Anda di halaman 1dari 12

KEWIRAUSAHAAN 1

PENGEMBANGAN DIRI DALAM BERWIRAUSAHA

Dosen : Didin Hikmah Perkasa, SE, MM


NIM : 41514120085
Nama : MUH. IRFAN FAUZI
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewirausahaan.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi.
Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Kewirausahan dan
Pengembangan Kepercayaan Diri.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk
itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan mak
alah saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Bekasi, 17 Juni 2016

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbandng linear
dengan lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi.
Oleh sebab itu semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam
mengatasi kesenjangan antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
Kesenjangan ini merupakan penyebab utama peningkatan angka pengangguran.
Sedangkan pengangguran adalah salah satu permasalahan pembangunan yang sangat
kritis khususnya di negara Indonesia termasuk di daerah-daerah di pelosok nusantara.
Salah satu solusinya adalah dengan mencetak lulusan lembaga pendidikan yang memiliki
potensi untuk mengembangkan keterampilannya menjadi usaha mandiri. Selain menjadi
solusi bagi dirinya, seringkali usaha mandiri ini mendatangkan berkah bagi orang lain
yang direkrut sebagai karyawan ataupun buruh pada usaha yang dirintisnya. Adapun
alasan-alasan seseorang untuk berwirausaha adalah sebagai berikut:
1. Alasan keuangan, untuk mencari nafkah, kaya, pendapatan tambahan
2. Alasan sosial, untuk memperoleh gengsi/status untuk dapat dikenal, dihormati
3. dan bertemu orang banyak
4. Alasan pelayanan, memberi pekerjaan pada masyarakat
5. Alasan pemenuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk
menggunakan
kemampuan pribadi. Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan
terobosan dan memilih berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah
memulai suatu usaha. Rasa takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali
menghantui jiwa seseorang ketika akan memulai usahanya. Keberanian untuk memulai
merupakan modal utama yang harus dimilki seseorang untuk terjun dalam dunia usaha.
Namun itu saja tidak cukup, keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan
berwirausaha seringkali menjerumuskan kita ke dalam situasi kegagalan yang
berkepanjangan.
Namun, dalam mengembangkan kewirausaan tersebut seseorang harus mempunyai sikap
yang mampu menumbuhkan sikap kepercayaan diri. agar wirausahawan meninggalkan
kesan yang baik kepada orang lain dengan ketegasan, kekuatan, dan kepastian yang
memancar dari diri anda. anda lalu berani memandang orang dengan mata yang jujur, dan
mengucapkan pendapat anda sejelas-jelasnya, sementara kepercayaan anda kepada diri
sendiri akan menimbulkan rasa hormat dan kepercayaan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian kewirausahaan.?
2. Apa pengertian kepercayaan diri.?
3. Apa saja faktor-faktor yan memperlemah dan memperkuat kepercayaan diri.?
4. Bagiamana cara membangun kepercayaan diri.?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan.
2. Untuk mengetahui pengertian kepercayaan diri.
3. Untuk mengetahui faktor yan memperlemah dan memperkuat kepercayaan diri.
4. Untuk mengetahui cara membangun kepercayaan diri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu
sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan
suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran
dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982). Wirausaha Menurut Dusselman, (1989 : 16),
seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkah laku sebagai
berikut :
1. Keinovasian (menciptakan, menemukan dan menerima ide baru)
2. Keberanian menghadapi resiko dalam menghadapi ketidakpastian dan pengambilan
keputusan.
3. Kemampuan manajerial (perencanaan, pengkoordiniran, pengawasan dan
pengevaluasian usaha).
4. Kepemimpinan (memotivasi, melaksanakan dan mengarahkan terhadap tujuan usaha)
Wirausahawan adalah orang–orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan kesuksesan.
Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip–prinsip tertentu akan mempengaruhi
strategi karir pribadi.

B. Pengembangan kepercayaan Diri Wirausahawan


Pengertian Pengembangan Diri
Menurut Sedarmayanti (2007), pengembangan adalah setiap usaha memperbaiki
pelaksanaan pekerjaan yang sekarang atau yang akan datang dengan memberikan
informasi mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan. Dengan kata lain
pengembangan adalah setiap kegiatan untuk merubah perilaku yang terdiri dari
pengetahuan, kecakapan, dan sikap. Sedngkan kepercayaan diri adalah Kepercayaan diri
adalah keyakinan atau kemantapan hati seseorang dalam menghadapi, menjalankan dan
menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan
Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik.
Hal terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal
dirinya sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan
kekurangannya, mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan
terpendam dan keunikan lain yang ada pada dirinya. Pengenalan diri sangat penting
untuk memahami konsep diri seseorang wirausahawan dan seberapa jauh seseorang
tersebut merasa dirinya perlu memperbaiki diri dan belajar agar lebih baik lagi. Mengenal
diri sendiri berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu
menyadari kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada
pada diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri
yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/
menghilangkan yang negatif. Pengenalan diri dimaksudkan agar seorang wirausahawan
memiliki kesadaran untuk memahami dan mengenali dirinya serta mampu
mengembangkan kemampuannya serta terbentuknya sikap dan perilaku percaya diri serta
prinsip hidup menuju kehidupan yang lebih baik. Sikap dan perilaku percaya diri adalah
kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak pribadi serta
mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Dengan mengenal dirinya seorang wirausahawan diharapkan dapat membentuk sikap dan
perilaku sesuai prinsip dan tujuan hidup yang diinginkan. Seseorang wirausahawan yang
mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya sendiri dalam menjalankan peranan bisnis
dan kontribusi yang dapat dia berikan baik dari sisi profit orientait dan social orientait
kepada para konsumennya dan masyarakat pada umumnya konsep diri lahir dan
berkembang melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang
dari dalam diri atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, disenangi,
sakit,atau disakiti membentuk dasar bagi perkembangan konsep diri. Interaksi sosial
merupakan faktor yang paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang,
diawali interaksi dengan orang tua dan keluarga, guru, teman sepermainan, masyarakat
sekitar. Konsep diri merupakan produk “pembelajaran“ yang diserap dari lingkungan
keluarga sekolah dan masyarakat. Keberhasilan pembentukan konsep diri seseorang
banyak dipengaruhi proses pembelajaran yang diterima semenjak kecil. Penanaman nilai-
nilai kehidupan berupa pandangan tentang baik dan buruk atau benar dan salah, cara-cara
penyelesaian permasalahan, pendampingan orang tua dalam memperoleh umpan balik
dari kejadian-kejadian yang dilihat, dirasakan dan dialaminya akan mempengaruhi proses
pembentukan konsep diri seseorang. Permasalahan-permasalahan yang menimbulkan
trauma, kesalahan penanaman nilai dan umpan balik dapat mengganggu perkembangan
konsep diri.
Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada
konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri
negatif, apabila :
1. Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang memahami
siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
2. Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau
terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang
dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap
‘betul’.
3. Lebih banyak melihat aspek-aspek kekurangan/kelemahannya dalam dirinya daripada
aspek-aspek kelebihan/kekuatan yang ia miliki.

Sedangkan seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :


1. Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan
kelemahan dirinya
2. Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan
apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
3. Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya
yang dianggap merugikan.

Dengan demikian ciri konsep diri negatif adalah : kurang pengetahuan tentang diri
sendiri, harapan-harapan yang tidak realistis dan terlalu tinggi, dan
rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri. Sedangkan ciri konsep diri positif adalah :
memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dirinya, mempunyai harapan yang
realistis dan harga diri yang tinggi atau penghargaan diri yang sehat.
Pengembangan/perubahan diri seseorang dipengaruhi oleh kemampuan penilaian
terhadap diri sendiri, yang dihasilkan dari perbandingan antara pengetahuan dan harapan.
Pengetahuan dimaksud adalah apa yang kita ketahui tentang diri kita, mencakup: identitas
formal, kualitas pribadi, perbandingan diri dengan orang lain dan ekspresi verbal tentang
dirinya, Saya adalah …, Harapan adalah idealisme, karakteristik dan tujuan yang
membentuk jati diri seseorang dan ekspresi verbalnya, Saya akan menjadi … Penilaian
diri merupakan proses perbandingan atau pengukuran antara ‘saya saat ini’ dengan
harapan tentang ‘diri saya yang akan datang ‘. Semakin besar perbedaan antara ‘saya saat
ini’ dengan ‘saya seharusnya menjadi apa’, berarti semakin rendah penghargaan terhadap
dirinya. Semakin seseorang merasa dapat mencapai standar atau harapan-harapannya, ia
akan merasa nyaman dan menyukai dirinya, maka semakin tinggi penghargaan terhadap
diri sendiri. Seseorang dapat mengembangkan/merubah konsep dirinya dengan yang baru
atau yang lebih baik dan menyenangkan dengan cara melakukan perubahan linier (tahap
demi tahap), yaitu: pertama, mengubah penilaian terhadap dirinya sendiri untuk lebih
baik dan tetapkan perubahan (+) yang akan dicapai ; kedua, tingkatkan pengetahuan (+)
dengan penanaman nilai-nilai dan cara-cara menjalani kehidupan yang baik untuk
mengubah dari konsep diri ( - ) menjadi konsep diri ( + ) ; ketiga, perbaiki cara pandang
terhadap diri sendiri dan perbaiki cara berbicara terhadap diri sendiri, dan ; keempat,
dapatkan umpan balik dari diri sendiri dan orang lain kemudian kembali lakukan cara
pertama. Pengembangan/perubahan diri seseorang dapat dilakukan dengan baik setelah
seseorang dapat menemukan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya
serta menerima dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini
seseorang mampu memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang
positif. Untuk mendukung konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap
kepercayaan diri. Kepercayaan diri merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan
akan sikap dan perilaku/tindakannya, mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya
tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. Seseorang yang bersikap
percaya diri menyadari bahwa dirinya mempunyai hak dan perasaan begitu juga orang
lain. Menyadari hal tersebut, seseorang tidak boleh menyakiti perasaan orang lain atau
melanggar hak orang lain. Sifat percaya diri mudah dikatakan namun sulit dilaksanakan
karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya masing-masing. Sikap tersebut
sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk merubahnya. Kita harus
berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti orang lain.
Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian dibicarakan
dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri : lebih baik bertindak meski
pun kemungkinan salah, daripada diam. Kesalahan yang dilakukan dapat diusahakan
untuk diperbaiki dan dapat menjadi pengalaman yang berharga pada dirinya.

C. Faktor-Faktor Yang Memperkuat Kepercayaan Diri Adalah Sbb:


1. Keimanan
2. Pendidikan
3. Pengalaman
4. Keberhasilan
5. Sikap mental optimis
6. Kemampuan
7. Pujian
8. Umur

D. Selain Faktor Yang Memperkuat, Ada Factor Yang Memperlemah


Kepercayaan Diri, Yaitu;
1. Pengalaman masa kanak-kanak
2. Perasaan rendah diri
3. Umur
4. Sikap mental pesimis
5. Kritikan
6. Tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi

E. Kiat-Kiat Mengembangkan Kepercayaan Diri


1. Bersikap Wajar
2. Perhatikan sikap tubuh
3. Perhatikan Nada suara
4. Membiasakan mengucapkan terima kasih
5. Lakukan segera yang bisa dilakukan sekarang
6. Berusaha selalu tampil rapih dan bersih
7. Berusaha menambah pengetahuan
8. Berusaha menjadi ahli dalam bidang tertentu
9. Jangan malu meminta bantuan orang lain
10. Hindari kebiasaan mengeluh
11. Bicarakan kebaikan orang lain
12. Berani mengakui kesalahan
13. Berani mencoba hal baru
14. Jangan memberi gelar konyol pada diri sendiri
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu
sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan
suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran
dan kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982).
Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik.
Hal terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal
dirinya sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan
kekurangannya, mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan
terpendam dan keunikan lain yang ada pada dirinya.
Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada
konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri
negatif, apabila :
· Tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang dirinya, ia kurang
memahami siapa dirinya, apa kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya.
· Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau
terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang
dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap
‘betul’.
Sedangkan seseorang dapat dikatakan mempunyai konsep diri positif apabila :
· Memiliki pengetahuan menyeluruh mengenai dirinya, mencakup kelebihan dan
kelemahan dirinya
· Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan
apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
· Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari
dirinya yang dianggap merugikan.
Faktor-faktor yang memperkuat Kepercayaan diri adalah sbb:
1. Keimanan
2. Pendidikan
3. Pengalaman
4. Keberhasilan
5. Sikap mental optimis
6. Kemampuan
7. Pujian
8. Umur

Selain faktor yang memperkuat, ada factor yang memperlemah kepercayaan diri, yaitu;
1. Pengalaman masa kanak-kanak
2. Perasaan rendah diri
3. Umur
4. Sikap mental pesimis
5. Kritikan
6. Tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, Apabila ada
terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah
hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.

Anda mungkin juga menyukai