Seharusnya potensi itu sudah bisa kita ketahui semenjak kecil, maksimal hingga kelas 1 SMA. Karena
dengan ini kita dapat melanjutkan perjalanan kehidupan kita dengan fokus dan terarah. Well, kita harus ingat,
hidup hanya sekali, tak berulang tak berkurang. Dengan jatah umur yang sangat terbatas ini, kita dituntut untuk
dapat mempergunakan waktu dengan seefektif dan efisien mungkin. Tuhan tidak semata-mata memberikan
mandat pada manusia sebagai Khalifah dan Abdillah jika tidak diberikan perangkat senjata dan modal dasarnya.
Ya, Tuhan telah menggariskan takdir masing-masing dengan potensi yang diberikannya kepada manusia. Agar
manusia dapat menjadi makhluk terbaik dan layak menjadi pemimpin di muka bumi. Bahkan Tuhan telah
memberikan "God given job"** bagi setiap hambanya. Yakni pekerjaan yang memang sudah menjadi
kapasitasnya, sehingga dia memang akan memberikan yang terbaik dengan kapasitasnya tersebut.
Untuk itu bagi mereka yang masih bingung dengan potensi yang dimilikinya, ada beberapa indikator untuk
dapat mengenali potensi dasar tersebut. Dan itu merupakan potensi kita bila:
1. Terima Kasih.
Orang lain paling banyak mengucapkan "TERIMA KASIH" kepada kita untuk hal tersebut.
2. WOW!
Seringkali orang lain berkata "WOW!" untuk pekerjaan kita tersebut.
3. Bayar
Mereka berani memBAYAR kita untuk itu. Biasanya karena kita melakukannya dengan hasil terbaik dan
memuaskan.
Jika, kita dapat menemukan sebuah karya yang terdapat lima + tiga indikator di atas, insyallah bisa dipastikan
itu adalah potensi kita. Maka fokuslah terhadapnya. Karena bisa jadi potensi itu adalah bidang kita yang
menjadikan kita sebagai pribadi yang sukses dan bermanfaat. Baik di dunia maupun di akhirat.
Potensi setiap orang berbeda-beda, justru karena itu dunia menjadi berwarna dan saling melengkapi dan
menggenapkan. Seperti Sahabat -sahabat Rasul yang besar karena mampu mengoptimalkan potensinya
masing-masing. Seperti Khalid bin Walid dengan kecerdasan dan strategi perangnya, Abu Darda dengan
kedalaman berpikir dan hikmahnya, Ibnu Mas'ud dengan kedalaman ilmu agamanya, Abu Hurairah dengan
kekuatan daya ingatnya, Abdurahman bin Auf dengan kedahsyatan insting bisnisnya, Mu'adz bin Jabal dengan
kefahaman ilmu fiqhnya, Abbas bin Abdul Muthalib dengan kecerdikan visioner dan kekuatan 'kata-kata'nya,
Zaid bin Tsabit dengan ketelitian dan kehati-hatiannya, Umar bin Khaththab dengan ketegasan dan
kepemimpinannya, juga sahabat-sahabat lainnya.
Oleh karena itu, kenalilah potensimu wahai saudaraku, karena kau akan diminta pertanggungjawaban atasnya.
Kenalilah, dan kita pun akan mengenggam dunia, semoga dengan itupun menjadi jembatan kita menuju surga.
Amin.