Anda di halaman 1dari 16

Aspek- Aspek Psikologi Yang Berhubungan Dengan Perkembangan Beragama

Dosen pengampu : Alihot Sinaga, M.Sos

Disusun oleh:

NURFADHILAH AMALIA ZAHRA LUBIS

NURUL HAFIYAH PURBA

SULAIMAN

MUHAMMAD QOYYUM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH TEBING TINGGI

TEBING TINGGI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
materi yang berjudul Aspek- aspek psikologis yang berhubungan dengan perkembangan
beragama

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Tebing Tinggi,26 September 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTARISI .................................................................................................................. ii

BABIPENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................................... 1

BABIIPEMBAHASAN

A. Perkembangan agama ........................................................................................... 3

B. Motivasi Beragama ............................................................................................... 4

C. Kecerdasan Beragama .......................................................................................... 5

D. Sikap Beragama .................................................................................................... 8

E. Ketaatan Beragama .............................................................................................. 9

F. Tingkah Laku ..................................................................................................... 10

BABIIIPENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 11

B. Daftar Pustaka ......................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan manusia mulai dari prenatal hingga lanjut usia


mengalamiperkembangan agama yang selalu mengikuti seperti pada saat manusia itu
dilahirkan pasti akan mengikuti agama yang dianut oleh orang tuanya karena hanya orang
tuanya yang menjadikan anak itu islam, majusi, yahudi atau nasrani tetapi ketika manusia itu
sudah menginjak usia remaja maka dia akan mulai berpikir secara mandiri bagaimana cara
mengimplementasikan ajaran agama yang dianutnya dalam khidupan sehari-harinya hingga
dia menginjak usia dewasa maka dia akan lebih matang dalam beragama.Manusia dilahirkan
di dunia ini dalam keadaan lemah, fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan yang
demikian ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini
memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap lebih-lebih
pada usia dini. Fisik atau jasmani manusia baru akan berfungsi secara sempurna jika
dipelihara dan dilatih. Akal dan fungsi mental lainnya pun baru akan berfungsi jika
kematangan dan pemeliharaan serta bimbingan dapat diarahkan kepada pengeksplorasian
perkembangannya. Kemampuan itu tidak dapat dipenuhi secara sekaligus melainkan melalui
pentahapan. Demikian juga perkembangan agama pada diri anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud pekembangan beragama


2. Apa yang dimaksud motivasi beragama
3. Apa yang dimaksud kecerdasan beragama
4. Apa yang dimaksud sikap beragama
5. Apa yang dimaksud tingkkah laku beragamaan
6. Apa yang dimaksud ketaatan beragamaan
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perkembangan beragama
2. Untuk mengetahui motivasi beragama
3. Untuk mengetahui kecerdasan beragamaan
4. Untuk mengetahui sikap keagamaan
5. Untuk mengetahui tingkah laku keagamaan, dan ketaatan beragama
iii
BAB II

PEMBAHASAN

A.Perkembangan Beragama

Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu
yang berkaitan dengan keimanan kepada Tuhan yang direfleksikan kedalam pribadaan
kepadanya. Perkembangan beragama dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan dan
lingkungan. Faktor pembawaan dan lingkungan yang mempengaruhinya yaitu:1

1. Faktor endogen yaitu faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam
kandungan hingga kelahiran, jadi faktor endogen merupakan factor keturunan/ faktor
pembawaan.
2. Faktor eksogen yaitu faktor yang datang dari luar individu, merupakan pengalaman
alam sekitar, pendidikan dan sebagainya.

B. Motivasi Beragama

1. Pengertian Motivasi
Motivasi itu sendiri merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk
menggantikan tema “ motif-motif “ yang dalam bahasa inggris disebut dengan motive yang
berasal dari motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Karena itu motivasi erat
hubungannya dengan “gerak”, yaitu gerakan yang dilakukan manusia atau disebut
tingkahlaku atau amaliyah. Motivasi dalam psikologi berarti ransangan, dorongan, atau
pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku.

2. Peran Motivasi
Motivasi memiliki beberapa peran dalam kehidupan manusia, setidaknya ada empat
peran motivasi yaitu :2

1Dadang Kahmad. 2009. Sosiologi Agama. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya

2George Boeree.2008. Psikologi Sosial. Jogjakarta: Prismasophie


1
a) Motivasi berfungsi sebagai pendorong manusia dalam berbuat sesuatu, sehingga
menjadi unsur penting dari tingkah laku atau tindakan manusia.
b) Motivasi berfungsi untuk enentukan arah dan tujuan.
c) Motivasi berfungsi sebagai penyeleksi atas perbuatan yang akan dilakukan oleh
manusia baik atau buruk, sehingga tindakkannya selektif.
d) Motivasi berfungsi sebagai penguji sikap manusia dalam beramal, benar atau
salahsehingga bisa dilihat kebenaran atau kesalahan yang bersifat emosional dan
subyektif.
Berbicara tentang agama memerlukan suatu sikap ekstra hati-hati, karena meskipun
masalah agama merupakan masalah sosial, tetapi penghayatan- nya sangat bersifat individual.
Apa yang dipahami dan apa yang dihayati sebagai agama oleh seseorang, sangat bergantung
pada latar belakang dan kepribadiannya. Hal ini membuat adanya perbedaan tekanan
penghayatan dari satu orang keorang lain, dan membuat agama menjadi bagian yang amat
mendalam dari kepribadian atau privacy seseorang. Oleh karena itu, agama senantiasa
bersangkutan dengan kepekaan emosional3.

3. Jenis Motivasi
Jenis motivasi ada dua yaitu :4
a.Motivasi beragama yang rendah
1. Karena didorong oleh keinginan unuuk mendapat perasaan jah dan riya’
2. Karena ingin mematuhi orang tua dan menjauhkan larangannya
3. Karena demi gengsi atau prestise
4. Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan sesuatu atau seseorang
5. Karena didorong oleh keinginan untuk melepaskan diri dari kewajiban agama.
b. Motivasi beragama yang tinggi
1) Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan surga dan menyelamatkan diri
dari azab neraka.
2) Karena didorong oleh keinginan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
3) Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keridhaan Allah dalam
hidupnya.
4) Karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan dan kebahagian
hidup.

3Jalaludin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada

4Ramayulis. 2007. Psikologi Agama, Jakarta: Kalam Mulia


2
5) Karena didorong oleh ingin hulul (mengambil tempat untuk menjadi satu dengan
Tuhan).
6) Karena didorong oleh kecintaan (mahabbah) kepada ALLAH SWT.
7) Karena ingin mengetahui rahasia Tuhan dan perraturan Tuhan tentang segala yang
ada (ma’rifah).Karena didorong oleh keinginan untuk al-ittihad (bersatu dengan
Tuhan).
Berbicara mengenai motivasi, kita mengenal apa yang disebut dengan motivasi lebih
tinggi, seperti kreativitas dan cinta kasih. Ada kalanya untuk sementara waktu kita
“mengalihkan paandangan dari diri sendiri”, dimana kita merasa bahwa ada sesuatu yang
lebih agung dibandingkan dengannya. Perasaan semacam ini juga menyertai kebiasaan
tertentu. Dengan mencurahkan cinta kasih bagi orang lain tanpa pandang bulu, kita seolah-
olah mengabaikan atau melupakan “diri” kita sendiri, tetapi memperoleh kebahagiaan atau
wawasan spritual yang lebih tinggi sebagai gantinya. Kebanyakan agama dan filsafat
menjadikan hal ini sebagai tujuan tertingginya.5

C. Kecerdasan beragama

1.Pegertian kecerdasan
Kecerdasan dalam bahasa ingris disebut intelligence dan bahasa arab disebut al-
dzaka meenurut arti bahasa adalah pemahaman, kecepatan, dan kesempurnaan
sesuatu.Kecerdasan hanya berkaitan dengan kemampuan struktur akal ( intellect ) dalam
menangkap gejala sesuatu, sehingga kecerdasan hanya bersentuhan dengan aspek-aspek
kognitif ( al-majal al-ma’rifi)6
2.Macam-Macam kecerdasan
a) kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berhubungan dengan proses kognitif
seperti berpikir, daya menghubungkan dan menilai atau mempertimbangkan sesuatu.
b) Kecerdasan Emosional
pengertian kecerdasan emosional merupakan istilah baru yang pertama kali
ditemukan oleh salovey, namun istilah tersebut menjadi popular ditengah-tengah
masyarakat. Kemudian dari istilah tersebut kecerdasan emosional untuk
menggambarkan sejumlah kemampuan mengenali emosi diri sendiri.
1) Aspek-Aspek Kecerdasan Emosional

5Hasbullah, Psikologi, [Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2001],hal.2-4

6Jalaluddin, psikologi, [Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2003],ha, 75-76


3
Ari Ginanjar mengemukakan aspek-aspek yang berhubungan dengan kecerdasan
emosional dan spiritual, yaitu :7
a) Konsisten ( istiqamah )
b) Kerendahan hati ( tawadhu’)
c) Berusaha dan berserah diri ( tawakkal )
d) Ketulusan ( ikhlas ) dan totalitas ( kaffah )
e) Keseimbangan ( tawazun )
f) Integritas dan penyempurnaan ( ihsan )

a. Kecerdasan Moral
Kecerdasan moral ialah kemampuan untuk merenungkan mana yang benar dan mana
yang salah, dengan menggunakan kecerdasan emosional dan intelektual pikiran
manusia. Indikator kecerdasan moral adalah bagaimana seseorang memilikii
pengetahuan tentang moral yang benar dan yang buruk.
Menurut Abdul Mujid kecerdasan moral tidak bisa dicapai dengan menghafal atau
mengingat kaedah atau aturan yang dipelajari di dalam kelas, melainkan
membutuhkan interaksi dengan lingkungan luar. Ketika seorang anak berinteraksi
dengan lingkungan maka dapat diperhatikan bagaimana sikap yang diperankan, penuh
batas kasih, adanya atensi, tidak sombong atau angkuh, egois atau mementingkan diri
sendiri dan sejumlah sikap lainnya
b. Kecerdasan Spritual
Kecerdasan spiritual bukanlah doktrin agama yang mengajak manusia untuk cerdas
memilih salah satu agama, ia merupakan sebuah konsep yang berhubungan
bagaimana seseorang mempunyai kecerdasan dalam mengelola makna-makna, nilai-
nilai dan kualitas kehidupan spritualnya.
c. Kecerdasan Qalbiah
Kecerdasan qalbiah adalah sejumlah kemampuan diri secara cepat dan seempurna,
untuk mengenal kalbu dan aktivitas-aktivitasnya, mengelola dan mengekspresikan
jenis-jenis kalbu secara benar, memotivasi kalbu untuk membina hubungan moralitas
dengan orang lain, dan hubungan ubudiah dengan Tuhan
D. Sikap Keagamaan
Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang
mendorong sisi orang untuk bertingkah laku yang berkaitan dengan agama. Sikap
keagamaan terbentuk karena adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai

7Sugiono,Psikologi ...,hal.312
4
komponen kognitif perasaan terhadap agama sebagai komponen efektif dan prilaku terhadap
agam sebagai komponen kognitif.
Kemudian bagaimana rasa keagamaan itu dapat mempengaruhi ketentraman batin
seseorang. Berbagai konflik yang terjadi dalam diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat
menjalankan ajaran agamanya atau meninggalkan ajaran itu sama sekali.
Menurut Siti Partini pembentukan dan perubahan sikap dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu :8
1. Faktor internal, berupa kemampuan menyeleksi dan mengolah atau menganalisis
pengaruh yang datang dari luar, termasuk disini minat dan perhatian.
2. Faktor eksternal, berupa faktor di luar dari individu yaitu pengaruh lingkungan yang
diterima.
E. Tingkah Laku Beragama

Pegertian Tingkah Laku


Tingkah laku itu merupakan tanggapan atau rangkaian tanggapan yang dibuat sejumlah
makhluk hidup. Dalam hal ini, tingkah laku itu walaupun harus mengikut sertakan tanggapan
pada suatu organisine, termasuk yang ada diotak, bahasa, pemikiran, impian-impian,
harapan- harapan, dan sebagainya, tetapi ia juga menyangkut mental sampai aktivitas fisik.9

1. Pengertian Tingkah Laku Keagamaan


Tingkah laku keagamaan adalah segala aktivitas manusia dalam kehidupan didasarkan
atas nilai-nilai agama yang diyakininya. Tingkah laku keagamaan tersebut merupakan
perwujudan dan jiwa keagamaan berdasarkan kesadaran dan pengalaman beragama
pada diri sendiri.

2. Tingkah laku keagamaan


itu sendiri pada umumnya didorong oleh adanya suatu sikap keagamaan yang
merupakan keadaan yang ada pada diri seseorang. Dengan sikap itulah akhirnya lahir
tingkah laku keagamaan sesuai dengan kadar ketaatan seseorang terhadap agama yang
diyakininya

8Sugiono,Psikologi ...,hal.312

9 Hamid Darmadi...,hal.35
5
3. Motivasi Yang Melahirkan Tingkah Laku Keagamaan
Penyebab tingkah laku keagamaan manusia itu merupakan campuran antara berbagai
faktor, baik faktor lingkugan, biologi, psikologi rohaniah, unsur fungsional, unsur asli
dan fitrah atau karunia Tuhan. Karena itu studi yang mampu membahas masalah
empiris, non empiris dan rohaniah adalah agama.
Menurut Nico Syukur Dister terdapat empat hal yang menyebabkan seorang
memunculkan tingkah laku keagamaan, yaitu :
a) untuk mengatasi frustasi
b) untuk menjaga kesusilaan serta tata tertip masyarakat
c) untuk memuaskan intelek yang ingin tahu
d) untuk mengatasi ketakutan

F. Ketaatan Beragama
Ketaatan beragama membawa dampak positf terhadap kesehatan mental karena
pengalaman membuktikan bahwa seseorang yang taat beragama ia selalu mengingat Allah
SWT. Karena banyaknya seseorang mengingat Allah SWT, jiwa akan semakin tentram.
Untuk lebih jelasnya dapat diperincikan sebagai berikut :10
1) Faktor psikologis yaitu kepribadian dan kondisi mental.
2) Faktor umum yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan tua.
3) Faktor kelamin yaitu laki-laki dan wanita.
4) Faktor pendidikan yaitu orang awam, pendidikan menengah dan intelektual.
5) Faktor stratifikasi social yaitu petani, buruh, karyawan, pandangan dan sebagainya

10Punaji Setyosari. 2012.Pendidikan Jakarta: Kencana

6
1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Keagamaan

Ada beberapa faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan pada anak
, antara lain :11
1. Menurut Teori four wishes yang dikemukakan oleh perkembangan jiwa keagamaan
anak adalah “rasa ketergantungan (sense of defence)”. Menurut teori ini, manusia
dilahirkan kedunia memiliki empat keinginan
2. Security yaitu keinginan untuk mendapatkan perlindungan
3. New experience yaitu keinginan untuk mendapat pengalaman
4. Response yaitu keinginan untuk mendapatkan tanggapan
5. Recognition yaitu keinginan untuk dikenal
Kerjasama dalam rangka memenuhi keinginan-keinginan itu, maka bayi sejak dilahirkan
hidup dalam ketergantungan, terutama orang-orang dewasa dalam lingkungannya itu maka
terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.

2. Instink keagamaan
Pendapat ini dikemukakan oleh Woodworth, menurutnya, bayi yang dilahirkan sudah
memiliki instink, diantaranya instink keagamaan, namun instink ini pada saat bayi belum
terlihat, hal itu dikarenakan “beberapa fungsi kejiwaan yang menopang kematangan
berfungsinya instink itu belum sempurna”. Pandangan Woodworth ini mendapat sanggahan
dari sekelompok ahli dengan mengajukan argumentasi:
A. Jika anak sudah memiliki instink keagamaan, mengapa orang tidak terhayati secara
ototmatis ketika mendengar lonceng gereja dibunyikan.
B. Jika anak sudah memiliki instink keagamaan, mengapa terdapat perbedaan agama di
dunia ini? Bukankah cara berenang itik dan cara brung membuat sarang yang didasari
pada tingkahlaku instingtif akan sama caranya disetiap penjuru duia ini?
Jiwa keagamaan juga mengalami proses perkembangan dalam mencapai tingkat
kematangan. Dengan demikian jiwa keagamaan tidak luput dari berbagai gangguan yang
dapat mempengaruhi perkembangannya. Pengaruh tersebut baik yang bersumber dari dalam
diri seseorang (intern) maupun yang bersumber dari faktor luar (ekstern)
1. Faktor intern
Secara garis besarnya faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
keagamaan antara lain :

11 Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008)
7
a. Faktor kognitif, mengacu pada remaja yang memiliki mental masih abstrak, mereka
hanya mengkaji isu-isu agama dengan berpatokan pada dasar-dasar agama tanpa
memperdalaminya lebih lanjut.12

b. Faktor personal, mengacu pada konsep individual dan identitas, individual


maksudnya seseorang itu selalu menyendiri sedangkan identitas maksudnya proses
menuju pada kestabilan jiwa.
c. Faktor hereditas, perbuatan yang buruk dan tercela jika dilakukan akan menimbulkan
rasa bersalah dalam diri pelakunya. Bila pelanggaran yang dilakukan terhadap
larangan agama maka akan timbul rasa berdosa dan perasaan seperti ini yang ikut
mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
d. Tingkat usia, pada usia remaja saat mereka menginjak usia kematangan seksual
mempengaruhi perkembangan jiwa keagamaan mereka. Tingkat perkembangan usia
dan kondisi yang dialami para remaja ini menimbulkan konflik kejiwaan yang
cenderung mempengaruhi terjadinya konversi agama. Bahkan pada usia adolesensi
sebagai rentang umur tipikal terjadinya konversi agama meskipun konversi cenderung
dinilai sebagai produk sugesti dan bukan akibat dari perkembangan kehidupan
spiritual seseorang.
e. Kepribadian, dalam kondisi normal secara individu manusia memiliki perbedaan
dalam kepribadian dan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap
perkembangan aspek-aspek kejiwaan termasuk jiwa keagamaan. Di luar itu dijumpai
pula kondisi kepribadian yang menyimpang seperti kepribadian ganda dan sebagainya
kondisi seperti ini juga ikut mempengaruhi perkembangan berbagai aspek kejiwaan
termasuk jiwa keagamaan.

12 Giez. Psikologi agama, ( Jakarta 2011) h. 66


8
Demikian pula pengidap phobia akan dicekam oleh perasaan takut yang irasional
sedangkan penderita infantil autisme (berperilaku seperti anak-anak) akan berperilaku seperti
anak-anak di bawah usia sepuluh tahun.13

1. Faktor ekstern
Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan jiwa keagamaan dapat
dilihat dari lingkungan di mana seseorang itu hidup. Umumnya lingkungan tersebut dibagi
menjadi tiga yaitu:
Lingkungan keluarga, konsep father image (citra kebapaan) menyatakan bahwa
perkembangan jiwa keagamaan dipengaruhi oleh citra terhadap bapaknya. Kehidupan
keluarga menjadi fase sosialisasi awal bagi pembentukan jiwa keagamaan. Pengaruh kedua
orang tua terhadap perkembangan jiwa keagamaan dalam pandangan Islam sudah lama
disadari. Oleh karena itu sebagai intervensi terhadap perkembangan jiwa keagamaan tersebut
kedua orang tua diberikan beban tanggung jawab. Keluarga dinilai sebagai faktor yang paling
dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
Lingkungan institusional, yang ikut mempengaruhi perkembangan jiwa kegamaan
dapat berupa institusi formal seperti sekolah ataupun yang nonformal seperti berbagai
perkumpulan dan organisasi. Kurikulum, hubungan guru dan murid serta hubungan antar
teman dilihat dari kaitannya dengan perkembangan jiwa keagamaan tampaknya ketiga
kelompok tersebut ikut berpengaruh sebab pada prinsipnya perkembangan jiwa keagaman
tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk membentuk kepribadian yang luhur. Pembiasaan
yang baik merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan
perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
Lingkungan masyarakat, yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan
berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keberagamaan sebab kehidupan keagamaan
terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi keagamaan. Keadaan seperti ini akan
berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan warganya

13 Http: //hbis.wordpress.com 24/10/2009


9
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa perkembangan jiwa keagamaan dipengaruhi oleh berbagai


aspek psikologis yang secara tidak langsung menyatakan bahwa antara agama dan psikologi
salinghal motivasi beragama, kecerdasan beragama,sikap beragama,tingkah laku beragama
dan ketaatan beragama,perkembangan agama.
Motivasi memiliki beberapa peran dalam kehidupan untuk menjalankan aktivitas
keagamaan, ada empat motivasi yang berperan dalam kehidupan manusia. Motivasi berfungsi
sebagai pendorong manusia dalam berbuat sesuatu, penyeleksi atas perbuatan, menentukan
arah dan tujuan, penguji manusia dalam beramal.
Kecerdasan berarti kapasitas umum dari seorang individu yang dapat dilihat
padakesanggupan pikirannya dalam mengatasi tuntutan kebutuhan-kebutuhan baru, keadaan
rohaniah secara umum yang dapat disesuaikan dengan problem-problem dan kondisi-kondisi
yang baru didalam kehidupan.
Didalam sikap keagamaan antara komponen kognitif, efektif dan kognatif saling
berintegrasi sesamanya secara kompleks. Sikap keagamaan bukan merupakan bawaan akan
tetapi dalam pembentukan dan perubahannya ditentukan oleh faktor internal dan eksternal.
Tingkah laku keagamaan itu itu sendiri pada umumnya didorong oleh adanya suatu
sikap keagamaan yang merupakan keadaaan yang ada pada diri seseorang. Sedangkan
Ketaatan beragama membawa dampak positf terhadap kesehatan mental karena pengalaman
membuktikan bahwa seseorang yang taat beragama ia selalu mengingat ALLAH SWT.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Psikologi, [Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2001],hal.2-4


Jalaluddin, psikologi, [Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2003],ha, 75-76
Sugiono,Psikologi ...,hal.312
Hamid Darmadi...,hal.35
Punaji Setyosari. 2012,Pendidikan. Jakarta: Kencana
Dadang Kahmad. 2009. Psikologi Agama. Bandung : Pt Remaja Rosdakarya
George Boeree.2008. Psikologi Agama.Jogjakarta : Prismasophie
Jalaluddin. 2007. Psikologis Agama. Jakarta Pt Rajagrafind Persada
Ramayulis. 2007. Psikologis Agama, Jakarta : Kalam Mulia
Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2008)
Giez. Psikologi agama, ( Jakarta 2011) h. 66
Http: //hbis.wordpress.com 24/10/2009

11

Anda mungkin juga menyukai