Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERAN AMDAL DALAM PELAKSANAAN


MANAJEMEN PROYEK


MARIO REZO GAURANE
F 111 10 056

Manajemen Konstruksi Kelas A

Dosen:
Ruslan M. Yunus, ST, MT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Konstruksi ini dengan judul; Peran
AMDAL dalam Pelaksanaan Manajemen Proyek.
Rasa terima kasih yang besar juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah kami,
Bapak Ruslan M. Yunus, ST, MT yang telah mengarahkan dan memberi penjelasan
mengenai manajemen dan proyek.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga rampung sepenuhnya.
Dalam proses penyusunan, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Maka
kami tidak menutup diri untuk menerima semua kritik dan saran yang membangun demi
makalah yang lebih baik dan sebagai koreksi agar penyusunan makalah lain kedepannya lebih
baik.





Palu, April 2014

Penyusun


DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PENTINGNYA AMDAL dan ANDAL dalam
PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI 3
A. Posisi AMDAL di berbagai Aspek 3
B. Peraturan dan Perundang-undangan 4
C. Komponen AMDAL 7
D. Metode Pelaksanaan serta Aturan AMDAL 7
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
Daftar Pustaka iv



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Analisis Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa negara
maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental impact analysis atau
environmental impact Assesment yang keduanya disingkat EIA. AMDAL diperlukan
untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok, yaitu:

1. Karena undang undang dan peraturan pemerintah menghendaki
demikian.Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang
kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan
proyeknya sebesar mungkin tanpa menghilangkan dampak samping yang timbul.
2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan
beroperasinya proyek proyek poroduksi. Manusia dalam usahanya untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan melakukan aktivitas yang
makin lama makin mengubah lingkuangannya.Pada awalnya perubahan
lingkungan itu belum menjadi masalah,tapi seteleh perubahan itu menjadi di luar
ambang batas,maka manusia tidak dapat mentolerir lagi perubaahan yang
merugikan itu.
Pemrakarsa proyek harus membuat AMDAL dengan konsekuensi ia harus
mengeluarkan biaya.Tanggung jawab penyelenggara Amdal ini bukan berarti harus
diemban pemrakarsa proyek itu sendiri.Ia dapat menyerehkan penyelenggaraan ini
kepada konsultan swasta atau pihak lain atas dasar saran dari
pemerintah.Namun,pemrakarsa proyek tetap sebagai pihak yang bertanggung
jawab,bukan pihak konsultan swasta pembuat AMDAL tersebut.
B. Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang nantinya akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Mengapa AMDAL di perlukan dalam sebuah proyek?
2. Apa saja landasan hukum yang membuat AMDAL begitu penting?
3. Bagaimana proses pembuatan sebuah AMDAL?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
manajemen konstruksi dan memberikan gambaran bahwa sebuah proyek konstruksi
tidak harus merusak lingkungan dan memiliki hubungan yang berkesinambungan
dengan lingkungan di sekitarnya

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan muncul setelah penulisan ini, salah satunya agar kita
mengetahui dalam pelaksanaan sebuah proyek, adanya AMDAL dan ANDAL
berkesinambungan dan sejalan agar tidak merusak lingkungan dan ekosistem yang
ada, sehingga tercipta sebuah teknologi yang tidak merusak lingkungan namun tetap
bias memenuhi kebutuhan manusia.



























BAB II
PENTINGNYA AMDAL dan ANDAL dalam PELAKSANAAN PROYEK
KONSTRUKSI

A. Posisi AMDAL di Berbagai Aspek
AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Dalam PeraturanPemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, dan Undang-
Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan
bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan
yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL dilakukan untuk
menilai kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan .Melalui proses
AMDAL, suatu kegiatan yang dinyatakan layak lingkungan akan memperoleh Surat
Kelayakan Lingkungan. Pejabat yang berwenang menerbitkan Surat Kelayakan Lingkungan
adalahMenteri Negara Lingkungan Hidup di tingkat penilaian pusat, Gubernur di tingkat
povinsi, Bupati/Walikota di tingkat kabupaten/ kota. Surat Kelayakan Lingkungan
dibutuhkan oleh instansi pemberi izin sebagai prasyarat penerbitan Izin Lingkungan bagi
suatu kegiatan.

AMDAL bukan suatu proses yang berdiri sendiri melainkan bagian dari proses AMDAL
yang lebih besar dan penting,menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya,sehingga AMDAL dapat dipakai untuk mengelola dan memantau proyek dan
lingkuangannya deengan menggunakan dokumen yang benar.
Selanjutnya,beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut :

Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan.
Aktivitas pengelola lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan
lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat
dari proyek yang akan dibangun.Dalam kenyataan nanti,apabila dampak lingkungan yang
telah diperkirakan jauh berbeda dengan kenyataan, ini dapat saja terjadi karena kesalahan-
kesalahan dalam menyusun AMDAL atau pemilik proyek tidak menjalankan proyeknya
sesuai AMDAL.Agar dapat dihindari kegagalan ini maka pemantauan haruslah dilakukan
sedini mungkin,sejak awal pembangunan,secara terus menerus dan teratur.

Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek.
AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang diisyaratkan untuk
mendapatkan perizinan selain aspek-aspek studi kelayakan yang lain seperti aspek teknis
dan ekonomis.Seharusnya AMDAL dilakukan bersama-sama ,di mana masing-masing aspek
dapat memberikan masukan untuk aspek-aspek lainnya sehingga penilaian yang optimal
terhadap proyek dapat diperoleh.Kenyataan yang biasa terjadi adalah bahwa hasil studi
kelayakan untuk aspek lingkungan tidak dapat menghasilkan kesesuaian didalam studi
kelayakan untuk aspek lainnya.Bagian dari Amdal yang dapat diharapkan oleh aspek teknis
dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang
perwujudan proyek,terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut seperti
air,energi,manusia,dan ancaman alam sekitar.

Peran AMDAL sebagai dokumen penting.
Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi yang detail
mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan gambaran keadaan
lingkungan di masa setelah proyek dibangun.Dokumen ini juga penting untuk evaluasi,untuk
membangun proyek yang lokasinya berdekatan dan dapat digunakan sebagai alat legalitas.


B. Peraturan dan Perundang-undangan
Langkah awal tim AMDAL dalam melakukan studi adalah memahami peraturan dan
perundangan yang berlaku mengenai lingkungan hidup di lokasi tempat studi AMDAL
dilakukan. Sumber peraturan dan perundangan tersebut ada yang berlaku secara
internasional dan ada juga yang berlaku untuk suatu negara saja. Dalam satu negara, dapat
saja peraturan dan perundangannya berbeda menurut propinsi dan sektornya.


Berlaku secara internasional. Peraturan peraturan yang bersifat internasional penting
diperhatikan terutama oleh mereka yang melakukan studi AMDAL yang dampak proyeknya
akan melampaui daerah yang digunakan secara internasional, seperti misalnya proyek yang
limbahnya akan dibuang ke laut atau limbah yang dapat ditiup angin sampai jatuh ke negara
lain, seperti misalnya hujan asam.Peraturan peraturan yang berlaku secara internasional
mengenai AMDAL dapat berupa deklarasi, perjanjian perjanjian bilateral maupun
multilateral. Sebagai contoh adalah deklarasi Stockholm yang disebut Declarationof the
United Nations Conference on the Human Environment yang oleh semua negara anggota
PBB tahun 1972.Berlaku di Dalam Negeri.Di indonesia, peraturan dan perundang
undangan dapat dijumpai pada tingkat nasipnal, sektoral maupun regional / daerah.
Peraturan Pemerintah RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis mengenai Dampak
lingkungan merupakan peraturan baru pengganti dari Peraturan Pemerintah RI nomor 26
tahun 1986.
Peraturan pemerintah ini ditindak lanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 10- 15 tahun 1994. Isi dari peraturan pemerintah ini penulis sajikan ulang untuk hal-
hal yang dianggap paling penting dari sisi bisnis.
Menurut Pasal 22 UUPPLH Ayat (1), Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Kemudian dalam Pasal 24
UUPPLH Dokumen AMDAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 merupakan dasar
penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup.

Ketentuan Umum PP Amdal, Dampak besar dan penting adalah perubahan
lingkungan hidup yangsangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan;Pasal 22 Ayat (2) menjelaskan, dampak penting dimaksud ditentukan berdasarkan
kriteria:
a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau
kegiatan
b. luas wilayah penyebaran dampak
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung
d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Pasal 23 Ayat (1) UUPPLH, menjelaskan kriteria usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting yangwajib dilengkapi dengan AMDAL terdiri atas:
a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
terbarukan
c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber
daya alam dalam pemanfaatannya
d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam,
lingkungan buatan,serta lingkungan sosial dan budaya
e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumberdaya alam dan/atau perlindungan cagar budaya
f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik
g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati
h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan
negara; dan/atau
i. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhilingkungan hidup.


Pasal 23 Ayat (2) UUPPLH, Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis usaha dan/atau
kegiatan yang wajibdilengkapi dengan amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan peraturan Menteri.b) Proses PengumumanSetiap rencana kegiatan yang diwajibkan
untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan rencanakegiatannya kepada masyarakat
sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan AMDAL. Pengumumandilakukan oleh instansi
yang bertanggung jawab dan pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta
tata cara penyampaian saran, pendapat dan tanggapan diaturdalam Keputusan Kepala
Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat danKeterbukaan Informasi
dalam Proses AMDAL.

C. Komponen AMDAL
Yang dimaksudkan dengan AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan hidup. Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 ( lima ) dokumen
yang terdiri dari PIL (penyajian Informasi Lingkungan ), KA (Kerangka Acuan), ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan ), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan ), dan RKL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan). ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan ) adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu kegiatan yang
direncanakan. Arti dampak penting di sini adalah perubahan lingkungan yang amat mendasar
yang di akibatkan oleh suatu kegiatan. Yang perlu digaris bawahi dari pengertian diatas
adalah tidak semua rencana kegiatan harus dilengkapi dengan ANDAL karena ia hanya
diterapkan pada kegiatan yang diperkirakan akan mempunyai dampak terhadap lingkungan
hidup.

D. Metode Pelaksanaan serta Aturan AMDAL
Langkah-langkah pengerjaan AMDAL dapat dikelompokkan menjadi tahap pelingkupan,
tahap analisis,dan tahap perencanaan pengendalian. Semua harus dilakukan berurutan karena
hasil suatu langkahakan mempengaruhi arah langkah selanjutnya. Setelah ketiga tahap itu
selesai, rancangan kegiatan akandinilai kelayakan lingkungannya.Ada pun tahap pengerjaan
AMDAL tesebut diuraikan dalam prosedur AMDAL yang terdiri dari:

1. Proses Penapisan
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Menurut Pasal
22 UUPPLH Ayat (1), Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
Kemudian dalam Pasal 24 UUPPLH Dokumen amdalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup.Ketentuan Umum PP
Amdal, Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar
yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan

kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Pasal 23 Ayat (1)
UUPPLH

2. Proses Pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib
mengumumkan rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan
penyusunan AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan
pemrakarsa kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000
tentang Keterlibatan Masyarakat danKeterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL

3. Proses Pelingkupan
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup
permasalahan danmengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana
kegiatan.Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi
dampak pentingterhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan
lingkup studi, menelaahkegiatan lain yang terkaiti dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil
akhir dari proses pelingkupanadalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat
harus menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan.

4. Proses penyusunan dan penilaian KA-ANDAL
Setelah KA-ANDAL selesai disusun, pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada
Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal
penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan penyusun untuk
memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya. Hasil penilaian KA ANDAL adalah
Surat Kesepakatan KA ANDAL yang akan digunakan sebagai acuandalam penyusunan
ANDAL, RKL dan RPL.

5. Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL
yang telah disepakati(hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa
dapat mengajukan dokumenkepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan
peraturan, lama waktu maksimal penilaianANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar
waktu yang dibutuhkan penyusun untukmemperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya.

6. Persetujuan Kelayakan Lingkungan
1) Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
diterbitkan oleh:
a) Menteri, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai pusat;
b) Gubernur, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi provinsi; dan
c) Bupati/walikota, untuk dokumen yang dinilai oleh komisi penilai kabupaten/kota.
2) Penerbitan keputusan wajib mencantumkan:
a) Dasar pertimbangan dikeluarkannya keputusan; dan
b) Pertimbangan terhadap saran, pendapat dan tanggapan yang diajukan oleh warga
masyarakat.

Pada dasarnya dokumen AMDAL berlaku sepanjang umur usaha atau kegiatan.
Namun demikian,dokumen AMDAL dinyatakan kadaluarsa apabila kagiatan fisik utama
suatu rencana usaha atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungannya. Dalam hal dokumen AMDAL
dinyatakan kadaluarsa, maka Pemrakarsa dapat mengajukan dokumenAMDALnya kepada
instansi lingkungan yang bertanggung jawab untuk dikaji kembali, apakah harus menysun
AMDAL baru atau dapat mempergunakan kembali untuk rencana kegiatannya.

Keputusan kelayakan lingkungan dinyatakan batal apabila terjadi pemindahan lokasi
atau perubahandesain, proses, kapasitas, bahan baku dan bahan penolong atau terjadi
perubahan lingkungan yangsangat mendasar akibat peristiwa alam atau sebab lain sebelum
usaha atau kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan. Apabila Pemrakarsa kegiatan hendak
melaksanakan kegiatannya kembali maka pemrakarsa wajib mengajukan perubahan pada
Menteri/ Gubernur/ Bupati/ Walikota sesuaikewenangannya untuk diputuskan apakah
diwajibkan untuk membuat AMDAL baru atau membuatadendum ANDAL, KL, dan RPL;
atau mengajukan permohonan perubahan izin lingkungan. Penetapan keputusan perubahan
tersebut akan dibuat dalam suatu pengaturan mengenai kriteria perubahan yang lebih rinci



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, ada beberapa hal yang dapat kita simpulkan:
1. AMDAL dilakukan untuk menilai kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan
2. Melalui proses AMDAL, suatu kegiatan yang dinyatakan layak lingkungan akan
memperoleh Surat Kelayakan Lingkungan
3. Aktivitas pengelola lingkungan baru dapat dilakukan apabila rencana pengelolaan
lingkungan telah disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan
timbul akibat dari proyek yang akan dibangun
4. Amdal juga berperan sebagai Pengelolaan Lingkungan, Proyek dan Dokumen
Penting
5. Perundangan AMDAL di atur dalam peraturan AMDAL internasional dan
disesuaikan dengan kondisi Negara setempat
6. ANDAL terdiri dari 5 dokumen yaitu PIL, KA, ANDAL, RPL, dan RKL
7. Proses pengerjaan AMDAL sesuai prosedur adalah; Penapisan,
Pengumuman,Pelingkupan, Penyusunan dan Penilaian KA-ANDAL, Penyusunan
dan penilaian ANDAL, RKL, dan RPL,dan Persetujuan Kelayakan Lingkungan

B. Saran
Jadi, dalam proses manajemen sebuah proyek, AMDAL berperan penting
dalam menjaga ekosistem. Ada baiknya disetiap proyek menyertakan AMDAL agar
masyarakat dapat mengetahui dampak yang di timbulkan proyek tersebut dengan
kondisi lingkungan baik pra,saat, dan pasca proyek dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sigmapt.com/main/index.php/2012-06-04-07-36-39/peraturan-
perundangan/permen-lh-no05-2012/16-berita-amdal

http://infoamdal.blogspot.com/

http://www.scribd.com/doc/30320861/Jenis-Usaha-Wajib-Amdal

http://newberkeley.wordpress.com/2011/07/26/jenis-usaha-kegiatan-wajib-amdal/

http://www.anakciremai.com/2009/04/makalah-manajemen-tentang-hubungan.html

Anda mungkin juga menyukai