Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PERUBAHAN PROSES PERKEMBANGAN ANAK USIA SD/MI SETELAH


MENDAPATKAN PEMBELAJARAN DISEKOLAH (PSIKOLOGI BELAJAR)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Psikologi Perkembangan Anak

Dosen Pengampu : Hardiyanti Rahmah, M.Psi

Disusun oleh:

Annisa Milyani

Amalia Widari

Kamaliah

Muslimah

Nurul Jannah

Rusanti

Sri Asniyati

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN (STIQ) AMUNTAI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Amuntai, 10 Februari 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Perkembangan Anak Usia SD/MI.....................................................................................3
1. Pengertian Perkembangan Anak...................................................................................3
2. Fase-Fase Perkembangan Anak....................................................................................6
3. Faktor-faktor Perkembangan Anak SD/MI.................................................................9
B. Pengaruh Psikologi Belajar Terhadap Perkembangan Anak SD/MI..........................13
1. Pengertian Psikologi Belajar........................................................................................13
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Psikologi Belajar Terhadap Perkembangan
Anak SD/MI..........................................................................................................................15
C. Hubungan Perkembangan dengan Psikologi Belajar Anak.........................................18
BAB III.........................................................................................................................................19
PENUTUP....................................................................................................................................19
A. Kesimpulan........................................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Santrock, dalam bukunya Retno Pangestuti, perkembangan merupakan


bagian dari perubahan yang dimulai dari masa konsepsi dan berlanjut sepanjang rentang
kehidupannya. Bersifat kompleks karena melibatkan banyak proses seperti biologis,
kognitif, dan sosio-emosional. F.J Monks, dkk, menambahkan pengertian perkembangan
merujuk pada proses menuju kesempurnaan yang tidak dapat diulang kembali
berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Dalam kacamata psikologi,
perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan kualitatif
individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa konsepsi, bayi, kanak-kanak,
masa remaja, sampai dengan dewasa. Dalam kamus Psikologi, Chaplin menjabarkan
perkembangan sebagai perubahan yang terjadi pada organisme dari lahir sampai mati,
adanya pertumbuhan dan perubahan integrasi jasmani ke dalam fungsional dan
munculnya kedewasaan. Ada beberapa alasan mengapa guru atau mahasiswa calon guru.

Menurut Hasbullah, Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan/skil, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh,
disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku progresif dan adaptif”.1

“Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pendidikan. Perubahan
tidak hanya mengenai sejumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan,
kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri dan mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.2 Belajar sangat penting untuk pendidikan
dengan kita belajar maka pengetahuan atau ilmu kita akan menambah, bila siswa belajar
maka akan terjadi perubahan mental pada diri siswa. Sebagai ilustrasi, siswa yang pada
semester satu Sekolah Dasar belum dapat membaca. Setelah belajar membaca selama

1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ed.1, Cet.2,( Jakarta ; Raja Grafindo Persada, 2001), h. 71
2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 35.
beberapa waktu, maka siswa tersebut telah dapat membaca secara baik dan benar pada
taraf sederhana.3

Perubahan-perubahan dalam perkembangan individu merupakan hasil dari proses-


proses biologis, kognitif dan sosio-emosional yang saling berkaitan. Proses biologis
meliputi perubahan pada sifat fisik individu yang semakin bertambah usia akan mengarah
kepada kematangan. Untuk proses kognitif meliputi perubahan pada pemikiran,
intelegensi dan bahasa individu, sedangkan proses sosio-emosional meliputi perubahan
pada relasi individu dengan orang lain, serta perubahan emosi dan kepribadian yang
menyertainya.4

Berlatar belakang masalah di atas, penulis akan membahas makalah dengan judul
“perubahan proses perkembangan anak usia mi/sd setelah mendapatkan pembelajaran di
sekolah”

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Perkembangan Anak Usia SD/MI ?


2. Bagaimana Pengaruh Psikologi Belajar Terhadap Perkembangan Anak SD/MI ?
3. Bagaimana Hubungan Perkembangan dengan Psikologi Belajar Anak SD/MI

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengatahui dan Menjelaskan tentang Perkembangan Anak Usia SD/MI


2. Untuk Mengatahui dan Menjelaskan tentang Pengaruh Psikologi Belajar Terhadap
Perkembangan Anak SD/MI
3. Untuk Mengatahui dan Menjelaskan tentang Hubungan Perkembangan dengan
Psikologi Belajar Anak SD/MI

3
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 5.
4
Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, dkk, PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK, (Yogyakarta:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri, 2007), h. 3

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Anak Usia SD/MI

1. Pengertian Perkembangan Anak

Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah


konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi.
Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu
memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya adalah
pertumbuhan, kematangan, dan perubahan. Secara sederhana Seifert dan Hoffnung
mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-term changes in a person’s growth
feelings, paterns of tingking, social relationships, and motor skills. 5
Menurut Monks dkk, mengartikan perkembangan sebagai “suatu proses ke arah
yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan
juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju ke arah suatu
organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
pematangan, dan belajar.6
Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan tidak terbatas pada pengertian
perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
perubahan secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang
dimiliki individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar. 7

5
Seifert, K.L. dan Hoffnung, R.J., Child and Adolescent Development, (Boston:
Houghton
Mifflin Company, 1994), h. 17.

6
F.J. Monks A.M.P Knoers, Ontwikkelings Psychology, terj. Siti Rahayu
Haditono, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998), cet. 11, h. 1

7
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h. 4

3
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth)
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang sering digunakan dalam biologi, sehingga
pengertian lebih bersifat biologis.8

C.P. Chaplin, mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan


dalam ukuran bagian-bagian tubuh dari organisme sebagai suatu keseluruhan.9

Menurut A.E. Sinolungan, pertumbuhan merujuk pada perubahan kuantitatif, seperti


panjang, volume, atau berat. Sedangkan Ahmad Tanthowi, mengartikan pertumbuhan
sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran, sebagai akibat dari adanya
perbanyakan sel-sel.10
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani yang disebut di atas, sebenarnya
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama
lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani,
demikian juga sebaliknya. Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya
berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan “kematangan”, baik
kematangan jasmani maupun kematangan mental. Istilah kematangan dalam bahasa
inggris disebut dengan maturation. Chaplin mengartikan kematangan sebagai; 1)
perkembangan atau proses mencapai kemasakan (kemantapan), 2) proses
perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau tingkah laku khusus
individu (spesies).
Sementara itu Davidoff, menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada
munculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan
kesiapan susunan syaraf. Proses kematangan ini juga sangat tergantung pada gen
karena pada saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogram potensi-potensi
tertentu untuk perkembangan mahluk tersebut di kemudian hari.

8
Ibid. 5.

9
C.P. Chaplin, Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002), cet. ke-8, h. 9.

10
Sinolungan, A.E., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Gunung Agung, 1997), h. 8.

4
Setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar”.13 Hal ini senada
dengan apa yang disampaikan oleh Muhibbin Syah yang mendefinisikan
perkembangan sebagai proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi
organ-organ jasmaniah, bukan organ-organ jasmaniahnya itu sendiri. Dengan kata
lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis
yang disandang oleh organorgan fisik. Perkembangan akan berlanjut terus hingga
manusia mengakhiri hayatnya. Sementara itu, pertumbuhan hanya terjadi sampai
manusia mencapai kematangan fisik (maturation). Artinya orang tak akan bertambah
tinggi atau besar jika batas pertumbuhan tubuhnya telah mencapai tingkat
kematangan.

Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan


aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah diantaranya adalah :

a) Fungsi motorik pada bagian-bagian tumbuh

b) Fungsi sensorik pada alat-alat indera

c) Fungsi neurotik pada sistem syaraf

d) Fungsi seksual pada bagian-bagian tumbuh yang erotis

e) Fungsi pernafasan pada organ pernafasan

f) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi

g) Fungsi pencernaan makanan pada alat pencernaan.

Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya :

a) Fungsi perhatian

b) Pengamatan

c) Tanggapan

d) Fungsi ingatan

e) Fantasi

5
f) Fungsi pikiran.

g) Fungsi perasaan

h) Kemauan.11

Setiap fungsi yang disebutkan di atas, baik yang jasmaniah maupun yang
kejiwaan, dapat mengalami perubahan. Perubahan pada fungsi-fungsi tersebut
tidak secara kuantitatif, melainkan lebih bersifat kualitatif. Perubahan yang
kualitatif tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan, melainkan sebagai
perkembangan. Oleh karena perkembangan menyangkut berbagai fungsi, baik
jasmaniah maupun rohaniah, maka akan salah apabila kita beranggapan bahwa
perkembangan adalah semata-mata sebagai perubahan atau proses psikologis.

2. Fase-Fase Perkembangan Anak

Fase perkembangan anak SD dapat dilihat dari beberapa aspek utama


kepribadian individu anak, yaitu aspek 1) fisik-motorik, 2) kognisi, 3) sosio-
emosional, 4) bahasa, dan 5) moral keagamaan, yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a) Fisik-motorik
Pertumbuhan fisik anak pada usia SD ditandai dengan anak menjadi
lebih tinggi, berat, dan kuat dibandingkan pada saat anak berada di
PAUD/TK, hal ini tampak pada perubahan sistem tulang, otot dan
keterampilan gerak.12 Anak lebih aktif dan kuat untuk melakukan kegiatan
fisik seperti berlari, memanjat,melompat, berenan dan kegiatan luar rumah
lainnya. Kegiatan fisik ini dilakukan oleh anak dalam upaya melatih
koordinasi, motorik, kestabilan tubuh maupun penyaluran energi yang
tertumpuk (Izzaty, 2008). Perkembangan fisik anak SD laki-laki dan
perempuan berbeda. Anak perempuan biasanya lebih ringan dan lebih
pendek daripada anak laki-laki. (Slavin, 2011). Aspek perkembangan fisik-
11
Wasty Soemanto, Op. cit., h. 55

12
Fatma Khaulani dkk, Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar, Jurnal Ilmiah
“Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020., h.53-55

6
motorik ini berpengaruh terhadap aspek perkembangan lainnya, sebagai
contoh keadaan fisik anak yang kurang normal misalnya anak terlalu tinggi
atau terlalu pendek, anak terlalu kurus atau gemuk akan mempengaruhi rasa
kepercayaan diri anak. Rasa kepercayaan ini akan berkaitan dengan emosi,
kepribadian, dan sosial anak (Latifa, 2017).
b) Kognisi
Aspek perkembangan kognisi merupakan perkembangan yang
berhubungan dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak, yakni
kemampuan untuk berpikir dan memecahkan masalah. Anak usia sekolah
dasar memiliki karakteristik berpikir yang khas. Cara berpikir mereka
berbeda dengan anak pra sekolah dan orang dewasa. Cara mengamati
lingkungan sekitar dan mengorganisasi dunia pengetahuan yang mereka
dapat pun berbeda dengan anak prasekolah dan orang dewasa. Teori
perkembangan Piaget merupakan salah satu teori perkembangan kognitif
yang terkenal. Dalam teorinya, Piaget menjelaskan anak usia SD yang
pada umumnya berusia 7 sampai 11 tahun, berada pada tahap ketiga
dalam tahapan perkembangan kognitif yang dicetuskannya yaitu tahap
operasional konkret. Pada tahap ini, anak dinilai telah mampu melakukan
penalaran logis terhadap segala sesuatu yang bersifat konkret, tetapi anak
belum mampu melakukan penalaran untuk hal-hal yang bersifat abstrak
(Trianingsih, 2016). Anak usia SD akan mengalami perkembangan
kognitif yang pesat. Anak akan mulai belajar membentuk sebuah konsep,
melihat hubungan, dan memecahkan masalah terhadap situasi yang
bersifat konkret. (Slavin, 2011). Untuk itu, guru hendaknya dapat
membangun suasana belajar yang konkret bagi anak sebagai guna
memudahkan anak dalam berpikir logis serta dapat memecahkan masalah
(Trianingsih, 2016).
c) Perkembangan sosio-emosional
Thompson & Lagattuta (2003:317) mengemukakan, bahwa
perkembangan emosional pada masa awal masa kanak-kanak memberikan
sebuah gambaran tentang pertumbuhan psikologis dari anak yang

7
bersangkutan. Upaya seorang anak untuk memahami emosi akan
mengungkapkan perkembangan pengertian mereka terhadap cara kerja
pikiran dan terhadap pengaruh emosi pada kesejahteraan individu serta
hubungan sosial.13 Ciri khas dari fase ini ialah meningkatnya intensitas
hubungan anak dengan teman-teman sebayanya serta ketergantungan anak
terhadap keluarga menjadi berkurang. Pada fase ini hubungan atau kontak
sosial lebih baik dari sebelumnya sehingga anak lebih senang bermain dan
berbicara dalam lingkungan sosialnya. Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa teman sebaya memiliki peranan yang penting dalam
perkembangan sosial anak, karena melalui teman sebaya anak bisa belajar
dan mendapat informasi mengenai dunia anak di luar keluarga (Murni,
2017). Hal lainnya yang tampak pada fase ini ialah anak sudah mulai
membentuk konsep diri sebagai anggota kelompok sosial di luar keluarga.
Hubungan sosial anak dengan orang dewasa di luar keluarga memberikan
pengaruh penting dalam pengembangan kepercayaan diri anak.
Ketidakpercayaan diri pada anak akan timbul jika anak tidak mampu
mengerjakan tugas seperti temannya. Dalam kegiatan pembelajaran peran
guru sangat penting dalam menumbuhkan kepercayaan diri anak serta
semangat berkarya sesuai dengan kemampuan masing-masing anak.
d) Perkembanan Bahasa
Bahasa merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dalam suatu
interaksi sosial. Perkembangan bahasa anak akan berkembang dari awal
masa sekolah dasar dan mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja.
Pada usia late primary (7-8 tahun), bahasa anak mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Anak telah memahami tata bahasa, sekalipun terkadang
menemui kesulitan dan menunjukkan kesalahan tetapi anak dapat
memperbaikinya. Anak telah mampu menjadi pendengar yang baik. Anak
mampu menyimak cerita yang didengarnya, dan selanjutnya mampu
mengungkapkan kempali dengan urutan dan susunan yang logis. Anak

13
Herdina Indrijati, M.Psi., dkk., Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia Dini,
(Jakarta: KENCANA, 2016), h.226

8
telah menunjukkan niatanya terhadap puisi, dan juga mampu
mengungkapkan perasaan dan pikirannya dalam bentuk puisi. Anak
memiliki kemampuan untuk memahami lebih dari satu arti, dan
memperkaya kata menjadi sebuah humor. (Surna. 2014). Salah satu faktor
yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak SD ialah faktor
lingkungan. Anak SD telah banyak belajar dari orang disekitar
lingkungannya khususnya lingkungan keluarga yang merupakan
lingkungan terdekat anak. Oleh karena itu, hendaknya orang tua dan
masyarakat menggunakan istilahistilah bahasa yang lebih selektif dan
lebih baik jika berada disekitar anak, karena pada dasarnya bahasa anak
akan dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya. (Adriana, 2008).
e) Perkembangan Moral Keagamaan
Lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang lebih luas di luar
keluarga menjadi pusat dari pelajaran perkembangan moral bagi anak.
Konsep perkembangan moral menjelaskan bahwa norma dan nilai yang
ada dilingkungan sosial siswa akan mempengaruhi diri siswa untuk
memiliki moral yang baik atau buruk (Trianingsih , 2016). Pada masa
perkembangan kanak-kanak awal, moral anak belum berkembang pesat
karena disebabkan oleh perkembangan kognitif anak yang belum
mencapai pemahaman menganai prinsip benar salah menganai suatu hal,
pada masa ini anak belum mampu membedakan hal-hal yang benar untuk
dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan. (Murni, 2017).

3. Faktor-faktor Perkembangan Anak SD/MI

a) Faktor Perkembangan Anak SD/MI


Pertama, faktor genetik/hereditas merupakan faktor internal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan individu. Hereditas
sendiri dapat diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang
diwariskan orang tua. Sejalan dengan itu, faktor genetik dapat diartikan
sebagai segala poteensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu

9
sejak masa prakelahiran sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui
gen-gen. Dari definisi tersebut, yang perlu digaris bawahi adalah faktor ini
bersifat potensial, pewarisan/bawaan dan alamiah (nature).
Kedua, faktor lingkungan (nurture), lingkungan merupakan faktor
eksternal yang turut membentuk dan mempengaruhi perkembangan
individu. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor genetik
bersifat potensial dan lingkungan yang akan menjadikannya aktual. Ada
beberapa faktor lingkungan yang sangat menonjol yakni dalam lingkungan
keluarga. Menurut Yusuf alasan tentang pentingnya peranan keluarga
bagi perkembangan anak, adalah: (a) keluarga merupakan kelompok sosial
pertama yang menjadi pusat identifikasi anak; (b) keluarga merupakan
lingkungan pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak;
(c) orang tua dan anggota keluarga merupakan “significant people” bagi
perkembangan kepribadian anak; (d) keluarga sebagai institusi yang
memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat fiktif
biologis, maupun sosio-psikologis; dan (e) anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga14.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Anak
Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang memungkinkanatau
mempengaruhi perkembangan, dijawab oleh para ahli dengan jawaban
yang berbeda-beda. Para ahli yang beraliran “Nativisme” berpendapat
bahwa perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh unsur
pembawaan. Jadi perkembangan individu semata-mata tergantung kepada
faktor dasar/ pembawaan. Tokoh utama aliran ini yang terkenal adalah
Scopenhauer. Berbeda dengan aliran Nativisme, para ahli yag mengikuti
aliran “Empirisme” atau disebut juga aliran enviromnetalisme berpendapat
bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor
lingkungan/ pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak

14
Umi Latifa, Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar, Masalah dan
Perkembangannya, (Surakarta, Academica, Jurnal Of Multidisciplinary Studies, 2017), hal. 191-192, No.
2, Vol.1

10
berpengaruh sama sekali. Aliran empririsme ini menjadikan faktor
lingkungan/pembawaan maha kuasa dalam menentukan perkembangan
seseorang individu. Tokoh aliran ini adalah John Locke. Aliran yang
tampak menengahi kedua pendapat aliran yang ekstrim di atas adalah
aliran “Konvergensi” dengan tokohnya yang terkenal adalah Willian
Stern.
Menurut aliran Konvergensi, perkembanganindividu itu
sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut. Baik faktor
dasar/pebawaan maupun faktor lingkungan/pendidikan keduanya secara
convergent akan menentukan/mewujudkan perkem-bangan seseorang
individu. Sejalan dengan pendapat ini, Ki Hajar Dewantara
mengemukakan ada dua faktor yang mempengaruhiperkembangan
individu yaitu faktor dasar/pembawaan (faktor internal)dan faktor
ajar/lingkungan (faktor eksternal).
Manurut Hurlock, baik faktor kondisi internal maupunfaktor
kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatandan sifat atau
kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana pengaruh kedua
faktor tersebut sukar untuk ditentukan, terlebih lagi untuk dibedakan mana
yang penting dan kurang penting. Ada beberapa faktor faktor-faktor yang
berkaitan dengan perkembangan seseorang yaitu:
1) Inteligensi
Inteligensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan
yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika
kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Terman
LM (Genetic studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking
and talking in relation to general intelligence) telah dibuktikan
adanya pengaruh inteligensi terhadaptempo perkembangan anak
terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak
tampak jelas. Yang nyata kelihatan adalah kecepatan dalam

11
pertumbuhan jasmaniyah. Pada waktu lahir anak laki-laki lebih
besar dari perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat
perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapai
kedewasaannya dari pada anak laki-laki. Anak perempuan pada
umumnya lebih cepat mencapai kematangan seksnya kira-kira satu
atau dua tahun lebih awal dan pisiknya juga tampak lebih cepat
besar dari pada anak laki-laki. Hal ini jelas pada anak umur 9
sampai 12 tahun.
2) Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu)
menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-
kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas
pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah
dilahirkan.
3) Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Meditarian (Lautan tengah) tumbuh
lebih cepat dari anak-anak Eropa sebelah timur. Anak-anak negro
dan Indian pertumbuhannya tidak terlalu cepat dibandingkan
dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
4) Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang
dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga, dan
sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak
yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja
perkembangannya lebih lambat. Dalam hal ini anak tunggal
biasanya perkembangan mentalitasnya cepat, karena pengaruh
pergaulan dengan orang-orang dewasa lebih besar.
5) Makanan
Pada tiap-tiap usia terutama pada usia yang sangat muda,
makanan merupakan faktor yang penting peranannya dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Bukan saja makanannya, tetapi

12
isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari
pelbagai vitamin. Kekurangan gizi/vitamin dapat menyebabkan
gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit.
6) Luka dan penyakit
Luka dan penyakit jelas pengaruhnya kepada
perkembangan, meskipun terkadang hanya sedikit dan hanya
menyangkut perkembangan fisik saja.
7) Hawa dan sinar

Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan faktor yang


penting. Terdapat perbedaan antara anak-anak yang kondisi
lingkungannya baik dan yang buruk.

8) Kultur (budaya)
Penyelidikan Dennis di kalangan orang-orang Amerika dan
Indiana menunjukan bahwa sifat pertumbuhan anak-anak bayi dari
kedua macam kultur adalah sama. Ini menguatkan pendapat bahwa
sifat-sifat anak bayi itu adalah universal dan bahwa budayalah
yang kemudian merubah sejumlah dasar-dasar tingkah laku anak
dalam proses perkembangannya. Yang termasuk faktor budaya
disini selain budaya masyarakat juga di dalamnya termasuk
pendidikan,agama, dsb.15

D. Pengaruh Psikologi Belajar Terhadap Perkembangan Anak


SD/MI

1. Pengertian Psikologi Belajar

Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan
masyarakat. Drs, Slamet merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

15
Masganti Sit, Perkembangan Peserta Didik, ( Medan, Perdana Publishing, 2012), h. 25-33

13
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Belajar
adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan
tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan, dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam intraksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor. Adapun jenis-jenis belajar Meliputi:
a) Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti
yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
b) Belajar Kognitif
Dalam belajar Kognitif, Objek-objek yang ditanggapi tidak hanya
bersifat material, tetapi juga yang bersifat tidak materil.
c) Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal
didalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksi (diingat) kembali
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
d) Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta
(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental sehingga dapat
dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem,seperti terjadi,
dalam bidang-bidang studi ilmiah.
e) Belajar konsep
Konsep atau pengertian adalah suatu arti yang mewakili sebuah objek
yang mempunyai ciri-ciri yang sama
f) Belajar kaidah

14
Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat dirubah-ubah.
Kaidah merupakan suatu representasi (gambaran) Mental dari kenyataan
hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
g) Belajar berfikir
Dalam konteks ini ada istilah berfikir konvergen dan berfikir divergin
Berfikir konvergen adalah berfikir menuju satu arah yang benar atau satu
jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah.
Berfikir divergen adalah berfikir dalam arah yang berbeda-beda, akan
diperoleh jawaban-jawaban unik yang berbeda-beda tetapi benar.
f) Belajar keterampilan Motorik (motor skill)
Ciri khas dari keterampilan motoric adalah “Otomatisme” yaitu
rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan
lancer dan supel, tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang harus
dilakukan dan mengapa diikuti urutan gerak-gerik tertentu
g) Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan
dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian. 16

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Psikologi Belajar Terhadap


Perkembangan Anak SD/MI

Menurut Mustaqim dan Abdul Wahib, faktor-faktor yang mempengaruhi


belajar antara lain:

a) Kemauan pembawaan

b) Kondisi fisik orang yang belajar

c) Kondisi psikis anak

d) Kemauan belajar

16
Afi Parnawi, Psikologi belajar ( Yogyakarta : Cv Budi Utama, 2019), h 1-5

15
e) Sikap terhadap guru, mata pelajaran dan pengertian mereka mengenai
kemajuan mereka sendiri

f) Bimbingan

g) Ulangan

Sedangkan menurut Tohirin membagi faktor-faktor yang mempengaruhi


belajar menjadi dua aspek, yakni:

a) Aspek Fisiologis

Aspek fisiologis meliputi keadaan atau kondisi umum jasmani


seseorang. Berkaitan dengan ini, kondisi organ- organ khusus seperti
tingkat kesehatan pendengaran, penglihatan juga sangat mempengaruhi
siswa dalam menyerap informasi atau pelajaran.

b) Aspek Psikologis

Aspek psikologis meliputi tingkat kecerdasan/ intelegensi, sikap


siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi, perhatian, kematangan dan
kesiapan.17

Dari faktor-faktor diatas dapat berpengaruh dengan perkembangan


seorang Anak seperti Fisik-Motorik, Kognisi, Perkembangan sosio-
emosional, Perkembangan Bahasa dan Perkembangan Moral keagamaan
Anak. Seperti halnya Fisik-Motorik seorang Anak lebih aktif dan kuat
untuk melakukan kegiatan fisik seperti berlari, memanjat, melompat,
berenang dan kegiatan luar rumah lainnya, seperti yang dikatakan
Mustaqim dan Abdul Wahib faktor-faktor belajar berupa kondisi fisik
orang yang belajar. Nah, kondisi fisik orang belajar akan lebih kuat karena
di sekolah diajarkan pada Mata pelajaran yang sudah ada. Kemudian
perkembangan Kognisi anak, Anak usia sekolah dasar memiliki
karakteristik berpikir yang khas. Cara berpikir mereka berbeda dengan

17
Ahmad Syarifuddin, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar Dan Faktor-
faktor Yang Mempengaruhi, Jurnal TA’DIB, Vol. XVI, No. 01, 2011, h. 127-128

16
anak pra sekolah dan orang dewasa. Cara mengamati lingkungan
sekitar dan mengorganisasi dunia pengetahuan yang mereka dapat pun
berbeda dengan anak prasekolah dan orang dewasa, disini lah orang tua
akan menemukan bakat dari seorang anak dari perkembangan
kognisi/Kognitif. Selanjutnya, Perkembangan sosio-emosional anak dapat
dikatakan teman sebaya memiliki peranan yang penting dalam
perkembangan sosial anak, karena melalui teman sebaya anak bisa
belajar dan mendapat informasi mengenai dunia anak di luar keluarga
yang anak dapatkan dari lingkungan sekolah.

Adapun Perkembangan Bahasa merupakan suatu alat untuk


berkomunikasi dalam suatu interaksi sosial. Perkembangan bahasa anak
akan berkembang dari awal masa sekolah dasar dan mencapai
kesempurnaan pada akhir masa remaja, serta perkembangan bahasa anak
di pengaruhi aktivitas belajar nya di sekolah karena di sekolah anak
banyak berkomunikasi dengan teman-temannya maka disitu membentuk
perkembangan bahasa seorang Anak. Dan terakhir Perkembangan Moral
keagamaan Anak, Pada masa perkembangan kanak-kanak awal, moral
anak belum berkembang pesat karena disebabkan oleh perkembangan
kognitif anak yang belum mencapai pemahaman prinsip benar dan
salah menganai suatu hal, pada masa ini anak belum mampu
membedakan hal-hal yang benar untuk dilakukan dan hal-hal yang
tidak boleh dilakukan. Nah, jadi wajar anak-anak SD/MI sedikit nakal dan
menjadi tugas seorang guru memberikan contoh yang baik agar anak bisa
meniru hal yang positif serta mengajarkan kepada anak berperilaku baik
sesuai Norma dan Agama.18

18
Fatma Khaulani, Neviyarni S, Irda Murni, Fase Dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah
Dasar, Jurnal Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII, No. 1, 2020, h. 53-56

17
E. Hubungan Perkembangan dengan Psikologi Belajar Anak

Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak, belajar adalah perubahan struktur
mental individu yang memberikan untuk menunjukkan perubahan perilaku (learning
is a change in a person’s mental structure that provides the capacity to demonstrate
change in behaviour). Adapun, Witherington mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu perubahan di dalam diri kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian dan suatu
pengertian.19
Dalam proses belajar yang terlihat bukan hanya kegiatan fisik, tetapi oleh proses
mental. Kegiatan fisik mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar karena
berperan untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan tertentu. Keberhasilan anak
melewati fase pertumbuhan fisik membuat anak-anak menjadi orang yang siap secara
fisik Kegiatan fisik dalam hubungannya dengan perkembangan dikenal dengan istilah
“motor” yang berarti keadaan dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-
gerakannya, juga kelenjar-kelenjar sekresinya. Dengan kata lain “motor” dapat pula
dipahami sebagai segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi
terhadap kegiatan organ-organ fisik Selain perkembangan fisik yang mempengaruhi
proses belajar anak, yang turut andil dalam mempengaruhi belajar anak adalah
“kognitif”. Istilah “kognitif” berasal dari kata “cognition” yang berarti mengetahui,
dalam pengertian luas adalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Para
ahli psikologi kognitif berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia
mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Kognitif manusia berfungsi sejak manusia
mulai menggunakan motorik dan sensorinya.20

BAB III

19
Ahmad Syarifuddin, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar Dan Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi...h. 115

20
Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 46

18
PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan


perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam intraksi dalam lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku melalui pendidikan. Perubahan tidak hanya mengenai sejumlah
pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian,
penghargaan, minat, penyesuaian diri dan mengenai segala aspek organisme atau pribadi
seseorang”.

Dalam proses belajar yang terlihat bukan hanya kegiatan fisik, tetapi oleh proses
mental. Kegiatan fisik mempunyai arti penting dalam kegiatan belajar karena berperan
untuk mendapatkan keterampilan-keterampilan tertentu. Keberhasilan anak melewati fase
pertumbuhan fisik membuat anak-anak menjadi orang yang siap secara fisik. Kegiatan
fisik dalam hubungannya dengan perkembangan dikenal dengan istilah “motor” yang
berarti keadaan dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya, juga
kelenjar-kelenjar sekresinya. Perubahan-perubahan dalam perkembangan individu
merupakan hasil dari proses-proses biologis, kognitif dan sosio-emosional yang saling
berkaitan.

F. Saran

Demikian makalah ini dibuat, kami menyadari terdapat kesalahan atau kekeliruan
dalam penulisan makalah ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kami mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Umi Latifa, Aspek Perkembangan pada Anak Sekolah Dasar: Masalah dan
Perkembangannya, Academica Vol. 1 No. 2, 2017

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Ed.1, Cet.2, Jakarta ; Raja Grafindo


Persada, 2001

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2005

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta: 2013.

Rita Eka Izzaty, Siti Partini Suardiman, dkk, PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri, Yogyakarta, 2007

Seifert, K.L. dan Hoffnung, R.J., Child and Adolescent Development, Houghton
Mifflin Company, Boston, 1994

F.J. Monks A.M.P Knoers, Ontwikkelings Psychology, terj. Siti Rahayu Haditono,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,1998

Desmita, Psikologi Perkembangan, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung : 2005

C.P. Chaplin, Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono,Raja Grafindo


Persada, Jakarta : 2002

Sinolungan, A.E., Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Gunung Agung,


1997

Fatma Khaulani dkk, Fase dan Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar, Jurnal
Ilmiah “Pendidikan Dasar” Vol. VII No. 1 Januari 2020

Herdina Indrijati, M.Psi., dkk., Psikologi Perkembangan & Pendidikan Anak Usia
Dini, Kencana, Jakarta: 2016

20
Umi Latifa, Aspek Perkembangan Pada Anak Sekolah Dasar, Masalah dan
Perkembangannya, (Surakarta, Academica, Jurnal Of Multidisciplinary Studies, 2017

Masganti Sit, Perkembangan Peserta Didik, Medan, Perdana Publishing, 2012

Afi Parnawi, Psikologi belajar Cv Budi Utama, Yogyakarta : 2019

Ahmad Syarifuddin, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar Dan


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Jurnal TA’DIB, Vol. XVI, No. 01, 2011

Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan Pustaka Pelajar, Yogyakarta: 2012.

21

Anda mungkin juga menyukai