PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya tidaklah keliru, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa kesempatan kerja pun sangat terbatas dan tidak berbandng linear dengan
lulusan lembaga pendidikan baik dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Oleh sebab itu
semua pihak harus terus berpikir dan mewujudkan karya nyata dalam mengatasi kesenjangan
antara lapangan kerja dengan lulusan institusi pendidikan.
5. Alasan pemenuhan diri, untuk menjadi mandiri, lebih produktif dan untuk menggunakan
kemampuan pribadi.
Semua alasan itulah yang mendorong seseorang untuk melakukan terobosan dan memilih
berwirausaha. Namun demikian pada prakteknya tidaklah mudah memulai suatu usaha. Rasa
takut yang berlebihan akan kegagalan dan kerugian seringkali menghantui jiwa seseorang
ketika akan memulai usahanya. Keberanian untuk memulai merupakan modal utama yang
harus dimilki seseorang untuk terjun dalam dunia usaha. Namun itu saja tidak cukup,
1
keberanian tanpa disertai perhitungan dan kemampuan berwirausaha seringkali
menjerumuskan kita ke dalam situasi kegagalan yang berkepanjangan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wirausaha
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu
sifat yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu
sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan
kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982). Wirausaha Menurut Dusselman, (1989 : 16), seorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola tingkah laku sebagai berikut :
Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik.
Hal terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya
3
sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangannya,
mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan terpendam dan keunikan
lain yang ada pada dirinya. Pengenalan diri sangat penting untuk memahami konsep diri
seseorang wirausahawan dan seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu
memperbaiki diri dan belajar agar lebih baik lagi. Mengenal diri sendiri berarti memperoleh
pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari kelebihan/keunggulan yang
dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada diri sendiri. Dengan mengenal diri
sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri yang tepat pula, dengan berupaya
mengembangkan yang positif dan mengatasi/ menghilangkan yang negatif. Pengenalan diri
dimaksudkan agar seorang wirausahawan memiliki kesadaran untuk memahami dan
mengenali dirinya serta mampu mengembangkan kemampuannya serta terbentuknya sikap
dan perilaku percaya diri serta prinsip hidup menuju kehidupan yang lebih baik. Sikap dan
perilaku percaya diri adalah kemampuan mengekspresikan diri atau mengemukakan hak-hak
pribadi serta mempertahankannya tanpa melanggar hak orang lain.
Dengan mengenal dirinya seorang wirausahawan diharapkan dapat membentuk sikap dan
perilaku sesuai prinsip dan tujuan hidup yang diinginkan. Seseorang wirausahawan yang
mempunyai konsep diri, dapat menilai dirinya sendiri dalam menjalankan peranan bisnis dan
kontribusi yang dapat dia berikan, baik dari sisi profit orientait dan social orientait kepada
para konsumennya dan masyarakat pada umumnya. Konsep diri lahir dan berkembang
melalui proses penginderaan (sensation) dan perasaan (feelings) yang datang dari dalam diri
atau dari lingkungan. Pengalaman dini terhadap rasa senang, disenangi, sakit,atau disakiti
membentuk dasar bagi perkembangan konsep diri. Interaksi sosial merupakan faktor yang
paling berperan dalam pembentukan konsep diri seseorang, diawali interaksi dengan orang
tua dan keluarga, guru, teman sepermainan, masyarakat sekitar. Konsep diri merupakan
produk “pembelajaran“ yang diserap dari lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat.
Keberhasilan pembentukan konsep diri seseorang banyak dipengaruhi proses pembelajaran
yang diterima semenjak kecil. Penanaman nilai-nilai kehidupan berupa pandangan tentang
baik dan buruk atau benar dan salah, cara-cara penyelesaian permasalahan, pendampingan
orang tua dalam memperoleh umpan balik dari kejadian-kejadian yang dilihat, dirasakan dan
dialaminya akan mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang. Permasalahan-
permasalahan yang menimbulkan trauma, kesalahan penanaman nilai dan umpan balik dapat
mengganggu perkembangan konsep diri.
4
Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada
konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif,
apabila:
5
Pengembangan/perubahan diri seseorang dapat dilakukan dengan baik setelah seseorang
dapat menemukan jati dirinya, mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya serta menerima
dirinya sebagai suatu kenyataan. Dengan kesadaran dan penerimaan ini seseorang mampu
memperbaiki kekurangan sehingga mempunyai konsep diri yang positif. Untuk mendukung
konsep diri tersebut, seseorang perlu memiliki sikap kepercayaan diri. Kepercayaan diri
merupakan sikap seseorang yang memiliki keyakinan akan sikap dan perilaku/tindakannya,
mampu menyatakan perasaan dan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan diri sendiri dan
perasaan orang lain. Seseorang yang bersikap percaya diri menyadari bahwa dirinya
mempunyai hak dan perasaan begitu juga orang lain. Menyadari hal tersebut, seseorang tidak
boleh menyakiti perasaan orang lain atau melanggar hak orang lain. Sifat percaya diri mudah
dikatakan namun sulit dilaksanakan karena umumnya individu kurang yakin pada dirinya
masing-masing. Sikap tersebut sudah berakar sehingga membutuhkan waktu dan tekad untuk
merubahnya. Kita harus berani menyatakan perasaan dan pendapat sepanjang tidak menyakiti
orang lain. Pendapat mungkin salah, namun lebih baik dikemukakan untuk kemudian
dibicarakan dan diperbaiki. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri : lebih baik bertindak
meski pun kemungkinan salah, daripada diam. Kesalahan yang dilakukan dapat diusahakan
untuk diperbaiki dan dapat menjadi pengalaman yang berharga pada dirinya.
1. Keimanan
2. Pendidikan
3. Pengalaman
4. Keberhasilan
6. Kemampuan
7. Pujian
8. Umur
6
D. Selain Faktor Yang Memperkuat, Ada Factor Yang Memperlemah Kepercayaan
Diri, Yaitu;
3. Umur
5. Kritikan
1. Bersikap Wajar
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wirausaha adalah kepribadian unggul yang mencerminkan budi yang luhur dan suatu sifat
yang patut diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat melahirkan suatu
sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang berlandaskan kebenaran dan
kebaikan (Yuyun Wirasasmita, 1982).
Setiap wirausahawan secara sadar akan selalu mengembangkan dirinya untuk lebih baik. Hal
terpenting dalam mengembangkan diri, seseorang harus terlebih dahulu mengenal dirinya
sendiri, mengetahui karakternya sendiri, mengetahui kelebihan dan kekurangannya,
mengetahui kapasitas pengetahuan dan keterampilan, kemampuan terpendam dan keunikan
lain yang ada pada dirinya.
Dengan mengetahui posisinya, seseorang dapat menilai konsep dirinya mengarah pada
konsep diri negatif atau konsep diri positif. Seseorang dikatakan memiliki konsep diri negatif,
apabila :
· Memiliki pandangan tentang dirinya yang terlalu kaku (tidak dapat berubah) atau
terlalu tinggi/berlebihan. Menolak informasi yang baru (terutama yang negatif) tentang
dirinya, sehingga orang tersebut sulit untuk mengubah konsep diri yang sudah dianggap
‘betul’.
· Menerima diri apa adanya, apabila ia mempunyai kelebihan ia tidak sombong dan
apabila ia mempunyai kelemahan tidak kecewa
· Memiliki kesadaran yang besar untuk mengubah atau mengurangi aspek dari dirinya
yang dianggap merugikan.
8
Faktor-faktor yang memperkuat Kepercayaan diri adalah sbb:
1. Keimanan
2. Pendidikan
3. Pengalaman
4. Keberhasilan
6. Kemampuan
7. Pujian
8. Umur
selain faktor yang memperkuat, ada factor yang memperlemah kepercayaan diri, yaitu;
3. Umur
5. Kritikan