Disusun Oleh :
MA’SOEM UNIVERSITY
2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami
Interviewing” tepat pada waktunya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
Dalam penyusunan makalah, kita banyak mendapat tantangan dan hambatan tetapi
dengan semangat, dan kerja sama sesama anggota kelompok kami dan berbagai cara,
tantangan itu bisa teratasi. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Ananda Rachmaniar , M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah atas pemberian tugas ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Kami berharap semoga makalah ini
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................3
1. Latar Belakang..............................................................................................3
2. Rumusan Masalah.........................................................................................4
3. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II..................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................16
PENUTUP.........................................................................................................16
Kesimpulan.......................................................................................................16
Saran..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
mengenai perubahan yang pasti secara terus-menerus (Miller & Rollnick, 2009).
daya dan harapan konselor. Tujuan yang sebenarnya dari teknik wawancara motivasi
adalah untuk menemukan motivasi dalam diri seseorang klien mampu bergerak untuk
berubah. Proses teknik wawancara motivasi melibatkan teknik yang dieksplorasi oleh
konselor saat berbicara dengan klien agar secara tidak langsung klien dapat berbicara
atau pertanyaan terbuka, affirmation atau afirmasi, reflecting skill atau keterampilan
merefleksikan dan summering atau rangkuman yang disingkat dengan (OARS) dan
perubahan. Keempat elemen ini harus ada pada implementasi dan kemudian dapat
dari konseli sendiri yang menunjukkan bahwa mereka telah mencapai titik positif
wawancara motivasi atau wawancara motivasi ini antara lain ialah mengembangkan
4
menyampaikan empati dan menunjang efikasi diri dan menerima resistensi. Wawancara
motivasi membuat seseorang konstruktif yang memiliki kekuatan dan keinginan untuk
berubah. Individu memiliki motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam
diri setiap orang dan dapat dimunculkan dari dalam diri untuk membentuk suatu
itu Motivational Interviewing dapat digunakan sebagai teknik untuk memberikan dan
membangkitkan motivasi individu dalam suatu masalah dan dalam masalah tersebut
tindakan kejahatan yang dilakukan. Ketika anak tertangkap telah melakukan tindak
pidana kasus yang anak hadapi dapat diselesaikan melalui proses hukum formal
maupun upaya diversi atau pengalihan jalur hukum formal ke non formal berdasarkan
kategori berat atau tidaknya tindak pidana yang telah dilakukan (Hambali, 2019).
1.3 Tujuan
5
4. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Tehnik Motivational Interviewing.
BAB II
PEMBAHASAN
Motivation interviewing merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam perubahan
perilaku. Awalnya teknik ini dikembangkan oleh Miller (1983), ia menerapkan konsep
ini pada peminum (drinker). Kemudian pada tahun 1991, Miller dan Rollinck
mengembangkan konsep ini secara detail dan utuh dalam setting klinis.
centered counseling style for eliciting behavior change by helping clients to explore and
ambivalensi. Miller dan Rollnick mengatakan ada tiga teknik yang digunakan dalam
6
strategi untuk menimbulkan motivasi internal dari klien, menerapkan dalam wujud
Keterampilan ini digunakan untuk mendorong klien untuk menyelidiki dua sifat
tentang mengapa dan bagaimana cara berproses; dan strategi untuk memastikan bahwa
fokus dan reframing, yang mana mengijinkan konselor untuk mengikuti klien dan
Motivational interviewing merupakan salah satu teknik konseling yang ditujukan untuk
dalam hal ini ditanamkan kesadaran individu untuk mentaati prinsip konseling yang
didasari adanya keinginan dari diri sendiri untuk dapat menyelesaikan masalahnya.
interviewing adalah salah satu teknik yang ada dalam proses konseling yang mencoba
menumbuhkan motivasi intrinsik klient untuk berubah dengan cara mengeksplorasi dan
7
motivasi klien.Autonomy (otonomi) meletakkan tanggung jawab untuk berubah
1. Mengekspresikan empati
rasa empati, kehangatan, ketulusan, dan anggapan positif tanpa syarat dan
mengembangkan aliansi terapeutik yang kuat untuk menanagani resistensi klien dan
dan aktif untuk memastikan bahwa klien merasa dipahami, dan agar klien juga
memahami signifikansi pikiran, perasaan dan prilakunya sendiri. Penting juga bahwa
Ada dua tahapan empati. Tahap pertama adalah “penghayatan perasaan masuk
kedalam”. Konselor mengalami perasaan yang sama dengan klien. Tahap kedua, lebih
2. Mengembangkan diskrepansi
8
bagaimana klien saat ini menjalani hidup dan bagaimana sebenarnya cara yang
rangkuman.
a. Pertanyaan terbuka (open quetion) tidak dapat dijawab dengan jawaban yang
mudah ya atau tidak sehingga mendorong klien untuk menggali lebih banyak
membantu konselor profesional untuk melihat pola-pola yang ada dalam pikiran,
b. Afimasi (afirmation) menyampaikan nilai dari apa yang dikatakan oleh klien
untuk menghindari penggunaan kata saya agar klien tidak merasa dievaluasi.
9
jalannya percakapan, menyoroti informasi penting yang ada pada saat itu
mungkin tidak disadari pentingnya oleh klien. Akan tetapi, Naar-King dan
Suarez juga menegaskan bahwa refleksi dua sisi yang lebih reflektif dapat
perubahan, yang disebut change talk sebuah langkah yang dibutuhkan sebelum
3. Menerima Resistensi
salah satu bagian penting dan lazim dialami dalam proses perubahan. lagi pula jika
resistensi tidak terjadi, maka perubahan akan mudah dan mestinya sudah terjadi.
resistensi klien sambil menambahkan pemikiran tambahan atau me- reframe sesuatu
10
yang mungkin sebelumnya tidak dipertimbangkan oleh klien, sehingga mengarahkan
Menurut Miller dan Rollnick (Bundy, 2004) ada delapan tahap dalam melakukan
Rapport sangat berguna dalam melakukan konseling atau terapi. Fungsi rapport untuk
perubahan perilaku akan lebih mudah, karena kepercayaan merupakan hal yang esensi
2. Setting agenda.
Pembuatan agenda dilakukan oleh klien dengan dibantu oleh konselor melalui
feedback, tujuannya dalah untuk mengetahui hal apa yang harus diperioritaskan,
permasalahan yang disadari atau tidak, dan bagimana mencapai tujuan. Agenda dapat
direvisi secara reguler untuk melihat perubahan perioritas dan untuk penguatan progres.
Tujuan untuk melihat sejauh mana kesiapan klien untuk berubah. Caranya dengan
kemauan dan kemampuan klien merupakan hal penting untuk melakukan perubahan.
Terkadang ada yang ingin berubah, tapi tidak siap, bisa berubah tapi tidak siap dan
sebagainya. Untuk itu perlu sharing mengenai alasan atas pertanyaan, sehingga
memperoleh pemahaman.
Klien harus mampu memahami apa yang harus dirubah dari dirinya. Apakah perubahan
11
itu realistik atau tidak realistik? untuk itu perlu melakukan breakdown terhadap
komponen yang menjadi perilaku yang ingin dirubah. Dan menemukan pola perilaku
tersebut. Tujuanya untuk agar lebih fokus dan spesifik dan membuat tugas kelihatan
Ambivalesi merupakan suatu hal normal jika klien tidak setuju, atau terjadi penolakan
atas pernyataan refleksi yang telah direncanakan. Tugas terapi adalah untuk
memperoleh informasi hal apa yang menjadi penyebab ambivalensi dalam diri klien.
Ambil setiap kesempatan untuk menggali ungkapan positif dari klien. Salah satu cara
dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan untuk meraih hasil
terbaik. Selain itu bisa menggunakan pharaprase dari klien untuk membangkitkan
motivasinya.
Refleksi merupakan salah satu kekuatan untuk menangani resisitensi klien. Observasi
dan proses mendengar merupakan hal penting dalam melakukan refleksi. Konselor
harus memperhatikan kata, arti dan konteks emosi yang berasal dari ucapan klien.
Terapis atau konselor harus bisa membuat fokus klien bergeser atau berubah ketika
dalam melakukan konseling. Hal ini berguna agar klien bisa fokus kepada
12
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
atau pertanyaan terbuka, affirmation atau afirmasi, reflecting skill atau keterampilan
merefleksikan dan summering atau rangkuman yang disingkat dengan (OARS) dan
perubahan. Keempat elemen ini harus ada pada implementasi dan kemudian dapat
konseli sendiri yang menunjukkan bahwa mereka telah mencapai titik positif terhadap
perubahan sebelumnya.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
15