Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI UNTUK BERWIRAUSAHA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Edupreunership

Dosen Pengampu: Syarifuddin, S.Pd.I M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 4:

Fitriaturrizqi Zahratunnisa

Hidayatul Aulia

Raidah

Rasidah

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QURAN AMUNTAI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN AKADEMIK 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kedapa
junjungan Nabi besar Muhammad saw. Beserta seluruh keluarganya, sahabat dan para
pengikutnya sampai akhir zaman. Alhamdulillah, dengan segala rahmat dan inayah-Nya makalah
yang berjudul “MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI UNTUK BERWIRAUSAHA” sebagai
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pendidikan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Al-Qur’an (STIQ) Amuntai ini telah dapat diselesaikan.

Penulis sangat menyadari, dalam penulisan makalah ini banyak sekali menerima bantuan,
baik tenaga maupun pikiran. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
tersebut, terutama kepada: Muallim Syarifuddin, S.Pd.I, M.Pd . selaku dosen pengampu mata
kuliah Edupreunership, dan Semua pihak yang telah memberi bantuan, fasilitas, informasi,
meminjamkan buku-buku dan literatur-literatur yang penulis perlukan, sehingga makalah ini bisa
diselasaikan. Atas bantuan dan dukungan yang tak ternilai harganya tersebut
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang
setinggitingginya teriring do’a yang tulus semoga Allah swt membari ganjaran yang berlipat
ganda.Amin. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua dan mendapat
taufik serta inayah dari Allah swt.

Amuntai, 7 Maret 2021

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................3

BAB 2......................................................................................................................4

PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Pengertian Pengembangan Diri Wirausaha.............................................4
B. Langkah- Langkah Membangun Percaya Diri........................................6
C. Hambatan Dari Kurang Percaya Diri.......................................................8
D. Penyebab Dari Kurang Percaya Diri......................................................19
E. Penyebab Dari Terlalu Percaya Diri.......................................................21

BAB 3....................................................................................................................23

PENUTUP.............................................................................................................23
A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran..........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengusaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan berbagai


potensi yang akan dicapai. Menjadi seorang pengusaha adalah salah satu solusi untuk mengatasi
masalah pengangguran, karena sekarang orang tidak akan merasa puas dengan memenuhi
kebutuhan hanya mengandalkan hasil menjadi seorang karyawan. Meningkatnya kebutuhan, ini
mempengaruhi masyarakat sendiri untuk dapat bertahan atau tidak menjalani hidup mereka, dan
karena itu menjadi pengusaha adalah salah satu pemecahan selain pengangguran masalah tetapi
juga kelangsungan hidup manusia. pengusaha menjadi harus memiliki rasa percaya diri,
semangat dan lain-lain, sehingga dalam kewirausahaan kita tidak akan kesulitan, dengan rasa
percaya diri dan semangat kewirausahaan serta faktor-faktor lain, ini memberikan kontribusi bagi
keberhasilan atau kegagalan kita untuk menjadi pengusaha. Jadi titik bahwa kepercayaan diri dan
semangat kewirausahaan memiliki pengaruh yang signifikan.1

Pada hakekatnya manusia mempunyai rasa percaya diri, namun antara satu dengan yang
lain ada perbedaan yaitu ada yang memiliki rasa percaya diri rendah dan ada yang rasa percaya
dirinya tinggi. Rasa percaya diri diperlukan dimana saja seseorang itu berada, karena itu rasa
percaya diri perlu dibangun dan dikembangkan secara positif dan objektif. Percaya diri adalah
suatu keyakinan pada diri sendiri bahwa dirinya mempunyai kemampuan atau potensi. Faktor
dari dalam diri individu (diri sendiri) sangat penting, karena sangat dibutuhkan untuk mencapai
tujuan hidup. Kepercayaan pada diri sendiri dapat diamati melalui sikap percaya diri yang
meliputi keberanian, hubungan sosial, tanggung jawab dan harga diri. Pada hakikatnya manusia
mempunyai rasa percaya diri, namun rasa percaya diri itu berbeda antara orang yang satu dengan
1
Ayus Ahmad Yusuf, Amir Hamzah, Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Semangat Kewirausahaan Terhadap
Minat Menjadi Wirausaha, Al-Amwal, Volume 8, No. 2 (2016), h. 481.
1
yang lain. Ada yang memiliki rasa percaya diri kurang dan ada yang memiliki lebih, sehingga
keduanya menampakkan perbedaan tingkah laku. Jika seseorang mempunyai rasa percaya diri
kurang, ia akan menunjukkan perilaku yang berbeda dengan orang pada umumnya seperti tidak
bisa berbuat banyak, selalu ragu dalam menjalankan tugas, tidak berani berbicara banyak jika
tidak mendapat dukungan dan lain sebagainya kekurangan-kekurangan yang dirasakan.
Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri lebih, ia merasa yakin dengan kemampuannya
sendiri sehingga dapat dilihat tingginya keberanian, hubungan sosial, tanggung jawab serta harga
dirinya.2

Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Manusia adalah mahluk ciptaan-Nya yangmemiliki derajat paling tinggi karena kelebihan akal
yang dimiliki, sehingga sepatutnyalah ia percaya dengan kemampuan yang dimilikinya,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat AL-Imron Ayat 139 yang artinya: Janganlah kamu
bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati padahal kamulah orang yang paling
tinggi (derajatnya) jika kamu beriman (Al-Qur’an Al Karim, 2010).3

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Pengembangan Diri Wirausaha?

2. Bagaimana Langkah- Langkah Membangun Percaya Diri?

3. Apa Saja Hambatan Dari Percaya Diri?

4. Apa Penyebab Dari Kurang Percaya Diri?

5. Apa Penyebab Dari Terlalu Percaya Diri?

C. Tujuan Penelitian

Diana Ariswanti Triningtyas, Studi Kasus Tentang Rasa Percaya Diri, Faktor Penyebabnya Dan Upaya
2

Memperbaiki Dengan Menggunakan Konseling Individual, Jurnal Bimbingan Konnserling, Vol. 3 No. 1 (2013), h. 2
3
Asrullah Syam dkk, Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Kaderisasi Imm Terhadap
Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Biotek Volume 5 Nomor 1 Juni (2017), h. 92.
2
1. Apa Pengertian Pengembangan Diri Wirausaha?

2. Bagaimana Langkah- Langkah Membangun Percaya Diri?

3. Apa Saja Hambatan Dari Percaya Diri?

4. Apa Penyebab Dari Kurang Percaya Diri?

5. Apa Penyebab Dari Terlalu Percaya Diri?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Diri Wirausaha

Kewirausahaan adalah proses di mana diciptakan sesuatu yang berbeda dan bernilai, dengan
jalan mengorbankan waktu itu dan upaya yang diperlukan, di mana orang menanggung resiko
keuangan serta sosial, dan orang-orang yang bersangkutan menerima hasil hasil berupa imbalan
moneter, dan kepuasan pribadi sebagai dampak kegiatan.

Menurut (Drucker, 1993) mengartikan kewirausahaan sebagai semangat, kemampuan,


Sikap, perilaku individu dalam menangani usaha atau kegiatan yang berpengaruh pada upaya
mencari, menciptakan menerapkan cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan memperoleh keuntungan
yang lebih besar. Untuk memperoleh keuntungan diperlukan kreativitas dan penemuan hal-hal
baru kewirausahaan adalah proses yang mempunyai risiko tinggi untuk menghasilkan nilai
tambah produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi sang
wirausahawan (entrepreneur).

Dari definisi-definisi kewirausahaan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang


kewirausahaan adalah orang yang mampu melihat peluang dan menciptakan inovasi baru agar
memiliki nilai (valoe) dengan kemampuan kreativitasnya dalam mengoptimalkan segala sumber
daya yang ada, baik itu sumber material, kapasitas intelektual, maupun waktunya untuk
menghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.

Kewirausahaan merupakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia.


Perannya begitu sentral bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Salah satu upaya pemerintah
untuk menumbuh-kembangkan jumlah pewirausaha, dilakukan sejak bangku sekolah. Pelatihan
Pengembangan Potensi Diri dan Peningkatan Potensi Kewira-usahaan dilakukan agar dapat
menum-buhkan intensi siswa untuk berwirausaha, sehingga ketika lulus dari SMK siswa maudan
4
mampu untuk berwirausaha Upaya yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan wira-
usaha siswa dapat diberikan dengan memberikan pelatihan mengenai penge-nalan potensi diri
dan orientasi wirausaha, maupun mengundang motivator atau contoh sukses pengusaha muda
yang merintis usaha wirausaha agar siswamemiliki wawasan baru dalam upaya berwirausaha.4

Niat bertindak wirausaha (The Intention to Act Enterpreneurially)

(Hisrich, Peter, & Shepherd, 2017) Tindakan kewirausahawan merupakan suatu tindakan
yang disengaja. Wirausaha bermaksud mengejar peluang tertentu, memasuki pasar baru, dan
menawarkan produk baru, dan ini merupakan proses perilaku disengaja. Niat menangkap faktor
motivasi yang mempengaruhi perilaku ini adalah indikasi seberapa keras orang mau mencoba
dan seberapa besar upaya yang mereka rencanakan untuk dilakukan untuk melakukan perilaku
tersebut. Sebagai aturan umum, semakin kuat niat untuk terlibat dalam suatu perilaku, semakin
besar kemungkinan kinerja nya. Individu memiliki niat yang lebih kuat untuk bertindak saat
mengambil tindakan dianggap layak dan diinginkan niat berwirausaha dapat dijelaskan dengan
cara yang sama persepsi kelayakan berkaitan dengan efek ASI diri wirausaha diri wirausaha
mengacu pada keyakinan bahwa seseorang dapat berhasil melaksanakan perilaku yang
diperlukan orang yang yakin bahwa mereka memiliki kapasitas untuk bekerja (efikasi diri tinggi)
cenderung berkinerja baik.

Dengan demikian, ini mencerminkan persepsi kemampuan pribadi untuk melakukan


pekerjaan tertentu atau serangkaian tugas. Efikasi diri yang tinggi mengarah pada peningkatan
inisiatif dan ketekunan dan dengan demikian meningkatkan kinerja efikasi diri yang rendah
mengurangi usaha dan dengan demikian kinerja.

Memang, orang dengan efikasi diri tinggi berpikir dan berperilaku berbeda dari orang yang
dengan efikasi diri rendah. Kemanjuran diri mempengaruhi pilihan tindakan orang tersebut dan
jumlah upaya yang dilakukan. Sarjana kewirausahaan telah menemukan bahwa self-efficacy
secara positif terkait dengan pembentukan organisasi independen baru.

4
Anissa L. Kadiyono, Efektifitas Pengembangan Potensi Diri Dan Orientasi Wirausaha Dalam Meningkatkan
Sikap Wirausaha, , Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014, Hal. 26

5
Tidak hanya individu harus menganggap tindakan kewirausahawan layak untuk wirausaha
menjadi tinggi tetapi individu tersebut juga harus menganggap tindakan ini sebagai tugas
refleksi. Tugas yang dirancang untuk merangsang wirausaha untuk memikirkan pemahaman dan
perasaan mereka saat mereka maju melalui proses kewirausahawan. Faktor motivasi yang
mempengaruhi individu untuk mengejar hasil kewirausahawan merupakan keyakinan bahwa
seseorang dapat berhasil melaksanakan proses kewirausahawan.5

B. Langkah-langkah Membangun Percaya Diri

Rasa percaya diri dan kesuksesan adalah ibarat dua sisi mata uang. Kenapa begitu?
Pasalnya, kita tidak bisa mengkategorikan seseorang telah sukses tanpa menegaskan bahwa ia
adalah seorang individu yang memiliki rasa percaya diri.

Pendek kata, rasa percaya diri adalah kunci utama kesuksesan dalam hidup. Karena rasa
percaya diri mencerminkan bahwa anda sudah mengambil langkah-langkah positif dalam hidup
anda. Disamping itu, rasa percaya diri mencerminkan bahwa anda benar-benar "meyakini" ide-
ide anda. Lebih dari itu, rasa percaya diri. mencerminkan bahwa anda adalah seorang individu
yang bisa mandiri, serta seorang individu yang memiliki motivasi kuat dan lain sebagainya.

Di samping itu semua, bahwa kesuksesan akan lebih memperkuat rasa percaya diri dalam
diri anda. Oleh karena itu, percayalah bahwa memperoleh rasa percaya diri adalah jaminan yang
paling andal untuk menuju kepada sebuah kesuksesan, sekecil apapun kesuksesan yang bakal
anda peroleh. Hal ini berarti bahwa anda berkeharusan memilih sifat-sifat yang benar dapat anda
andalkan untuk meraih kesuksesan yang anda inginkan.6

Langkah-langkah Membangun Percaya Diri

1. Jauhkan diri dari alasan

5
Suharyati, dkk, Aspek Kewirausahaan Wanita Dalam Pengembangan UMKM Kota Depok,
(Yogyakarta:Deepublish, 2020), hal. 18

6
Yusuf Al-Uqshari, Percaya Diri Pasti, ( Jakarta:Gema Insani Press, 2005), hal.38

6
Begitu banyak orang yang mengambil langkah mundur sambil memberikan alasan-alasan
yang tidak bisa dibenarkan, dan sebagian besar memang tidak benar, kepada diri mereka sendiri,
seperti

"Saya tidak bisa"

7
"Saya tidak mampu karena... "

"Saya tidak mempunyai pendidikan yang diperlukan, "

"Saya kurang tegas"

"Saya terlalu tua"

"Saya terlalu muda"

"Saya kurang sehat"

"Saya kurang beruntung"

"saya tidak pernah ada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat"

"Saya tidak bersekolah di sekolah yang tepat"

"Itulah latar belakang keluarga saya"

"Saya lahir di bawah tanda bintang yang tidak cocok"

Alasan, anda bisa mencari alasan hampir untuk apa saja, jadi, dalam membangun rasa
percaya diri, jangan sekali-kali, saya katakan, jangan sekali-kali membuat alasan. Mungkin saja
menyenangkan, dan saya terima bahwa kadang-kadang alasan bisa memberi keyakinan, tetapi
alasan akan menarik orang kebelakang dan menahannya untuk bisa meraih sasaran.

Jadi, usahakan untuk menyingkirkan dari dalam pikiran dan kosakata anda kata-kata SAYA
TIDAK BISA dan SAYA TIDAK MAU, kemudian menggantinya dengan SAYA BISA dan
SAYA MAU.

7
Yusuf Al-Uqshari, Hal.66
7
Ingat, otak anda adalah sebuah tempat penyimpanan apa yang anda masukkan ke dalamnya,
pada waktunya nanti akan anda dapatkan keluarannya, jadi, ganti masukan negatif dengan yang
positif.

2. Gunakan kekuatan gambar

3. Jangan takut gagal

4. Penampilan dapat membangun rasa percaya diri

5. Kumpulkan catatan sukses dimasa lalu

6. Jadilah seorang realis yang positif 8

C. Percaya diri dan hambatan

1. Percaya diri

Perbedaan tingkat percaya diri yang dimiliki individu tentu akan mempengaruhi perolehan
prestasi belajar. Individu yang memiliki percaya diri yang tinggi akan memperoleh pretasi yang
baik karena selalu beranggapan positif dan percaya terhadap kemampuan diri sendiri. Begitupun
sebaliknya, individu yang memiliki percaya diri yang rendah akan memiliki prestasi belajar yang
kurang memuaskan karena selalu beranggapan negatif dan tidak percaya akan kemampuan dan
potensi yang dimilikinya.9

Kepercayaan diri dalam bahasa Inggris disebut juga self confidence. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, percaya diri merupakan percaya pada kemampuan, kekuatan, dan penilaian
diri sendiri (Depdikbud, 2008). Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang

8
Richard Denny, Motivate to WIN, ( Indonesia:Gramedia Pustaka Utama, 2007), hal. 73

9
Syaipul Amri. Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia. Vol. 03
No. 02, Desember 2018. h. 157.

8
berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain
dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab.
Kepercayaan diri merupakan salah satu syarat yang esensial bagi individu untuk
mengembangkan aktivitas dan kreativitas sebagai upaya dalam mencapai prestasi.

Namun demikian kepercayaan diri tidak tumbuh dengan sendirinya. Kepercayaan diri
tumbuh dari proses interaksi yang sehat di lingkungan sosial individu dan berlangsung secara
kontinu dan berkesinambungan. Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri seseorang,
ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percaya diri.

Menurut Lauster kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan
diri sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk
melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan
dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal
kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Terbentuknya kemampuan percaya diri adalah suatu
proses belajar bagaimana merespon berbagai rangsangan dari luar dirinya melalui interaksi
dengan lingkungannya.

Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Manusia adalah mahluk ciptaan-Nya yangmemiliki derajat paling tinggi karena kelebihan akal
yang dimiliki, sehingga sepatutnyalah ia percaya dengan kemampuan yang dimilikinya,
sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat AL-Imron Ayat 139 yang artinya: Janganlah kamu
10
bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih hati. padahal kamulah orang yang paling
tinggi (derajatnya) jika kamu beriman.

Percaya diri tercermin juga pada penerimaan atas kegagalan dan melampaui rasa kecewa
yang disebabkan dalam sekejap (Krishna, 2006). Jadi, sikap percaya diri tidak hanya berorientasi
pada sikap yakin pada kemampuan diri saja. Dengan adanya sikap percaya diri, akan melatih diri
untuk tidak putus asa dan berjiwa besar.

Iswidharmanjaya dan Agung mengatakan dengan kepercayaan diri yang cukup, seseorang
individu akan dapat mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya dengan yakin dan mantap.
Kepercayaan yang tinggi sangat berperan dalam memberikan sumbangan yang bermakna dalam
10
Syaipul Amri. Hal.159
9
proses kehidupan seseorang, karena apabila individu memiliki kepercayaan diri yang tinggi,
maka akan timbul motivasi pada diri individu untuk melakukan hal-hal dalam hidupnya. Dengan
kepercayaan diri, individu dapat meningkatkan kreativitas dirinya, sikap dalam mengambil
keputusan, nilai-nilai moral, sikap dan pandangan, harapan dan aspirasi.

Menurut Mastuti dan Aswi individu yang tidak percaya diri biasanya disebabkan karena
individu tersebut tidak mendidik diri sendiri dan hanya menunggu orang melakukan sesuatu
kepada dirinya. Semakin tinggi kepercayaan diri semakin tinggi pula apa yang ingin dicapai.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas tersebut maka dapat diambil kesimpulan definisi dari
kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap kemampuan sendiri untuk mampu mencapai target,
keinginan, dan tujuan untuk diselesaikan walaupun menghadapi berbagai tantangan dan masalah
serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Kepercayaan diri merupakan sifat yakin dan
percaya akan kemampuan diri yang dimiliki, sehingga seseorang tidak bergantung kepada orang
lain, dan mampu mengekspresikan diri seutuhnya.

Menurut Mardatillah (2010) seseorang yang memiliki kepercayaan diri tentunya memiliki
ciri-ciri yakni (1) Mengenal dengan baik kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya lalu
mengembangkan potensi yang dimilikinya; (2) Membuat standar atas pencapaian tujuan
hidupnya lalu memberikan penghargaan jika berhasil dan bekerja lagi jika tidak tercapai; (3)
Tidak menyalahkan orang lain atas kekalahan atau ketidakberhasilannya namun lebih banyak
instrospeksi diri sendiri; (4) Mampu mengatasi perasaan tertekan, kecewa, dan rasa ketidak
mampuan yang menghingapinya; (5) Mampu mengatasi rasa kecemasan dalam dirinya; (6)
Tenang dalam menjalankan dan menghadapi segala sesuatunya; (7) Berpikir positif; dan (8)
Maju terus tanpa harus menoleh kebelakang.

Sedangkan Dariyo, dkk mengatakan bahwa orang yang percaya diri biasanya memiliki ciri
mempunyai inisiatif, kreatif dan optimis terhadap masa depan, mampu menyadari kelemahan dan
kelebihan diri sendiri, berpikir positif dan menganggap semua permasalahan pasti ada jalan
keluarnya.

Orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi memandang dunia sebagai hal yang
11
dapat dikendalikan, dan memandang dirinya sebagai orang yang mampu. mengendalikannya.
11
Syaipul Amri. Hal.160
10
Lawan dari rasa percaya diri adalah ketidakpercayaan diri. Rasa tidak percaya diri akan sangat
menggangu aktivitas sehari-hari. Tidak percaya diri merupakan salah satu dari bentuk ketakutan
yang sangat dihindari banyak orang.

Menurut Madya, tingkatan kepercayaan diri dapat dibedakan menjadi empat, yakni: (1)
Sangat percaya diri, yaitu memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dengan keyakinan bahwa ia
mampu mengatasi dan mengalahkan situasi sesulit apapun. Bahkan merasa mampu menghadapi
resiko yang bahkan orang lain tidak mampu melakukannya; (2) Cukup percaya diri, yaitu suatu
keyakinan pada diri bahwa dengan kemampuan jasmaniah dan akal budi yang dimilikinya, ia
merasa mampu menghadapi situasi, mampu meraih apa saja yang diiginkan, direncanakan dan
diusahakannya; (3) Kurang percaya diri, yaitu suatu kerguan yang ada pada diri ketika
menghadapi situasi tertentu, yang bahkan kalau boleh memilih, akan cenderung menghindari
suatu yang penuh resiko dan tantangan; dan (4) Rendah diri, yaitu suatu keyakinan pada diri
yang menganggap diri sendiri tidak memeliki kemampuan yang berarti, atau kurang berharga
yang ditimbulkan karena ketidakmampuan psikologis, atas keadaan jasmani yang kurang
sempurna.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa orang yang percaya diri
memiliki beberapa ciri-ciri yaitu yakin kepada kemampuan diri sendiri, berani menghadapi
tantangan, berpikir positif, bertanggung jawab, dan objektif. Sedangkan orang yang memiliki
kepercayaan diri yang rendah memiliki ciri-ciri yang berlawanan dengan orang yang memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Selanjutnya dari penjelasan beberapa ciri-ciri kepercayaan diri,
dapat dijadikan sebagai tolak ukur penelitian dalam menilai mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri tinggi atau rendah. Aspek-aspek tersebut dapat dengan mudah diamati dalam
kehidupan sehari-hari sehingga hasilnya akan lebih efektif jika digunakan sebagai dasar
penelitian.

Menurut Lauste , ada beberapa aspek dari kepercayaan diri yakni sebagai berikut: (1)
Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa dia
mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya; (2) Optimis yaitu sikap positif
seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuan; (3) Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau segala;
(4) sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi; (5)
11
Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah
menjadi konsekuensinya; dan (6) Rasional yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal,
sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan
kenyataan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan aspek-aspek kepercayaan diri
adalah sebagai berikut keyakinan akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab,
dan rasional.

Kepercayaan diri terbentuk secara bertahap yang membentuk sebuah proses, menurut
Hakim, secara garis besar proses terbentuknya rasa percaya diri sebagai h. 161 berikut: (1)
Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan
kuat untuk bisa berbuat sesuatu dengan memanfaatkan kelebihankelebihannya; (2) Pemahaman
dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahankelemahan yang dimilikinya agar tidak
menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri; (3) Pengalaman di dalam
menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada
dirinya.

Menurut Ghufron dan Risnawati kepercayaan diri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
konsep diri, harga diri, pengalaman dan pendidikan. Pengembangan percaya diri dapat dipelajari
dengan melihat berbagai faktor penting dalam mempercepat tumbuh dan berkembangnya
percaya diri. Beberapa faktor tersebut adalah: Penampilan/Style, Gaya bertutur kata/Speaking,
Gaya bertingkah laku/Bodylanguage, Benar orang/Righ Man, Benar tempat/Righ Place dan
Benar waktu/Right Time.

Proses merah prestasi dipengaruhi oleh faktor aktivitas, organisme dan faktor lingkungan.
Faktor aktivitas, yaitu faktor yang memberikan dorongan kepada individu untuk belajar, faktor
ini merupakan faktor psikologi. Kepercayaan diri merupakan faktor aktivitas. Faktor organisme,
yaitu faktor yang berhubungan dengan fungsi alat-alat indra individu yang kepekaannya ikut
menentukan respon individu dalam belajar. Faktor lingkungan, yaitu faktor yang secara
psikologis mempengaruhi proses secara keseluruhan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat percaya diri dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal diantaranya konsep diri, harga diri, pengalaman, pendidikan, penampilan, dan
12
lain sebagainya. Hal ini tentunya akan sangat berperan dalam menentukan tingkat kepercayaan
diri yang dimiliki oleh setiap orang. Percaya diri berasal dari tekad pada diri sendiri untuk
melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan dalam hidup. Rasa percaya diri juga
bisa berbentuk tekad yang kuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Percaya diri akan
menimbulkan rasa aman, dua hal ini akan tampak pada sikap dan tingkah laku seseorang yang
terlihat tenang, tidak mudah bimbang atau ragu-ragu, tidak mudah gugup, dan tegas.

Berdasarkan apa yang yang telah dibahas, maka dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa
kepercayaan diri tumbuh dalam diri setiap individu. Hal ini berarti dengan rasa percaya diri dapat
mendorong seorang individu untuk mewujudkan harapan dan cita- cita, karena tanpa adanya rasa
percaya diri maka seseorang akan cenderung ragu-ragu dalam mengambil tindakan dan
pengambilan keputusan dan hal ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.12

Percaya diri dalam setiap kegiatan yang akan kita lakukan sepanjang hari merupakan sebuah
kewajiban. Jika setiap orang tidak memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan sesuatu, tentu
saja hasil yang akan diharapkan menjadi tidak sesuai dengan yang direncanakan. Kepercayaan
diri merupakan sikap pada diri seseorang yang bisa menerima kenyataan, mengembangkan
kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian dan mempunyai kemampuan untuk
memiliki segala sesuatu yang di inginkan. Kepercayaan diri juga merupakan bagian dari self-
efficacy menurut teori yang disampaikan oleh Bandura, karena ada komponen dari gesture
ataupun sikap-sikap yang memiliki kesamaan sifat. Selain itu juga penelitian yang dilakukan
oleh Novena & Kriswandani, menunjukkan bahwa sikap-sikap yang dimiliki siswa dalam
pembelajaran berupa keaktifan, keyakinan diri dalam menjawab pertanyaan lisan dari guru, juga
sikap dalam mendorong diri sendiri hingga pada batasnya untuk selalu aktif dalam
pembelajaran.13
12
Syaipul Amri. Hal.164

Asiyah, Ahmad Walid, Raden Gamal Tamrin Kusumah. Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Motivasi
13

Berprestasi Siswa pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 9 No. 3, Sep 2019: h. 218.
13
Sedangkan menurut Hambly dalam Ameliah & Munawaroh, kepercayaan diri bermakna
bahwa keyakinan terhadap diri sendiri sehingga mampu menangani segala situasi dengan tenang,
kepercayaan diri lebih banyak berkaitan dengan hubungan seseorang dengan orang lain. Tidak
merasa inferior di hadapan siapapun dan tidak merasa canggung apabila berhadapan dengan
banyak orang.

Kepercayaan diri juga memicu diri sendiri untuk bertindak dengan rasa penuh tanggung
jawab karena yakin telah memiliki pengetahuan yang cukup melakukan tindakan yang sesuai
dengan prosedur. Prosedur yang dimaksud adalah hasil manifestasi atau sintesis dari pemeroleh
pengetahuan dari proses belajar.

Berdasarkan pengertian dari ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa percaya diri memiliki
arti meyakinkan pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas
dan memilih pendekatan yang dirasa cukup efektif. Persamaan dari sintesis teori mengenai
pengertian kepercayaan diri dari beberapa penelitian diatas yaitu adalah sama-sama memiliki
kepercayaan terhadap diri sendiri dalam menghadapi fenomena yang terjadi di depan matanya.
Sedangkan perbedaannya adalah, ada yang menyatakan harus ada pengetahuan awal terlebih
dahulu supaya terbentuk kepercayaan diri. Kemudian menurut pendapat lain ada yang hanya
cukup keyakinan ataupun kepercayaan diri saja tanpa menyebutkan modal pengetahuan.

Percaya diri bisa disebut sikap yang positif, dimana seseorang mampu untuk
mengembangkan nilai positif terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan yang telah
dihadapinya. Hal ini bukan berarti seorang individu itu bisa melakukan segala seorang diri.
Kepercayaan diri yang terlalu tinggi akan menyebabkan adanya degradasi mental yang
sesungguhnya atau yang ada dalam dirinya tanpa melihat baik dan buruk sifat tersebut.

Banyak para ahli yang telah mendefinisikan prestasi belajar. Hal ini dilakukan karena
menyesuaikan dengan kontekstual yang ada sesuai dengan zaman yang dihadapinya. Menurut
Wijaya, prestasi belajar bisa dalam bentuk pernyataan berupa angka ataupun nilai tingkah laku.
Menurut Nawawi prestasi belajar adalah tingkatan keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai
sejumlah materi tertentu. Sedangkan menurut Tu’u memberikan banyak pengertian prestasi
belajar siswa sebagai berikut: a). Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa

14
ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. b). Prestasi
belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan
kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan
evaluasi. c). Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau angka nilai dari
hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian
yang ditempuhnya.

Prestasi belajar juga merupakan manifestasi dari serangkaian pembelajaran yang telah
dilakukan oleh siswa dan lingkungannya dengan berbagai macam faktor eksternal dan internal
yang mempengaruhinya. Manifestasi yang didapatkan merupakan hasil yang berupa hasil yang
positif dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang. Lembaga
berwenang yang dimaksudkan adalah bisa berupa sekolah, lembaga pemerintah, kesepakatan
orang tua siswa dengan sekolah dan lain sebagainya. Dari berbagai pendapat dan teori yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
siswa dalam proses pembelajaran. Persamaan yang dapat diambil dari berbagai pendapat tersebut
adalah adanya kesamaan kriteria mengenai pencapaian hasil belajar.

Kriteria tertentu dari hasil belajar tersebut dinamakan dengan prestasi belajar. Tidak ada
perbedaan sama sekali dalam beberapa teori yang telah dikemukakan, hanya menambahkan
penjelasanpenjelasan yang memperdalam maksud dari teori tersebut. Secara teoritis prestasi
belajar memiliki kaitan erat dengan rasa percaya diri. Hal ini diungkapkan oleh Djamarah bahwa
rasa percaya diri merupakan bagian dari faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar adalah ; a). Faktor
Lingkungan b). Faktor Instrumental c). Faktor Fisiologis d). Faktor Psikologis. Hal ini sejalan
dengan Astin dengan teori I-E-O (Inputs, Environment, Outcomes) Model.14

Rasa percaya diri yang terbentuk pada diri siswa membuat siswa yakin dengan kemampuan
yang dimilikinya sehingga menjadikan hal tersebut modal untuk motivasi untuk berprestasi
siswa. Rasa percaya diri yang terbentuk tersebut merupakan manifestasi dari berbagai tahapan
pembelajaran berupa pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Pengalaman yang didapatkan
tersebut membuat siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengerjakan tugas maupun
menghadapi proses pembelajaran di kelas. Sehingga menjadi modal pemicu berprestasi siswa di
14
Asiyah, Ahmad Walid, Raden Gamal Tamrin Kusumah. Hal.169
15
sekolah. Apalagi pada masa sekolah, siswa merupakan masa untuk mengaktualisasikan dirinya di
hadapan masyarakat sekolah maupun masyarakat di lingkungan rumahnya. Sehingga itu menjadi
modal motivasi untuk berprestasi diri.15

Secara sederhana Azwar menjelaskan bahwa keberhasilan atau prestasi dalam belajar
dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersumber dari faktor internal dan eksternal. Kedua faktor
ini yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal terbagi atas dua macam yakni fisik dan
psikologis. faktor fisik terdiri atas panca indera dan kondisi fisik umum. Sedangakan psikologis
terdiri atas variabel nonkognitif dan kognitif. variabel nonkognitif meliputi minat, motivasi, dan
variabel-variabel kepribadian. sedangkan kemampuan kognitif meliputi kemampuan khusus
(bakat) dan kemampuan umum (intelegensi). Faktor eksternal terdiri atas dua yakni faktor fisik
dan sosial. faktor fisik meliputi kondisi tempat belajar, sarana dan perlengkapan belajar, materi
pelajaran, dan kondisi lingkungan belajar. sedangkan faktor sosial meliputi dukungan sosial dan
pengaruh budaya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat dipengaruhi
oleh beberapa hal. secara garis besar terdapat dua faktor yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Kedua faktor ini saling berkaitan dan sangat menentukan keberhasilan atau prestasi
yang ingin dicapai.

Untuk menciptakan prestasi yang baik diperlukan modal potensi diri berupa rasa percaya
diri yang baik pula. Individu yang memiliki rasa percaya diri akan berindak mandiri dengan
membuat pilihan dan mengambil keputusan sendiri, dimana individu akan mampu bertindak
dengan segala penuh keyakinan dan memiliki prestasi diri sehingga merasa bangga atas
prestasinya, dengan mendekati tantangan baru dengan penuh antusias dan mau melibatkan diri
dengan lingkungan yang lebih luas.

Kepercayaan diri juga adalah kunci motivasi diri. Tingkat kepercayaan diri yang baik
memudahkan pengambilan keputusan dan melancarkan jalan untuk mendapatkan teman,
membangun hubungan, dan membantu kita mempertahankan kesuksesan dalam pembelajaran

15
Asiyah, Ahmad Walid, Raden Gamal Tamrin Kusumah. Hal-223
16
ataupun pekerjaan. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi prestasi akademik
atau prestasi belajar mahasiswa.16

2. Hambatan

Kepercayaan diri yang rendah akan menimbulkan permasalahan dalam diri siswa. Siswa
yang merasa kehilangan kepercayaan dirinya akan mengalami krisis diri, tidak dapat berinteraksi
17
dengan lingkungan sekitarnya, selalu merasa cemas, pesimis, dan berpikir negatif tentang
dirinya sendiri bahkan orang lain. Siswa yang kurang percaya diri selalu ragu dalam berbuat,
bertindak dan gelisah dalam diri. Ciri-ciri siswa yang memiliki percaya diri rendah yaitu siswa
takut berinteraksi dengan lingkungan sosial, siswa tidak mau berkenalan dengan teman sebaya
atau orang lain, cenderung menghindari kontak mata dengan orang lain, menarik diri, dan cemas
ketika berhadapan dengan orang lain. Maka dari itu percaya diri ini sangat penting karena siswa
yang memiliki keterampilan, kemampuan, bakat, dan pengetahuan tidak akan mampu
menunjukkan apa yang dimilikinya apabila tidak didukung dengan percaya diri.

Sikap sikap siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri atau kepercayaan rendah cenderung
merasa atau bersikap tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan
secara sungguh-sungguh, tidak memiliki keputusan dalam melangkah, mudah frustasi ketika
menghadapi masalah atau kesulitan, kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau
setengahsetengah, sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak
optimal), canggung dalam menghadapi orang, tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan
berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan, sering memiliki harapan yang tidak
realistis, terlalu perfeksionis, dan terlalu sensitif atau perasa.18

Syaipul Amri. Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Prestasi
16

Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia. Vol. 03 No. 02,
Desember 2018. h. 164
17
Amar Ma’rufi, Yusuf Suryana, Heri Yusuf Muslihin. Hubungan Sikap Berani dengan Kepercayaan Diri pada
Kegiatan Senam Iramah. PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Vol.
5, No. 3 (2018) h. 291.
18
Amar Ma’rufi, Yusuf Suryana, Heri Yusuf Muslihin Hal. 292
17
D. Penyebab Kurang Percaya Diri

Ada berbagai penyebab perasaan rendah diri seseorang berkembang lebih kuat dan ada
pula yang kurang kuat berkembang. Ketidak-mampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri
yang jelas, sedangkan kebutuhan manusia yang paling penting adalah kebutuhan akan
kepercayaan pada diri sendiri dan rasa superioritas.19 Rasa tidak percaya diri ditandai dengan
adanya kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri individu dan menghambat dalam pencapaian
tujuan hidup. Purnawan (2009) mendeteksi sejumlah penyebab kurang percaya diri, di antaranya:
pengaruh lingkungan, sering diremehkan dan dikucilkan oleh teman sejawat, pola asuh orang tua
yang sering melarang dan membatasi kegiatan anak, orang tua yang selalu memarahi kesalahan
anak, tetapi tidak pernah memberi penghargaan apabila anak melakukan hal yang positif, kurang
kasih sayang, penghargaan atau pujian dari keluarga, trauma kegagalan dimasa lalu, trauma
dipermalukan atau dihina di depan umum, merasa diri tidak berharga lagi karena pernah
dilecehkan secara seksual, merasa bentuk fisik tidak sempurna (Ifdil, I., Denich, A. U., & Ilyas,
A., 2017; Denich, A. U., & Ifdil, I., 2015), dan merasa berpendidikan rendah. Senada dengan
pendapat di atas, Hakim (2002) juga mengungkapkan bahwa kelemahan yang ada pada diri
seseorang, seringkali pula menjadi penyebab timbul atau hilangnya rasa percaya diri. Misalnya,
penampilan yang buruk, cacat fisik, dan latar pendidikan yang rendah.20

Dari analisis regresi linear berganda diperoleh koefisien regresi variabel kepercayaan diri
sebesar 0,342 menunjukan bahwa apabila variabel independen lain nilainya tetap dan variabel
kepercayaan diri mengalami kenaikan sebesar 1% maka minat akan mengalami kenaikan sebesar
0,342% pada konstanta 3,109%. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
kepercayaan diri dengan minat menjadi wirausaha, semakin naik kepercayaan diri maka semakin
meningkat minat menjadi wirausaha dan begitu pula sebaliknya. Pengujian signifikansi
menggunakan uji t diperoleh thitung > ttabel dengan probabilitas 0,007 < 0,05, hal ini
menunjukkan bahwa kepercayaan diri berpengaruh positif terhadap minat menjadi wirausaha
secara signifikan pada taraf signifikansi 5%.21

19
Ayus Ahmad Yusuf, Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Semangat Kewirausahaan Terhadap Minat Menjadi
Wirausaha, Al-Amwal, Volume 8, No. 2, (2016), h. 488.

20
Emria Fitr dkk, Profil Kepercayaan Diri Remaja serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jurnal
Penelitian Pendidikan Indonesia, Volume 4 Nomor 1, (2018), h. 4.
18
Factor-faktor penyebab kurangnya kepercayaan diri seseorang untuk berwirausaha,
antara lain yaitu:

a. Tidak mempunya pengalaman Bagaimana anda akan memiliki pengalaman jika anda
tidak pernah mencobanya? Cobalah terlebih dahulu, barulah anda memilih pengalaman.
Semakin jauh anda mencoba, semakin banyak informasi yang anda ketahui, sehingga
anda menguasai bisnis dan pasar.
b. Tidak Mempunyai Modal Modal itu banyak sekali ragamnya modal uang itu hanyalah
salah satu dari sekian banyak modal yang perlu anda persiapkan, jadi, tidak hanya di
perlukan modal uang saja untuk memulai.
c. Tidak Mempunyai Keberanian Untuk Memulai Tidak berani di sini buakn berarti karena
ia tidak mampu, tetapi lebih cenderung karena tidak mempunyai rasa percaya diri atau
belum ada peluang.
d. Tidak ada yang Menuntun Kesuksesan Setiap orang tidak sama waktu dan jenisnya. Anda
bisa berkonsultasi dengan teman, saudara, orang tua dan melalui buku-buku yang bisa
memberi inspirasi.
e. Takut Keluar dari zona nyaman Sebenarnya inilah alasan utama dari sebagian besar orang
takut memutuskan menjadi seorang pengusaha. Anda cenderung ingin nyaman bekerja
atau tetap pada posisi saat ini karena dengan bekerja anda bisa mendapatkan gaji, insentif
dan lainnya.22

Menurut peneliti pemicu psikologis terhadap diri sehingga ia tidak brani memulai usaha
adalah kekhawatira dia tidak percaya diri dan enggan mengambil Resiko dari apa yang ia
putuskan akan terjadi di luar kendalinya adalah kekhawatiran. Kekhawatiran karna belum
adanya pengalaman, kekhawatiran pada usha bisnis yang di jalankan akan bangkrut dan
untuk memulainya lagi akan sulit. Kekhawatiran memulai usaha akan memakan modal yang
banyak, kekhawatiran menghadapi lingkungan persaingan usaha.23

21
Ayus Ahmad Yusuf, Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Semangat Kewirausahaan Terhadap Minat Menjadi
Wirausaha, h. 486

22
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011), h. 63

23
Fahrur Rozi, Faktor-Faktor Penyebab Kurangnya Minat Berwirausaha Pada Alumni Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Islam Iain Bengkulu, Skipsi, IAIN BENGKULU, 2019, h. 80
19
Adapun penyebab kekhawatiran yang di alami seseorang menyebabkan seseorang tidak
berani mengambil resiko tebagi menjadi tiga yaitu stres situatsional, stres antisifasi dan stres
residual.

a. Stres situasional, yaitu; berasal dari kekhawatiran yang berhubungan dengan apa
yang terjadi saat ini.
b. Stres antisifasi, yaitu; kekhawatiran yang di rasakan ketika memikirkan masa
depan.
c. Strese Residual, yaitu; stres akibat dampak peristiwa di masa lalu.

Menurut rizal bahwa untuk menjadi pengusaha, sikap dan mental berani tetapi dengan
perhitungan yang matang harus tertanam dalam prinsip seorang. Tetapi semua itu balik kepada
diri sesorang tersebut terkadang modal sudah ada namun mental yang belum ada.24

penyebab kurangnya minat berwirausaha di sebabkan oleh beberapa faktor terutama


faktor yang paling banyak di temui adalah modal, banyak yang tidak berwirausaha karna
terkendala modal. kemudian penyebab berikutnya yaitu kesiapan (pengalaman) berdasarkan
temuan menunjjukan bahwa pengalaman yang kurang menyebabkan meraka takut mangambil
resiko untuk memulai berwirausaha. Berikutnya keadaan ekonomi keluarga, menyebabkan
semangat yang kuran untuk berwirausaha. Berikutnya lingkungan tempat bekerja, hasil temuan
membuktikan bahwa ketika mereka bekerja pekerjaan tersebut menjadi alasan tempat bekerja
menjadikan nyaman dan tidak mau beranjak dari pekerjaannya sehingga keinginan berwirausaha
semakin rendah. Berikutnya perhatian condong untuk bekerja (Menjadi Karyawan) karna untuk
mencari pengalaman dan mencari modal apa bila nanti ingin berwirausaha sudah cukup.25

E. TERLALU PERCAYA DIRI

Berdasarkan hasil wawancara terhadap dengan guru BK SMP N 7 Semarang dan


observasi terhadap siswa kelas VII ada tiga siswa yang mempunyai kepercayaan diri rendah dan
ada enam siswa yang mempunyai kepercayaan diri tinggi. Tetapi di dalam penelitian diambil
empat siswa yang paling menonjol dalam menghadapi masalah kepercayaan diri, siswa yang
24
Fahrur Rozi, h, 81.

25
Fahrur Rozi, h, 87.
20
memiliki kepercayaan diri yaitu MR dari kelas VII G dan DS dari kelas VII F. Sedangkan siswa
yang memiliki kepercayaan diri rendah adalah ZD dari kelas VII H dan YB dari kelas VII F.

Siswi yang memiliki kepercayaan sangat tinggi diantaranya adalah siswa kelas VII G
yang bernama MR. Siswi tersebut memiliki kepercayaan diri yang tinggi, di dalam setiap
kegiatan baik itu kegiatan di dalam kelas ataupun di luar kelas siswi ini pasti aktif untuk
menonjolkan dirinya misalnya berbicara di depan tanpa rasa malu dan canggung. Siswa lain yang
memiliki kepercayaan diri yang tinggi adalah DS dari kelas VII F. Ketika di kelas DS ini aktif
dalam menjawab pertanyaan dari guru. Dia tidak malu ketika harus menjawab pertanyaan dari
guru. Ketika disuruh untuk tampil di depan kelas dia juga berani. DS ini juga sering menjawab
pertanyaan secara suka rela tanpa rasa takut dan malu terhadap temanteman sekelasnya.

Siswa yang mempunyai kepercayaan diri rendah salah satunya yaitu ZD dari kelas VII H.
Berdasarkan hasil pengamatan ZD ini ketika berada di dalam kelas dia pendiam dan jarang
berkumpul kumpul atau bermain dengan temantemannya. Ketika berada di sekolah ZD ini juga
sering ditunggu oleh orang tuanya yaitu ibunya. Ketika berada di dalam kelas dia juga sering
tidak aktif dan setiap kali ada tugas dan tugas tersebut dikumpulkan kalau tidak ditanyakan tidak
akan dikumpulkan. Selain itu ketika sedang berbicara dengan guru dia akan menunduk dan tidak
berani memandangnya.

Siswa yang mempunyai kepercayaan diri rendah yang lainnya adalah YB dari kelas VIIF.
Dia merupakan anak yang pendiam. Setiap kali di kelas ia minder dari teman-temannya. Dia
kurang bisa untuk bersosialisasi dengan temantemanya. Di kelas dia juga termasuk siswa yang
pasif. Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Lingkungan
pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah lingkungan keluarga,
dimana orang tua merupakan sosok yang paling berperan.

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena
anak mengenal pertama kali adalah di dalam lingkungan keluarga, bahkan pendidikan tersebut
dapat berlangsung pada saat anak masih bersama berada di kandungan ibunya. Pendidikan
tersebut diberikan melalului kegiatan pengasuhan.

Kegiatan pengasuhan dilakukan dengan mendidik, membimbing, memberi perlindungan,


serta pengawasan terhadap anak. Pola asuh mulai diterapkan sejak anak lahir dan disesuaikan
21
dengan usia serta tahap perkembangan anak. Sehingga pola asuh yang yang dilakukan orang tua
terhadap anaknya tersebut dapat mempengaruhi kepribadian si anak termasuk rasa percaya diri
yang dimilikinya.

Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri yang positif pada diri anak sangatlah
penting untuk kebahagiaan dan kesuksesan anak. Anak yang mempunyai kepercayaan diri yang
tinggi akan merasa nyaman dengan dirinya sendiri, cenderung mengetahui potensi yang ada pada
dirinya, dapat bersosialisasi, dan berkomunikasi dengan orang lain dengan baik.

Orang tua dan guru sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam kehidupan awal
seorang anak salah satunya berperan besar dalam pembentukan kepercayaan diri anak.
Pembentukan kepercayaan diri merupakan proses yang membutuhkan waktu yang tidak singkat.
Sejak dini, orang tua dan guru 26hendaknya selalu berusaha membentuk dan mempertahankan
kepercayaan diri anak. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah, karena kepercayaan diri
merupakan hal yang dapat mengalami pasang surut, dan dipengaruhi oleh banyak hal.27

26
Danti Marta Dewi Supriyo. Suharso. KEPERCAYAAN DIRI DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA
SISWA KELAS VII (Studi Kasus).Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. VOL. 2,
NO. 4, 2013. Hal. 11
27
Danti Marta Dewi Supriyo. Suharso. HAL.12
22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan adalah proses di mana diciptakan sesuatu yang berbeda dan bernilai,
dengan jalan mengorbankan waktu itu dan upaya yang diperlukan, di mana orang menanggung
resiko keuangan serta sosial, dan orang-orang yang bersangkutan menerima hasil hasil berupa
imbalan moneter, dan kepuasan pribadi sebagai dampak kegiatan.

Pendek kata, rasa percaya diri adalah kunci utama kesuksesan dalam hidup. Karena rasa
percaya diri mencerminkan bahwa anda sudah mengambil langkah-langkah positif dalam hidup
anda. Disamping itu, rasa percaya diri mencerminkan bahwa anda benar-benar "meyakini" ide-

23
ide anda. Lebih dari itu, rasa percaya diri. mencerminkan bahwa anda adalah seorang individu
yang bisa mandiri, serta seorang individu yang memiliki motivasi kuat dan lain sebagainya.

Perbedaan tingkat percaya diri yang dimiliki individu tentu akan mempengaruhi
perolehan prestasi belajar. Individu yang memiliki percaya diri yang tinggi akan memperoleh
pretasi yang baik karena selalu beranggapan positif dan percaya terhadap kemampuan diri
sendiri. Begitupun sebaliknya, individu yang memiliki percaya diri yang rendah akan memiliki
prestasi belajar yang kurang memuaskan karena selalu beranggapan negatif dan tidak percaya
akan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, kami sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan juga saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan, dan
jangan lupa untuk selalu rajin membaca demi memperluas wawasan kita semua. Dan semoga
dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat untuk kawan kawan yang membaca dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Amar Ma’rufi, Yusuf Suryana, Heri Yusuf Muslihin. Hubungan Sikap Berani dengan
Kepercayaan Diri pada Kegiatan Senam Iramah. PEDADIDAKTIKA: JURNAL ILMIAH
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Vol. 5, No. 3 .2018.

Anissa L. Kadiyono, Efektifitas Pengembangan Potensi Diri Dan Orientasi Wirausaha


Dalam Meningkatkan Sikap Wirausaha, , Jurnal Intervensi Psikologi, Vol 6 No. 1, Juni 2014.

Asiyah, Ahmad Walid, Raden Gamal Tamrin Kusumah. Pengaruh Rasa Percaya Diri
Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol. 9 No. 3, Sep 2019.

24
Asrullah Syam dkk, Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Kaderisasi
Imm Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa, Jurnal Biotek Volume 5 Nomor 1 Juni 2017.

Ayus Ahmad Yusuf, Amir Hamzah, Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Semangat
Kewirausahaan Terhadap Minat Menjadi Wirausaha, Al-Amwal, Volume 8, No. 2 .2016.

Ayus Ahmad Yusuf, Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Semangat Kewirausahaan


Terhadap Minat Menjadi Wirausaha, Al-Amwal, Volume 8, No. 2, (2016), h. 488.

Ayus Ahmad Yusuf, Pengaruh Kepercayaan Diri Dan Semangat Kewirausahaan


Terhadap Minat Menjadi Wirausaha,

Diana Ariswanti Triningtyas, Studi Kasus Tentang Rasa Percaya Diri, Faktor
Penyebabnya Dan Upaya Memperbaiki Dengan Menggunakan Konseling Individual, Jurnal
Bimbingan Konnserling, Vol. 3 No. 1 2013.

Emria Fitr dkk, Profil Kepercayaan Diri Remaja serta Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi, Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, Volume 4 Nomor 1, 2018.

Fahrur Rozi, Faktor-Faktor Penyebab Kurangnya Minat Berwirausaha Pada Alumni


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Iain Bengkulu, Skipsi, IAIN BENGKULU, 2019.

Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011.

Richard Denny, Motivate to WIN, Indonesia:Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Suharyati, dkk, Aspek Kewirausahaan Wanita Dalam Pengembangan UMKM Kota


Depok, Yogyakarta:Deepublish, 2020.

Syaipul Amri. Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Ekstrakurikuler


Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan Matematika Raflesia. Vol. 03 No. 02, Desember 2018.

Syaipul Amri. Pengaruh Kepercayaan Diri (Self Confidence) Berbasis Ekstrakurikuler


Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Sma Negeri 6 Kota Bengkulu. Jurnal
Pendidikan Matematika Raflesia. Vol. 03 No. 02, Desember 2018.

Yusuf Al-Uqshari, Percaya Diri Pasti, Jakarta:Gema Insani Press, 2005.

Danti Marta Dewi Supriyo. Suharso. KEPERCAYAAN DIRI DITINJAU DARI POLA ASUH
ORANG TUA PADA SISWA KELAS VII (Studi Kasus).Indonesian Journal of Guidance and
Counseling: Theory and Application. VOL. 2, NO. 4, 2013.

25

Anda mungkin juga menyukai