Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi dan Bisnis Islam
Dosen Pengampu:
Disusun oleh
Kelompok 5:
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya serta memberikan kemudahan dalam penyusunan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi dan Bisnis
Islam dengan judul “Pola Kepemimpinan dalam Mengelola Bisnis” yang dibimbing
oleh Bapak Kus Irawan Prabowo, M.Pd. Kami ucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada:
2. Kus Irawan Prabowo, M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
tugas dan pengarahan kepada kami.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Istikomah dan Budi Haryanto, Manajemen & Kepemimpinan Pendidikan Islam,
(Sidoarjo: Nizamia Learning Center, 2021), hal. 54.
1
peran yang penting dan berpengaruh. Akan tetapi, setiap hal dapat diatasi jika
ia menggunakan taktik dan strategi yang sesuai dengan keadaannya.2
Selama ini dapat diketahui bahwa ada banyak sekali problematika yang
terjadi di perusahaan yang disebabkan oleh kurangnya jiwa kepemimpinan
pada seorang pemimpin. Sebagai contoh, kita ambil pada maskapai
penerbangan PT Citilink Indonesia yang disomasi karena diduga melakukan
pemutusan kontrak kerja terhadap kliennya terkait jasa advisory. Bahkan
somasi tersebut telah dilayangkan sebanyak dua kali kepada Direktur Utama
PT Citilink Indonesia.3 Dari contoh perkara tersebut, dapat dipahami bahwa
jiwa kepemimpinan di Indonesia tergolong rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan
sebuah pelatihan atau training kepemimpinan kepada seluruh calon pemimpin
agar mereka dapat menjadi seorang pemimpin yang berkarakter, menjadi
motivator untuk karyawannya, bijaksana, tegas, dan sifat lainnya yang
selayaknya ada pada seorang pemimpin.
Tidak hanya tentang konflik di atas, salah satu pokok permasalahan dalam
ekonomi adalah scarcity. Di sepanjang hari, setiap orang dituntut untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan guna mengatasi kelangkaan,
baik dalam hal produksi, konsumsi maupun distribusi. Tindakan ini tentunya
bertujuan supaya tidak mengakibatkan biaya peluang yang terlalu besar. Biaya
peluang merupakan kesempatan yang ditinggalkan karena memilih hal yang
lain.
Dalam hal tersebut, seorang pemimpin yang tegas dan berkarakter harus
mampu mengambil keputusan atas dasar pertimbangan moralitas yang tinggi
dan harus mampu meyakinkan orang lain bahwa apa yang diputuskannya
adalah sesuatu yang benar. Seorang pemimpin harus mampu mengambil
keputusan tanpa keraguan. Dengan demikian, kepemimpinan atau leadership
memegang peranan yang sangat penting dalam organisasi/ bisnis, bahkan dapat
2
Andriani Tunnisa dkk, “Kepemimpinan Ideal dalam Lembaga Pendidikan”, Journal of
Management Education, Vol. 1 No. 1, dalam https://scholar.google.com/scholar, diakses 20 Oktober
2022
3
Iwan Purwanto, “Semena-mena kepada Pekerja, Bos Citilink Disomasi Dua Kali”,
https://www.inilah.com/ 2022/06/22/ semena-mena-kepada-pekerja-bos-citilink-disomasi-dua-
kali/. (Selasa, 18 Oktober 2022, 12.17)
2
dinyatakan kepemimpinan adalah inti dari sebuah organisasi. Dalam hal ini
dapat dilakukan beberapa langkah sebelum mengambil keputusan, yaitu
mengidentifikasi berbagai alternatif, membuat kriteria, dan menetapkan
konsekuensi yang akan terjadi apabila mengambil keputusan tertentu.4
Di dunia ini ada banyak orang yang telah menjadi pemimpin besar, tetapi
ambisi yang dimilikinya cukup tinggi, sehingga kepemimpinannya seakan-
akan berada diambang kehancuran. Maka kemampuan memimpin bukanlah
sekedar mampu mengatur orang lain dan lingkungannya, melainkan juga harus
mampu mengatur dan memimpin diri sendiri berdasarkan moralitas dan
keyakinan terhadap Allah SWT.
Pemimpin memerlukan tanggung jawab yang besar dalam menjalankan
proses kepemimpinannya. Seorang pemimpin harus menghormati orang-orang
yang mengikutinya dan mengakui bahwa seorang pemimpin tidak ada artinya
tanpa adanya orang yang dia pimpin. Seorang pemimpin yang baik harus
mendengarkan saran dan menghargai mereka yang bekerja keras.5
Berdasarkan penulisan makalah ini yang berjudul "Pola Kepemimpinan
dalam Mengelola Bisnis" bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca
agar memahami bagaimana pola kepemimpinan dalam mengelola bisnis.
4
Utami Dewi, Mencari Model Kepemimpinan Profetik Transformatif: Menuju Indonesia
Berdaulat, (Sleman: Azzagrafika, 2013), hal. 161.
5
Ibid., hal. 158-159.
3
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan masalah merupakan jawaban singkat atas pertanyaan yang
tercantum dalam rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah di atas,
tujuan masalah yang dapat diperoleh adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pola kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui fungsi dari kepemimpinan.
4. Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan
4
BAB II
PEMBAHASAN
6
Yulia Hartati, “Peranan Kepemimpinan dalam Pemberdayaan Pegawai pada Kantor
Bagian Pertahanan Sekretariat Daerah Kabupaten Lahat”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 11
No. 1, dalam http://jurnal.untad.ac.id, diakses 15 Oktober 2022
5
kepemimpinan adalah suatu proses, perilaku, atau hubungan yang
menyebabkan suatu kelompok dapat bertindak secara bersama-sama atau secara
bekerja sama sesuai dengan aturan dan tujuan. Menurut DR. Hadari Nawawi di
dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan Menurut Islam” mengatakan
bahwa kepemimpinan adalah sebagai perihal memimpin berisi kegiatan
menuntun, membimbing, memandu, menunjukkan jalan, mengepalai, melatih
agar orang-orang yang dipimpinnya dapat mengerjakan sendiri.7
Dengan demikian, jika dilihat dari berbagai teori tentang pengertian yang
dikemukakan di atas, disimpulkan bahwa pola kepemimpinan adalah pola atau
gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang atau lebih yang
menggunakan pengaruh, wewenang atau kekuasaan terhadap orang lain dalam
menggerakkan mereka guna mencapai tujuan.
7
Muslichan Noor, “Gaya Kepemimpinan Kyai”, Jurnal Kependidikan, Vol. 7 No. 1, dalam
https://scholar.google.com/scholar, diakses 15 Oktober 2022
8
Hardi Mulyono, “Kepemimpinan (Leadership) Berbasis Karakter dalam Peningkatan
Kualitas Pengelolaan Perguruan Tinggi”, Jurnal Penelitian Pendidikan Sosial Humaniora, Vol. 3
No.1 dalam https://scholar.google.com/scholar, diakses 14 Oktober 2022
6
menciptakan lingkungan organisasi yang pemimpinnya mampu melaksanakan
tugasnya sebaik mungkin.
Selain itu, Prasetyo berpendapat bahwa “gaya kepemimpinan adalah cara
yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam
perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk
bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan”. Lebih lanjut, Flippo (1987)
mengungkapkan bahwa “gaya kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai
pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi
dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.9
Tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin menurut University
of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002) adalah gaya
kepemimpinan autokratis/otokrasi, gaya kepemimpinan demokratis/partisipatif,
dan gaya kepemimpinan laissez-faire (kendali bebas). Untuk penjelasannya
adalah sebagai berikut:
9
Syamsu Q. Badu dan Novianty Djafri, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
(Gorontalo: Ideas Publishing, 2017), hal. 33.
7
metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan
pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling
diuntungkan dalam organisasi. Robbins dan Coulter juga menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan pemimpin yang
cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte
bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak,
dan meminimalisasi partisipasi karyawan.
Kelebihan dari gaya kepemimpinan autokratis adalah sebagai berikut:
a) Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
b) Cara dan langkah pelaksanaan kegiatan diperintah oleh pimpinan.
c) Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap
anggota.
d) Keputusan dapat diambil secara cepat.
Kelemahan dari gaya kepemimpinan autokratis adalah sebagai berikut:
a) Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
b) Komunikasi hanya satu arah, yaitu ke bawah saja.
c) Pemimpin menjadi pihak yang dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan
yang dilakukan anggotanya.
d) Pemimpin tidak terlibat dalam partisipasi kelompok aktif, kecuali bila
menunjukkan kemampuannya.10
10
Ibid., hal. 34.
8
target yang ingin dicapai serta cara pencapaiannya dan anggotanya yang
menentukan.
Dalam gaya ini, para anggota diberikan fleksibilitas dalam
menindaklanjuti masalah yang terjadi. Kepemimpinan demokrasi sangat
sesuai dengan anggota yang berkompetensi tinggi dan memiliki beragam
komitmen serta ditandai dengan sebuah struktur yang dibuat berdasarkan
pendekatan pengambilan keputusan bersama. Rivai, menjelaskan bahwa di
bawah kepemimpinan demokratis (bawahan) cenderung bermoral tinggi,
dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja, dan dapat mengarahkan diri
sendiri.11
Menurut Robbins dan Coulter, gaya kepemimpinan demokratis
mendeskripsikan pemimpin yang cenderung mengikutsertakan karyawan
dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong
partisipasi karyawan dalam menentukan bagaimana metode kerja, dan
tujuan yang ingin dicapai serta memandang umpan balik sebagai suatu
kesempatan untuk melatih karyawan. Kemudian Jerris menyatakan bahwa
gaya kepemimpinan yang menghargai kemampuan karyawan untuk
mendistribusikan knowledge dan kreativitas untuk meningkatkan servis,
mengembangkan usaha, dan menghasilkan banyak keuntungan dapat
menjadi motivator bagi karyawan dalam bekerja.
Kelebihan dari gaya kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
a) Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
b) Setiap kebijakan diberikan pada kelompok diskusi dan pemimpin
membantu pengambilan keputusan.
c) Kelompok membahas tentang kegiatan yang akan dilakukan,
mempersiapkan tujuan, dan jika perlu pemimpin memberikan saran
terkait petunjuk teknis pelaksanaan dengan langkah-langkah alternatif
yang bisa dipilih.
d) Menekankan dua hal, yaitu bawahan dan tugas.
11
Ibid., hal. 35.
9
e) Pemimpin menjadi anggota kelompok biasa yang tidak perlu
melaksanakan banyak tugas, serta ia merupakan objektif atau fact
minded dalam pujian dan kecamannya.
f) Anggota kelompok bebas bekerja dengan tim pilihan mereka dan
pembagian tugas ditetapkan kelompok.
Kelemahan dari gaya kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
a) Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih lama.
b) Sulitnya mencapai kesepakatan.
c) Bawahan menjadi terlalu bebas mengeluarkan pendapat sehingga
kurang ada sikap saling menghormati satu sama lain.
d) Banyak menimbulkan pro dan kontra terhadap suatu keputusan yang
akan diambil.12
12
Ibid., hal. 36.
10
keputusan serta menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang menurut
karyawannya paling sesuai.
Kelebihan dari gaya kepemimpinan laissez-faire adalah sebagai berikut:
a) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan
keterlibatan minimal dari pimpinan.
b) Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap
jika dia akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan.
c) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian
tujuan.
Kelemahan dari gaya kepemimpinan laissez-faire adalah sebagai berikut:
a) Pemimpin tidak berpartisipasi dalam penentuan tugas.
b) Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau
pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa.
c) Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
d) Pemimpin hanya menentukan kebijakan dan tujuan umum.13
13
Ibid., hal. 38.
11
Menurut Reza (2010) secara operasional ada lima fungsi pokok
kepemimpinan, antara lain:
1) Fungsi Instruktif
Dalam fungsi ini, pemimpin sebagai komunikator. Kepemimpinan yang
efektif memerlukan kemampuan untuk menggerakkan dan memotivasi
orang lain agar mau melaksanakan perintah.
2) Fungsi Konsultatif
Fungsi ini bersifat dua arah. Konsultasi ini dimaksud untuk memperoleh
masukan umpan balik (feedback) untuk memperbaiki dan
menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan.
3) Fungsi Partisipasi
Fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun
dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat semaunya,
tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerja sama dengan
tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.
4) Fungsi Delegasi
Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang
membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan dari
pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti kepercayaan.
5) Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau
efektif maupun mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam
koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan
bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi pengendalian,
pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.14
14
P. F. Lano, “Fungsi Kepemimpinan Untuk Mengurangi Sikap Arogansi Pegawai”, Jurnal
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 4 No. 1, dalam https://publikasi.unitri.ac.id, diakses 15 Oktober
2022
12
Fungsi kepemimpinan merupakan usaha untuk mempengaruhi dan
mengarahkan karyawannya untuk bekerja sebaik mungkin, dengan memiliki
semangat yang tinggi, dan memotivasi yang tinggi guna mencapai tujuan
organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi kepemimpinan mengatur
hubungan antara individu atau kelompok dalam organisasi. Selain itu, fungsi
pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan individu atau kelompok yang
memiliki tujuan untuk mewujudkan organisasi yang bergerak kearah
pencapaian tepat sasaran.
Fungsi lain dengan ditetapkannya kepemimpinan (leadership) oleh
seorang manajer dalam organisasi agar dapat menciptakan integrasi yang serasi
dan mendorong semangat kinerja pegawai untuk mencapai sasaran yang
maksimal. Integrasi merupakan pembauran menjadi kesatuan yang utuh.
Dengan adanya sikap integrasi dalam pelaksanaan fungsi kepemimpinan,
semakin lebih mempermudah kinerja dalam mencapai tujuan dari organisasi. 15
15
Ibid., hal. 75.
13
2) Teori perilaku (behavior theory)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa kepemimpinan harus dipandang
sebagai hubungan diantara orang-orang bukan sebagai sifat-sifat atau ciri-
ciri seorang individu. Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin
sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam berhubungan dan
berinteraksi dengan segenap anggotanya. Dengan kata lain, teori ini sangat
memperhatikan perilaku pemimpin sebagai aksi dan respon kelompoknya
yang dipimpin sebagai reaksi.
3) Teori lingkungan (environmental theory)
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu adalah
hasil dari waktu, tempat, dan keadaan. Dalam teori ini muncul sebuah
pernyataan “leader is made not born”, yaitu pemimpin itu dibentuk bukan
dilahirkan. Lahirnya seorang pemimpin adalah melalui evolusi sosial
dengan memanfaatkan kemampuannya untuk berkarya dan bertindak
mengatasi masalah-masalah yang timbul pada situasi dan kondisi tertentu.16
16
Tati Nurhayati, “Hubungan Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja”,
Jurnal Pendidikan dan Sosial Ekonomi, Vol. 1 No. 2, dalam https://www.syekhnurjati.ac.id, diakses
15 Oktober 2022
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan kunci utama dalam sebuah organisasi, hal ini
dikarenakan kondisi suatu organisasi tergantung dari pola kepemimpinan yang
ada dalam sebuah organisasi. Dalam kepemimpinan memiliki pola yang
digunakan untuk mengatur sebuah organisasi. Pengertian dari pola
kepemimpinan adalah pola atau gaya kepemimpinan yang digunakan oleh
seseorang atau lebih yang menggunakan pengaruh, wewenang atau kekuasaan
terhadap orang lain dalam menggerakkan mereka guna mencapai tujuan.
Setiap pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai
beberapa cara dan gaya. Pemimpin memiliki sifat, kebiasaan, temperamen,
watak, dan kepribadian sendiri yang khas, sehingga tingkah laku gayanya yang
membedakan dirinya dari orang lain. Beberapa gaya kepemimpinan, yaitu gaya
kepemimpinan autokratis/otokrasi, demokratis/partisipatif, dan laissez-faire.
Dalam beberapa gaya yang dimiliki kepemimpinan, pemimpin memiliki
beberapa karakteristik serta kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda.
Selain ada beberapa macam gaya, ada juga fungsi dari kepemimpinan.
Fungsi kepemimpinan menjadi hal penting dalam pencapaian tujuan
organisasi di mana kepemimpinan merupakan faktor penting dalam
meningkatkan kinerja pegawai, oleh karenanya untuk pencapaian yang baik
dibutuhkan fungsi kepemimpinan yang menjadi pengurai dari berbagai macam
sikap dan karakter pegawai. Secara operasional ada lima fungsi pokok
kepemimpinan, yaitu fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi partisipasi,
fungsi delegasi, dan fungsi pengendalian. Selain memiliki beberapa fungsi,
kepemimpinan juga memiliki beberapa teori mengenai penjelasan dari
karakteristik seorang pemimpin.
Teori kepemimpinan merupakan teori yang berusaha untuk menerangkan
cara pemimpin berperilaku dalam berbagai struktur kepemimpinan, budaya,
dan lingkungannya. Dari berbagai teori yang dikemukakan para tokoh, dapat
15
diidentifikasikan bahwa pada dasarnya teori kepemimpinan itu ada tiga. Ketiga
teori kepemimpinan tersebut adalah teori sifat (trait theory), teori perilaku
(behavior theory), dan teori lingkungan (environmental theory).
3.2 Saran
Setelah menyusun makalah ini, maka ada beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat, agar lebih paham mengenai model atau pola
kepemimpinan yang ada, sehingga masyarakat dapat meningkatkan
pemahaman mengenai hal tersebut untuk dapat mengetahui kinerja
seorang pemimpin dalam menjalankan bisnisnya.
2. Bagi mahasiswa, agar dapat memperkuat pemahamannya mengenai
suatu materi tentang pola kepemimpinan dalam mengelola bisnis
tersebut untuk menjadikannya sebagai ilmu atau pembelajaran di masa
depan.
3. Bagi pemerintah, agar bisa menjadi pelopor dalam urusannya mengenai
pola kepemimpinan untuk masa depan, sehingga pemerintah dapat
memberi contoh dalam menjalankan gaya kepemimpinan sesuai
kebutuhan dengan melakukan pelatihan pada masyarakat agar menjadi
pemimpin yang tegas dan berkarakter.
16
DAFTAR PUSTAKA
17