Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan IPA 3

Kelompok 5 :
Fithriaturrizqi Zahratinnisa

Fitriana

Hidayatul Aulia

Nida Miyati

Normanita

Jamilah

Purna

Raidah

Rasidah Dosen Pembimbing : Mardiana, M.Pd


Rasifa Annisa Sholehah

Rina Liana
MENINDAKLANJUTI
HASIL ANALISIS
EVALUASI DENGAN
REMEDIAL
A. Mendiagnosis Kesulitan Belajar

1. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar


Diagnosis adalah penentuan jenios masalah atau
kelainan dengan meneliti latar belakang penyebab
nya atau dengan cara menganalisis gejala-gejala
yang tampak.
Kesulitan dapat diartikan suatu kondisi tertentu
yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan
dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha
lebih giat lagi untuk dapat mengatasi.
2. Penyebab Timbulnya Masalah Kesulitan Belajar :
a. Factor Internal Siswa
Factor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik
siswa, yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain:
a) Pengorganisasian berfikir
b) Gangguan fungsi otak
c) Konsentrasi dan perhatian

2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan
sikap.
3) Yang bersikap psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga).
Penyebab Timbulnya Masalah kesulitan Belajar :
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:

1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah


dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh, dan teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang
buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alatalat belajar yang berkualitas
rendah.
3. Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA

Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat


dilihat dari adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil pembelajaran IPA. Hambatan ini dapat dilihat
dari keaktifan siswa dalam membaca sendiri, mengaitkan
konsep-konsep baru dengan berdiskusi dan menggunakan
istilah, konsep dan prinsip baru dari berbagai eksperimen dan
observasi dalam proses pembelajaran IPA.
4. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran IPA

Kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari
adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar.
Hambatan ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam membaca
sendiri, mengaitkan konsep-konsep baru dengan berdiskusi dan
menggunakan istilah, konsep dan prinsip baru dari berbagai
eksperimen dan observasi dalam proses pembelajaran IPA.
5. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Tahapan :

a) Tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi.

b) Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan.

c) Menyiapkan bentuk treatmen yang harus diberikan.

d) Pengajaran remedial.

e) Melakukan wawancara dengan murid yang bersangkutan untuk mengetahui pendapat murid tentang kesulitannya .

f) Wawancara dengan guru dan orang tua mengenai perubahan yang telah terjadi.

g) Observasi kegiatan murid dalam belajar.


B. Merumuskan Langkah/Upaya Bantuan Belajar

1. Menentukan kapasitas batas akhir kemampuan anak.


2. Menentukan tarif kemampuan anak saat itu.
3. Menentukan jarak antara kemampuan yang dimiliki saat ini dengan tuntutan sekolah (kurikulum).
4. Menentukan gejala-gejala kegagalan anak dalam belajar.

Di samping factor-faktor tersebut diatas, masih ada beberapa factor yang cukup penting diperhatikan
orang tua dan guru dalam membantu anak belajar, antara lain:

1. Mengambil kesimpulan tentang kemampuan anak dari langkah-langkah yang telah ditempuh.
2. Menentukan tujuan pembelajaran, yang mesti disesuaikan dengan kemampuan anak.
3. Menentukan materi pembelajaran agar sesuai dengan tujuan yang hendak diharapkan.
4. Menentukan strategi pembelajaran.
5. Penyediaan waktu yang cukup. Hal itu erat kaitannya dengan kemampuan dan usia anak itu sendiri
agar dapat menentukan langkah selanjutnya dengan tepat.
C. Menerapkan Remedial Dengan Tepat
1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial adalah pengajaran yang ditujukan kepada
peserta didik yang mengalami hambatan dalam proses belajar yang bersifat
menyembuhkan dan membetulkan anak menjadi baik untuk untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan secara optimal.
Pembelajaran remedial pada dasarnya untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas masing-masing siswa dalam menguasai materi pelajaran. Jika
setelah dilakukan tes perbaikan masih tetap ditemukan siswa yang
mengalami kegagalan maka siswa yang bersangkutan diberikan kegiatan
perbaikan berikutnya oleh guru sedangkan siswa yang telah tuntas akan
diberikan pengayaan untuk memperluas dan memperdalam konsep yang
telah dipelajarinya.
2. Tujuan Pembelajaran Remedial
Mukhtar dan Rusmini berpendapat tujuan kegiatan remedial
adalah :
(1) agar siswa dapat memahami dirinya, khususnya prestasi
belajarnya.
(2) dapat memperbaiki/mengubah cara belajar siswa ke arah yang
lebih baik.
(3) dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
(4) dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang jauh lebih baik.
(5) dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
kepadanya, setelah ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang
menjadi penyebab kesulitan belajarnya, dan dapat mengembangkan
sikap serta kebiasaan yang baru dalam belajar.
3. Prinsip Pembelajaran Remedial
a. Adaptif: program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa
untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar
masing-masing.
b. Interaktif: pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan siswa untuk
secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang
tersedia.
c. Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian yang sesuai dengan
karakteristik siswa.
d. Pemberian umpan balik sesegera mungkin.
e. Kesinambungan dan ketersediaan dalam pemberian pelayanan: program
pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial
harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat
siswa dapat mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial :

a. Menelaah Kasus Dengan Permasalahannya.


b. Menentukan Alternatif Pilihan Tindakan.
c. Melaksanakan Pembelajaran Remedial.
d. Mengadakan Pengukuran Prestasi Belajar.
e. Mengadakan Evaluasi Dan Diagnosis Kembali.
Bentuk Pelaksanaan Remedial :

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan


metode dan media yang berbeda.
b. Pemberian bimbingan secara khusus,
misalnya bimbingan perorangan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara
khusus.
d. Pemanfaat tutor sebaya.
D. Menganalisis Hasil Remedial

Secara umum dalam sebuah kelas, peserta didik dapat


digolongkan kedalam tiga kelompok besar menurut tingkat
kemampuan penguasaan materi tertentu, yaitu kelompok lemah
(lower), menengah (middle) serta kelompok unggulan (upper).
Remedial diartikan sebagai pengobatan, penawaran serta
penyembuhan yang berkaitan dengan perbaikan. Pada pengertian
yang lebih luas pengajaran remedial yaitu pengajaran yang bersifat
kuratif (penyembuhan) atau korektif (perbaikan). Pengajaran
remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan
untuk menyembuhkan masalah atau kesulitan belajar bagi peserta
didik.
Secara umum tujuan pembelajaran remedial sama dengan
tujuan pembelajaran regular. Secara khusus tujuan pembelajaran
remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.
Penilaian Hasil Belajar Oeh Pendidik Yang Belum Termuat Pada Konsep Merdeka Belajar,
Antara Lain :

1. Assessment of learning, yakni penilaian terhadap apa yang telah dicapai peserta didik

2. Assessment for learning, yakni penilaian untuk mengidentifikasi kesulitan yang mungkin dihadapi
peserta dan menemukan cara atau strategi untuk membantu peserta didik sehingga lebih mudah
memahami dan membuat pembelajaran menjadi efektif

3. Assessment as learning adalah penilaian yang menekankan pada keterlibatan peserta didik untuk
secara aktif berpikir mengenai proses belajar dan hasil belajarnya sehingga berkembang menjadi
pembelajar yang mandiri.
Cukup Sekian dan Trima Kasih
dari Kelompok 5



ADA PERTANYAAN ???

Anda mungkin juga menyukai