bahwa
sepanjang sejarahnya bangsa manusia selalu menyadari akan adanya
3
transendensi dan senantiasa mencari kebenaran paling akhir yang dapat
mencakup seluruh eksistensi manusia. Kepercayaan akan yang transenden selalu
diwarnai dan dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi dan budaya yang terbatas.
Oleh karena itu, semua agama sangat berbeda menurut bentuk ekspresi
konkretnya masing-masing.
Kesimpulan dari definisi tokoh-tokoh di atas adalah bahwa kepercayaan
merupakan keyakinan atau pandangan yang dipegang oleh individu atau
kelompok. Ini dapat berupa komitmen dalam bentuk perkataan, janji, pernyataan
lisan, atau tertulis dari individu atau kelompok, yang memiliki potensi untuk
mewujudkan aspirasi mereka. Ketika seseorang telah mengakui sesuatu sebagai
kepercayaan, harapannya adalah bahwa apa yang diyakininya akan terwujud
untuk keuntungan dirinya sendiri.
4
memberikannya hanya kepada satu individu. Teori relasional menjelaskan
bahwa kepercayaan adalah sesuatu yang tumbuh dan terbentuk melalui
budaya serta berkaitan erat dengan keyakinan individu.
Terkait hal itu adapun pembagian masa dewasa menurut Lewin Sherril :
1. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memiliki arah hidup
yang akan diambil dengan menghadapi godaan dengan berbagai kemungkinan
pilihan.
5
2. Masa dewasa tengah, Pada tahap ini, seseorang mulai menghadapi
beragam tantangan kehidupan sambil memperkuat posisi mereka dan
merumuskan pandangan hidup untuk menghadapi realitas yang tak terduga.
Dengan demikian, mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih matang
tentang hidup, yang dapat menjadi landasan kuat untuk mengambil keputusan
dengan konsistensi.
3. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah pasrah. Pada masa ini minat
dan kegiatan kurang beragama, yang mana hidup menjadi tidak rumit dan
berpusat dengan hal yang sungguh-sungguh berarti.
1. Masa deasa awal, dini atau muda yaitu dimulai dari usia +/- 18-40 tahun.
2. Masa dewasa madia atau menengah dimulai dari usia 40-60 tahun,
selanjutnya usia 60 tahun ke atas termasuk usia lanjut.
6
pengaturannya berada di bagian otak yang disebut hypothalamus.
Gangguan regulasi temperatur akan menyebabkan tubuh mengalami
ketidak stabilan.
c. Tidur, yaitu kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi agar terhindar
dari gejala halusinasi.
d. Lapar, yaitu kebutuhan biologis yang harus dipenuhi untuk
membangkitkan energi tubuh sebagai organis. Lapar akan
menyebabkan gangguan pada fisik maupun mental.
e. Seks, yaitu salah satu kebutuhan yang timbul dari dorongan untuk
mempertahankan keturunan. Sigmund Freud menganggap kebutuhan
ini sebagai kebutuhan vital pada setiap manusia. Terutama pada masa
remaja, kebutuhan ini sangat dominan pada diri seseorang sehingga
sering menimbulkan akibat-akibat negative.
2. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial manusia tidak dipengaruhi oleh factor yang datang dari
luar dirinya seperti layaknya pada binatang, namun kebutuhan sosial
pada manusia lebih berbentuk nilai-nilai sosial. Jadi kebutuhan ini tidak
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan biologis tetapi lebih untuk
memenuhi kebutuhan psikis. Bentuk kebutuhan ini menurut Guilford
yaitu:
a. Kebutuhan akan pujian dan hinaan.
b. Kebutuhan akan kekuasaan dan mengalah.
c. Kebutuhan untuk hidup bergaul dengan orang lain.
d. Kebutuhan untuk melakukan imitasi dan simpati.
e. Kebutuhan untuk mendapatkan perhatian.
3. Kebutuhan Manusia Akan Agama
Selain berbagai macam kebutuhan diatas masih ada lagi kebutuhan
manusia yang sangat perlu diperhatikan, yaitu kebutuhan terhadap
agama. Manusia disebut sebagai mahluk yang beragama (homo relegius).
Ahamad Yamani mengemukakan bahwa tatkala Allah membekali
manusia dengan nikmat berpikir dan daya penelitian, diberiNya pula rasa
bingung dan bimbang untuk memahami dan belajar mengenali alam
7
sekitarnya sebagai perimbangan dari rasa takut terhadap keganasan dan
dahsyatnya kekuatan alam. Hal inilah yang mendorong manusia untuk
mencari suatu kekuatan yang dapat melindungi dan membimbingnya di
saat yang mengkhawatirkan kehidupan mereka. Dalam ajaran agama
Islam bahwa adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan oleh karena
manusia sebagai mahluk Tuhan dengan berbagai fitrah yang dibawa
sejak lahir. Salah satu fitrah tersebut adalah kecenderungan terhadap
agama. Hasan Langgulung mengatakan: “salah satu cirri fitrah manusia
ialah: manusia menerima Allah sebagai Tuhan, dengan kata lain manusia
itu dari asalnya mempunyai kecenderungan beragama, sebab agama itu
sebagaian dari fitrahnya”.
8
Orang dewasa yang matang memiliki ciri yang fleksibel dan dapat
menempatkan diri dengan kenyataan-kenyataaan yang dihadapinya dalam
situasi baru.
Dengan kata lain kita bisa melihat ciri-ciri kematangan orang dewasa tersebut
bisa dari sudut pandang usia, tetapi belum tentu dewasa dari sudut psikisnya.
9
untuk meningkatkan pengalaman dan ajaran agama bagi mereka, yang dimaksud
dengan aktivitas keagamaan adalah suatu pengetahuan yang diperolehnya
dengan pengamatan sendiri serta pengalaman sendiri.
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, aktivitas tersebut disebut sebagai
pedoman pengikat yang terdiri dari:
1. Ikatan Akidah
Merupakan pembinaan akan kepercayaan terhadap tuhan dan rukun Iman
yang lain.
2. Ikatan Spiritua
Merupakan pembinaan terhadap ibadah diajarkan tentang kebaikan, haram,
dan halal, pengikatan dengan Al-Qur’an dan pengikatan dengan zikir kepada
Allah Swt.
3. Ikatan Sosial
Mengikat dasar-dasar kejiwaan yang mulia, memelihara hak orang lain dan
terikat tata karma kemasyarakatan.
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Rousseau, kepercayaan merujuk pada ranah psikologi individu, di
mana setiap manusia memiliki pandangan yang unik. Dalam kerangka psikologis
ini, seseorang akan memberikan perhatian khusus kepada orang lain melalui
proses penerimaan dan pemberian. Faktor yang mempengaruhi kepercayaan ada
yaitu faktor rasional memiliki sifat yang strategis dan kalkulatif, melibatkan
pertimbangan terhadap pandangan orang lain yang dianggap dapat diandalkan
dan faktor relasional, yang juga sering disebut sebagai faktor afektif atau
moralistik, merujuk pada kepercayaan yang berakar pada perilaku etis yang baik
dan sopan, serta telah terbukti melalui tindakan terhadap orang lain.
B. Saran
Untuk membantu perkembangan kepercayaan pada masa orang dewasa, dapat
mengambil beberapa tindakan yaitu dengan terus belajar dan meningkatkan
pengetahuan tentang berbagai topik yang penting dalam hidup dan
pertimbangkan untuk mengambil kursus atau mendalami minat dan hobi yang
dinikmati.
11
Daftar Pustaka
Alex sobur, “Psikologi Umum Dalam Lintasan sejarah”, (Bandung Pustaka setia,
2013), Hlm, 50
Kutipan Job dan Putnam dalam Jurnal Taufik Abdullah, “Agama Dan Perubahan
Sosial”, (Jakarta: Rajawali Pers, 1983), Hlm, 50.
12