Anda di halaman 1dari 23

MEMILIH LOKASI USAHA DALAM BERWIRAUSAHA

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan)

Dosen Pengampu :Dr. Erlina Rufaedah, M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Jaka Surya 1711090066


2. Kurnia Santi 1711090053
3. Putri Nagres Ari 1711090030
4. Rieke Gilang Pratiwi 1711090059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah


menganugrahkan keimanan, keislaman, kesehatan dan kesempatan sehingga penulis
dapat menyusun makalah dengan dengan judul “Memilih Lokasi Usaha dalam
Berwirausah” ini dengan baik. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi
tugas Mata kuliah Kewirausahaan yang di ampu oleh Dr. Erlina Rufaedah, M.Si.

Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad SAW yang telah mengajarkan dengan sempurna kepada manusia tentang
bagaimana seharusnya menjalani kehidupan yang bermartabat. Salam dan doa juga
terlimpah kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah


membantu, memfasilitasi, memberi masukan dan mendukung penulisan makalah ini
sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan
ganjaran yang berlimpah.

Penulis menyadari masih banyak yang perlu diperbaiki dalam penyusunan


makalaih ini, baik dari segi dalil, sumber hukum, tata bahasa, dan bahkan tanda baca.
Sehingga sangat diharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian sebagai bahan
evaluasi penulis.

Demikian yang bisa penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk pembacanya.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................1


B. Rumusan Masalah..............................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Lokasi Usaha....................................................3


B. Tujuan Memilih Lokasi Usaha.............................................6
C. Jenis-Jenis Lokasi Usaha.....................................................7
D. Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Usaha.......8
E. Metode Dalam Menentukan Lokasi Usaha ........................10
F. Lokasi Usaha Secara Kualitatif dan Kuantitatif..................13
G. Aglomerasi dan Deglomerasi.............................................15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................18
B. Saran..................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keadaan dunia usaha di Indonesia belakangan ini sudah mulai menampakkan
perkembangan yang cukup berarti. Perkembangan ini tidak lepas dari rencana
jangka panjang Indonesia untuk menghadapi era globalisasi dan perdagangan
bebas. Dengan adanya globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan dalam
usaha bukan hanya milikpara pengusaha dalam negeri melainkan juga turut
diramaikan dalam pengusaha yang berasal dari luar negeri. Untuk itu para
pengusaha harus mempersiapkan perusahaannya secara menyeluruh agar mampu
bersaing dengan pengusaha yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan suatu perusahaan dalam
mengahadapi persaingan dengan perusahaan lain baik dalam maupun luar
negeri.  Salah satu faktor yang menentukan adalah lokasi usaha. Lokasi usaha
sering kali dianggap sebagai hal yang sepele, akan tetapi lokasi usaha sangat
menentukan kinerja dan keuntungan yang diraih oleh perusahaan.
Pemilihan lokasi usaha juga harus berpatokan pada perkembangan
pembangunan suatu daerah yang sering kali menimbulkan dampak baik positif
maupun negatif yang dapat mempengaruhi kinerja dan perkembangan usaha.
Dalam makalah ini akan dijelskan pembuatan model penentuan lokasi usaha
dengan metode faktor-faktor penetu kemajuan usaha.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lokasi usaha?
2. Apa tujuan dari pemilihan lokasi usaha?
3. Apa sajakah jenis-jenis lokasi usaha?

4
4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi penentuan lokasi usaha?
5. Metode apa yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi usaha?
6. Apakah yang dimaksud dengan penentuan lokasi usaha secara kuantitatif
dan kualitatif?
7. Apa yang dimaksud dengan Aglomerasi dan Deglomerasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian lokasi usaha?
2. Untuk mengetahui tujuan dari pemilihan lokasi usaha?
3. Untuk mengetahui jenis-jenis lokasi usaha?
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi usaha?
5. Untuk mengetahui Metode yang dapat digunakan untuk menentukan
lokasi usaha?
6. Untuk mengetahui Apakah penentuan lokasi usaha secara kuantitatif dan
kualitatif?
7. Untuk mengetahui pengertian dari Aglomerasi dan Deglomerasi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Lokasi Usaha


Definisi dari lokasi adalah letak, tempat atau penempatan suatu benda,
keadaan pada permukaan bumi. Lokasi adalah tempat dimana orang-orang
biasa berkunjung. Lokasi dalam hubunganya dengan pemasaran adalah tempat
yang khusus dan unik dimanalah tersebut dapat digunakan untuk berbelanja.
Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau
tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu
berupa daerah perkotaan atau suatu stand atau counter bark di dalam maupun
di luar gedung. Lokasi yang strategis mempengaruhi seseorang dalam
menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian karena lokasinya yang
strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan tentang lokasi,
baik untuk perusahaan menufaktur perlu lebih dekat ke bahan baku atau
tenaga kerja, sedangkan untuk perusahaan jasa perlu lebih dekat dengan
pelanggan.1

Menurut Zimmerer kesuksesan usaha adalah sebuah hasil yang dicapai


dari kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dari kemampuan untuk
menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang dan
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang
untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.2

Perusahaan bisnis pada prinsipnya bertujuan untuk menghasilkan


profit. Dalam hal ini, profit adalah perbedaan revenue dan cost. Revenue
adalah perkalian antara output dengan harganya, dan cost adalah perkalian
antara input dengan harganya. Semakin besar perbedaan tersebut, bisnis
1
Render dan Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi (Jakarta: Salemba Empat, 2001) hlm. 33
2
Thomas Zimmerer, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil (Jakarta: Salemba Empat, 2008)
hlm. 57

6
semakin menguntungkan. Kondisi keuntungan yang ideal adalah jika revenue
makin meningkat (sampai maksimal) dan saat yang sama cost makin menurun
(semakin minimal).

Sehubungan dengan peranan input dan output tersebut pada basis


harga masing-masing maka bisnis (yang akan dibangun pada lokasi tertentu)
akan berhadapan dengan dua situasi sekaligus, yaitu: pasar output dan pasar
input. Pada pasar output, bisnis (firm) bertindak sebagai produsen (supplier)
dan pembeli sebagai customer. Sementara pada pasar input, bisnis (firm)
bertindak sebagai customer dari supplier dari semua inputnya. Supplier dan
customer dapat direpresentasikan sebagai fungsi supply dan fungsi demand di
dalam pasar (market).

Maka dari itu, dalam menentukan pemilihan letak atau lokasi usaha
tidak bisa main-main apalagi coba-coba, pemilihan lokasi usaha harus
dilakukan dengan cermat dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:

1. Apakah terdapat pasar Output maupun pasar input ditempat yang


hendak dipilih untuk dijadikan lokasi usaha.

2. Seberapa besar revenuenya dan seberapa besar costnya. Besar kecilnya


revenue sangat tergantung dari berapa banyak output (produk) yang terjual
dan berapa harga jualnya. Revenue ini dipengaruhi oleh customer. Sedangkan
besar kecilnya cost sangat tergantung seberapa banyak input (faktor
pengadaan atau faktor produksi) dan berapa harga faktornya tersebut. Cost ini
dipengaruhi oleh supplier. Input ini terdiri dari input tetap dan input variabel
atau dalam arti cost dinyatakan sebagai biaya tetap dan biaya variabel.
Bisnis apa yang sedang dicarikan lokasinya. Ada beberapa
karakteristik bisnis yang dapat dipilih: production, collection, manufakture,
distributor, dan ritel. Masing-masing karakteristik bisnis tersebut memiliki

7
customer dan supplier yang mungkin berbeda dan mungkin sama. Karena itu,
menentukan (target) customer dan supplier sangatlah penting dalam memilih
lokasi bisnis (firm) tersebut. Dengan demikian, setiap karakteristik bisnis
memiliki spesifikasi lokasinya untuk mencapai target yang dituju.3
            Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi siapa yang menjadi
customer dan siapa yang menjadi supplier, dimana mereka berada dan
seberapa besar potensinya.

1. Production. Suatu bisnis yang berlandaskan pada sistem produksi


(pertambangan, kehutanan, perikanan, peternakan, pertanian tanaman pangan,
perkebunan dan sebagainya). Supplier utama bisnis ini sangat tergantung dari
source  yang terkait dengan sifat-sifat alam seperti geologi dan
kandungannya , tanah, vegetasi, kesuburan, curah hujan, iklim, populasi ikan
dan ternak dan sebagainya). Customernya  bisa salah satu atau semua rantai
dalam supply chain, seperti collection, manufacture, distributor, retail atau
langsung ke consumer.
2. Collection. Suatu bisnis yang melakukan pengumpulan  dalam skala-skala
yang kecil kemudian dikumpulkan (pool) dan selanjutnya di perdagangkan
baik dalam skala kecil atau partai besar (ekspor). Supplier dalam bisnis ini
adalah production sedangkan customernya meliputi manufacture], distributor,
retail atau langsung ke consumer. 
3. Manufacture. Suatu bisnis yang melakukan pengolahan atau perakitan.
Suppliernya adalah production dan collection. Sedangkan customernya adalah
distributor, retail atau langsung ke consumer.
4. Distributor. Suatu bisnis yang melakukan distribusi. Suppliernya adalah
production, collection dan manufaktur. Customernya adalah retail  dan bisa
juga consumer.

3
Render dan Jay Heizer, op.cit hlm. 38

8
5. Retail. Suatu bisnis yang melakukan eceran. Supliernya adalah production,
collection, manufaktur atau distributor. Customernya adalah consumer.
Dengan memahami siapa yang menjadi customer dan supplier maka di
satu pihak kita bisa mengetahui potensi inputnya (ketersediaan dan
kontinuitasnya) dan di pihak lain kita bisa mengetahui potensi outputnya
(penyerapan dan kontinitasnya). Ketersediaan input terkait dengan biaya bahan
bakunya, biaya transportasi) sedangkan penyerapan output terkait dengan daya
belinya dan pilihannya terhadap produk sejenis dari bisnis yang lain (pesaing).

 Oleh karenanya dalam memahami langkah-langkah pendahuluan dalam


menentukan lokasi bisnis di atas, maka akan mudah bagi kita untuk menerapkan
berbagai metode dan teknik penentuan lokasi atau strategi-strategi dalam memilih
lokasi bisnis yang sesuai dengan tujuan bisnis.

B. Tujuan Pemilihan Lokasi Usaha


Setiap hal yang dilakukan dalam usaha atau bisnis pastilah memiliki
tujuan, pemilihan lokasi usaha atau bisnis pun sudah jelas memiliki tujuan.
Ditinjau dari pengertian, target penjualan serta jenis-jenis lokasi usaha, maka
dapat disimpulkan bahwa pemilihan lokasi usaha memiliki beberapa tujuan
diantaranya sebagai berikut:
1. Pemilihan lokasi yang berdasarkan target pemasaran memiliki tujuan
untuk mendapat customer sebanyak mungkin Karena dengan
memperhatikan serta mempertimbangkan target pemasaran mampu
meningkat

9
C. Jenis-Jenis Lokasi Usaha

Lokasi usaha dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Lokasi perusahaan yang ditetapkan pemerintah


Lokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun
perusahaan di luar lokasi yang telah ditentukan. Para pemilik modal
mendirikan perusahaan mengambil lokasi yang sudah ditetapkan pemerintah
karena dalam kawasan yang ditetapkan tersebut mungkin sudah dibangun
sarana listrik, komunikasi, dan tempat pembuangan limbah sehingga tidak
membahayakan lingkungan. Contohnya adalah seperti kawasan industri
cikarang, pulo gadung, dan lain sebagainya.
2. Lokasi perusahaan yang mengikuti sejarah
Lokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu
yang dapat memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Misalnya seperti
membangun perusahaan udang di cirebon yang merupakan kota udang atau
membangun usaha pendidikan di yogyakarta yang telah terkenal sebagai kota
pelajar.
3. Lokasi perusahaan yang mengikuti kondisi alam
Lokasi perusahaan yang tidak bisa dipilih-pilih karena sudah dipilihkan
oleh alam. Contoh : Tambang emas di cikotok, tambang aspal di buton,
tambang gas alam di bontang kaltim, dan lain sebagainya
4. Lokasi perusahaan yang mengikuti faktor-faktor ekonomi
Lokasi perusahaan jenis ini pemilihannya dipengaruhi oleh banyak
faktor ekonomi seperti faktor ketersedian tenaga kerja, faktor kedekatan
dengan pasar, ketersediaan bahan baku, dan lain-lain.

10
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Usaha
Secara garis besarnya terdapat 6 (enam) faktor ekonomi utama yang
mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yang masing-masing
diuraikan berikut ini.4

1. Ongkos Angkut: Ongkos angkut merupakan faktor atau variabel utama yang
sangat penting dalam pemilihan lokasi dari suatu kegiatan ekonomi.
Alasannya adalah karena ongkos angkut tersebut merupakan bagian yang
cukup penting dalam kalkulasi biaya produksi. Hal ini terutama sangat
dirasakan pada kegiatan
2. Perbedaan Upah Antar Wilayah: Perbedaan upah ini mempengaruhi
pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena tujuan utama investor dan
pengusaha adalah untuk mencari keuntungan secara maksimal. Bila upah di
satu wilayah lebih rendah dibandingkan dengan wilayah lain, maka pengusaha
akan cenderung memilih lokasi di wilayah tersebut karena akan dapat
menekan biaya produksi sehingga keuntungan menjadi lebih besar.
Sebaliknya, pengusaha akan cenderung tidakmemilih lokasi pada suatu
wilayah bila upah buruhnya relatif Iebih tinggi.
3. Keuntungan Aglomerasi: Faktor ke tiga yang mempengaruhi pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi adalah besar kecilnya Keuntungan Aglomerasi
(Agglomeration Economies) yang dapat diperoleh pada lokasi tertentu.
Keuntungan Aglomerasi muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait
satu sama lainnya terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu. Keterkaitan ini
dapat berbentuk kaitan dengan bahan baku (Backward Linckages) dan kaitan
dengan pasar (Forward Linckages). Bila keuntungan tersebut cukup besar,
maka pengusaha akan cenderung memilih lokasi kegiatan ekonomi
terkonsentrasi dengan kegiatan lainnya yang saling terkait. Pemilihan lokasi
4
Teguh Astriyanto “Analisis Lokasi Usaha Sector Informal Bidang Perdagangan dan Jasa di
Lingkungan Kampus Universitas Negri Semarang Desa Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang” (Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang, 2010)

11
akan cenderung tersebar bila keuntungan aglomerasi tersebut nilainya relatif
kecil.
4. Konsentrasi Permintaan: Faktor keempat yang ikut menentukan pemilihan
lokasi kegiatan ekonomi adalah konsentrasi permintaan antar wilayah (Spatial
Demand). Dalam hal ini pemilihan lokasi akan cenderung menuju tempat
dimana terdapat konsentrasi permintaan yang cukup besar. Bila suatu
perusahaan berlokasi pada wilayah dimana terdapat konsentrasi permintaan
yang cukup besar, maka jumlah penjualan diharapkan akan dapat meningkat.
Disamping itu, biaya pemasaran yang harus dikeluarkan perusahaan menjadi
lebih kecil karena pasar telah ada pada lokasi dimana perusahaan berada.
Keadaan ini selanjutnya akan dapat pula meningkatkan volume penjualan
yang selanjutnya akan dapat pula memperbesar tingkat keuntungan yang dapat
diperoleh oleh perusahaan bersangkutan.
5. Kompetisi Antar Wilayah: Faktor kelima yang dapat mempengaruhi
pemilihan lokasi kegiatan ekonomi adalah tingkat persaingan antar wilayah
(Spatial Competition) yang dihadapi oleh perusahaan dalam memasarkan hasil
produksinya. Persaingan antar wilayah dimaksudkan disini adalah persaingan
sesama perusahaan dalam wilayah tertentu atau antar wilayah. Bila persaingan
ini sangat tajam, seperti pada Pasar Persaingan Sempurna (Perfect
Competition), maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung
terkonsentrasi dengan perusahaan lain yang menjual produk yang sama. Hal
ini dilakukan agar masing-masing perusahaan akan mendapatkan posisi yang
sama dalam menghadapi persaingan sehingga tidak ada yang dirugikan karena
pemilihan lokasi perusahaan yang kurang tepat. Sebaliknya, bilamana
persaingan tidak tajam atau tidak ada sama sekali seperti halnya pada Pasar
Monopoli, maka pemilihan lokasi perusahaan akan cenderung bebas, karena
pembeli akan tetap datang dimana saja perusahaan berlokasi.
6. Harga dan Sewa Tanah: Faktor keenam yang mempengaruhi pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi adalah tinggi rendahnya harga atau sewa tanah. Dalam

12
rangka memaksimalkan keuntungan, perusahaan akan cenderung memilih
lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih rendah. Hal ini terutama akan
terjadi pada perusahaan atau kegiatan pertanian yang memerlukan tanah relatif
banyak dibandingkan dengan perusahaan industri atau perdagangan.
Pemilihan lokasi dalam hal ini menjadi penting karena harga tanah biasanya
bervariasi antar tempat. Harga tanah akan tinggi bila terdapat fasilitas
angkuttasi yang memadai untuk angkutan orang atau barang.

E. Metode Dalam Menentukan Lokasi Usaha


Menurut Fahrial (2004) tidak ada sebuah teori tunggal yang bisa
menetapkan Dimana lokasi suatu kegiatan usaha atau industri itu sebaiknya
dipilih. untuk menetapkan lokasi suatu industri diperlukan gabungan dari berbagai
pengetahuan dan disiplin ilmu. berbagai kriteria yang ikut dipertimbangkan dalam
menentukan lokasi antara lain ketersediaan lahan, bahan baku, energy,
aksesibilitas, transportasi, upah buruh, jaminan keamanan, daya serap pasar local,
stabilitas politik, dan sarana penunjang lainnya. beberapa teori lokasi secara umum
memakai pendekatan minimisasi biaya, memaksimalkan laba, pendekatan pasar,
dan daya tarik atau gravitasi. berdasarkan beberapa teori lokasi tersebut maka
kebijakan terkait dengan keputusan pemilihan lokasi suatu kegiatan usaha
diperlukan gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan dan disiplin ilmu serta
dilakukan kajian terlebih dahulu secara komprehensif, karena keputusan pemilihan
suatu lokasi dipengaruhi oleh multi kriteria dan multifactor.5

Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai suatu keputusan investasi yang
memiliki tujuan strategis, misalnya untuk mempermudah akses kepada pelanggan.
Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi
pemilik usaha, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan
sebelum bisnis di mulai.6

5
Erlina Rufaedah, kewirausahaan teori & praktik, (yogyakarta: Diva Press,2018) hlm. 139
6
Fandy Tjiptono,,PemasaranJasa,(Malang:Bayumedia Publishing,2007) hlm.123

13
Menurut Fandy Tjiptono pemilihan tempat/lokasi fisik memerlukan
pertimbangan cermat terhadap faktor-faktor berikut:
1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui atau mudah di jangkau sarana
transportasi umum.
2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari
jarak pandang normal.
3. Lalulintas(traffic),menyangkut dua pertimbangan utama:
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar
terhadap terjadinya buying, yaitu keputusan pembelian yang sering
terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usaha-usaha
khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi hambatan. Tempat
parkir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua
maupun roda empat.
4. Ekspansi, yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan
dikemudian hari.
5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, restoran/rumah makan berdekatan dengan
daerah pondokan, asrama, mahasiswa kampus, sekolah, perkantoran, dan
sebagainya.

Menurut erlina (2018) Meski demikian ada beberapa metode umum yang
bisa digunakan untuk menentukan lokasi sebuah usaha diantaranya:7

1. Metode Faktor Rating

7
Erlina Rufaedah, kewirausahaan teori & praktik, (yogyakarta: Diva Press,2018) hlm. 140

14
Metode factor rating merupakan metode yang digunakan untuk
menentukan lokasi dengan cara membubuhkan bobot terhadap faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan. metode ini menghitung faktor-faktor secara
kuantitatif terhadap faktor kuantitatif maupun kualitatif. faktor kuantitatif
seperti kapasitas, biaya, dan jarak. sedangkan factor-faktor kualitatif seperti
sikap masyarakat juga dihitung secara kualitatif. dalam penilaian ini, faktor
kualitatif dilakukan survei terhadap banyak orang, artinya untuk membatasi
masuknya subjektivitas. objektif and mendasari pentingnya penilaian
dilakukan oleh lebih dari 1 orang dan hasilnya dirata-ratakan.

2. Metode Ekonomi

Metode ekonomi merupakan metode yang menggunakan pendekatan


kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama untuk memperoleh penilaian
yang lengkap. pendekatan kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan
biaya total masing-masing alternatif lokasi. sedangkan pendekatan kualitatif
dilakukan untuk membandingkan faktor-faktor lain yang tidak dapat diukur
dengan rupiah seperti tersedianya tenaga kerja, dan aktivitas serikat buruh.

3. Metode Volume Biaya

Metode volume biaya adalah metode penentuan lokasi usaha dengan


menekankan pada faktor biaya. total biaya produksi di bandingkan antara
alternatif yang ada di mana lokasi berbiaya rendah dipilih. analisis dalam
prakteknya dapat dilakukan baik secara numerikal maupun secara grafis. di
mana setiap total biaya produksi diharapkan atau diperbandingkan dengan
faktor-faktor alternatif Dimana lokasi dengan biaya terendah. dari
perbandingan tersebut bukan hanya terlihat nilai perbandingannya, namun
juga dapat dilihat titik mana yang paling dibutuhkan dan menguntungkan bagi
perusahaan dalam memilih lokasi usaha.

15
4. Metode Pusat Gravity

Metode pusat gravity merupakan metode pemilihan lokasi dengan


meminimalkan jarak atau biaya menuju fasilitas-fasilitas yang sudah ada.
metode ini dilakukan dengan membuat suatu peta berskala dari tempat-tempat
yang akan dituju dengan memilih titik sembarang sebagai pusat koordinat.
jarak antara tempat berasumsi garis lurus, dan biaya distribusi per unit produk
per km adalah sama.

5. Metode Transportasi

Sebagaimana namanya metode transportasi adalah metode pemilihan


lokasi usaha dengan mempertimbangkan faktor transportasi dalam suatu
wilayah. semakin mudah lokasi diakses dengan transportasi dan banyaknya
moda transportasi yang ada, semakin bagus lokasi usaha tersebut. akan tetapi,
Dalam metode ini, perlu dipertimbangkan antara biaya transportasi yang
dikeluarkan dengan perubahan permintaan. bila biaya transportasi rendah
sementara permintaannya tinggi, Maka itu merupakan tempat ideal yang
dipilih untuk mendirikan usaha.

F. Lokasi Usaha Secara Kualitatif dan Kuantitatif

Penentuan lokasi usaha juga dapat dilakukan atau ditentukan secara


kualitatif dan kuantitatif terhadap faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
penting dalam menentukan lokasi. secara kualitatif merupakan metode penilaian
secara kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap relevan atau memegang
peranan pada setiap pemilihan lokasi. dengan cara ini maka diadakan penilaian
secara kualitatif terhadap berbagai faktor yang memegang peranan penting pada
setiap pilihan lokasi Ukuran penilaian dinyatakan dalam, Baik Sekali (BS) Baik
(B), Sedang (S), Kurang (K) dan Kurang Sekali (KS).8

8
Ibid hal 142

16
Sedangkan perhitungan secara kuantitatif merupakan analisis dengan cara
memberikan skor atau nilai pada masing-masing kriteria dengan cara ini hasil
analisis kualitatif dikuantitatifkan dengan memberikan skor nilai pada masing-
masing kriteria. Ukuran penilaian kuantitatif dilakukan dalam bentuk angka atau
skor pada masing-masing kriteria misalnya ,BS = 5, B = 4, S = 3, K = 2, KS = 1.

1. Metode kualitatif

Metode kualitatif misalnya dalam proses pencarian lokasi untuk


sebuah pabrik kertas lokasi yang telah disurvei adalah lokasi 1 2 3 dan 4
dengan faktor penilai diantaranya terdiri dari bahan baku tenaga kerja tenaga
pembangkit listrik transport dan pasar atau konsumen dengan demikian
disusun tabel sebagai berikut:9

Tabel analisa metode penilaian kualitatif

Faktor-faktor Lokasi
1 2 3 4
Bahan baku BS B KS BS
Tenaga kerja B BS S B
Listrik BS K B S
Transportasi BS B B B
Pasar B B B K

Dari hasil analisa kualitatif pada berbagai lokasi tersebut maka


disimpulkan bahwa lokasi yang paling ideal adalah lokasi nomor 1.

2. Metode kuantitatif

Metode kuantitatif modelnya adalah perhitungan dimana skor tertinggi


dari faktor-faktor pendukung itulah yang menjadi lokasi paling ideal sebuah

9
Ibid hal 143

17
lokasi usaha dari contoh sebelumnya kita bisa menilai sebuah lokasi usaha
secara kuantitatif.

Tabel analisa metode penilaian kuantitatif

Faktor-faktor Lokasi
A B C D
Bahan baku 5 4 1 5
Tenaga kerja 4 5 3 4
Listrik 5 2 4 3
Transportasi 5 4 4 4
Pasar 4 4 4 2
Jumlah 24 19 16 18

Dari tabel nilai diatas ternyata lokasi a memperoleh nilai yang paling
tinggi dibandingkan dengan 3 tempat lainnya Jadi lokasi akan dipilih sebagai
lokasi usaha yang baik dan potensial.10

G. Aglomerasi dan Deglomerasi

Dalam pembahasan sebelumnya, kita sudah menyinggung


masalah aglomerasi kaitan nya dengan pemilihan lokasi usaha.
Aglomerasi merupakan pengelompokan beberapa perusahaan
dalam suatu daerah atau wilayah sehingga membentuk daerah
khusus industri. Kawasan industri khusus ini masih dalam satu
pemikiran atau beberapa orang, sehingga menghasilkan kawasan
industri tertentu. Meski begitu, aglomerasi di bagi menjadi dua
macam, yaitu aglomerasi peimer dan aglomerasi sekunder.
Dikatakan aglomerasi primer bila perusahaan yang baru muncul
tidak ada hubungan nya dengan perusahaan lama, bukan anak
cabang atau semacamnya. Sementara, dikatakan aglomerasi
sekunder jikan perusahaan yang baru beroprasi adalah perusahaan
10
Ibid hal 144

18
yang memiliki tujuan untuk memberi pelayanan pada perusahaan
yang lama.

Lokasi usaha secara aglomerasi ini terjadi karena di picu oleh


beberapa hal:

 Didaerah tersebut terdapat ketersediaan tenaga kerja yang


cukup banyak dengan kemampuan serta keahlian yang lebih
baik di banding dengan daerah lain.
 Suatu perusahaan menjadi daya tarik bagi perusahaan lain.
Bila perusahaan memiliki daya tarik perusahaan lain. Bila
perusahaan memiliki daya tarik bagi perusahaan lain,
aglomerasi biasanya menjadi pertimbangan dalam
perencanaan lokasi usaha.
 Berkembangnya perusahaan dari kecil menjadi besar,
sehingga menimbulkan perusahaan lain untuk menunjang
perusahaan yang membesar tersebut.
 Perpindahan suatu kegiatan produksi dari satu tempat ke
bebrapa tempat lain. Perpindahan ini membutuhkan tempat-
tempat baru yang kemudian memicu munculnya aglomerasi
agar lebih dekat pemindahannya.
 Perusahaan lain mendekati sumber bahan untuk aktivitas
produksi yang dihasilkan oleh perusahaan yang sudah ada
untuk salinng menunjang satu sama lain.

Lalu apa yang dimaksud, deglomerasi? Sesuai namanya,


deglomerasi merupakan kebalikan dari aglomerasi. Deglomerasi
adalah suatu kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi

19
usaha yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain. Ada
bebebrapa pemicu mengapa deglomerasi ini terjadi, di antaranya:

 Harga buruh yang semakin meningkat di daerah padat


industri sehingga memungkinkan perusahaan untuk
membuka cabang didaerah lain yang upah minimumnya
rendah.
 Penyempitan luas tanah yang tidak dapat digunakan karena
sudah banyak di pakai untuk perumahan dan kantor
pemerintah.
 Harga tanah yang semakin tinggi di daerah yang telah padat.
Harga tanah biasanya menjadi pertimbangan penting, meski
perusahaan besar tidak ada kendala bila menginginkannya.
Namun dengan memilih untuk membuka di tempat lain yang
nilai tanahnya lebihrendah, tentu dapat menghemat
anggaran.
 Sarana dan prasarana di daerah lain semakin baik namun
harga tanahnya dan upah buruh masih rendah.11

11
Erlina Rufaidah, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Diva Pres, 2018), hlm.144

20
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Lokasi adalah suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang bisa
berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah perkotaan atau
suatu stand atau counter bark di dalam maupun di luar gedung.
2. Pemilihan lokasi yang berdasarkan target pemasaran memiliki tujuan
untuk mendapat customer sebanyak mungkin Karena dengan
memperhatikan serta mempertimbangkan target pemasaran mampu
meningkat
3. Lokasi usaha dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:Lokasi
perusahaan yang mengikuti sejarah, Lokasi perusahaan yang ditetapkan
pemerintah, Lokasi perusahaan yang mengikuti faktor-faktor ekonomi,
Lokasi perusahaan yang mengikuti kondisi alam
4. Secara garis besarnya terdapat 6 (enam) faktor ekonomi utama yang
mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi yaitu: Ongkos Angkut,
Perbedaan Upah Antar Wilayah, Keuntungan Aglomerasi, Konsentrasi
Permintaan, Kompetisi Antar Wilayah, Harga dan Sewa Tanah.

5. Beberapa Metode umum yang bisa digunakan untuk menentukan lokasi


sebuah usaha diantaranya: Metode Faktor Rating , Metode Ekonomi,
Metode Volume Biaya, Metode Pusat Gravity, Metode Transportasi.

6. Aglomerasi merupakan pengelompokan beberapa


perusahaan dalam suatu daerah atau wilayah sehingga
membentuk daerah dan Deglomerasi adalah suatu

21
kecenderungan perusahaan untuk memilih lokasi usaha
yang terpisah dari kelompok lokasi perusahaan lain.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, silahkan
pembaca untuk membuka kembali referensi dan buku-buku yang membahas
tentang memilih lokasi usaha. kedepannya penulis akan lebih fokus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Render dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi (Jakarta: Salemba
Empat).

Rufaedah, Erlina.2018. Kewirausahaan Teori & Praktik, (yogyakarta: Diva Press).

Tjiptono, Fandy.2007.Pemasaran Jasa, (Malang:Bayumedia Publishing).

Teguh Astriyant. 2010 “Analisis Lokasi Usaha Sector Informal Bidang Perdagangan
dan Jasa di Lingkungan Kampus Universitas Negri Semarang Desa Sekaran
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang” (Semarang: Skripsi Jurusan
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang)

Zimmerer, Thomas .2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. (Jakarta:


Salemba Empat)

23

Anda mungkin juga menyukai