PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, persaingan dalam dunia kerja semakin ketat. Setiap
individu harus memiliki wawasan yang luas serta keterampilan yang sesuai
dengan dunia usaha yang ingin ditekuni. Selain itu percaya diri merupakan
faktor terbesar yang dapat membantu individu untuk dapat meraih
kesuksesan.
Percaya diri merupakan keyakinan akan kemampuan dan potensi yang
dimiliki. Seseorang harus dapat menggali potensi yang dimilikinya agar dapat
menjadi pribadi yang baik yang sesuai dengan lingkungannya. Maka dari itu
perlu ditanamkan rasa percaya diri yang tinggi agar dapat mencapai tujuan
hidup yang diinginkan. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya
merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana
ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa,
karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang
realistik terhadap diri sendiri.
Semua orang memiliki potensi diri dari sejak ia bernafas, meski
potensi itu tidak sama antara orang satu dengan yang lainnya karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung pengembangan potensi.
Berbagai potensi diri akan membantu kita dalam berbagai hal termasuk
mengatasi berbagai masalah dan kendala yang sering ditemui di kehidupan
sehari-hari.
Pada dasarnya, ada banyak sekali orang yang tidak mampu
menemukan potensi dirinya, bahkan sekedar hanya mengenalinya di dalam
diri mereka. Hal ini tentu sangat merugikan, mengingat potensi diri akan
sangat membantu seseorang untuk bisa berkembang dengan maksimal dan
mencapai banyak hal di dalam kehidupannya.
Ketika seseorang tidak mampu menemukan potensi dirinya, maka
besar kemungkinan orang tersebut hanya akan melakukan pencapaian yang
itu-itu saja sepanjang hidupnya. Orang tersebut tidak akan bisa berkembang
dengan maksimal dan mencapai titik terbaik di dalam kehidupannya, atau
bahkan bisa jadi lebih buruk dari kondisi tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa sangat penting untuk
mengenali dan mengembangkan potensi tersebut dengan semaksimal
mungkin, agar bisa ikut berkembang dan sukses dalam berbagai hal. Entah
sudah atau belum, tidak ada salahnya untuk mengenali kembali potensi di
dalam diri.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diperoleh rumusan masalah, yaitu:
a. Apa yang dimaksud dengan potensi diri?
b. Bagaimana cara mengenali kelemahan dan kelebihan diri?
c. Bagaimana Langkah-langkah untuk mengembangkan potensi diri?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan
penulisan Makalah ini untuk menemukan jawabannya, yaitu :
a. Untuk mengetahui pengetian potensi diri.
b. Untuk mengetahui cara mengenali kelemahan dan kelebihan diri.
c. Untuk mengetahui langkah-langkah mengembangkan potensi diri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Potensi Diri
Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang
masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi
sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut1. Dengan demikian potensi
diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih
terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu
manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa potensi diri adalah
kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang masih terpendam dan
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika didukung dengan latihan
dan sarana yang memadai.
1
Wiyono, Slamet. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah. Berdasarkan PSAK dan
PAPSI. (Jakarta: PT. Grasindo. 2006), 37
3. Menanamkan kepada diri sendiri tentang tujuan dari intropeksi diri
adalah untuk memperbaiki diri agar lebih baik lagi dalam bersikap dan
bertingkah laku.
4. Memperhatikan kritikan yang masuk atau diberikan orang lain kepada
kita, walaupun kritikan itu menyakitkan. Namun kritikan tersebut bersifat
membangun kepribadian diri.
Oleh karena itu, jika kita dapat mengetauhi kelebihan diri sendiri akan
membuat kita mengembangkan kelebihan yang kita miliki. Sedangkan jika
kita mengetauhi kelemahan yang ada pada diri kita, maka kita akan
mempunyai banyak manfaat antara lain:
1. Membatasi sikap dan perilaku.
2. Mengakui kelebihan orang lain.
3. Menganggap kelemahan bukan penghambat, tetapi harus lebih semangat
untuk meningkatkan kelebihan diri kita.
Oleh karena itu, kita harus bersyukur atas kelebihan dan kekurangan
yang diberikan dan berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi.
2
Neil, James.. Rasa Percaya Diri, terj. Syahril Yusuf. (Jakarta: Graha Ilmu. 2005), h. 75
2. Menciptakan dan mengembangkan kreatifitas. Mengasah kreatifitas akan
merangsang otak kita untuk menciptakan sesuatu yang kreatif juga.
Buatlah ruang kerja berbeda.
3. Bangun lebih pagi. Jika anda bangun lebih pagi itu artinya waktu untuk
mengerjakan hal-hal produktif ikut bertambah.
4. Miliki waktu olaharaga secara rutin. Kemampuan sebaik apapun tidak
akan bisa maksimal jika kondisi badan anda tidak sehat. Buatlah waktu
rutin untuk berolahraga, jangan sampai kemampuan anda tertutup
penyakit yang sering menghampiri tubuh anda.
5. Menulis. Menulis merupakan salah satu aktifitas yang mampu mengasah
kemampuan otak anda secara penuh. Jurnal, buku atau blog bisa menjadi
alternatif untuk memulai tulisan pertama anda.
6. Mintalah umpan balik. Umpan balik atau feedback merupakan hal
penting untuk mengukur sejauh mana hasil yang anda dapat. Mintalah
umpan balik dari rekan kerja atau keluarga dan gunakan hal itu sebagai
acuan untuk mengembangkan kemampuan diri anda.
7. Belajar dari orang lain. “Bahkan orang bodoh-pun bisa benar”, demikian
kira-kira istilah yang tepat untuk menggambarkan point ini. Setiap orang
unik dan setiap orang merupakan guru bagi kita. Jangan merasa bahwa
anda merasa lebih pintar dalam segala hal, tetaplah rendah hati dan mau
membuka diri terhadap orang lain.
8. Keluar dari kebiasaan buruk seperti terlambat masuk kantor atau sering
mengingkari janji. itu adalah beberapa contoh kebiasaan buruk. Segera
tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk anda. Kebiasaan buruk sekecil
apapun bisa mengakibatkan hambatan dalam mengembangkan
kemampuan anda.
9. Patuhi komitmen. Sebaik apapun rencana yang dibuat, tanpa sebuah
komitmen maka rencana dan mimpi mustahil untuk terwujud. Jaga selalu
komitmen dan konsisten pada mimpi dan tujuan.
D. Pengenalan Percaya Diri
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas
kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis, bahkan
ketika harapan mereka tidak terwujud, mereka tetap berpikiran positif dan
dapat menerimanya.
Menurut Thantaway, percaya diri adalah kondisi mental atau
psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk
berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Individu dapat mengevaluasi
keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan
dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam
hidupnya.
Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang
percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Sedangkan
orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan
positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya
pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya
kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi
sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa
dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.
Namun jangan sampai seseorang mengalami over confidence atau
rasa percaya diri yang berlebih-lebihan atau overdosis. Rasa percaya diri
yang overdosis bukanlah menggambar kondisi kejiwaan yang sehat karena hal
tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.
Rasa percaya diri yang berlebihan pada umumnya tidak bersumber dari
potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang
mungkin datang dari orangtua dan masyarakat (sosial), hingga tanpa sadar
melandasi motivasi individu untuk “harus” menjadi orang sukses. Selain itu,
persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri
sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh
kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana
individu di besarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri
(konsep diri yang tidak sehat). Contohnya, seorang anak yang sejak lahir
ditanamkan oleh orangtua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai,
pasti akan menjadi orang sukses, dsb .
Namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya
dasar usaha dari diri sendiri. Akibatnya, anak tersebut tumbuh menjadi
seorang manipulator dan dan otoriter, memperalat, menguasai dan
mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa
percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh kemampuan
asli, tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan,
jabatan, koneksi, relasi, kekuatan timbal balik dari keluarga, nama besar
orangtua, dsb. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka seorang individu
tersebut bukan siapa-siapa.
3
Taylor, R. . Confidence In Just Seven Days: Meraih Kepercayaan Diri Hanya Dalam Tujuh Hari.
(Jogjakarta: Diva Press. 2003), h. 19
dimilikinya. Untuk mendapatkan rasa percaya diri, seseorang harus melalui
beberapa proses. Proses yang pertama yang terjadi yaitu, manusia diwajibkan
mempercarai Allah SWT. Oleh karena itu, manusia harus percaya pada dirinya
sendiri bahwa setiap melakukan sesuatu harus dibarengi dengan rasa
optimisme. Optimis dapat membuat seseorang percaya diri dengan segala
keputusan yang diambilnya. Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam
menegaskan mengenai kepercayaan diri yang terkandung dalam beberpa
ayat-ayat yang mengindikasi percaya diri, diantaranya adalah:
4
Usman. Kadi. A.P. Hubungan Kepercayaan Diri Dan Self Regulated Learning
Terhadap Prokastinasi Akademik Pada Mahasiswa Psikologi 2013 (Mahasiswa
Psikologi Universitas Mulawarman). eJournal Psikologi, 2016, 4 (4): 457-471.
ISSN 2477-2674. 2016), h. 464
5
Jabal.(2010). Al-Qur’an danTerjemah. Bandung. h. 67
A. Kesimpulan
Dari paparan pembahasan materi dapat disimpulkan bahwa:
Percaya diri merupakan factor yang sangat berpengaruh dalam membantu
individu untuk meraih kesuksesan.
Dengan percaya seseorang dapat meningkatkan kualitas diri baik dari segi
ilmu pengetahuan maupun pengalaman.
Faktor intern lebih memberikan pengaruh terhadap prilaku individu dalam
menyikapi rasa percaya diri.
Percaya diri dapat mengalahkan segala tantangan dan mewujudkan impian
yang tidak terduga.
Kekayaan atau kelebihan alami yang tidak digunakan dengan baik tidak
akan membantu untuk menjadikan pribadi yang berguna dan tidak
menjamin kesuksesan.
potensi diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang
yang masih terpendam dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan
jika didukung dengan latihan dan sarana yang memadai.
Untuk bisa memahami kelebihan dan kelemahan diri, setiap manusia
harus bisa menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda di
bidangnya masing-masing, oleh karena itu satu orang ahli dalam bidangnya,
sedangkan yang lainnya di bidangnya sendiri. Dengan menyadari kekurangan
dan kelebihan tersebut, maka tidak bisa dipungkiri bahwa kita membutuhkan
bantuan orang lain dan karenanya, kita harus berperilaku rendah hati, tidak
sombong, dan selalu menghargai orang lain.
Masing-masing orang mempunyai potensi diri yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, kita harus selalu mengembangkan potensi yang kita miliki.
Seperti mencari hobi baru atau menciptakan dan mengembangkan kreatifitas.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan agar pembaca bisa
mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya sendiri serta
selalu mengembangkan kelebihan dan potensi yang dimiliki agar menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Neil, James. 2005. Rasa Percaya Diri, terj. Syahril Yusuf. Jakarta: Graha Ilmu
Alvin. 2010. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri. Jakarta: PT. Gramedia
H. Jaali. 2007. Karakter Dalam Psikologi. Jakarta: Graha Ilmu
https://www.cermati.com/artikel/cara-mengenali-dan-mengembangkan-potensi-
diri
http://ariantiyoulie.blogspot.com/2014/02/mengenali-potensi-diri.html
https://www.kajianpustaka.com/2013/10/potensi-diri.html
Lauster, P. (2006). Tes Kepribadian. Jakarta:Bumi Aksara
De Angelis, B. (2003). Percaya Diri: Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Taylor, R. (2003). Confidence In Just Seven Days: Meraih Kepercayaan Diri
Hanya Dalam Tujuh Hari. Jogjakarta: Diva Press.
Usman. Kadi. A.P. (2016). Hubungan Kepercayaan Diri Dan Self Regulated
Learning Terhadap Prokastinasi Akademik Pada Mahasiswa Psikologi 2013
(Mahasiswa Psikologi Universitas Mulawarman). eJournal Psikologi, 2016,
4 (4): 457-471. ISSN 2477-2674.