Anda di halaman 1dari 11

MATEMATIKA

KESEJAJARAN DAN KESEBANGUNAN


Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Matematika III
Dosen Pengampu :
Nida Mauizdati, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5


Ainun Hafizah
Nida Miyati
Normanita
Puteri Herlianni
Rina Liana
Raidah

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI


PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022
KESEJAJARAN DAN KESINAMBUNGAN
A. Kesejajaran
1. Konsep Kesejajaran Euclid
Konsep kesejajaran euclid pada bagian ini berangkat dari postulat kesejajaan
Euclid berbunyi ”Jika dua garis dipotong oleh sebuah garis transversal sedemikian
hingga membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 180⁰, maka kedua garis
itu berpotongan pada pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari
180⁰,”. Postulat kesajajaran tersebut mungkin akan terkesan susah untuk
dipahami, sehingga perlu disederhanakan dalam bentuk gambar yaitu sebagai
berikut:

Konsep Kesejajaran Garis Dalam Geometri Euclid dan Geometri Riemann


Serta Aplikasinya dalam Kajian Ilmu Falak Guna mempermudah pemahaman
maka, postulat tersebut dibagi dalam dua bagian yaitu Jika dua garis dipotong oleh
sebuah garis transversal sedemikian hingga membuat jumlah sudut dalam sepihak
kurang dari 180. dan bagian kedua yaitu maka kedua garis itu berpotongan pada
pihak yang jumlah sudut dalam sepihaknya kurang dari 180⁰.

Bagian pertama dua garis dipotong oleh sebuah garis transversal sedemikian
hingga membuat jumlah sudut dalam sepihak kurang dari 180⁰ dapat dipahami
dengan langkah;

a. Pandang garis m, garis m merupakan garis lurus yang memotong garis k dan
g, di titik P dan Q.
b. Sudut P1 dan Q1 besarnya kurang dari 90⁰, sehingga P1 dan Q1 jika
dijumlahkan besarnya kurang dari 180⁰
c. Posisi sudut P1 dan Q1 adalah sudut dalam sepihak. Tiga langkah ini yang
selanjutnya akan digunakan untuk memahami postulat kejajaran euclid yang
kedua yaitu kedua yaitu garis itu berpotongan pada pihak yang jumlah sudut
dalam sepihaknya kurang dari 180⁰.
Guna memahami bagian kedua ini maka kembali lihat gambar berikut:

Berdasarkan gambar tersebut maka lakukanlah kegiatan berikut:

a) Perpanjanglah garis g dan k


b) Setelah diperpanjang maka, garis g dan k akan bertemu atau berpotongan
disebelah kanan garis m yang tak lain adalah berada pada pihak yang sama
dengan sudut P1 dan Q1.
Selanjutnya, jika tiga lankah pada bagian pertama dan dua langkah pada
bagian kedua digabungkan,maka postulat kesejajaran Euclid akan terbukti.
Guna menambah pemahaman lebih lanjut, perhatikan gambar berikut dan ikuti
langkah-langkah selanjutnya:

a. Pandang garis p, garis p merupakan garis lurus yang memotong garis k dan
m, di titik P dan Q.
b. Sudut P1 dan Q1 besarnya 90⁰, sehingga P1 dan Q1 jika dijumlahkan
besarnya 180⁰
c. Posisi sudut P1 dan Q1 adalah sudut dalam sepihak.
d. Perpanjanglah garis g dan k
e. Setelah diperpanjang maka, garis g dan k tak akan bertemu atau
berpotongan dikarenakan garis k dan m adalah dua garis yang sejajar.

Uraian di atas-menunjukkan bahwa postulat yang disampaikan oleh


Eucllid, pada hakikatnya yaitu ingin memberikan pengertian tentang garis
sejajar, akibat dari postulat euclid ini akhirnya dapat diketemukan bahwa dua
garis yang tegak lurus pada garis yang sama maka dua garis tersebut adalah
sejajar. Sebagaimana dalam gambar bahwa garis m dan k tegak lurus terhadap
garis PQ maka garis m dan k adalah sejajar.1

2. Sudut Yang Berelasi


Sudut yang berelasi adalah sudut - sudut yang terkait satu dengan
lainya bilaada dua garis sejajar dipotong oleh garis ketiga. Macam-macam
sudut yangberelasi diantaranya adalah sudut sehadap, sudut bersebrangan
dalam, dan sudut bersebrangan luar.
Misalnya I dan m dua garis sejajar dan ada garis ketiga t yang
memotong ldan m, maka garis t ini disebut transversal dari L dan m. adanya
transversal iniakan membentuk delapan sudut yang berbeda di sekitar kedua
titik potong.

1 Agus Solikin, Konsep Kesejajaran Garis Dalam Geometri Euclid dan Geometri Riemann Serta Aplikasinya Dalam Kasjian Ilmu Falak, (jurnal of Mathematics Education,

2017), Vol. 2, No. 2, Hal. 246 249


Gambar 4.3 dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah garisRelasi
antara sudut di sekitar A dan sudut di sekitar B dapat dikategorikanmenjadi
tiga macam, yaitu :

a. Sudut sehadap yaitu pasangan-pasangan sudut A1 dan B1, sudut A2


danB2, sudut A3 dan B3, sudut A4 dan B4
b. Sudut dalam bersebrangan yaitu pasanga pasanagan sudut A2 dan B4,A3
dan B4,
c. Sudut luar bersebrangan yaitu pasangan-pasangan A1 dan B3, A4 dan B2
d. Sudut sudut yang berelasi memiliki sifat- sifat berikut ini :
a) Bila suatu transversal memotong dua garis sejajar, maka dua sudut
sehadap adalah sama besar.
b) Bila suatu transversal memotong dua garis sejajar, maka dua sudut
dalambersebrangan adalah sama besar.
c) Bila suatu transversal memotong dua garis sejajar, maka dua sudut
luarbersebrangan adalah sama besar.
e. Kebalikan dari sifat ini juga berlaku, yaitu :
a) Bila suatu transversal memotong dua garis berbeda sehingga sudut
yangsehada adalah sama besar, kedua garis tersebut adalah sejajar
b) Bila suatu transversal memotong dua garis berbeda sehingga sudut
dalambesebrangan adala sama besar, kedua garis tersebut adalah
sejajar.
c) Bila suati transversal memotong dua garis berbeda sehingga sudut
luarbersebrangan adalah sama besar, kedua garis tersebut adalah
sejajar2
3. Perbandingan Proporsional
Tentang kesejajaran, selanjutnya akan di tinjau keadaan bila ada tiga
garis sejajar memotong dua transversal. Perhatikan tiga garis l, m dan  n yang
dipotong oleh dua transversal s dan t berikut ini.

2 Dris, J, Matematika untuk SMPdan MTS kelas VIII, Jakarta. Piranti Darma kalokatama, 2006. Hal. 77
Garis-garis sejajar akan membagi transversal secara proposional, yaitu
akan berlaku:
PQ = DE    ;    PQ = DE   ;  QR =  EF
QR    EF         PR     DF       PR     DF

Bila PS = 6 cm, SR = 10 cm dan TR = 8 cm, tentukan QR !


Jawab :
Kembangkan gambar berikut menjadi

Maka TR = WV dan QT = UW. Karena PR dan UV merupakan


transversal dari tiga ruas garis sejajar RV, SW dan PU, berlaku perbandingan
proporsional
UW = PS
WV    SR
UW = 6 cm
8 cm   10 cm
10 cm x UW = 8 cm x 6 cm
UW  =  48 cm : 10 cm
UW = 4,8cm
Sehingga, QT = 4,8 cm dan QR  = QT + TR
= 4,8 cm + 8 cm
= 12,8 cm
Jadi, QR = 12,8 cm
B. Kesebagunan
1. Kesebangunan bangun datar
Pengertian kesebangunan bangun datar dua bangun datar dikatakan sebangun
jika memenuhi dua syarat berikut:
a. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun itu memiliki
perbandingan senilai
b. Sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun itu sama besar.

Di perlihatkan tiga bangun persegi panjang yang masing-masing berukuran 36


mm 24mm, 180mm 120mm dan 58mm. perbandingan antara panjang persegi
ABCD dan panjang persegipanjang A’B’C’D’ adalah 36:180 atau 1:5.demikian
pula dengan lebarnya, perbandingannya 24:120 atau 1:5. Dengan demikian, sisi-
sisi yang besesuaian dari keduapersegi panjang itu memilikiperbandingan senilai
(sebanding). Perbandingan sisi yang bersesuaian dari kedua persegi panjang
tersebut , yaitu seebagai berikut ;

AB BC DC AD 1
= = = =
A ' B ' B' C ' D' C ' A ' D' 5

Oleh kerena semua sudut persegipanjang besarnya 90֯ (siku-siku) maka sudut-
sudut yang bersesuaian dari kedua persegipanjang itu besarnya sama. Dalam hal
ini persegipanjang ABCD dan persegipanjangA’B’C’D’ memiliki sisi-sis
berseuaian yang sebanding dan sudut-sudut bersesuaian yang sama besar.
Selanjutnya kedua persegipanjang ABCD sebangun dengan persegi panjang
A’B’C’D’.3

2. Kesebangunan segitiga

3 Wahyudin Djumanta, belajar matematika aktif dan menyenagkan,(Jakarta:KOMPAS GRAMEDIA building,2008) ,hal 4-5.
AB BC AC
= =
PQ QR PR

Perhatikan segitiga ABC, pada segitiga ABC, terdapat segitiga DBE dengan
DE sejajar AC, sehingga segitiga (sebangun), kedua segitiga tersebut dapat
digambarkan ulang menjadi dua segitiga

Dari bentuk baru disimpulakan

AB AC AD+ DB AC
= → =
DB DE DB DE

Atau lebih sederhana :

CD DE CD DE
= ↔ = …
DB AB CD+ DA AB

C. Penerapan Kesebangunan dalam Kehidupan


Penerapan kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah
untuk memilih jarak atau tinggi secara tidak langsung.
Contoh 3
Pada siang hari yang cerah, satu regu pramuka mendapat tugas menghitung
tinggi tiang tanpa harus memanjat. Mula-mula diambil sebatang tongkat yang
panjangnya 160 cm, kemudian tongkat tersebut didirikan tegak lurus di atas tanah
rata. Anggota pramuka yang lain menghitung panjang bayangan tiang dan panjang
bayangan tongkat. Ternyata, panjang bayangan tiang 375 cm dan panjang bayangan
tongkat 80 cm. Tentukan tinggi tiang?
Jawab
Misalkan, tinggi tiang h cm, permasalahan tersebut dapat digambarkan dengan sketsa
sebagai berikut.

Tinggi tiang bayangannya 375 cm, sedangkan tinggi tongkat 160 cm danbayangannya
80 cm. Karena kedua ssegitiga diatas adalah sebangun, sisi-sisi bersesuaian
sebanding, sehingga h 160 375 80 h = 375x 2 h = 750 Jadi, tinggi tiang adalah 750
cm.
Contoh 4
Untuk menentukan lebar sungai yang arusnya deras, satu regu pramuka telah
menyelesaikan sketsa seperti gambar di bawah
Tentukan lebar sungai! Jawab Misalkan lebar sungai hm Perhatikan bahwa A ABE =
ACDE , karena ZEAB = ZECD, ZABE = LCDE, Z AEB = ZCED Akibat sisi -sisi
bersesuaian sebanding, sehingga EC CD %3D EA AB ED C = EA EB 4 = (h + 3 ) 6
jt = 4 j + 4 j = 4 j = 12 Jadi, lebar sungai 12 cm
DAFTAR PUSTAKA

Agus Solikin, Konsep Kesejajaran Garis Dalam Geometri Euclid dan Geometri
Riemann Serta Aplikasinya Dalam Kasjian Ilmu Falak, (jurnal of Mathematics Education,
2017), Vol. 2, No. 2

Dris, J, Matematika untuk SMPdan MTS kelas VIII, Jakarta. Piranti Darma
kalokatama, 2006.

Wahyudin Djumanta, belajar matematika aktif dan menyenagkan,Jakarta:KOMPAS


GRAMEDIA building, 2008.

Idhoofiyatun Fatin dkk, Materi Kisi-kisi UN SMP/MT, Jakarta Selatan: Camedia,


2018.

Anda mungkin juga menyukai