Anda di halaman 1dari 51

Nama : Alvin Azmi Elhamdani

NIM : 11000119130751
Mata Kuliah : Etika dan Tanggung Jawab Profesi
Kelas :J
Tugas Akhir Semester

RESUME MATERI

1. Thinking Big, Dreaming Big (Berpikir Besar, Bermimpi Besar)


A. Kenapa kita harus berpikir dan bermimpi besar?
Alasan seseorang harus berani berpikir dan bermimpi yang besar ialah ketika
seseorang berani bermimpi besar, kita dapat mengambil peran aktif dalam hidup kita
sendiri. kita sedang hadir dan memungkinkan diri kita untuk mengalami hal-hal
seperti yang terjadi. Seseorang berarti harus berani berfikir besar dan bermimpi besar.
Namun hal tersebut tetap diikuti dengan usaha yang besar juga untuk menggapai
mimpi tersebut agar menjadi sosok profesional. Sebagai seorang calon profesional
apabila hanya bermimpi saja tanpa diiringi usaha dan niat yang kuat maka akan sia-
sia, untuk mewujudkan mimpi tersebut bukan hanya dari usaha saja tetapi harus
berfikir juga bagaimana menerapkan langkah-langkah atau strategi yang digunakan.
Hidup kita adalah hadiah terbaik yang bisa diberikan alam semesta pada kita, jadi
jangan sia-siakan. Bersedia untuk berani bermimpi besar dan membiarkan diri kita
membuat kesalahan. Hal-hal tidak selalu akan berjalan dengan cara yang kita
inginkan, tetapi itu tidak berarti kita tidak dapat menemukan cara mengatasi
tantangan yang akan/sedang kita hadapi. Terus berusaha untuk menjadi sedikit lebih
baik setiap hari.
B. Bagaimana kita bisa merealisasikan mimpi dan pikiran kita?
Dilihat dari kehidupan yang real, kita bisa menerapkan beberapa strategi berikut ini1 :

1
Top karir, 24 maret 2021, Mengenal Diri Lebih Dalam dengan Analisis SWOT,
https://www.topkarir.com/article/detail/mengenal-diri-lebih-dalam-dengan-analisis-swot, diakses
pada 1 November 2021
a. Opportunity (Kesempatan)
Opportunitiy merupakan peluang yang bisa kita dapatkan berdasarkan kelebihan dan
kelemahan yang kita miliki. Untuk menemukan kesempatan atau peluang yang ada
dalam diri, kita bisa membahas hal-hal berikut :
- Coba lihat kekuatan kita dan tanyakan pada diri sendiri apa kekuatan itu bisa jadi
peluang dalam berkarir
Kita harus paham akan diri kita sendiri, setiap orang memiliki kekuatan dalam diri
masing-masing. Tinggal bagaimana kita dapat memanfaatkan kekuatan tersebut untuk
dijadikan peluang dalam berkarir atau melakukan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi
diri kita sendiri
- Lihat juga kelemahan kita, apakah ada peluang jika kita mengeliminasi kelemahan
tersebut
Setiap orang juga pasti tidak sempurna memiliki kekurangan dalam dirinya, dengan
adannya kekurangan yang kita miliki bagaimana kita bisa mengeliminasi kekurangan
tersebut atau mengubah kekurangan tersebut menjadi sebuah peluang dalam
merencanakan sesuatu
- Adakah orang yang mendukung dan membantu kita
Sebagai makhluk sosial kita pastinya butuh bantuan orang lain, dalam hal ini berlaku
juga saat kita melihat peluang atau kesempatan dari diri kita. Keberadaan orang lain
bisa menjadi motivasi atau penyemangat untuk diri kita menjadi seseorang yang lebih
baik
- Apa yang bisa kita lakukan dengan skill yang kita punya
Skill atau kemampuan dalam diri seseorang ini dapat menjadi sebuah peluang atau
kesempatan yang besar untuk terus mengembangkannya dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan skill yang kita miliki ini kita seperti memiliki ciri khas
yang berbeda dari orang lain, hal ini yang dapat membuat seseorang berfikir bahwa
kita mampu melakukan sesuatu yang orang lain belum tentu bisa melakukannya. Oleh
karena itu skill ini merupakan salah satu aspek yang penting untuk memanfaatkan
kesempatan yang kita miliki untuk berkarir atau berkarya.
Skill terbagi menjadi dua yaitu hard skill dan soft skill 2 :

2
Kampus Yuk, Kenali apa perbedaan soft skill dan hard skill, https://kampusyuk.com/artikel/kenali-
apa-perbedaan-soft-skill-dan-hard-skill-55, diakses pada 03 November 2021
Pertama-tama, mari kita bahas tentang pengertian hard skill. Pada dasarnya, hard skill
adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan. Hal ini biasanya tertulis
di kolom persyaratan di sebuah lowongan pekerjaan. Hard skill biasanya merupakan
kemampuan spesifik dan jadi salah satu deskripsi pekerjaan kelak.

Jika melansir dari laman The Balance Career, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi
formal seperti perkuliahan, serta deretan program lain seperti pelatihan, seminar,
magang, kelas singkat, kelas online, dan juga training di perusahaan.
Di sisi lain, Soft Skill adalah kepribadian, atribut personal, serta kemampuan
komunikasi yang dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah pekerjaan. Baiknya soft skill
yang kita miliki menunjukkan bagaimana kamu berinteraksi dengan lingkungan di
sekitar.
Jika hard skill merupakan sesuatu yang bisa diraih dan dipelajari, soft skill
merupakan atribut ‘bawaan’ kita sebagai individu. Hal ini mungkin bisa dipelajari,
namun tidak dengan cara belajar layaknya mengenyam bangku kuliah, namun dengan
lebih banyak berinteraksi dengan orang lain serta melatih kepekaan terhadap
lingkungan. Dari sini, kita bisa mengaplikasikannya pada perilaku dan berimbas pada
soft skill.
Perbedaan hard skill dan soft skill
Hal paling mendasar yang membedakan antara hard skill dan soft skill adalah hard
skill bisa dibuktikan, sementara soft skill tidak. Kamu bisa mengklaim diri memiliki
hard skill selama kamu bisa membuktikannya, sementara soft skill tak serta merta
bisa kamu sertakan di CV.
- Siapa dan apa yang bisa kita berikan ke orang lain dengan skill yang kita punya
Tentunya skill yang kita miliki itu berharap bisa memberi manfaat atau dampak
positif bagi orang lain karena hal itu yang membuat orang lain akan segan atau
senang utnuk bekerja sama dengan kita dengan kita memanfaat skill yang kita miliki.

b. Strength (Kekuatan)
Strength merupakan kekuatan atau kelebihan yang kita miliki dan dapat
menghasilkan hal positif bagi diri kita sendiri. Kekuatan ini dapat berupa apa yang
kamu miliki, mulai dari pengalaman, pengetahuan, skill, hobi, good personal attitude.
Untuk menemukan kekuatan yang ada dalam diri, kita bisa membahas hal-hal berikut:
- Apa bakat yang kita punya
Tentunya bakat ini menjadi salah satu kekuatan dalam diri kita yang dapat menjadi
personal branding diri kita sendiri. Bakat sering diterjemahkan sebagai attitude,
talenta, kecerdasan dan sebagainya. Bakat sering diartikan dalam dua pemahaman,
pertama bakat adalah bawaan, a given from god. Kedua bakat adalah sesuatu yang
dilatih.
Bakat adalah kemampuan inhern dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan
terkait dengan struktur otak, setiap orang lahir dengan bakat yang berbeda (Prof. Dr.
Conny Seniawan, 1997). Bakat atau attitude, kemampuan bawaan sebagai potensi
yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud (Prof. Dr. S.C. Utami
Munandar, 1999).
Bakat berbeda dengan minat, bakat adalah bawaan lahir, potensi yang belum terlihat.
Sedangkan minat adalah kesukaan anak terhadap sesuatu hal atau kegiatan
berdasarkan pengalaman. Misalnya jika anak berhasil melakukan sesuatu dengan
baik, ia akan menjadi lebih berminat namun jika ia menemukan kesulitan atau
terpaksa dalam melakukan biasanya menunjukkan minatnya tidak ada. Berbakat
belum tentu berminat, berminat belum tentu berbakat.
Bakat bisa meningkatkan minat dan minat bisa meningkatkan bakat, kedua hal
tersebut saling mempengaruhi. Misalkan anak tertarik belajar musik ketika teman-
temannya belajar musik. Dan ternyata anak berbakat dalam musik dan mudah
melakukan kegiatan bermusiknya, maka minat anak bertambah lagi. Sikap orang tua
dalam menghadapi minat dan bakat anak perlu sedemikian bijaksana sehingga anak
secara seimbang mengembangkan minat dan bakatnya. Cara mengasah bakat adalah
dengan menyerahkan hal tersebut pada ahlinya.
- Apa yang bedain kita sama orang lain
Dengan memiliki pembeda dari orang lain, hal itu dapat menjadi kekuatan dari diri
kita karena hal yang beda ini bisa menjadi kebutuhan bagi seseorang atau sesuatu
yang tidak dimiliki orang lain. Tidak lupa juga kita harus menjadi diri kita sendiri
mungkin dengan cara melihat hal-hal berikut dalam diri kita 3:

3
Tim CNN Indonesia, 2019, Cara Mengenali Diri Sendiri untuk Maksimalkan Potensi,
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190708141614-255-410161/cara-mengenali-diri-
sendiri-untuk-maksimalkan-potensi, diakses 03 November 2021
1) Value (Nilai)
Tentukan value atau nilai sebagai tujuan hidupmu, misalnya saja memiliki karier
gemilang sehingga bisa fokus untuk mengoptimalkan potensi diri.
Setiap orang memiliki tujuan hidup dan nilai bermacam-macam. Ada yang ingin
memiliki karier gemilang, stabilitas finansial, pendidikan tinggi, kesehatan, menjadi
dermawan.
Menurut penelitian, dengan memikirkan tujuan tersebut, akan membuat diri
termotivasi untuk melakukan hal yang sehat. Dengan mengetahui motivasi diri
otomatis akan memahami apa yang bernilai dalam hidup.
2) Interest (Minat)
Minat atau hobi yang Anda senangi bisa membantu untuk mengungkapkan tujuan
hidup.
Minat termasuk hasrat, hobi, apa pun yang menarik perhatian Anda. Untuk
mengetahui minat, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini:
Apa yang membuatmu tertarik? Apa yang membuatmu penasaran? Apa yang menjadi
perhatianmu? Jika sudah tahu hal yang membuatmu tertarik, bisa memberi Anda
petunjuk tentang hasrat terdalam.
3) Temperament (Emosi/Pembawaan)
Mengetahui apakah Anda seorang yang ekstrovert atau introvert dapat mengarahkan
Ana untuk terus berkembang.
Apakah Anda seorang introvert ataukah seorang ekstrovert? Apakah Anda seorang
perencana atau tipe orang yang mengikuti arus? Apakah Anda membuat keputusan
berdasarkan perasaan atau logika? Apakah Anda lebih suka pada hal detail atau
gagasan besar?
Mengetahui jawaban untuk pertanyaan pembawaan diri seperti ini dapat membantu
mengarahkan dan memaksimalkan potensi Anda untuk bisa berkembang. Selain itu
menghindari situasi yang melemahkan atau tidak cocok dengan Anda.
4) Around the Clock Activities (Jam biologis)
Setiap orang memiliki kondisi terbaik badan, entah itu di malam hari atau pagi hari.
Apakah Anda orang yang terbiasa beraktivitas di pagi hari atau justru di malam hari?
Pada pukul berapa Anda merasakan badan dalam kondisi terbaik?

Setiap orang memiliki jam biologis yang mengatur kapan jadwal fungsi tubuh bekerja
aktif. Aktif di saat jam-jam terbaik membuat Anda bekerja dalam kondisi terbaik dan
menikmati setiap aktivitas yang dijalankan.
5) Life Mission and Meaningful Goals (Misi)
Cara mengetahui tujuan hidup adalah memikirkan peristiwa paling berkesan yang
pernah Anda alami.
Luangkan waktu untuk memikirkan peristiwa yang paling berkesan yang pernah
terjadi dalam hidup. Dari peristiwa bermakna itu mungkin Anda dapat menemukan
petunjuk tentang identitas terdalam yang ada pada diri, karier, dan kepuasan hidup
yang selama ini dicari
Dengan mengetahui itu semua, Anda dapat menata tujuan hidup sekaligus
menentukan langkah-langkah untuk meraihnya.
6) Strength (Kekuatan)
Menyadari kekuatan diri merupakan salah satu dasar membangun kepercayaan diri.
Kekuatan tidak hanya mencakup kemampuan, keterampilan, dan bakat, tetapi juga
kekuatan karakter seperti kesetiaan, rasa hormat terhadap orang lain, kemauan untuk
terus belajar, kecerdasan emosional, keadilan, dan sebagainya.
Menyadari kekuatan diri merupakan salah satu dasar membangun kepercayaan diri.
Sebab Anda yang cenderung tidak percaya diri karena tidak mengetahui apa kekuatan
terbesar dalam diri Anda.
Dengarkan pujian dari orang sekitar dan cari tahu keterampilan yang Anda kuasai
bisa menjadi petunjuk untuk menemukan kekuatan Anda.
Jadilah dirimu sendiri memang terdengar mudah namun sulit direalisasikan. Tapi itu
adalah wejangan yang baik untuk hidup yang lebih bahagia. Dengan melakukan
segalanya tanpa kepura-puraan membuat Anda tak kehabisan energi untuk melakukan
hal yang tidak disukai.
- Talenta/skill apa yang kita punya
Skill ini merupakan bakat khusus dari diri seseorang, hal ini bisa menjadi kekuatan
diri kita sendiri agar berbeda dengan orang lain. Skill sangat mempengaruhi pada
jenis pekerjaan. Jadi saat kita memutuskan untuk bekerja, satu hal penting yang perlu
kita miliki adalah hard skill. Hard skill ini bisa dan lebih mudah untuk dipelajari oleh
siapapun. Selama kita menjalani dunia pendidikan, sebenarnya apa pendidikan kita,
kita sudah diajarkan hard skill ini.
Di zaman yang sudah modern ini apalagi sudah banyak orang-orang pintar, lulusan-
lulusan dari universitas terbaik, maka semakin ketat pula persaingan yang kita hadapi.
Yang sudah terlihat jelas oleh mata begitu banyak pengangguran yang terjadi di
negara kita sendiri, padahal begitu banyak lapangan kerja yang dibuka hanya saja
skill yang kita miliki masih belum matang, kurang PD yang masih menjadi hantu
dalam hidup kita.
Kebutuhan akan tenaga kerja yang profesional dan mempunyai skill yang kuat ini
menjadi tuntukan utama dalam dalam bekerja. Terlebih di dunia kerja sekarang,
banyak dipengaruhi oleh perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang
memiliki kecerdasan dan skill yang kuat sangat mendukung pemenuhan kebutuhan
pada tenaga kerja.
Ketrampilan teknis disebut juga (hard skill) dan ketrampilan mengelola diri dan orang
lain ini di sebut juga (soft skill) jika seseorang sudah menguasai keduanya maka
orang tersebut akan lebih mudah menciptakan lapangan kerja baik untuk diri sendiri
maupun di lingkungan sekitar.
Jika dilihat di era sekarang ini banyak perusahaan ataupun kerja lainnya yang
mensyaratkan adanya kombinasi yang seimbang antara hard skill dan soft skill. Jika
yang dilihat hanya salah satu dari kedua ketrampilan tersebut jadi percuma saja,
semuanya berjalan tidak seimbang, karena kedua ketrampilan tersebut harus berjalan
sejajar.4
- Seberapa kuat koneksi
Memiliki relasi atau Networking dalam berkarir dapat mendongkrak koneksi dengan
berbagai pihak untuk mengembangkan karir kita karena proses ini melibatkan
hubungan antar pribadi, hubungan dengan komunitas, dan perusahaan lain.
Networking tidak terbatas pada hadir dalam pertemuan-pertemuan dalam jejaring,
saling berkenalan, kemudian mengumpulkan kartu nama. Lebih daripada itu,
networking harus menjadi sebuah tindakan yang terfokus dan strategis. Memang
tidak semua orang atau badan yang Anda temui akan mendukung kemajuan karir.
Oleh sebab itu, kita perlu menentukan siapa yang harus ditemui, bagaimana
menemuinya, dan bagaimana memanfaatkan hubungan tersebut ke arah saling

4
Meravi, 17 April 2020, Pentingnya Skill dalam Dunia Kerja, https://meravi.id/pentingnya-skill-dalam-
dunia-kerja/, diakses pada 1 November 2021
menguntungkan. Jadi, inti dari networking ialah aktif menjalin relasi dengan berbagai
pihak untuk meningkatkan pertumbuhan karir kita. Networking seharusnya tidak
berjalan secara mengalir saja, melainkan diawali rencana dan dilakukan secara
konsisten.5
- Bagaimana pandangan orang lain tentang kekuatan kita
Pandangan orang lain dalam melihat kekuatan kita harus diperhatikan juga, karena
kita dalam berkarir/bekerja akan bertemu dengan orang lain. Hal itu yang
menyebabkan kita juga harus mempertimbangkan agar orang lain dalam melihat
kemampuan/kekuatan itu sebagai sosok yang baik, dapat dipercaya. Dalam hal ini
kita tidak hanya dinilai tetapi kita juga harus membuktikan bahwa pandangan orang
lain itu benar adanya dengan kita melakukan kekuatan itu sebagaimana mestinya.
c. Weakness (Kelemahan)
Selain melihat unsur kekuatan yang ada pada diri sendiri, penting juga untuk
mengetahui kelemahan apa yang kita miliki. Untuk menemukan kelemahan yang ada
dalam diri, kita bisa membahas hal-hal berikut:
- Apa sifat dan kebiasaan negatif saat bekerja
Dengan adanya sifat atau kebiasaan negatif ini kita bisa mengontrol kebiasaan
tersebut agar tidak terus berada di dalam diri kita, sehingga kita bisa menghindari
bahkan menghilangkan kebiasaan negatif tersebut agar dalam bekerja kita daapt
memberikan hasil yang maksimal.
Terjun ke dunia karir berarti Anda harus siap berhadapan dengan berbagai karakter
pegawai dan rekan kerja di kantor. Tentu saja, tidak semua pegawai di kantor
memiliki perangai baik yang dapat membantu kerja tim. Salah satu diantara sikap
tersebut adalah kecenderungan mengeluh selama bekerja dan menerima tugas.
Berikut tabiat buruk karyawan yang sering muncul di kantor6 :
1.) Mengeluh
Pegawai yang bersifat buruk cenderung selalu mengeluh. Baginya, tak ada yang
terlihat baik dan semuanya selalu terlihat berantakan.

5
Riesta Aldilah, 04 Desember 2019, Dalam Berbisnis Membangun Networking itu Penting! Simak
Caranya, https://bahasan.id/dalam-berbisnis-membangun-networking-itu-penting-simak-caranya/,
diakses pada 1 November 2021
6
Siska Amelie F Deil, 2014, 9 Tabiat Buruk Karyawan di Kantor,
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2061810/9-tabiat-buruk-karyawan-di-kantor, diakses pada 03
November 2021
2.) Senang mencari alasan
Takut bertanggungjawab atas apapun yang dikerjakan di kantor merupakan salah satu
sikap pegawai yang cukup menjengkelkan. Pegawai seperti ini selalu mencari alasan
untuk menutupi berbagai tindakannya yang kurang tepat.
3.) Tak antusias bekerja
Saat diberikan tugas atau proyek baru, pegawai dengan sifat seperti ini cenderung
menunjukkan raut wajah tidak bahagia. Dirinya selalu terlihat tidak bersemangat saat
mengerjakan tugas di kantor.
4.) Tidak mau membantu orang lain
"Ini bukan pekerjaan saya!"
Ada juga pegawai yang tidak pernah mau membantu pekerjaan rekan kerjanya. Dia
hanya mau menyelesaikan berbagai pekerjaan yang menjadi tugasnya.
5.) Senang bergosip
Disadari atau tidak, bergosip merupakan tindakan yang dapat menghancurkan moral
dan dinamika kerja tim di kantor. Selain itu, bergosip juga dapat melahirkan
perpecahan di kantor.
6.) Senang berbohong
Pegawai yang senang berbohong dan mengarang cerita negatif di kantor dapat
membahayakan kerja tim. Sebaiknya, Anda menghindari para pegawai yang senang
berbohong.
7.) Berlagak tahu berbagai hal
Karyawan yang menyebalkan sering bersikap seolah dirinya mengetahui banyak hal.
Dia selalu menunjukkan dirinya handal dalam berbagai bidang yang dibicarakannya.
8. )Terlalu mandiri
Mandiri merupakan sikap yang positif, tapi jika Anda terlalu mandiri, sikap tersebut
justru dapat berdampak negatif. Pasalnya, karyawan yang terlalu mandiri selalu ingin
bekerja sendiri.
Padahal, Anda dituntut untuk berkolaborasi bersama dengan tim kerja di kantor.
9.) Tidak bertanggungjawab
Di kantor, Anda juga akan bertemu dengan karyawan yang sering terlambat kerja dan
jarang tepat waktu dalam mengerjakan berbagai tugasnya. Hati-hati, rekan kerja yang
seperti ini sering mengabaikan janjinya.
- Apa yang bikin kita down
Setiap orang memiliki sesuatu yang bisa membikin diri kita menjadi down. Hal itu
merupakan hal wajar bagi seseorang dalam menjalani kehidupan. Hal itu bisa
disebabkan keluarga, lingkungan kerja, situasi dan kondisi tubuh, dan lain
sebagainya. Saat kita mengalami down kita berusaha untuk tetap kuat dan bisa
mengendalikan diri kita untuk tetap bekerja dengan baik dengan cara bagaimana kita
menyikapi apa yang membuat diri kita down tersebut.
Kondisi yang seperti ini dapat dikatakan sebagai suatu kondisi depresi. Kondisi ini
menyebabkan gangguan pada perilaku, suasana hati dan pola pikir anda dimana
suasana hati menjadi turun, sedih, murung, tidak termotivasi. Faktor resiko dari
kondisi ini bisa dari trauma psikis masa lalu seperti bullying, pelecehan, kemudian
kondisi keluarga, stres, serta riwayat keluarga. Depresi merupakan suatu kondisi yang
perlu ditangani dengan baik karena kondisi ini rentan sekali dengan menyakiti diri
sendiri bahkan bunuh diri. Selain itu, depresi berkepanjangan dapat menimbulkan
gangguan kesehatan jiwa yang lain seperti bipolar, skizofrenia. Selain depresi,
kondisi ini dapat disebabkan oleh stres, cemas. Konsultasi dengan dokter terutama
spesialis kejiwaan mengenai kondisi yang anda alami. Bullying memang dapat
memberikan efek jangka panjang yang kurang baik pada korbannya, namun, kini
sudah dewasa, kita harus bangkit dan menunjukkan bahwa kita mampu sukses dan
berhak bahagia bahkan lebih baik dari pelaku bullying. Motivasikan diri karena
bagaimanapun jika anda tidak memulainya dari diri sendiri maka akan sulit. Buka
sosialisasi dengan mengelilingi diri anda dengan orang-orang yang positif, sibukkan
diri dengan hal yang positif, rajin beribadah dan mengikuti acara keagamaan untuk
menambah relasi dan ketenangan diri diharapkan dapat membantu. 7
- Bagaimana orang lain melihat kelemahan kita
Tidak hanya dengan kekuatan, orang lain juga akan bisa melihat kelemahan kita.
Untuk mengatasinya kita dapat membuktikan bahwa yang orang lihat itu salah
dengan kita buktikan untuk membenarkan atau merubah diri kita menjadi yang lebih
baik agar pandangan orang terhadap kelemahan kita itu akan hilang dan akan melihat
kekuatan kita

7
https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bagaimana-kondisi-psikis-saya, diakses pada 03
November 2021
- Apa yang paling takuti dan hindari
Seseorang pasti memliki hal yang kita takuti terhadap sesuatu, hal itu bisa kita atasi
dengan tidak memilih sesuatu yang mendekati atau berkecimpung dalam dunia yang
kita takuti tersebut. Tetapi ada kalanya ketakutan tersebut bisa menjadi acuan dalam
diri kita untuk melawan rasa takut tersebut yang siapa tahu dengan mengatasi
ketakutan tersebut akan menjadi hal yang bermanfaat banyak bagi diri kita sendiri
dalam melakukan sesuatu.

d. Challenge (Tantangan)
Challenge merupakan tantangan atau hambatan yang menghalangi kita dalam
berusaha atau melakukan sesuatu. Untuk menemukan aspek ini, kita harus melihat
kelemahan yang ada pada diri sendiri. Untuk menemukan tantangan yang ada dalam
diri, kita bisa membahas hal-hal berikut:
- Apa kelemahan kita yang bisa menghalangi perkembangan karir
Ada beberapa hal yang dapat menjadi halangan saat kita mengembangkan karir atau
membangun sebuah karir. Hal itu sudah wajar dalam dunia karir karena orang lain
pasti ingin dirinya lah yang dapat menguasai hal tersebut.
Perkembangan karier sendiri adalah proses untuk membentuk identitas dalam
pekerjaannya. Prosesnya sendiri biasanya memakan waktu selama bertahun-tahun
atau bahkan seumur hidup. Berikut mungkin menjadi aspek-aspek yang bisa
menghambat karier8:
1.) Karakter pribadi
Karakter seseorang sangat menentukan perkembangan kariernya di masa depan. Hal
yang satu ini juga sangat berpengaruh dengan kesuksesannya di dalam dunia kerja.
Bisa dibayangkan jika seseorang memiliki karakter yang keras kepala, malas, mudah
menyerah, hingga tidak bisa diatur pasti akan memiliki perkembangan karier berbeda
dengan orang berkarakter lebih positif.
Saat kamu memiliki karakter yang buruk, pastinya rekan kerja juga akan malas untuk
membantumu. Bahkan, kamu akan dihindari dan tidak dihormati oleh orang lain.

8
Trias Ismi, 2021, Kenali 5 Hal yang Bisa Menghambat Perkembangan Karier Berikut Ini,
https://glints.com/id/lowongan/menghambat-perkembangan-karier/#.YYIBN2BBzIU, diakses pada 03
November 2021
Oleh karena itu, selalu perbaiki diri dan miliki karakter yang lebih baik agar
perkembangan kariermu lebih lancar.

2.) Masalah keuangan


Menurut The Balance Careers perkembangan karier juga dapat terhambat dengan
adanya masalah finansial.Dalam mengejar karier tentunya bisa saja membutuhkan
uang dalam jumlah yang tidak sedikit.
Misalnya, kamu ingin menjadi seorang dokter, maka harus mempersiapkan biaya
kuliah kedokteran yang tidak murah harganya. Sebenarnya hal itu bisa diakali dengan
mencari beasiswa. Akan tetapi, untuk mendapatkan beasiswa tentunya bukanlah hal
yang mudah.
Oleh karena itu, masalah keuangan bisa menjadi salah satu hambatan terbesar dalam
proses pengembangan karier.
Namun, perlu diingat bahwa tidak selamanya keuangan bisa menjadi halangan.
Menabung adalah salah satu pilihan yang bisa menyelesaikan masalah ini.
Maka dari itu, pentingnya memiliki tabungan harus kalian tanamkan dalam kehidupan
sejak dini.
3.) Kurangnya networking
Perkembangan karier juga bisa terhambat saat kamu tidak memiliki networking yang
luas. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa networking sangatlah penting untuk
urusan karier.
Fokus menyelesaikan pekerjaan saat di kantor memang hal yang perlu dilakukan.
Akan tetapi, kamu tidak boleh melupakan pentingnya memiliki networking yang luas.
Hal paling simpel dari memulai upaya networking yaitu dengan mengenal seluruh
rekan kerja di kantor. Kemudian, kamu juga bisa ikut forum atau seminar untuk
menambah kenalan di luar kantor.
Ada banyak sekali manfaat dari memiliki networking yang luas. Tidak hanya bisa
melancarkan urusan perkembangan karier saja, tapi juga dapat menambah
pengetahuan.
4.) Tidak mendapatkan dukungan dari keluarga
Saat membutuhkan dukungan, keluarga tentu akan menjadi orang-orang pertama
yang melakukannya. Mereka akan senantiasa mendukung kita dengan loyal kapan
pun waktunya. Sayangnya tidak semua keluarga selalu memberikan dukungan pada
karier yang kita pilih.
Masih banyak orang tua yang hanya ingin anaknya menuruti keinginan mereka, hal
ini akhirnya membatasi pilihan karier anak-anaknya.
Itulah mengapa sangat penting untuk mendapat dukungan dari keluarga dalam
memilih jenis karier yang diinginkan.Yakinkan dan berikan pengertian kepada orang
tua mengenai tujuan karier yang kamu inginkan.
5. Tidak memiliki mentor yang baik
Perkembangan karier pasti akan terhambat jika kamu tidak bisa menemukan seorang
mentor yang bisa membimbingmu dengan baik.
Misalnya, di tempat kerja tidak ada seorang senior yang membimbingmu, tentu saja
kamu akan kesulitan untuk berkembang di sana.
Menurut Harvard Business Review, mendekati seorang senior untuk dijadikan mentor
bisa dilakukan secara informal seperti bertemu di sebuah cafe. Kalian berdua pasti
akan merasa lebih nyaman berdiskusi mengenai perkembangan karier di luar jam
kantor.
Asalkan seniormu memiliki waktu dan mau memberikan mentoring padamu tanpa
paksaan, tentunya kamu bisa mendapatkan banyak sekali ilmu baru darinya.
- Apakah tempat bekerja sekarang mengalami perubahan
Dengan adanya perubahan dalam lingkungan bekerja ini dapat menjadi tantangan
bagi diri kita untuk terus beradaptasi dengan lingkungan tersebut agar kita tidak
ketinggalan dengan orang lain
- Adanya pesaing
Dalam dunia kerja terdapat banyak persaingan yang mendorong untuk melakukan
perubahan menjadi lebih baik, semakin berkembang, dan maju. Persaingan di dunia
kerja semakin ketat karena dari perusahaan sendiri saat ini banyak yang lebih
membutuhkan dan memilih tenaga kerja yang mempunyai skill dan keterampilan
yang memumpuni dalam menjalankan pekerjaan yang nantinya menggunakan
teknologi. Kecerdasan digital dan keterampilan sangat dibutuhkan di dunia kerja
karena tidak hanya ilmu saja yang dibutuhkan melainkan juga skill dalam melakukan
pekerjaan. Persaingan di dunia kerja semakin ketat karena banyaknya perusahaan
yang membutuhkan tenaga kerja yang memiliki skill dan keterampilan dalam bidang
teknologi. Akan tetapi banyak masyarakat yang tidak menyadari betapa pentingnya
mengasah skill dan keterampilan sehingga perlu memberikan sosialisasi kepada
masyarakat akan pentingnya skill dan keterampilan dalam menggunakan teknologi
yang semakin berkembang dan selalu baru. Pemerintah dapat membuat program kerja
untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya skill dan keterampilan dalam
teknologi.9
- Adakah pendidikan, pelatihan/sertifikasi baru yang dibutuhkan dalam rekrutmen
sehingga menghambat progres
Setiap melakukan rekrutmen ada kalanya ada pendidikan, pelatihan atau sertifikasi
untuk dapat apply dalam pekerjaan tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan kita
melakukan pendidikan, pelatihan tersebut agar bisa apply atau kita dapat mencari
tempat yang lain yang sesuai dengan pendidikan atau kemampuan kita yang telah kita
miliki sebelumnya
- Apa bahaya dari luar yang bisa menghambat goals
Ada faktor eksternal yang bisa menghambat kita mencapai tujuan kita. Hal itu datang
dari luat diri kita sendiri jadi kita tidak bisa mengontrolnya, kita hanya bisa mengatasi
dan menghindarinya.

C. Bagaimana Mengeksekusikan prinsip-prinsip tersebut


- Legal aspek / aspek hukum
Kita harus mendapatkan status resmi dan juga lisensi untuk menjadi seorang
profesional agar seseorang yang ingin bekerja dengan kita dapat mengetahui bukti
resmi dan lisensi yang resmi bahwa pekerjaan kita ini sudah resmi bukan abal-abal.
Hal ini dapat memberi kepastian untuk klien kita nantinya
- Modal
Modal adalah barang yang basa digunakan sebagai sebuah bahan dasaran atau atau
sebuah pekerjaan, banyak pula pengertian dari modal yaitu Modal sebagai aset yang
di gunakan untuk membantu distribusi aset yang selanjutnya, modal dapat
memberikan kepuasaan secara pribadi, membantu untuk menghasilkan kekayaan

9
Destya Arwanda, 23 Januari 2021, Esai Tantangan di Dunia Kerja,
https://kumparan.com/destyaarwanda/esai-tantangan-di-dunia-kerja-1v1UPvmBWon/full, diakses
pada 1 November 2021
lebih banyak dan modal juga merupakan sarana yang paling utama harus di pastikan
atau harus ada dalam menjalankan suatu usaha apapun. 10
- Sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen paling penting agar sebuah bisnis
atau perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya elemen tersebut atau
kualitasnya yang kurang baik, perusahaan akan sulit untuk berjalan dan beroperasi
dengan semestinya meski sumber daya yang lain telah terpenuhi.
Untuk itu, diperlukan sebuah cara khusus dalam memberdayakan sumber daya
manusia yang ada di perusahaan tersebut. Upaya pemberdayaan sumber daya manusia
guna meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh tersebut dikenal dengan
istilah manajemen SDM. Jika diaplikasikan dengan akurat dan bijaksana, manajemen
SDM mampu memaksimalkan kinerja sebuah perusahaan sehingga perkembangannya
dapat berjalan lebih pesat lagi.
Pengaplikasian manajemen SDM memang cukup rumit untuk bisa dilakukan.
Terdapat beragam aspek perusahaan yang perlu dianalisa dan dievaluasi agar kegiatan
tersebut dapat memberikan imbas yang semestinya. Namun, jika dilakukan dengan
seksama, manajemen SDM dapat memberikan ’reward’ agar perkembangan
perusahaan dapat meningkat secara signifikan.
Secara umum, tujuan dari manajemen SDM adalah untuk mengoptimalkan fungsi
dari keseluruhan pekerja di sebuah organisasi atau perusahaan. Tujuan lainnya
sebagai sarana untuk mengoptimalkan kinerja manajer fungsional maupun manajer
lini dalam mengelola seluruh karyawan atau pekerja dengan menggunakan cara dan
upaya yang lebih efisien.
Pengaplikasian manajemen SDM memiliki dampak yang cukup besar pada
kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Tanpa memiliki
manajemen SDM yang baik, bukan tidak mungkin tujuan perusahaan akan menjadi
sia-sia dan sulit untuk bisa dicapai.
Alasan mengapa manajemen SDM penting untuk dimiliki oleh sebuah perusahaan
atau organisasi adalah melalui kegiatan tersebut, perusahaan mampu menciptakan
keseimbangan internal perusahaan. Keseimbangan internal tersebut mencakupi
tujuan, sasaran, serta aktivitas dari berbagai pihak yang ada dalam perusahaan
tersebut.

10
Atika Tus, 13 Oktober 2021, Peran Modal Dalam Bisnis,
https://www.kompasiana.com/atikatus23/59e0814f3f8bf475cd444782/peran-modal-dalam-bisnis,
diakses pada 1 November 2021
Jika keseimbangan internal telah dimiliki perusahaan, efisiensi serta produktivitas
kerja dalam perusahaan tersebut akan menjadi lebih baik. Untuk itu, tak sedikit
perusahaan yang mencanangkan manajemen SDM sejak masa perekrutan calon
pekerja hingga pemberdayaan SDM yang ada di setiap departemen perusahaan.
Manajemen SDM juga mampu membantu perusahaan dalam memperbaiki kontribusi
positif dari para tenaga kerja. Melalui manajemen SDM, perusahaan dapat
memberikan usaha pengembangan tenaga kerja dengan bertanggung jawab secara
etis, strategis, dan sosial.
Dengan begitu, sumber daya manusia di perusahaan tersebut dapat lebih berkembang
dan memberikan kontribusi produktif agar tujuan perusahaan dapat segera tercapai. 11
- Pasar
Strategi pemasaran jasa menurut Investopedia melalui Adam Baron menyebutkan
bahwa strategi pemasaran merupakan rencana keseluruhan pada bisnis untuk
mengubah calon konsumen potensial menjadi konsumen yang menikmati produk dari
pemasaran itu sendiri.
Sedangkan jasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah aktivitas,
kemudahan, manfaat, dan sebagainya yang dapat dijual kepada orang lain
(konsumen) yang menggunakan atau menikmatinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran jasa merupakan rencana
keseluruhan suatu perusahaan jasa agar konsumen potensial dapat menikmati produk
yang diberikan.
Mengapa Perlu Strategi Pemasaran?
Membangun strategi pemasaran perlu dilakukan agar produk jasa yang ditawarkan
dapat tersampaikan kepada konsumen. Konsumen dapat memahami produk yang
ditawarkan sehingga konsumen dapat memilih apakah produk jasa yang ditawarkan
sesuai dengan kebutuhan saat ini atau tidak. Dengan strategi pemasaran jasa, pemilik
jasa juga mengetahui target konsumen yang akan dituju, tools yang akan digunakan,
dan menyesuaikan anggaran yang akan digunakan. Setelah mengetahui apa itu
pemasaran jasa, berikut penerapan strategi pemasaran jasa agar dapat memenuhi nilai
kepuasan konsumen.

11
Irene Radius Saretta, 2019, Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Upaya Mencapai Target
Organisasi, https://www.cermati.com/artikel/manajemen-sumber-daya-manusia-sebagai-upaya-
mencapai-target-organisasi, diakses pada 03 November 2021
Membangun User Experience
Membangun experience
Ketika melakukan pemasaran dalam bisnis jasa secara efektif diharapkan akan
menciptakan pengalaman pelanggan (User Experience) yang baik bagi pelanggan.
Pengalaman berbisnis Anda jelas memiliki dampak pada nilai layanan yang Anda
berikan dan meminimalisasi risiko yang terjadi. 12
- Networking
Memiliki relasi atau Networking dalam berkarir dapat mendongkrak koneksi dengan
berbagai pihak untuk mengembangkan karir kita karena proses ini melibatkan
hubungan antar pribadi, hubungan dengan komunitas, dan perusahaan lain.
Networking tidak terbatas pada hadir dalam pertemuan-pertemuan dalam jejaring,
saling berkenalan, kemudian mengumpulkan kartu nama. Lebih daripada itu,
networking harus menjadi sebuah tindakan yang terfokus dan strategis. Memang
tidak semua orang atau badan yang Anda temui akan mendukung kemajuan karir.
Oleh sebab itu, kita perlu menentukan siapa yang harus ditemui, bagaimana
menemuinya, dan bagaimana memanfaatkan hubungan tersebut ke arah saling
menguntungkan. Jadi, inti dari networking ialah aktif menjalin relasi dengan berbagai
pihak untuk meningkatkan pertumbuhan karir kita. Networking seharusnya tidak
berjalan secara mengalir saja, melainkan diawali rencana dan dilakukan secara
konsisten.13
- Client loyality
Dengan adanya kesetiaan dari klien, hal itu berarti kita sudah dipercaya oleh mereka
untuk menjadi profesional dalam menangani kasus mereka. Dan hal ini merupakan
aspek yang sangat penting dalam berkarir terutama apabila kita berkaitan dengan
klien, hal ini juga yang menjadikan perusahaan atau tempat kerja kita bisa ramai atau
laku karena dengan satu kepercayaan dari suatu klien dapat menjadikan klien tersebut
merekomendasikan tempat kita untuk menjadi solusi bagi orang-orang lain.

12
Jurnal Enterpreneur, Strategi Pemasaran Jasa: Pengertian dan Penerapannya,
https://www.jurnal.id/id/blog/cara-sukses-strategi-pemasaran-jasa/, diakses 03 November 2021
13
Riesta Aldilah, 04 Desember 2019, Dalam Berbisnis Membangun Networking itu Penting! Simak
Caranya, https://bahasan.id/dalam-berbisnis-membangun-networking-itu-penting-simak-caranya/,
diakses pada 1 November 2021
2. General Thoughts (Pemikiran Umum)
A. Ethics (Etika)
Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.
Ada juga yang menyebutkan pengertian etika adalah suatu ilmu tentang kesusilaan
dan perilaku manusia di dalam pergaulannya dengan sesama yang menyangkut
prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata lain, etika adalah
kewaijban dan tanggungjawab moral setiap orang dalam berperilaku di masyarakat.
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu “Ethikos” yang
artinya timbul dari suatu kebiasaan. Dalam hal ini etika memiliki sudut pandang
normatif dimana objeknya adalah manusia dan perbuatannya. 14
B. Morality (Moral)
Moral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam
bersosialisasi dengan sesamanya sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar
sesama. Pendapat lain mengatakan arti moral adalah sesuatu yang berhubungan
dengan prinsip-prinsip tingkah laku; akhlak, budi pekerti, dan mental, yang
membentuk karakter dalam diri seseorang sehingga dapat menilai dengan benar apa
yang baik dan buruk. Moral adalah produk yang dihasilkan oleh budaya dan agama
yang mengatur cara berinteraksi (perbuatan, perilaku, dan ucapan) antar sesama
manusia. Dengan kata lain, istilah moral merujuk pada tindakan, perilaku seseorang
yang memiliki nilai positif sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat. 15
C. Professional Ethics (Etika Profesi)
Etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai bagian
integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan norma-
norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan manusia.
Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang pekerjaan
tertentu yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau konsumen. Konsep
etika tersebut harus disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berada di lingkup kerja
tertentu. Kode etik profesi ini berperan sebagai sistem norma, nilai, dan aturan
profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/ baik, dan
apa yang tidak benar/ tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, kode etik

14
M Prawiro, 04 September 2018, Pengertian Etika, Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis Etika Secara Umum,
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html, diakses pada 1 November 2021
15
M Prawiro, 27 Maret 2019, Pengertian Moral : Arti, Fungsi, Tujuan, dan Wujud Moral,
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-moral.html, diakses pada 1 November 2021
profesi dibuat agar seorang profesional bertindak sesuai dengan aturan dan
menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi. Sebagai contoh,
kita dapat mengambil etika profesi kedokteran yang mengatur prinsip-prinsip moral
dan etik dalam menjalankan kegiatan kedokteran. Dalam hal ini, lingkup kode etik
profesi kedokteran mencakup perilaku dokter terhadap pasien, keluarga, masyarakat,
teman sejawat, dan mitra kerjanya. 16
D. Code of Professional Ethics (Kode Etik Profesi)
Kode Etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka masuk dalam
kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara,
tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik
merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik
agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dalam
kaitannya dengan profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang
menjadi standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan
nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku
anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan
pengabdian kepada masyarakat.17

3. Types of Profession (Macam-macam profesi)


A. Notary (Notaris)
Notaris merupakan profesi untuk mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
hukum yang dilisensi oleh pemerintah untuk melakukan hal-hal hukum, khususnya
sebagai seorang saksi pada penandatanganan kesepakatan dalam suatu dokumen.
Profesi notaris ini juga memiliki macamnya bergantung pada sistem hukum yang
berjalan.
Awalnya istilah notaris diambil dari nama notarius yang kemudian digunakan untuk
sebuah titel bagi seorang penulis yang cepat atau biasa juga disebut stenografer.
Notaris juga adalah salah satu cabang profesi hukum yang sudah ada di dunia. Notaris

16
M.Prawiro, 28 November 2018, Etika Profesi : Pengertian, Fungsi, Prinsip, dan Contohnya,
https://www.maxmanroe.com/vid/karir/etika-profesi.html, diakses pada 1 November 2021
17
PT. Fortune Mate Indonesia, Kode Etik,
http://www.fmiindo.com/index.php/id/corporate/index/slug/kode, diakses pada 1 November 2021
ini juga tidak ditempatkan pada lembaga baik itu legislatif, eksekutif maupun
yudikatif. Karena, seorang notaris diharapkan memiliki posisi yang netral sehingga
notaris dapat memberikan penyuluhan hukum dan tindakan hukum atas permintaan
kliennya. Saat dalam proses tindakan serta penyuluhan hukum tersebut, notaris juga
tidak bisa memihak kliennya mengingat seperti yang sudah kita sebutkan sebelumnya
di atas bahwa notaris sejatinya memiliki posisi netral, hal ini untuk mencegah
terjadinya masalah. 18
Berdasarkan Pasal 15 UU no 2 tahun 2014, notaris memiliki wewenang untuk
membuat akta autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang
berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta autentik, menjamin kepastian tanggal
pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan, dan kutipan akta,
semuanya itu sepanjang pembuatan akta tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang. 19
B. Lawyer (Pengacara)
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat, pengacara adalah
orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan
yang wilayah kerjanya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Secara singkat,
pengacara bisa dikatakan sebagai ahli hukum memiliki kewenangan untuk
memberikan nasihat atau membela perkara dalam pengadilan. 20
Profesi Pengacara adalah ahli hukum yang tugasnya memberikan pendampingan
hukum agar seorang klien bisa mendapatkan hak-haknya selama menjalani proses
hukum. Dalam praktiknya, seorang Pengacara bebas mengeluarkan pernyataan atau
pendapat selama membela kasus klien di pengadilan asalkan berpegangan dengan
kode etik profesi serta peraturan perundang-undangan.
Selain itu, setiap Pengacara juga memiliki kewajiban untuk merahasiakan segala
informasi dari kliennya, kecuali adanya ketentuan lain yang ditetapkan olah Undang-
Undang. Pengacara juga dilarang membedakan perlakuan terhadap kliennya
berdasarkan agama, politik, jenis kelamin, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.
Di Indonesia, untuk dapat menjadi seorang pengacara, seorang sarjana yang berlatar

18
Niko Ramadhani, 06 Januari 2021, Notaris : Pengertian, Fungsi, dan Kewenangannya,
https://www.akseleran.co.id/blog/notaris-adalah/, diakses pada 1 November 2021
19
UU No 2 Tahun 2014
20
UU No 18 Tahun 2003
belakang Perguruan Tinggi hukum harus mengikuti pendidikan khusus dan lulus
ujian profesi.21

C. Police (Polisi)
Polisi adalah suatu badan pemerintah yang bertugas menjaga ketertiban, keamanan,
dan menegakkan hukum serta mengayomi masyarakat. Kepolisian adalah salah satu
lembaga penting dalam tugas menjaga kemanan dan ketertiban suat negara sehingga
lembaga kepolisian ada di seluruh negara berdaulat. Meskipun Polisi berperan
sebagai aparat penegak hukum tetapi tujuan dan kewajiban Polisi adalah mengabdi
kepada negara dan pemimpinnya. Dalam melakukan penangkapan dan penahanan
misalnya polisi menghadapi atau mempunyai permasalahan sendiri. Pada saat
memutuskan untuk melakukan penangkapan dan penahanan polisi sudah menjalankan
pekerjaan yang multifungsi yaitu tidak hanya sebagai polisi tetapi sebagai jaksa dan
hakim sekaligus.22
D. Public Procecutor (Jaksa)
Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 5 Tahun 1991 tentang kejaksaan Republik Indonesia,
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-undang ini untuk bertindak
sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap. Jabatan fungsional jaksa adalah jabatan yang
bersifat keahlian teknis dalam organisasi kejaksaan yang karena fungsinya
memungkinkan kelancaran pelaksanaan tugas kejaksaan.
E. Judge (Hakim)
Hakim adalah orang yang bertindak sebagai pemimpin dalam persidangan. Seorang
hakim bisa menjalankan tugas peradilan (yudisial) di lingkungan Peradilan Umum,
Peradilan Tata Usaha Negara, atau Peradilan Agama. Ada juga hakim militer yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Militer. Secara garis
besar, hakim punya kewenangan untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu
perkara. Bedanya, hakim di peradilan umum menangani perkara pidana dan perdata,
hakim di peradilan tata usaha negara menangani sengketa tata usaha negara, hakim di
peradilan agama menangani perkara antara orang-orang yang beragama Islam,
sedangkan hakim di peradilan militer menangani perkara tindak pidana militer.

21
Gramedia Blog, Profesi Pengacara, https://www.gramedia.com/pendidikan/profesi-pengacara/,
diakses pada 1 November 2021
22
Devi Tambunan, 16 November 2020, Menjelajahi Etikda dan Profesi Polisi,
https://kawanhukum.id/menjelajahi-etika-dan-profesi-polisi/, diakses pada 1 November 2021
Dalam melaksanakan tugas peradilan, seorang hakim nggak boleh membeda-bedakan
orang dan harus menghormati asas praduga tak bersalah.
Hakim bertugas menyelesaikan gugatan, perselisihan-perselisihan dalam bidang
hukum perdata oleh karena penguasa sendiri tidak dapat menyelesaikan tugas
peradilan. Melaksanakan dan menggali keadilan serta berusaha mengatasi segala
hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang dikehendaki undang-
undang. 23
F. Doctor/Physician (Dokter)
Profesi dokter merupakan profesi yang mempunyai tujuan mulia bagi masyarakat,
karena tujuan dasar ilmu kedokteran adalah meringankan sakit, penderitaan fisik,
psikis, dan sosial pada pasien dan masyarakat. Serta mempertahankan kehidupan
insani tanpa memperpanjang proses mati. Sedangkan prinsip dasar etik kedokteran
yaitu primum non necere (yang terpenting adalah tidak merugikan sosial maupun
ekonomi).24
G. Lecturer (Dosen)
Dosen adalah pendidik profesional yang bekerja di satuan pendidikan tinggi tertentu.
Dosen kerap disebut sebagai Ilmuwan karena kapasitas ilmu yang ia miliki. Tugas
utama seorang dosen adalah mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, juga seni melalui Tri Dharma Pendidikan Tinggi. Selain
melaksanakan perkuliahan juga tutorial, dosen diharapkan dapat terus melakukan
penelitian pada bidang keahliannya dan memberikan bimbingan kepada mahasiswa.
Sebagai seorang ilmuwan, dosen perlu mempublikasikan secara teratur karya tulis
ilmiah dan hasil penelitiannya di konferensi akademik. 25

23
Quipper Campus, Karir Hakim, https://campus.quipper.com/careers/hakim, diakses pada 1
November 2021
24
YS Afif, 2014,
http://eprints.undip.ac.id/44901/2/Yastari_Sofyan_Afif_22010110110007_Bab1KTI.pdf, diakses pada
1 November 2021
25
Quipper Campus, Karir Dosen, https://campus.quipper.com/careers/dosen, diakses pada 1
November 2021
4. Professional Status of Lawyer (Status profesi pengacara)
A. Common and Professional Position (posisi umum dan profesional)
B. Requirements of professional (Syarat-syarat menjadi seorang pengacara yang
profesional)
Seorang Advokat atau pengacara pada umumnya harus memiliki latar belakang
pendidikan Sarjana Hukum, tetapi untuk menjadi seorang pengacara yang profesional
tidaklah cukup hanya bertitel sarjana hukum. Ada beberapa syarat dan ketentuan yang
harus dipenuhi untuk bisa menjadi seorang pengacara / advokat yang profesional dan
handal. Kemampuan seorang pengacara / advokat dalam membantu klien
memecahkan masalahnya adalah menjadi nilai tersendiri untuk menilai kemampuan
seorang pengacara / advokat.
Berikut adalah beberapa syarat menjadi pengacara / advokat yang profesional di
Indonesia26 :
- Memiliki latar belakang lulusan Perguruan Tinggi Hukum
- Mengikuti pendidikan khusus dan lulus ujian profesi yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi pengacara
- Menguasai ilmu hukum
- Memiliki kepercayaan diri yang kuat
- Mampu membangun hubungan yang baik (empati dan simpati) dengan kliennya
- Pandai dalam berbicara
- Pengacara harus berusaha mencari kebenaran dan harus berkata benar, serta
menjauhi segala bentuk pemalsuan, kebohongan, dan pemutarbalikan fakta dalam
membela kliennya
- Advokat yang profesional adalah advokat yang tidak berjuang membela yang
berbayar. Sehingga ketika menerima suatu perkara, seorang advokat harus meneliti
terlebih dahulu secara saksama perkara yang akan dibelanya. Jika menemukan suatu
kebenaran berada di pihak kliennya maka ia harus membelanya, dan berusaha untuk
menegakkan kebenaran yang ia temukan.

26
Onggo Wijoyo, 3 November 2018, Syarat menjadi seorang pengacara profesional di indonesia,
https://www.owlawyer.com/syarat-menjadi-seorang-pengacara-profesional-di-indonesia/, diakses
pada 1 November 2021
- Memiliki kode etik profesi pengacara
C. What is actually professional position? (apa posisi sebenarnya dari profesi
pengacara)
Pengacara biasa disebut Advokat, merupakan profesi yang menawarkan jasa hukum
di dalam maupun di luar pengadilan. Jasa hukum yang diberikan bisa berupa
konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili, mendampingi,
membela, maupun tindak hukum lainnya untuk kepentingan klien. Yang menjadi
klien bisa orang, badan hukum, atau lembaga lainnya. Nah, setelah pengacara
menerima kuasa dari klien maka timbullah kewenangan pada dirinya untuk
menjalankan profesinya sebagai penegak hukum. Dalam sistem penegakan hukum,
pengacara yang punya kedudukan setara dengan hakim, jaksa, dan polisi. Meski
begitu, peran dan fungsinya berbeda. Seorang pengacara juga melakukan berbagai
tugas yang berkaitan dengan urusan hukum dan penanganannya. Pengacara bisa
memberikan jasa konsultasi, negosiasi maupun dalam pembuatan kontrak-kontrak
dagang, pembuatan dokumen hukum lainnya seperti surat perjanjian dan surat wasiat,
penyelesaian perselisihan dengan musyawarah, dan sebagainya.
Nah, dalam praktiknya, pengacara harus mengkhususkan diri pada bidang tertentu.
Tak heran ada firma hukum/kantor advokat yang fokus ke pekerjaan litigasi (jasa
hukum di dalam pengadilan), tapi ada juga yang mengerjakan pekerjaan korporasi
atau non-litigasi (jasa hukum di luar pengadilan). 27
D. Implementation of a professional work (Implementasi dari profesi pengacara)
Kinerja advokat dalam mengimplementasikan UU No. 18 Tahun 2003 tentang
advokat dalam persidangan di Pengadilan Agama Lamongan memang belum
sepenuhnya maksimal mengimplementasikan UU No. 18 Tahun 2003 tentang
advokat. Hal ini dikarenakan sebagian advokat masih ada yang melanggar Kode Etik
Advokat UU No. 18 Tahun 2003 tentang advokat diantaranya sebagian advokat
bertutur kata yang tidak baik atau kurang sopan saat persidangan, masalah
kedisiplinan, kurang wawasan keilmuan dan lain sebagainya.
Kesesuaian kinerja advokat dalam mengimplementasi Kode Etik Advokat UU No. 18
Tahun 2003 tentang advokat di Pengadilan Agama Lamongan dengan nilai etika yang
terkandung dalam UU No. 18 Tahun 2003 belum sepenuhnya sesuai dengan nilai
dasar atau nilai etika yang terkandung dalam Kode Etik Advokat UU No. 18 Tahun
2003 tentang advokat. Hal ini disebabkan nilai-nilai dasar kode etik advokat dalam
UU No. 18 tahun 2003 belum semuanya diterapkan oleh advokat dalam

27
Quipper Campus, Karir Pengacara, https://campus.quipper.com/careers/pengacara, diakses pada 1
November 2021
mengimplementasikan UU No. 18 Tahun 2003 tentang advokat dalam persidangan di
Pengadilan Agama Lamongan. Nilai dasar atau nilai etika yang belum terpenuhi itu
adalah nilai pertanggungjawaban
Berdasarkan uraian di atas, hendaknya para advokat lebih meningkatkan kedisiplinan,
lebih professional dalam menjalankan profesinya, lebih menambah wawasan
keilmuwan dalam bidang hukum Islam serta lebih bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya. Untuk selalu menjaga tingkah laku, dan menjalankan
kewajiban sesuai kehormatan, martabat dan tanggung jawab sebagai advokat dengan
berpegang teguh dengan Kode Etik Advokat.28
5. Whatever Our Expectation and Dream of The Professional (Apapun
Ekspektasi dan Mimpi dari seorang profesional)
A. Goals or Aims of the Role (Tujuan dari Profesi ini)
- Able to Settle a Case : klien berharap bahwa lawyer dapat menyelesaikan kasus
yang telah dia adukan dengan baik
- Able to keep the secret : klien berharap lawyer dapat menjaga kerahasiaannya atas
apa saja yang disampaikan klien agar penyelesaian perkara menjadi mudah
- Able to working in group : klien berharap bisa bekerja sama dengan lawyer tersebut
dan berharap lawyer tidak individualisme yang masih mau bisa menerima masukan
- Able to bring a legal solution : klient berharap lawyer dapat memberikan solusi
hukum yang bijak atas permasalahannya
- Able to bring a legal enlightment : klien berharap lawyer dapat memberikan
pencerahan atas permasalahan yang dia hadapi, sehingga klien bisa tau harus berbuat
apa dan mengerti konsekuensinya.
B. Image / Dreams of the Role (Mimpi atau personality dari seorang lawyer)
- A Flamboyant Person
Sejak dahulu pengacara atau advokat dipandang sebagai profesi bergengsi, berderajat
tinggi, dan berlimpah penghasilan. Di Indonesia, profesi pengacara terkesan
flamboyan dengan kehidupan mewah. Sampai saat ini, masyarakat menempatkan
pengacara dalam lingkaran elite profesional terhormat dan sebagai perwujudan
definisi sukses. Mereka menyandang status profesional yang unik dan citra glamor
yang didengungkan informasi oleh media. Penampilan mereka sering kali necis,
dengan mengenakan setelan jas atau batik tulis, mengendarai mobil mewah, dan

28
http://digilib.uinsby.ac.id/2060/, diakses pada 1 November 2021
menikmati pergaulan masyarakat kelas atas. Bisa dikatakan bahwa medialah yang
berperan besar dalam membangun citra ini. 29
- A Friendly Person
Menjadi seorang pengacara harus memiliki sifat yang friendly atau bersahabat dalam
menghadapi klien, hal ini diperlukan agar klien memandan kita sebagai sosok yang
baik untuk menangani kasus dari klien dan agar klien tenang apabila bekerja dengan
sosok yang memiliki sifat ini
- An Easy Person to Talk with
Komunikatif dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul dan bekerjasama dengan orang lain. Karakter komunikatif dapat
dikembangkan dengan menciptakan suasana pergaulan yang nyaman, situasi yang
mendukung, dan lingkungan yang menarik.
Dalam segala situasi, sikap yang komunikatif sangat diperlukan untuk memperlancar
komunikasi dengan orang lain, memahami suatu hal dan lain sebagainya. Sikap
komunikatif yang diterapkan sedini mungkin dapat melatih seseorang untuk berani
berbicara di depan umum, berani berpendapat, dan berani mengambil keputusan.
Pelajari sikap komunikatif mulai dari pengertian hingga contoh kalimatnya, sebab hal
ini dapat memudahkanmu saat berkomunikasi dengan orang lain. 30 Dengan memiliki
tindakan seperti ini maka dapat diharapkan tidak ada kesalahpahaman antara
profesional dengan klien
- An Energic Person
Orang yang energik adalah orang yang selalu siap beraksi, baik fisik maupun mental.
Hal ini penting karena dalam pekerjaan khususnya lawyer ini butuh kondisi tubuh
yang prima karena terkadang dalam menyelesaikan kasus itu tidak dapat diselesaikan
dalam 1-2 hari saja melainkan berhari-hari. Oleh karena itu dalam pekerjaan ini
dibutuhkan seseorang yang selalu siap beraksi
- An Open Person
Jika menggambarkan seseorang atau karakter mereka sebagai orang yang terbuka,
maksudnya ialah mereka jujur dan tidak ingin atau mencoba menyembunyikan apa
pun atau menipu siapa pun. Dia selalu terbuka dengannya dan dia selalu merasa dia
29
Laksanto Utomo, Mei 2020, Pengaca Cyber : Profesi hukum Kaum Milenial, Jakarta Selatan,
Lembaga Studi Hukum Indonesia
30
Novi Puji Astuti, 17 Desember 2020, Komunikatif adalah Mudah Dipahami, Berikut Pengertian dan
Contoh Kalimatnya, https://www.merdeka.com/jabar/komunikatif-adalah-mudah-dipahami-berikut-
pengertian-dan-contoh-kalimatnya-kln.html, diakses pada 2 November 2021
akan tahu jika dia berbohong 31. Menjadi seorang profesional diharapkan memiliki
sifat ini karena dalam berhubungan dalam klien harus saling terbuka agar lebih
mudah dalam menemukan solusinya dan menyelesaikan kasusnya.
- A Person Willingly to Hear
Seseorang yang bersedia mendengarkan pendapat orang lain tentang seseorang atau
sesuatu. Diharapkan profesional bisa menjadi pendengar yang baik agar lebih mudah
memahami permasalahan klien dan menjadikan klien lebih terbuka yang
memudahkan pekerjaan seorang profesional nantinya.
- A Trusty Person
Orang yang dapat dipercaya adalah orang yang dapat diandalkan, bertanggung jawab,
dan dapat dipercaya sepenuhnya. Dia adalah pemimpin yang dapat dipercaya dan
berkepala dingin. Diharapkan seorang profesional memiliki sifat ini karena dengan
menjadi seorang yang dapat dipercaya maka klien akan dapat menyerahkan seluruh
informasinya kepada profesional, dan juga hal ini yang dapat menyebabkan seorang
klien nyaman dengan profesional karena dapat diandalkan dan bertanggung jawab
untuk dapat menyelesaikan masalahnya
C. Model/Paradigma of Relationship
a. Robert Veath
Lawyer-Client Relationship menurut Robert Veath :
- ENGINEERING MODEL : Dalam hubungan client dan professional dalam hal
membuat keputusan adalah di tangan client. professional harus memperhatikan
clientnya apakah bisa membuat keputusan atau tidak
- PRIESTLY MODEL : hubungan antara client dengan professional yang clientnya
tidak tahu apa-apa dan memberikan kebebasan kepada professional untuk
memberikan solusi. Professional harus mengambil alih dan menyelesaikan kasusnya
- COLLEGIAL MODEL : memberikan pendapat untuk memutuskan secara bersama-
sama. Hubungan client dengan professional adalah melihat client sebagai teman
untuk membuat keputusan secara bersama
- CONTRACTUAL/COVENANT MODEL : model ini sebagai puncak dari semua
model di atas. Hubungan client dan professional harus didasarkan berdasarkan

31
https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/open, diakses pada 2 November 2021
kontrak. Kontrak berisi hak dan kewajiban antara client dan professional. Perjanjian
kontrak ini dalam bentuk surat kuasa
b. Letty Russel
- Jawaban Letty Russell adalah "partnership" dipahami dengan cara baru sebagai
hubungan yang berakar pada kisah hidup Yesus. Alih-alih berkonsentrasi pada
individu sebagai entitas tunggal, ia mengembangkan tema individu dalam kemitraan -
baik dengan Tuhan maupun dengan Orang Lain. Dia berurusan dengan dasar-dasar
teologis dari kemitraan dan keprihatinan praktis seperti gaya hidup, seksualitas
manusia, pendidikan, kehidupan komunitas gereja, dan pelayanan. 32
- Model kepemimpinan ini dianggap unik karena memiliki ciri khusus jika
dibandingkan dengan teori kepemimpinan pendidikan lainnya. Ditemukan bahwa
model kepemimpinan kolektif kolegial diterapkan oleh pimpinan melalui pembagian
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Keputusan
masing-masing lembaga dibuat dengan musyawarah bersama, tidak berdasarkan
kewenangan pemimpin tunggal. Selain menjunjung tinggi tradisi organisasi
berdasarkan model33.
c. David Switzer
- Clown Model : trained professional with a high sense of humanity
Yang berarti profesional terlatih dengan rasa kemanusiaan yang tinggi karena
diharapkan seorang profesional dapat memahami kliennya dengan rasa kemanusiaan
juga, sehingga dapat memperlakukan seorang klien secara manusiawi.

32
Letty M. Russel, 1979, The Future of Partnership, Westminster John Knox Press
33
Farid Setiawan dan Heru Kurnianto Tjahjono, 2016, COLLECTIVE-COLLEGIAL: LEADERSHIP MODEL
OF MUHAMMADIYAH EDUCATION, Yogyakarta, UMY Repository
PROFESSIONAL ETHICS FOR LAWYER
1. How to Be A Great Lawyer (Bagaimana menjadi pengacara yang baik/hebat)
Terdapat beberapa hal untuk menjadi pengacara yang hebat 34:
a. Mengetahui Hukum
- Ketahui informasi. Ketahui selalu informasi terbaru mengenai bidang hukum Anda.
Ketahui perkembangan-perkembangan baru, karena hukum dan peraturan sering kali
berubah dan selalu ada kasus-kasus baru yang ditetapkan setiap harinya. Setiap hari
negara memperkenalkan legislasi baru yang akan memengaruhi bidang hukum Anda.
Hukum negara juga berubah secara rutin.
- Lakukan penelitian jika perlu. Jika Anda memiliki kasus tidak biasa yang
melibatkan masalah yang belum pernah Anda tangani sebelumnya, luangkan waktu
untuk melakukan penelitian hukum dan temukan jawabannya. Jangan menganggap
Anda sudah mengetahui segalaya, bahkan jika Anda telah menjalani praktik hukum di
bidang hukum yang sama selama beberapa tahun. Masalah dan kasus baru muncul
setiap harinya, dan Anda perlu melakukan penelitan untuk menemukan solusi bagi
kasus Anda.
b. Mempelajari Keahlian yang Penting
- Latihlah pemikiran kritis. Untuk menjadi pengacara yang sukses, Anda harus bisa
memandang masalah hukum dari segala sisi demi mendapatkan solusi terbaik.
Analisis yang tepat bukan hanya akan membantu Anda mengidentifikasi masalah
hukum, tetapi juga membantu Anda mengembangkan argumen hukum yang kuat
guna mendukung posisi klien Anda.
Jangan selalu bergantung pada klien untuk langsung memberitahu segalanya kepada
Anda. Seorang klien sering kali tidak akan langsung memberikan informasi begitu
saja karena dia tidak tahu hal apa yang penting dan hal apa yang tidak penting.
Ajukan pertanyaan yang diperlukan untuk mencari tahu informasi yang dibutuhkan.
- Kembangkan keahlian menulis Anda. Pengacara sering kali menyepelekan keahlian
menulis yang dibutuhkan untuk menjadi pengacara yang sukses. Nyatanya, seorang
pengacara meluangkan cukup banyak waktu mengisi permohonan dan dokumen
lainnya untuk pengadilan. Hampir semua dokumen ini membutuhkan keahlian
menulis pada tingkatan tertentu. Anda akan jauh lebih mungkin untuk memperkuat

34
O'OD CHRISWORO, S.H.,M.H. & PARTNERS, 2019, TIPS MENJADI PENGACARA HEBAT DAN SUKSES,
https://www.chrisworo.web.id/2019/10/tips-menjadi-pengacara-hebat-dan-sukses.html, diakses
pada 02 November 2021
posisi klien Anda jika Anda dapat menulis secara efektif. Sebagai aturan umum,
Anda perlu membuat argumen tertulis seperti berikut:
a. Perjelas fakta-fakta dalam kasus Anda.
b. Identifikasi masalah hukumnya.
c. Tentukan hukum atau regulasi mana yang berlaku pada masalah yang Anda
tangani.
d. Terapkan hukum pada fakta-fakta dalam kasus Anda.
e. Tariklah kesimpulan berdasarkan hukum yang telah Anda terapkan pada fakta-
fakta kasus Anda.
- Latihlah kemampuan komunikasi lisan Anda. Semua pengacara yang sukses
memiliki kemampuan komunikasi yang hebat, baik itu bicara di hadapan persidangan,
kepada pengacara lain, juri, ataupun klien mereka. Mereka harus bisa menyampaikan
posisi klien di persidangan, mengajukan pertanyaan pada saksi secara ekfetif,
berargumen dengan juri, dan meyakinkan klien untuk menyewa mereka.
Dalam hal klien, seorang pengacara harus bisa memperoleh semua informasi yang
diperlukan dari klien untuk mewakilinya dengan kepekaan dan kebijaksanaan.
Pengacara harus bisa meyakinkan calon klien bahwa dia adalah jaksa yang tepat
untuk mewakilinya.
- Kenali pengadilan tempat Anda biasanya menjalankan praktik. Setiap pengadilan
memiliki praktik tersendiri, dan staf pengadilan dapat menjadi orang yang sangat
berharga untuk memberikan Anda informasi yang tidak akan Anda ketahui dengan
cara lain. Walaupun Anda tidak bisa mendiskusikan kasus-kasus spesifik dengan para
hakim, mereka sering kali bersedia membicarakan skenario fakta dan poin-poin
hukum dengan Anda dan memberi Anda pendapat.
- Jalani seminar pelatihan persidangan. Sebagian organisasi nasional menawarkan
pelatihan persidangan untuk pengacara yang mewakili klien di ruang pengadilan
secara rutin. Walaupun setiap hakim dan ruang pengadilan berbeda-beda pada
tingkatan tertentu, terdapat teknik persidangan tertentu yang dapat berharga bagi
Anda dalam pengaturan pengadilan manapun. Seminar pelatihan persidangan dapat
membantu Anda mempelajari dan meningkatkan keahlian praktik persidangan Anda.
- Bergabunglah dengan asosiasi hukum lokal, daerah, ataupun nasional. Saat Anda
berada bersama pengacara lainnya, Anda dapat belajar dari jaksa yang lebih
berpengalaman dan bertukar ide. Asosiasi hukum sering kali mensponsori seminar
CLE dan kesempatan belajar lainnya yang dapat menjadi sangat berharga bagi
perkembangan profesional Anda. Anda juga dapat mengembangkan jaringan dengan
pengacara-pengacara yang dapat Anda mintai nasihat jika Anda memiliki pertanyaan
dalam menangani kasus tertentu. Anda juga dapat ikut serta dalam layanan komunitas
melalui asosiasi hukum Anda.
c. Menunjukkan Sopan Santun pada Klien, Rekan Kerja, dan Hakim
- Bicaralah pada hakim dan staf pengadilan dengan rasa hormat. Dengarkan mereka
tanpa memotong pembicaraan. Profesionalisme Anda akan tergantung dari cara Anda
membawa diri. Bersikap kasar pada hakim atau staf tidak akan berdampak baik Anda
atau klien Anda.
- Gunakan kebijaksanaan dan kesopanan saat menghadapi klien. Dia mungkin akan
merasa gelisah atau tidak menyukai apa yang Anda harus katakan, tetapi cobalah lihat
situasi dari sudut pandangnya. Namun, jangan biarkan klien Anda menyakiti Anda
secara lisan atau mengajukan permintaan yang tidak masuk akal kepada Anda. Anda
tidak perlu mewakili setiap klien yang mendatangi Anda, dan sebaiknya jangan
- Dengarkan klien Anda. Jangan pernah menghakimi, dengarkan saja dan beri saran.
Bahkan jika klien Anda telah membuat keputusan yang buruk, yang pasti akan
dilakukannya di suatu titik selama proses perwakilan dari Anda, cari tahulah cara
terbaik untuk mengatasi situasinya dan lanjutkan prosesnya.
- Bersikaplah jujur terhadap pengadilan, rekan kerja, dan klien Anda. Bersikap tidak
jujur tidak akan membawa Anda kemanapun dan memberi Anda reputasi
ketidakjujuran. Ditambah lagi, klien Anda tidak akan memercayai Anda, yang berarti
Anda tidak akan disewa lagi oleh klien Anda. Dalam kasus-kasus ekstrem,
ketidakjujuran dapat membahayakan izin praktik hukum Anda jika perhimpunan
advokat negara Anda mengetahui bahwa Anda telah melanggar aturan perilaku
profesional yang membawahi semua pengacara.
- Ajukan pertanyaan pada saksi dengan tepat. Saat menginterogasi saksi, tanyakan
pertanyaan tepat yang berkaitan dengan persidangan. Jangan mengejek saksi jika dia
terbawa emosi, tetapi pertahankan juga jarak profesional. Ingatlah bahwa penanganan
khusus harus dijalankan terhadap saksi-saksi di bawah umur atau korban kejahatan
kekerasan. Hakim dan/atau juri akan menilai diri Anda dari cara Anda
memperlakukan orang lain selama proses persidangan.
d. Mempertahankan Etika yang Tinggi
- Jagalah kerahasiaan jaksa dan klien. Kasus seorang klien bukanlah urusan orang lain
selain Anda. Ungkapkan informasi tersebut di pengadilan dan pada pihak lawan Anda
hanya sejauh Anda wajib melakukanya dan diperlukan untuk mewakili klien Anda
secara efektif.
- Ikuti aturan perilaku profesional negara bagi pengacara. Setiap negara memiliki
rangkaian aturan perilaku profesional yang mengatur perilaku semua pengacara. Jika
Anda tidak bisa mengikuti aturan ini, Anda akan mendapatkan risiko menerima
tindakan displin, yang dapat menyebabkan Anda diberi penangguhan atau pencabutan
izin praktik hukum Anda.
- Patuhi hukum. Jika Anda melakukan tindak kejahatan, Anda bukan hanya akan
dikenakan penalti melalui sistem peradilan kriminal, tetapi juga mendapatkan
tindakan disiplin profesional. Tergantung dari bentuk kriminal Anda, Anda juga
mungkin akan kehilangan pekerjaan Anda.
e. Membuat Perubahan.
- Ingatlah bahwa kesuksesan Anda tidak selalu bisa diukur dengan bayaran Anda.
Terkadang, kasus pro bono atau kasus yang Anda terima dengan bayaran yang lebih
sedikit adalah kasus yang dapat membantu Anda membuat perubahan yang paling
signifikan. Memperoleh bayaran sebesar sepuluh digit bukanlah berarti sebuah
kesuksesan bagi setiap pengacara. Banyak jaksa yang bekerja di kantor bantuan
hukum, kantor pemerintahan, dan pekerjaan dengan bayaran kecil lainnya sudah
sangat bahagia dengan karier mereka dan membuat perubahan besar dalam kehidupan
orang lain.
- Ketahuilah bahwa terdapat jalur-jalur lain untuk mencapai karier yang sukses.
Sebagian pengacara menganggap diri mereka sukses saat menjadi rekanan di firma
hukum yang kuat. Lainnya merasa puas menghasilkan uang dengan praktik tunggal
mereka. Dan sebagian lagi tetap menganggap pekerjaan nirlaba atau kepentingan
umum sebagai kunci kesuksesaan dalam kehidupan mereka. Pada akhirnya, karier
yang sukses sebagai pengacara adalah apa yang sesuai dengan arti kesuksesan
menurut Anda, bukan orang lainnya.
- Kendalikan rasa stres. Jaksa sering kali bekerja dalam waktu yang lama dan
menghadapi situasi penuh stres dalam kesehariannya. Belajarlah cara menghilangkan
dan mengendalikan rasa stres dari hari ke hari. Langkah ini akan memungkinkan
Anda untuk berpikir lebih jernih dan tenang serta lebih efektif dalam pekerjaan Anda.
- Jadilah bahagia dengan pilihan karier Anda. Akan terasa sulit untuk menikmati atau
menjadi sukses pada karier yang tidak Anda sukai. Jika Anda tidak menikmati
pekerjaan Anda, carilah pekerjaan yang paling sesuai untuk Anda dan dapat benar-
benar Anda nikmati.
2. Advokat dan Bisnis
A. Advokat sebuah profesi bagaikan mata uang 2 sisi
Dalam ketentuan Pasal 7 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM)
menyatakan bahwa semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan
hukum yang sama tanpa diskriminasi apapun, demikian juga UndangUndang Dasar
1945 menentukan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan
dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum, maka
dalam rangka menjamin hak warga negara untuk mendapatkan pengakuan, jaminan,
perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum maka hal ini tidak dapat dilepaskan dari implementasinya, baik sistem
penegakan hukumnya maupun aparat penegak hukum yang ada di Indonesia. Kedua
hal tersebut, baik sistem maupun pelaksanan sistem tersebut dapatlah
diperumpamakan dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak dapat saling
dipisahkan satu sama lain. Advokat adalah sebagai salah satu aparat penegak hukum,
kesimpulan ini diperoleh selain salah satu tugasnya adalah menjaga hak dari
tersangka atau terdakwa yang notabene tidak dapat dipungkiri adalah juga dalam
upaya mencari keadilan dan penegakan hukum35. Izin dan sumpah advokat ibarat dua
sisi mata uang yang hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Dalam hukum
pidana nasional bahwa melakukan perbuatan tanpa izin merupakan perbuatan
melanggar hukum atau dengan kata lain perbuatan yang bersifat melawan hukum,
apabila dalam undang – undang disebutkan harus dengan izin, sebagaimana advokat.
Ia (advokat) bisa menyandang profesi itu jika persyaratan termasuk izin harus
dipenuhi, sehingga jika dipenuhi dan ia tetap bertindak solah – olah sebagai advokat
maka perbuatannya dapat dikategorikan memenuhi rumusan Pasal 31 UU Advokat 36.
B. Profesi Advokat sebagai Jasa dan bantuan hukum
Pada regulasi yang diundangkan pada tahun 2003, jabatan advokat adalah seseorang
yang bekerja untuk memberikan bantuan atau jasa hukum yang lebih dalam dan lanjut
kepada publik. Tentu saja, jasa hukum tersebut akan diberikan ketika seseorang
memiliki agenda hukum baik perdata hingga pidana. Jasa hukum yang diberikan
tersebut dapat dilakukan oleh seorang advokat baik saat berada di dalam maupun di

35
Samuel Saut Martua Samosir, 2017, Organisasi Advokat dan Urgensi Peran Pemerintah dalam
Profesi Advokat, Jember
36
Kuswardani dan Widhia Kusuma Wardani, PERIZINAN DAN SUMPAH PROFESI HUKUM (Perspektif
Hukum Pidana dan Islam terhadap Advokat), Surakarta
luar lokasi kewenangannya seperti pengadilan umum, pengadilan agama, hingga
pengadilan tata usaha negara37.
Pemberian bantuan (pembelaan) hukum bagi masyarakat tidak mampu hanya dapat
dilakukan oleh Advokat yang sudah terdaftar pada Pengadilan Tinggi setempat.
Pemberian bantuan hukum tersebut dapat dilakukan melalui : Bantuan (pembelaan)
hukum yang dilakukan oleh Advokat secara perorangan Bantuan (pembelaan) hukum
yang dilakukan oleh Advokat secara kelembagaan melalui Lembaga Bantuan Hukum
setempat. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Jasa yang diberikan
Advokat berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien (jasa hukum). Advokat adalah pengacara yang diangkat
oleh Menteri Kehakiman setelah mendapat nasihat dari Mahkamah
C. Advokat sebagai bisnis yang memerlukan networking
Memiliki relasi atau Networking dalam berkarir dapat mendongkrak koneksi dengan
berbagai pihak untuk mengembangkan karir kita karena proses ini melibatkan
hubungan antar pribadi, hubungan dengan komunitas, dan perusahaan lain.
Networking tidak terbatas pada hadir dalam pertemuan-pertemuan dalam jejaring,
saling berkenalan, kemudian mengumpulkan kartu nama. Lebih daripada itu,
networking harus menjadi sebuah tindakan yang terfokus dan strategis. Memang
tidak semua orang atau badan yang Anda temui akan mendukung kemajuan karir.
Oleh sebab itu, kita perlu menentukan siapa yang harus ditemui, bagaimana
menemuinya, dan bagaimana memanfaatkan hubungan tersebut ke arah saling
menguntungkan. Jadi, inti dari networking ialah aktif menjalin relasi dengan berbagai
pihak untuk meningkatkan pertumbuhan karir kita. Networking seharusnya tidak
berjalan secara mengalir saja, melainkan diawali rencana dan dilakukan secara
konsisten.38
D. Advokat sebagai profesi yang mulia (officium nobile)
Sesuai dengan Pasal 8 huruf a Kode Etik Advokat Indonesia :

37
Mutia Anggraini, 2020, Advokat Adalah Pemberi Jasa Hukum, Ketahui Perbedaannya dengan
Pengacara, https://www.merdeka.com/trending/advokat-adalah-pemberi-jasa-hukum-ketahui-
perbedaannya-dengan-pengacara-kln.html, diakses pada 02 November 2021
38
Riesta Aldilah, 04 Desember 2019, Dalam Berbisnis Membangun Networking itu Penting! Simak
Caranya, https://bahasan.id/dalam-berbisnis-membangun-networking-itu-penting-simak-caranya/,
diakses pada 1 November 2021
Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile), dan
karenanya dalam menjalankan profesi selaku penegak hukum di pengadilan sejajar
dengan Jaksa dan Hakim, yang dalam melaksanakan profesinya berada dibawah
perlindungan hukum, undang-undang dan Kode Etik ini
Keberadaan UU Advokat yang diundangkan dan dinyatakan telah sah pada tanggal 5
April 2006 tidak saja memberikan kepastian dan status hukum terhadap advokat
sebagai penegak hukum yang berprofesi memberikan jasa hukum, tetapi juga
menuntut lahirnya advokat yang profesional demi terciptanya hukum dan
keadilan.Advokat sebagai profesi yang mulia (officium nobile) dalam menjalankan
profesinya berada dibawah perlindungan hukum, undang-undang dan kode etik,
memiliki kebebasan yang didasarkan kepada kehormatan dan kepribadian advokat
yang berpegang teguh kepada kemandirian, kejujuran, kerahasiaan dan keterbukaan.
Sebagai profesi yang mulia, ada 8 syarat yang harus dipenuhi profesi advokat, yaitu 39:
1. Harus ada ilmu (hukum), yang diolah didalamnya.
2. Harus ada kebebasan. Tidak boleh ada hubungan dinas (dienstverhouding) atau
hierarchie.
3. Harus mengabdi kepada kepentingan umum. Mencari kekayaan tidak boleh
menjadi tujuan.
4. Harus ada clienten-verhouding yaitu hubungan kepercayaan antara advokat dan
clien.
5. Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari clien. Akibatnya :
advokat harus dilindungi haknya merahasiakan informasi yang diterima dari clien.
6. Harus ada immunitet (hak tidak boleh dituntut) terhadap penuntutan-penuntutan
tentang sikap dan perbuatan yang dilakukan dalam pembelaan.
7. Harus ada code ethica dan peradilan code ethica oleh suatu dewan kehormatan.
8. Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil pekerjaan
atau banyaknya usaha atau jerih payah, pikiran yang dicurahkan didalam pekerjaan
itu. Orang tidak mampu harus ditolong cumacuma dan dengan usaha yang sama.
3. Kode Etik Advokat
Muatan dalam kode etik indonesia :
A. Masalah Keahlian Advokat

39
Soemarno P. Wirjanto, Loc. Cit., h. 27
 Syarat menjadi anggota
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2003 tentang
advokasi, terdapat 9 syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi advokat. Syarat
tersebut antara lain40 :
- Seorang Warga Negara Indonesia (WNI)
- Bertempat tinggal di Republik Indonesia
- Tidak merangkap jabatan. Tidak sedang berstatus pegawai negeri ataupun pejabat
negara lainnya
- Berusia minimal 25 (dua puluh lima) tahun
- Memiliki ijazah sarjana dengan latar belakang pendidikan tinggi hukum.
- Telah dinyatakan lulus ujian advokat yang diadakan oleh organisasi advokasi
- Telah mengikuti magang minimal dua tahun secara berturut-turut
- Tidak pernah dipidana penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dan
diancam pidana penjara selama 5 (lima) tahun atau lebih
- Memiliki perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan berintegritas
tinggi.
Kemudian, setelah calon advokat melengkapi persyaratan serta mengikuti tahapan
untuk menjadi advokat, calon advokat berjanji atau bersumpah untuk menjadi
advokat. Para calon advokat bersumpah menurut agama atau berjanji dengan
sungguh-sungguh di depan sidang terbuka Pengadilan Tinggi di domisili hukum
masing-masing. Setelah disumpah, para calon advokat menjadi advokat.
Namun, advokat dapat berhenti atau diberhentikan karena permohonan sendiri,
dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, ataupun berdasarkan
keputusan Organisasi Advokat. Bagi para advokat diberhentikan karena dijatuhi
pidana disebabkan karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman
empat tahun atau lebih. Jatuhan pidana tersebut harus telah memiliki kekuatan hukum
yang tetap.
- Advokat melakukan pelatihan

40
S. Dian Andryanto, 2021, 9 Syarat Menjadi Advokat dan Sanksi Jika Langgar Sumpah Advokat,
https://gaya.tempo.co/read/1509395/9-syarat-menjadi-advokat-dan-sanksi-jika-langgar-sumpah-
advokat/full&view=ok, diakses pada 02 November 2021
Sebelum menjadi advokat, akan diadakan beberapa tahap sebagai berikut 41:
a. PKPA
PKPA dilaksanakan oleh organisasi advokat. Yang dapat mengikuti PKPA adalah
sarjana yang berlatar belakang/lulusan (lihat penjelasan Pasal 2 ayat [1] UU No. 18
Tahun 2003 tentang Advokat):
1. Fakultas Hukum;
2. Fakultas Syariah;
3. Perguruan Tinggi Hukum Militer; atau
4. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.
Persyaratan calon peserta PKPA (lihat Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Peradi No. 3
Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Advokat):
a. Menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diisi;
b. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi ijazah sarjana yang berlatar belakang
pendidikan tinggi hukum dan yang telah dilegalisir;
c. Menyerahkan 3 (tiga) lembar foto berwarna ukuran 4x6;
d. Membayar biaya yang telah ditetapkan untuk mengikuti PKPA, yang dibuktikan
dengan fotokopi bukti pembayaran;
e. Mematuhi tata tertib belajar;
f. Memenuhi ketentuan kehadiran sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen)
dari seluruh sesi PKPA.
Sertifikat PKPA
Apabila peserta telah mengikuti PKPA sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas,
maka yang bersangkutan akan diberikan sertifikat oleh penyelenggara PKPA (lihat
Pasal 11 Peraturan Peradi No. 3 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Advokat).
b. UPA

41
Diana Kusumasari, 2011, Prosedur Menjadi Advokat Sejak PKPA Hingga Pengangkatan,
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl3636/produser-ujian-advokat, diakses pada 02
November 2021
Setelah mengikuti PKPA, calon advokat harus mengikuti UPA yang dilaksanakan
oleh organisasi advokat. Dalam UPA yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Advokat
Indonesia (“Peradi”) ditentukan bahwa yang dapat mengikuti UPA adalah pihak-
pihak yang telah mengikuti PKPA yang diselenggarakan perguruan tinggi atau
institusi lain yang mendapat persetujuan dari PERADI.
Persyaratan umum mengikuti UPA:
1. Warga Negara Indonesia;
2. Mengisi Formulir pendaftaran, dengan melampirkan:
a. Fotokopi KTP;
b. Fotokopi Bukti Setor Bank biaya ujian advokat;
c. Pas foto berwarna 3 X 4 = 4 lembar;
d. Fotokopi Ijasah (S1) berlatarbelakang pendidikan tinggi hukum yang telah
dilegalisir oleh perguruan tinggi yang mengeluarkannya;
e. Fotokopi Sertifikat pendidikan khusus profesi advokat.
Peserta yang lulus UPA akan menerima sertifikat lulus UPA dari organisasi advokat
B. Kepribadian Advokat
Hal kedua yang diatur dalam kode etik advokat adalah kepribadian advokat. Hal-hal
yang perlu diuraikan dalam kaitan dengan masalah kepribadian advokat adalah :
- Tidak Boleh rangkap jabatan
Rangkap jabatan Advokat dalam regulasinya telah diatur oleh Pasal 20 Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan Pasal 3 huruf f Kode Etik
Advokat, yang berbunyi:
Pasal 20 Undang-Undang Advokat:
1. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan
tugas dan martabat profesinya.
2. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian
rupa sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi kebebasan dan
kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
3. Advokat dilarang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi
Advokat selama memangku jabatan tersebut.
Pasal 3 huruf f Kode Etik Advokat:
Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yang dapat merugikan
kebebasan, derajat dan martabat Advokat.
Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan
tugas dan martabat profesinya. Frasa menurut KBBI berarti sesuatu yang berlawanan
atau tidak selaras atau tidak sesuai. Sebab Advokat merupakan profesi yang berkaitan
dengan hukum, maka menurut Penulis segala dualisme profesi Advokat yang tidak
berkaitan dengan hukum merupakan sesuatu yang melanggar Pasal 20 ayat (1)
Undang-Undang Advokat. Hal ini sesuai dengan Pasal 32 Undang-Undang
Ketenagakerjaan yang menyebutkan: "Penempatan tenaga kerja diarahkan untuk
menempatkan tenaga kerja pada jabatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
keterampilan, bakat, minat dan kemampuan dengan memperhatikan harkat, martabat,
hak asasi, dan perlindungan hukum. Maka demikian, apabila jabatan karyawan
perusahaan yang dimaksud berhubungan dengan hukum, maka menurut Penulis hal
tersebut tidak bertentangan dengan Undang-Undang Profesi Advokat
Walaupun Undang-Undang Advokat tidak secara eksplisit menjelaskan kalimat
bertentangan yang dimaksud, namun ia perlu di interpretasikan secara jelas
menggunakan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Begitu pula dengan Pasal 3
huruf f Kode Etik Advokat, mengenai kebebasan advokat, maka ia berkaitan dengan
segala hak dan kewajiban seorang Advokat seperti tertuang dalam Kode Etik Advokat
ataupun Undang-Undang Advokat. Sehingga apabila jabatan lain itu membatasi hak
dan kewajiban seorang Advokat, dapat dikatakan ia melanggar ketentuan rangkap
jabatan Advokat. Sedangkan derajat dan martabat Advokat yaitu sebagai officium
nobellium (profesi yang mulia dan terhormat), maka apabila jabatan lain itu
mencemari atau merendahkan dan merugikan predikat Advokat sebagai Officium
Nobellium (profesi yang mulia dan terhormat), dapat disimpulkan bahwa ia juga
melanggar ketentuan rangkap jabatan Advokat.42
- Memegang Teguh Rahasia
Hubungan advokat dengan kliennya membawa kewajiban dalam menyimpan rahasia
(confidentiality). Tugas pertama advokat adalah menyimpan rahasia klien.
Kerahasiaan adalah yang utama dari hak profesi hukum dan sebaliknya informasi
yang diakui berupa hak (privilege) untuk membela yang berasal dari klien. Keputusan

42
2020, Rangkap Jabatan Advokat Sebagai Karyawan di Perusahaan,
https://www.hariantimes.com/read-3644-2020-01-23-rangkap-jabatan-advokat-sebagai-karyawan-
di-perusahaan.html, diakses 02 November 2021
untuk membuka rahasia tersebut kepada umum atau pengadilan merupakan hak klien
dan bukan merupakan hak advokat.
Atas dasar kerahasiaan tersebut, klien menginginkan advokat menyimpan dokumen-
dokumen dalam perkara di pengadilan dan quasi peradilan, dan tidak boleh
diungkapkan kecuali atas kemauan dan perintah klien. Ketentuan Pasal 19 undang-
undang No: 18 Tahun 2003 mengatur mengenai kewajiban advokat yang mewajibkan
merahasiakan segala sesuatu yang dimiliki oleh kliennya. Pasal 19 UU Advokat
menjelaskan sebagai berikut
1) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari
Kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh Undang-undang.
2) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan Klien, termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan
perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi elektronik Advokat.
Selain itu, kewajiban dalam menyimpan rahasia jabatan juga telah diatur secara
limitatif dalam Pasal 170 ayat (1) KUHP, bahwa “Mereka yang karena pekerjaan,
harkat martabat atau jabatannya diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta
dibebaskan dari kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal
yang dipercayakan kepada mereka”.
Pasal 322 ayat (1) KUHP yang juga menjelaskan “Barang siapa dengan sengaja
membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencariannya, baik
yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah”.
Dalam Kode Etik Advokat Indonesia (KEAI) juga mengatur mengenai kewajiban
advokat dalam menjaga kerahasiaan kliennya. Pasal 4 huruf (h) KEAI: “Advokat
wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh klien secara
kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara
Advokat dan klien itu. Melihat pada ketentuan di tersebut, terlihat juga bahwa
walaupun sudah menjadi “mantan klien”, advokat tetap berkewajiban untuk
menyimpan hal-hal yang diberitahukan oleh kliennya setelah hubungan antara
advokat dan klien itu berakhir.
Hubungan kerahasiaan advokat dan klien yang menimbulkan hak istimewa dalam
melakukan pembelaan, kuasa hukum boleh bicara atau membela atas hal-hal atau isu
dalam rangka pembelaan dan tanpa rasa takut akan disalahgunakan. Hak ini
merupakan perlindungan hak hukum terhadap seseorang. Semua kerahasiaan klien
harus dijaga dan tidak boleh diungkapkan kecuali atas persetujuan klien meskipun
advokat tersebut sudah tidak menjadi kuasa hukumnya lagi.
Dengan bersaksi atas kliennya maka advokat tersebut telah melanggar nilai
kepercayaan dan kode etik yang seharusnya dipegang teguh. Mengungkap rahasia
klien yang seakan-akan membantu penegakan hukum padahal fungsi Advokat bukan
untuk itu merupakan tindakan penyimpangan dalam kode etik advokat. Fungsi
advokat adalah membela kepentingan hukum klien dan kerahasiaan klien. 43
- Menghormati Klien
Berdasarkan pasal 5 Kode Etik Advokat :
(1) Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling
menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.
(2) Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain
dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan
baik secara lisan maupun tertulis.
(3) Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik Advokat harus diajukan kepada Dewan Kehormatan
untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa atau cara
lain.
(4) Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebut seorang klien dari teman
sejawat.
(5) Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada
Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan klien untuk memenuhi
kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat semula.
(6) Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat yang
baru, maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan
keterangan yang penting untuk mengurus perkara itu, dengan memperhatikan hak
retensi Advokat terhadap klien tersebut.
Klien adalah orang yang bermasalah, kita harus menolong untuk menyelesaikan
masalah klien tersebut dengan cara tidak merugikan kedua belah pihak. Itulah salah
satu cara untuk menghormati klien.

43
Hiplawyers, 2016, Kewajiban Hukum Advokat Menjaga Kerahasiaan Klien,
https://www.hiplawyers.net/2016/11/kewajiban-hukum-advokat-menjaga.html, diakses pada 02
November 2021
- Hak untuk menolak suatu perkara :
Advokat tidak boleh memilih klien, tidak menolak sebuah perkara berdasarkan status
sosial
Pasal 3 huruf a Kode Etik Advokat Indonesia :
Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap
orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh
karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya,
tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan,
suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.
Anda dibolehkan menolak sebuah perkara apabila perkara tersebut menempatkan
anda dalam posisi yang sulit untuk membela perkara tersebut secara maksimal
- Memiliki Integritas Pribadi
Bahwa untuk menghindari tindak pidana yang terjadi, para advokat haruslah
mempunyai Integritas dan nilai etika dalam menjalankan tugas sebagai pengacara.
Pengertian Integritas adalah konsistensi antara nilai dan tindakan. Orang yang
berintegritas akan bertindak konsisten sejalan dengan nilai-nilai, kode etik, serta
kebijakan organisasi dan/atau profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukannya. Integritas didefinisikan pula sebagai suatu kepribadian yang dilandasi
oleh unsur jujur, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun
kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang andal.
Apabila dikaitkan dengan kode etik, integritas didefinisikan sebagai tindakan yang
konsisten, sesuai dengan kebijakan dan kode etik organisasi. Perbuatan yang
konsisten tersebut adalah perbuatan yang baik dan benar, yang merupakan petunjuk
dari keutuhan pribadi dan sikap yang konsisten yang juga harus transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, seorang advokat yang memegang teguh kejujuran dan nilai nilai
moral dan etika dalam menjalankan tugas yang mulia secara professional sesuai
fungsi dan tugasnya dan dengan sumpah/janji yang telah diucapkannya sebagai
penegak keadilan seharusnya memberikan contoh tauladan kepada masyarakat bukan
sebaliknya membuat kepercayaan dari masyarakat semakin menurun kepada penegak
hukum, tetapi tidak semua advokat bekerja dengan cara cara kotor tersebut, semua
tergantung pada diri masing masing advokat44.

44
Nurlina K, 2015, Integritas dan Nilai Etika Advokat terhadap Pencegahan Korupsi,
https://www.boyyendratamin.com/2015/11/integritas-dan-nilai-etika-advokat.html, diakses pada 02
November 2021
C. Hubungan dengan Klien
- Harus melindungi Klien
Advokat harus menjaga citra dan martabat kehormatan profesi, serta setia dan
menjunjung tinggi Kode Etik dan Sumpah Profesi, yang pelaksanaannya diawasi oleh
Dewan Kehormatan sebagai suatu lembaga yang eksistensinya telah dan harus diakui
setiap Advokat tanpa melihat dari organisasi profesi yang mana ia berasal dan
menjadi anggota, yang pada saat mengucapkan Sumpah Profesi-nya tersirat
pengakuan dan kepatuhannya terhadap Kode Etik Advokat yang berlaku.
Dengan demikian Kode Etik Advokat Indonesia adalah sebagai hukum tertinggi
dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan melindungi namun membebankan
kewajiban kepada setiap Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya baik kepada klien, pengadilan, negara atau masyarakat dan
terutama kepada dirinya sendiri. 45
- Tidak Dapat Mengundurkan diri dari klien secara sembarangan
Berdasarkan kode etik Advokat Indonesia pasal 4 :
(i) Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya pada saat
yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat
menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang bersangkutan,
dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf a.
(j) Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus
mengundurkan diri sepenuhnya dari pengurusan kepentingan-kepentingan tersebut,
apabila dikemudian hari timbul pertentangan kepentingan antara pihak-pihak yang
bersangkutan.
(k) Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan
kerugian kepentingan klien.
- Tidak untuk cari keuntungan dari klien
Pasal 3 huruf b Kode Etik Advokat Indonesia :
Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh
imbalan materi tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran, dan
Keadilan.

45
Bismar Siregar, 2021, Hak dan Kewajiban Seorang Advokat,
https://ayocenter.com/2021/03/10/hak-dan-kewajiban-seorang-advokat/, diakses pada 02
November 2021
- Tidak boleh menjamin kemenangan kepada klien
Berdasarkan Kode Etik Advokat Indonesia pasal 4 :
(c) Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang
advokat menjalankan profesi sebatas melakukan upaya hukum, menjalankan kerja-
kerja hukum untuk memperjuangkan terpenuhinya hak-hak kliennya. Selebihnya,
advokat tidak dibenarkan memastikan bahwa kliennya akan memperoleh kemenangan
atas perkara yang sedang ditanganinya.
Dalam menjalankan profesinya, advokat harus bertindak jujur mempertahankan
keadilan dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia. Kejujuran itu dapat diterapkan
sejak memberikan penjelasan duduk perkara calon klien sampai mengadvokasi klien,
jujur tentang posisioning kliennya, apakah kedudukannya kuat atau lemah secara
hukum (yuridis) dengan melihat dan menganalisa bukti-bukti yang tersedia. Dalam
memberikan pendapat hukumnya advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan
yang menyesatkan.
Oleh karena itu, bahwa advokat telah terikat dengan UU Advokat dan Kode Etik yang
telah ditentukan. Bagi advokat yang menjanjikan kemenangan atas perkara yang
sedang ditanganinya maka telah melanggar Kode Etik itu sendiri. 46
- Menjamin Kebebasan Klien
Berdasarkan Kode Etik Advokat Indonesia pasal 4:
(b) Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat menyesatkan klien
mengenai perkara yang sedang diurusnya
(e) Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu
Pasal 3 :
(c) Advokat dalam menjalankan profesinya adalah bebas dan mandiri serta tidak
dipengaruhi oleh siapapun dan wajib memperjuangkan hak-hak asasi manusia dlam
Negara Hukum Indonesia

46
Litigasi Advokat, 2020, Bolehkah Advokat Menjanjikan Kemenangan,
https://litigasi.co.id/advokat/669/bolehkah-advokat-menjanjikan-kemenangan, diakses pada 02
November 2021
D. Hubungan Dengan Teman Sejawat
- menjaga nama baik teman, saling menghormati dan mempercayai
Berdasarkan kode etik advokat indonesia pasal 5:
(a) Hubungan antara teman sejawat Advokat harus dilandasi sikap saling
menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai.
(b) Advokat jika membicarakan teman sejawat atau jika berhadapan satu sama lain
dalam sidang pengadilan, hendaknya tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan
baik secara lisan maupun tertulis.
- tidak dibenarkan mencuri klien teman seprofesi
Berdasarkan kode etik advokat indonesia pasal 5:
(d) Advokat tidak diperkenankan menarik atau merebu seorang klien dari teman
sejawat
- sahabat dalam pekerjaan, bukan musuh
Di dalam ruang sidang boleh keras atau melawan teman sejawat karena untuk
membela klien masing-masing, tetapi saat di luar kita tetap teman seperjuangan
bukan seorang musuh. Memperlakukan teman sejawat juga harus dijelaskan kepada
klien agar tidak ada salah sangka dari klien
- wajib menghormati teman bila klien berpindah
Berdaarkan kode etik advokat Indonesia pasal 5:
(e) Apabila klien hendak mengganti Advokat, maka Advokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah menerima bukti pencabutan pemberian kuasa kepada
Advokat semula dan berkewajiban mengingatkan klien untuk memenuhi
kewajibannya apabila masih ada terhadap Advokat semula.
(f) Apabila suatu perkara kemudian diserahkan oleh klien terhadap Advokat yang
baru, maka Advokat semula wajib memberikan kepadanya semua surat dan
keterangan yang penting untuk mengurus perkara itu, dengan memperhatikan hak
retensi Advokat terhadap klien tersebut.
Klien pindah ke teman sejawat itu dapat menjadi introspeksi diri kenapa kok klien
kita bisa pindah ke teman yang lain, jangan melihat tempat klien untuk berpindah
sebagai musuh.
4. Hak Imunitas
Pasal 5 UU Advokat : advokat dijamin hak kemandirian dan kebebasan
Seorang advokat harus dapat merasakan kebebasan sebagai bagian pekerjaannya, dia
tidak merasa takut dan tidak merasa terikat kepada suatu kekuasaan yang
mengintervensi inheren dengan hak kebebasan tersebut, oleh karena itu pada profesi
ini melekat hak imunitas advokat . Dalam hukum internasional dikenal ada tiga
ketentuan yang berhubungan dengan masalah hak imunitas advokat, yaitu:
Basic Principles on The Rule of Lawyers, yang menyatakan bahwa pemerintah wajib
menjadi advokat dalam menjalankan tugas profesinya bebas dari segala bentuk
intimidasi dan intervensi, termasuk tuntutan secara hukum.
International Bar Association (IBA) Standards for Independence of Legal Profession
lebih luas mendefinisikan bahwa advokat tidak hanya kebal dari tuntutan hukum
secara pidana dan perdata, tetapi juga administratif, ekonomi, intimidasi, dan lain
sebagainya dalam melaksanakan tugas profesinya membela dan memberi nasihat
hukum kepada kliennya secara sah.
The World Conference of Independence of Justice di Montreal pada tahun 1983 yang
mendeklarasikan menuntut adanya sistem yang adil dalam administrasi peradilan
yang dapat menjamin independensi advokat.
Pemerintah sendiri mengeluarkan UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat yang
memberi perlindungan kepada advokat sebagai hak imunitas. Pada Pasal 16 UU
Advokat tertulis bahwa Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun
pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan
pembelaan Klien dalam sidang pengadilan.

Namun pada tahun 2013 Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan atas


pengujian Pasal 16 UU Advokat mengenai hak imunitas advokat. Menurut MK,
peran advokat berupa pemberian konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan
kuasa, mewakili, mendampingi, membela, dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum klien dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Peran advokat di luar pengadilan tersebut telah memberikan sumbangan berarti bagi
pemberdayaan masyarakat serta pembaruan hukum nasional, termasuk juga dalam
penyelesaian sengketa di luar pengadilan. UU Advokat yang dimohonkan untuk diuji
oleh Pemohon dengan UU Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, dimana
MK menemukan perbedaan mengenai perlindungan advokat dan Pemberi Bantuan
Hukum dalam menjalankan profesinya. Perbedaan dimaksud telah menimbulkan
perlakuan yang berbeda antara advokat dan Pemberi Bantuan Hukum yang bermuara
pada timbulnya ketidakpastian hukum yang adil di antara kedua profesi tersebut.
Oleh karena itu MK pada Amar Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
Nomor 26/PUU-XI/2013 menyatakan, bahwa Pasal 16 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2013 tentang Advokat tidak mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang tidak dimaknai, “Advokat tidak dapat dituntut baik secara
perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan itikad baik untuk
kepentingan pembelaan klien di dalam maupun di luar sidang pengadilan”. Artinya
pasca putusan MK tersebut telah memberikan perluasan ruang lingkup imunitas
advokat sehingga menjadi advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun
pidana dalam menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk pembelaan
klien baik di dalam sidang pengadilan maupun di luar sidang pengadilan atau
Advokat memiliki hak imunitas baik di dalam maupun luar pengadilan.
Dalam hal ini, imunitas advokat juga dibatasi oleh iktikad baik, yang
didefinisikan dalam Penjelasan Pasal 16 UU Advokat, yang dimaksud dengan
iktikad baik adalah menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan
hukum untuk membela kepentingan klien. Iktikad baik yang bersifat objektif
dalam hal ini adalah sebuah tindakan harus berpedoman pada norma kepatutan,
yaitu pada apa yang dianggap patut pada masyarakat. Dalam perspektif subjektif
artinya pada kejujuran dan sikap batin seorang advokat saat melakukan tugasnya.
Selain itu, Itikad baik erat kaitannya dengan kode etik/kaidah-kaidah profesi.
Keberadaan kode etik profesi sangat vital untuk menjaga agar advokat dalam beracara
selalu berpedoman pada nilai-nilai etika profesi. Kode etik profesi juga memiliki
kapasitas yang penting dalam menjaga advokat agar mengabdi pada masyarakat serta
menjaga kepercayaan masyarakat yang telah diberikan kepadanya. 47
Hak Imunitas ini bisa hilang bila :
- Mengabaikan Klien
- Moral yang tidak pantas
- Melanggar kode etik
- Melanggar Hukum
- Melanggar Sumpah/Janji profesi
Advokat jika melanggar aturan seperti yang disebutkan dalam Pasal 6 diatas maka
selanjutnya dapat kita lihat pada Pasal 7 ayat (1) Undang- Undang Nomor 18 Tahun

47
ICJR Learning Hub, 2021, mengenal hak imunitas advokat, https://pkpajakarta.com/mengenal-hak-
imunitas-advokat/, diakses pada 02 November 2021
2003 tentang Advokat, disebutkan bahwa jenis tindakan yang dikenakan terhadap
Advokat dapat berupa:
(1) teguran lisan
(2) teguran tertulis
(3) pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas)
bulan
(4) pemberhentian tetap dari profesinya

5. Pengawasan Advokat
Tugas utama advokat antara lain membela kepentingan klien yang terkena masalah
hukum dan melindungi kepentingan klien pada saat berlangsungnya proses peradilan.
Dalam menjalankan Praktek Profesinya sebagai Advokat dalam membela kliennya,
seorang advokat dalam mengemban profesinya di dasarkan pada norma atau aturan
dari Undang – Undang Nomor
18 Tahun 2003 tentang advokat juga diatur oleh Kode etik yang disusun oleh
Organisasi Advokat, tidak hanya itu Advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik
profesi Advokat dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.
Dewan Kehormatan Organisasi Advokat memeriksa dan mengadili pelanggaran kode
etik profesi Advokat berdasarkan tata cara Dewan Kehormatan Organisasi Advokat.
Dewan kehormatan adalah lembaga atau badan yang dibentuk oleh organisasi profesi
advokat, yang berfungsi dan berwenang mengawasi pelaksanaan kode etik advokat
sebagaimana semestinya dan berhak memeriksa pengaduan terhadap orang yang
melanggar kode etik advokat. Dalam Pasal 27 ayat (4) Undang – Undang Nomor 18
Tahun 2003 bahkan mensyaratkan bahwa komposisi Dewan Kehormatan terdiri atas
pakar atau tenaga ahli di bidang hukum dan tokoh masyarakat. Komposisi Dewan
Kehormatan terdiri atas bukan hanya advokat, karena apabila semua anggota Dewan
Kehormatan adalah advokat sendiri, ada kekhawatiran bahwa
putusannya tidak diambil secara objektif. Karena secara naluri, setiap organisasi
profesi akan cenderung membela anggotanya.
Sebagai salah satu contoh adanya pelanggaran Kode etik advokat dan dikenakan
sanksi oleh dewan kehormatan organisasi advokat yang dalam kasus ini organisasi
advokat tersebut adalah PERADI, contoh kasusnya ialah Sebuah kasus pelanggaran
KEAI diajukan oleh Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir
(KASUM) kepada Dewan Kehormatan Daerah Perhimpunan Advokat
Indonesia (DKD PERADI) Jakarta. KASUM mengadukan M. Assegaf dan Wirawan
Adnan yang tergabung dalam tim kuasa hukum Pollycarpus Budiharto atas dugaan
pelanggaran KEAI. Keduanya dianggap telah melanggar ketentuan Pasal 7 huruf (e)
KEAI. Ketentuan dalam Pasal 7 huruf (e) KEAI mengatur bahwa advokat tidak
dibenarkan mengajari dan/atau mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan oleh pihak
lawan dalam perkara perdata atau oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara pidana.
Dalam kasus ini, keduanya dianggap telah mempengaruhi saksi dengan mengirimkan
surat klarifikasi kepada Badan Intelijen Negara (BIN). Selain itu, mundurnya kedua
pengacara senior tersebut dari tim penasihat hukum Indra Setiawan juga dianggap
melanggar kode etik. Kemudian setelah melakukan pemeriksaan atas aduan tersebut,
berjalan selama kurang lebih 6 bulan, pada hari Jumat 14 Maret 2007 DKD PERADI
menjatuhkan putusan. Dalam putusan tersebut, Majelis Kehormatan yang dipimpin
oleh Alex R. Wangge ini menghukum M. Assegaf dan Wirawan Adnan dengan
pemberian peringatan keras karena sifat pelanggarannya berat.
Dari salah satu contoh kasus tersebut, dapat kita lihat bagaimana Dewan Kehormatan
advokat dalam menegakkan kode etik atas pelanggaran yang di lakukan oleh advokat
yang terdapat dalam contoh kasus tersebut, terlihat peran Dewan Kehormatan
memiliki kedudukan tinggi dalam menyelesaikan kasus pelanggaran kode etik
tersebut. Disamping itu Salah satu hal yang sangat penting dalam penegakan atas
pelanggaran Kodek Etik Advokat Indonesia dapat di mulai dari pengetahuan
masyarakat dan pemahaman tentang Kode Etik
Advokat Indonesia. Dalam tingkat yang lebih tinggi, masyarakat tahu tentang KEAI
dan mereka ingin agar hal tersebut ditegakkan dengan hukuman yang setimpal,
sehingga pihak yang dirugikan akan mempersoalkan atau mengadukan tindakan
advokat.
Pasal 10 ayat (1) Kode Etik Advokat Indonesia, pengawasan atas pelaksanaan kode
etik advokat dilakukan secara eksplisit oleh Dewan Kehormatan. Dewan Kehormatan
berwenang memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran Kode Etik yang dilakukan
oleh Advokat yang berdasarkan pada ketentuan – ketentuan etik apabila dilanggar dan
karenanya ia lebih bersifat internal. Selain itu untuk kepentingan organisasi, Dewan
Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan Cabang/Daerah dapat juga bertindak sebagai
pengadu dalam hal yang menyangkut kepentingan hukum dan kepentingan umum dan
yang dipersamakan untuk itu. Dewan Kehormatan merupakan organ yang berwenang
mengawasi dan menegakkan kode etik profesi. Dewan Kehormatan dibentuk di
tingkat pusat maupun cabang. Dalam menjalankan fungsi penegakkan kode etiknya
dengan hanya menunggu aduan dan tidak secara aktif mencari kasus pelanggaran
kode etik. Aduan yang masuk ditangani oleh Dewan Kehormatan Cabang sebagai
pemeriksaan tingkat banding.
Apabila terjadi pelanggaran kode etik seperti contoh kasus tersebut, Dewan
Kehormatan Advokat berhak memberikan sanksi dan memutuskan untuk
mengenakan sanksi sesuai dengan yang telah di atur dalam Kode Etik Advokat
Indonesia yang terdapat pada Pasal 7 ayat (1) Kode Etik Advokat Indonesia, Jenis
tindakan yang dikenakan terhadap Advokat dapat berupa:

a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua belas)
bulan;
d. pemberhentian tetap dari profesinya.
Akan tetapi, berdasarkan Pasal 7 ayat (2) Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2003
ditegaskan bahwa jenis hukuman tersebut diatur lebih lanjut oleh Dewan
Kehormatan. Dan tentunya jenis hukuman yang dimaksud sebagai kewenangan
Dewan Kehormatan adalah pelanggaran advokat yang berkaitan dengan kode etik.
Hukuman terhadap advokat akibat pelanggaran Kode Etik Advokat Indonesia dapat
dikaitkan sebagai konsekuensi telah dituangkannya kode etik tersebut dalam
peraturan tertulis, sehingga kode etik tersebut seperti hukuman di mana sanksi atas
peristiwa hukum konkret dapat dijatuhkan dari luar. Advokat sebagai salah satu
organ dari aparat Penegak Hukum di Indonesia dengan profesi hukum yang sangat
mulai, dan profesi hukum yang terhormat (officium nobile) sama seperti polisi, hakim
dan jaksa, sangat ideal apabaila dalam mengemban profesinya seorang advokat tetap
senantiasa menjunjung tinggi harkat dan martabat profesinya sesuai dengan Kode
Etik Advokat dan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. Dewan
Kehormatan merupakan pengawasan internal terhadap advokat, ada kemungkinan
perannya sebagai pengawas internal tidak optimal, menutupnutupi kesalahan advokat
berdasarkan Les'prit de corp (semangat melindungi korp). Apalagi masing-masing
organisasi advokat mempunyai Dewan Kehormatan sendiri-sendiri. Dalam hal
demikian Dewan kehormatan PERADI dituntut perannya dalam mendorong
terwujudnya pengawasan yang optimal terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
advokat dalam profesinya. 48

48
MMS Puri, 2013, E-Journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai