Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSELING PENDEKATAN TRAIT DAN FACTOR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknik Konseling

Dosen Pengampuh : Muhammad Ridwan Arif,M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 3

Abdurrahman Wahid ( D20193048)

Nurul Fajar ( D20193053)

Lely Aminullah ( D20193044)

Lailatul Humairoh (D20193078)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

TAHUN AJARAN 2021-2022


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses konseling, konselor harus dapat menggunakan proses-proses melalui
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi dari konseling. Salah satu
dari pendekatan dari konseling adalah Trait and Factor. Teori ini dipelopori oleh E. G.
Williamson pada tahun 1939 penggunaannya yang popular dengan konseling
direktifnya.Tujuan utama konseling direktif Williamson adalah membantu klien mengganti
tingkah laku emosional dan impulsif dengan tingkah laku yang rasional.Konseling ini
berkembang berawal dari konsep konseling jabatan atau vocational counselingyang menitik
beratkan pada kesesuaian pendidikan dengan jabatan.
Konseling ini dirintis oleh Frank Person yang menekankan tiga aspek penting yaitu,
pemahaman yang jelas tentang potensi yang dimiliki, pengetahuan tentang jabatan atau karir,
yang terakhir penyesuaian yang tepat antara kedua aspek tersebut Teori tersebut menegaskan
bahwa karakter klienlah yang harus pertama kali dinilai, dan kemudian dicocokan secara
sistematis dengan faktor-faktor yang terlibat dalam berbagai jabatan. Teori trait and factor
merupakan pendekatan konseling yang mengacu pada pemahaman diri peserta didik
mengenai karakteristik dan sifat-sifat yang dapat diukur melalui tes psikologi yang bertujuan
untuk menggambarkan serta memecahkan masalah dalam pengambilan keputusan karir. Jadi
konseling karir trait and factor dapat digunakan konselor dalam membantu permasalahan
peserta didik yang berkaitan dengan pemilihan karier.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari pendekatan Trait an Factor ?
2. Bagaimana Konsep dasar dari Pendekatan Trai an Factor ?
3. Apa Tujuan dari Pendekatan Trait and Factor ?
4. Bagaimana Hubungan Antara Konselor dan Klien dalam Pendekatan Trait and factor ?
5. Tehnik apa saja yang digunakan Dalam Pendekatan Trait and Factor ?
6. Apa saja pengalaman klien dan konseling dalam pendekatan Trait and Factor ?
7. Apa Peranan dan tugas konselor dalam pendekatan Trait and Factor ?
8. Apa saja Syarat Konselor dalam pendekatan Trait and Factor ?
9. Sebutkan Karakteristik konseling dalam pendekatan Trait and Factor ?
10. Sebutkan Kelemahan dan Kelebihan pendekatan Trait and Factor ?
PEMBAHASAN

1. Pendiri Trait dan Factor


Asal-usul teori trait and factor dapat ditelusuri ke masa Frank Persons. Teori tersebut
menegaskan bahwa karakter klienlah yang harus pertama kali dinilai, dan kemudian
dicocokan secara sistematis dengan faktor-faktor yang terlibat dalam berbagai jabatan.
Pengaruh teori ini tersebar sangat luas pada masa depresi besar, ketika E. G. Williamson pada
tahun 1939 mempelopori penggunaannya yang popular dengan konseling direktifnya.Tujuan
utama konseling direktif Williamson adalah membantu klien mengganti tingkah laku
emosional dan impulsif dengan tingkah laku yang rasional.Konseling ini berkembang berawal
dari konsep konseling jabatan atau vocational counselingyang menitik beratkan pada
kesesuaian pendidikan dengan jabatan. Konseling ini dirintis oleh Frank Person yang
menekankan tiga aspek penting yaitu, pemahaman yang jelas tentang potensi yang dimiliki,
pengetahuan tentang jabatan atau karir, yang terakhir penyesuaian yang tepat antara kedua
aspek tersebut.
2. Konsep dasar Trait dan Factor
Konsep dasar dari konseling Trait and Factor adalah sifat dan faktor kepribadian
seseorang. Secara etimologi, kata trait and factor berasal dari dua kata yaitu Trait and Factor.
Istilah “Trait” mempunyai arti “ciri atau sifat” merujuk pada karakteristik individu yang dapat
diukur seperti kemampuan bakat, watak, sifat dan sejenisnya yang diperlihatkan seseorang,
termasuk aspek tingkah laku, dan karakteristik-karakteristik keperibadian yang merupakan
perpaduan dari warisan maupun pengalaman-pengalaman. Sedangkan kata “Factor” berasal
dari bahasa inggris yang berarti “faktor” atau “unsur”. Manurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), “faktor” berarti hal (keadaan peristiwa) yang ikut menyebabkan
(mempengaruhi) terjadinya sesuatu.
3. Tujuan Konseling Trait & Factor
Menurut Winkel (Winkel, 1997) istilah pendekatan konseling trait and faktor
merupakan corak konseling yang menekankan pada pemahaman diri melalui testing
psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
terutama yang menyangkut pilihan program studi dan atau bidang pekerjaan. Menurut
Manrihu, dalam (Suherman, 2013) mengatakan bahwa teori trait and factor memandang
individu sebagai organisasi kapasitas dan sifat-sifat lain yang dapat diukur dan dihubungkan
dengan persyaratan program latihan atas dasar informasi yang diperoleh tentang perbedaan
individu yang menduduki okupasi atau hubungan pilihan karir dan kepuasan. Dharsana
berpendapat bahwa trait and factor mengacu pada satu orentasi utama yang terkandung di
dalam psikologi kejuruan atau pekerjaan yaitu untuk menggambarkan dan menjelaskan
pengambilan keputusan dan mementukan karier.
Teori di atas dapat disimpulkan bahwa teori trait and factor merupakan pendekatan
konseling yang mengacu pada pemahaman diri peserta didik mengenai karakteristik dan sifat-
sifat yang dapat diukur melalui tes psikologi yang bertujuan untuk menggambarkan serta
memecahkan masalah dalam pengambilan keputusan karir. Jadi konseling karir trait and
factor dapat digunakan konselor dalam membantu permasalahan peserta didik yang berkaitan
dengan pemilihan karier. 1
4. Pola Hubungan Konselor dan Klien Pendekatan Trait dan Factor
Hubungan konselor dan klien merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat
pribadi dalam hubungan tatap muka. hubungan yang bersifat pribadi dimaksudkan agar
konselor dapat menempatkan diri secara emosional dan psikologis dalam kehidupan
klain.Dalam membantu individu mengembangkan diri menjadi manusia yang penuh (full
humanity), dibutuhkan hubungan yang sangat individual (highly individualized) dan pribadi
(personalized). hubungan yang bersifat pribadi itu dimaksudkan agar konselor dapat
menempatkan diri secara emosional dan psikologis dalam kehidupan diri klain. Dalam
hubungan ini tidak semata-mata problem centered, artinya bantuan tidak langsung atau tidak
setara ditunjukkan pada pemecahan masalahnya, tetapi mengembangkan kemampuan individu
untuk memecahkan diri sendiri masalahnya, yaitu memotivasi klain sampai bisa
menggunakan potensinya secara penuh ( motivated him his full ponteliality ). 2
5. Tehnik-Tehnik Konseling
Teknik utama ( major technique ) yang digunakan dalam teknik konseling trait dan
factor : Memperkuat penyesuaian antara konselor dan klien, Mengubah lingkungan klain,
Memilih dan menempatkan pada lingkungan yang sesuai, Mendorong klien belajar dalam
keterampilan - keterampilan yang diperlukan dan Mengubah sikap-sikap klien. Ada beberapa
teknik umum yang digunakan dalam pendekatan :
1. Attending adalah perilaku konselor yang melibatkan diri dalam proses konseling
meliputi : kontak mata, kualitas suara, jejak verbal dan bahasa tubuh. Tujuan
Menggunakan Teknik ini adalah menunjukkan pada konseling bahwa proses konseling
dan konselor memperhatikan sepenuhnya kepada konseling, mengomunikasikan
penerimaan konselor terhadap konseling, mengajak dan mengembangkan keterlibatan
konseling secara personal dalam melaksanakan sesi konseling dan menangkap secara utuh
pesan dan ungkapan yang diberikan konseling baik dalam bentuk verbal maupun
nonverbal.

1
Trias Ristian,nadya Rahmadani, Dede Rahmat hidayat, pendekatan Teori Trait and Factor dalam Pengambilan
keputusan karis siswa SMA, (JJBK UNDIKSA),2020
2
Latipun, Psikologi konseling,(Malang : Universitas Muhamadiyah Malang press, 2001)
2. Opening adalah membuka kegiatan wawancara. Tujuan pembukaan wawancara konseling
untuk : menciptakan rasa aman konseling selama mengikuti sesi konseling, mengurangi
kecemasan dalam proses konseling dan menciptakan kondisi fasilitas dalam konseling.
3. Acceptence adalah penerimaan terhadap klien. Tujuan teknik penerimaan :
mengomunikasikan sikap dasar pasal terutama ketika membentuk suasana akrab, disadari
oleh konseling bahwa kau keluar benar-benar mendengarkan apa yang dikatakannya dan
terbentuknya suasana emosional klien.
4. Restatement dan pharaprasing
Restatement adalah mengulang untuk menyatakan kembali sebagai kenyataan konseling
yang dianggap penting.
Pharaprase adalah menggunakan kalimat atau pernyataan singkat konseling secara utuh,
apa adanya tanpa merubah makna.
Tujuan yaitu : diketahui oleh klien bahwa konselor mendengarkan yang dikatakannya,
olehnya informasi penting dan tujuan data yang di verbalisasi kan klain.
5. Reflection of feeling, Reflection of feeling adalah pantulan perasaan yang dinyatakan
dalam untuk menyatakan atau sikap yang ditekan tentang dibalik pernyataan klain.
Tujuannya sebagai berikut : dirasakannya oleh klien bahwa dirinya dipahami oleh klain
dan terdorongnya konseling lebih mengekspresikan rasa perasaannya terhadap situasi
tertentu.
6. Clarification adalah menangkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan
kata-kata baru dan segar. Tujuannya : mengungkap isi pesan utama yang disampaikan
klain dan memperjelas isi pesan yang diungkapkan klain
7. Structuring adalah penegasan tentang batas-batas konseling itu sesungguhnya.
Tujuannya : diperolehnya kesamaan harapan konselor dan klien dan diperolehnya
kesepakatan dari konseling mengenai apa terlihat dalam metode dan tujuan konseling.
8. Summary adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam suatu
pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling. Tujuannya : memadukan unsur-
unsur tema yang muncul dalam pembicaraan, mang PIN identifikasi pola isi pembicaraan
konseli, menghindari pembicaraan yang berulang-ulang dan bertele-tele dan merangkum
kemajuan yang telah dicapai dalam proses konseling. 3
6. Pengalaman Klien dalam Konseling Pendekatan Trait dan Factor
Ada 6 macam pengalaman baru yang dapat diperoleh klien dalam konseling di antaranya :
1. Mengenal konflik-konflik internal.

3
Mohammad Sofyan, Teori-teori Konseling, ( Bandung : pustaka baby Quraisy,2013).
konseling membantu orang yang mengenal Bahwa masalah yang melayang dalam
sesungguhnya bersumber dari konflik-konflik yang ada dalam dirinya dan bukan karena
situasi di luar dirinya.
2. Menghadapi realitas
Banyak yang menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kurang mampunya
menghadapi realitas.proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh
suatu pengalaman yang sedemikian rupa sehingga mereka memiliki suatu pemahaman
yang lebih baik tentang realitas dan mampu menghadapinya secara efektif.
3. Mengembangkan tilikan
konseling merupakan pengalaman yang dapat membawa orang untuk menemukan siapa
dia sungguh nya dan hidup sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
4. Memulai hubungan yang baru
Konseling memberikan peluang kepada orang untuk memperoleh suatu jenis hubungan
yang baru yang belum diperoleh sebelumnya.
5. meningkatkan kebebasan psikologi
banyak orang yang mengalami kesulitan dan masalah karena dalam dirinya terdapat
kekurangan bebasan dalam menyatakan hal-hal yang bersifat psikologis.
7. Peranan dan Tugas Konselor Pendekatan Trait dan Factor
Peranan dan tugas yang dilakukan oleh konselor menurut pendekatan Trait and Factor
adalah sebagai berikut :
1. Konselor memberitahu kepada konseling tentang berbagai kemampuan yang diperoleh
oleh penyelenggaraan Testing psikologis , angket dan alat ukur lainnya.
2. Konselor menunjukkan kepada konseling mengenai berbagai bidang yang sesuai dengan
dirinya.
3. Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan konseling.
4. Konselor membantu konseling mencari atau menemukan sebba-sebab kesulitan atau
gangguannya dengan diagnosis eksternal.
5. Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana “memberi informasi” dan
“mengarahkan secara efektif”.
8. Syarat Konselor Pendekatan Trait dan Factor
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh konselor dalam pendekatan trait dan factor
sebagai berikut :
1) Konselor harus mempunyai keahlian, pengalaman, dan berbagai teori perkembangan
manusia dan pemecahan masalah.
2) Dapat memanfaatkan teknik-teknik pemecahan individu baik teknik testing maupun
teknik nontesting.
3) Dapat melaksanakan proses konseling secara fleksibel.
4) Dapat menerapkan strategi pengubahan tingkah laku beserta teknik-tekniknya.
5) Menjalankan peranan utamanya secara terpadu. 4
9. Karakteristik Konseling Pendekatan Trait dan Factor
Teori trait and factor (sifat dan faktor) ini tidak terkait dengan nama  atau
tokoh tertentu, akan tetapi pikiran-pikiran ini bermula dari gagasan F.Parsons, dan
kemudian tokoh-tokoh lain seperti D.G. Paterson, J.G. Darley, E.G. Williamson ikut
menyumbang perkembangan dari teori trait and factor.5 Setiap proses konseling
selalu menggunakan beberapa pendekatan yang berbeda tergantung konselor. Setiap
pendekatan memiliki ciri khas masing-masing yang membuat pendekatan tersebut
berbeda dari pendekatan-pendekatan yang lain.
Karakteristik konseling pendekatan Trait dan Factor adalah:
1) Konseling Trait and Factor membantu individu dalam memperoleh kemajuan
memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan
dan kelemahan diri dalam kegiatan diri dengan perubahan kemajuan tujuan-
tujuan hidup dan karir.6
2) Konseling trait and factor adalah suatu treatment atau suatu proses pemberian
bantuan kepada seseorang guna membantu seseorang tersebut untuk
mengubah perilaku yang maladaptif menjadi adaptif.7
3) Trait and factor dalam pengambilan keputusan beranggapan bahwa tiap
individu mempunyai sifat-sifat dan karakteristik tertentu. Pilihan yang tersedia
bagi individu mempunyai faktor-faktor atau persyaratan-persyaratan yang
dapat dikenali. Bila ini diketahui, individu dapat menyesuaikan dengan
persyaratan-persyaratan pilihan, apabila perlu mengadakan kompromi.8
4) Teori Trait-Factor Parsson mengungkapkan pola seleksi karir menurutnya
yaitu : 1) Memperoleh Pemahaman Diri, 2) Memperoleh pengetahuan tentang
Dunia Kerja, 3) Mengintegrasikan Informasi tentang Diri dan Dunia Kerja9

4
M.Andi Seiawan, Pendekatan-pendekatan konseling Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta : Deepublish CV Budi
utama),2018, hlm 147-148
5
Munandir, program bimbingan karier di sekolah, (Jakarta : Departemen),1996, h.111
6
Ketut Mahendra Cita, dkk, Efektivitas Model Konseling Trait and Factor Dengan Teknik Latihan Asertif untuk
Meningkatkan Kemandirian dalam Mengambil Keputusan Karir pada Siswa Kelas X, e-journal Undiksa Jurusan
Bimbingan Konseling Volume: 2 No 1, Tahun 2014.hlm.4
7
Ibid,hlm 7
8
Mochamad Nursalim, Strategi dan Intervensi Konseling. (Jakarta: Akademia), 2013, h.169
9
Sheila Virginia Agisna, Trait and Factor Theory , Academia Journal, 2020, h.2
5) Proses konseling dengan teori trait and factor ini dibagi dalam 5 tahapan,
yaitu: analisis, sintetis, diagnosis, konseling dan evaluasi atau treatment.
6) Metode yang dapat digunakan oleh konselor menurut teori trait and factor ini
adalah dengan menggunakan teknik-teknik seperti wawancara, prosedur
interpretasi tes, dan menggunakan informasi jabatan atau pekerjaan yang akan
disusun untuk membantu dalam menyelesaikan masalah karir yang dihadapi
oleh klien.
7) Teori trait and factor dapat digunakan terhadap kasus yang mengandung
unsur-unsur ragam konseling jabatan atau konseling akademik (konseling
karir.)
10. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Trait dan Factor
Kelebihan konseling trait and factor adalah:
1) Teori trait and factor menerapkan pendekatan ilmiah pada proses konseling.
2) Penekanan pada penggunaan data tes objektif, membawa kepada upaya
perbaikan dalam pengembangan tes dan penggunanya, serta perbaikan dalam
pengumpulan data lingkungan.
3) Penekanan yang diberikan pada diagnose mengandung makna sebagai suatu
perhatian terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya
mengkreasikan teknik-teknik untuk mengatasinya.
4) Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya untuk menyeimbangkan
pandangan lain yang lebih menekankan afektif atau emosional.

Kelemahan konseling trait and factor, adalah:

1) Kurang adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, nilai budaya (cultural values),
nilai-nilai kehidupan (personal values), dan cita-cita hidup, terhadap
perkembangan jabatan anak dan remaja (vocational development) serta
pilihan program atau bidang studi dan bidang pekerjaan (vocational
choice).
2) Kurangnya perhatian peran dari keluarga dekat, yang ikut mempengaruhi
rangkaian pilihan anak dengan cara mengungkapkan harapan, keinginan
dan memberikan pertimbangan untung-rugi sambil menunjuk pada tradisi
keluarga, tuntutan mengingat ekonomi keluarga, serta keterbatasan yang
konkrit dalam kemampuan finansial dan sebagainya.
3) Kurang memperhitungkan perubahan-perubahan dalam kehidupan
masyarakat, yang ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang
tersedia bagi seseorang.
4) Kurang disadari bahwa konstelasi (kumpulan orang atau sifat yang
berhubungan) kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di suatu
bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama tahun-tahun
yang akan datang.
5) Pola ciri-ciri kepribadian tertentu sangat membatasi jumlah kesempatan
yang terbuka bagi seseorang, karena orang dengan berbagai pola ciri
kepribadian dapat mencapai sukses di bidang pekerjaan yang sama.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan Trait and factor adalah salah satu pendekatan yang sering digunakan
konselor dalam mengatasi masalah yang di alami oleh konseling. Menurut kamus istilah
konseling dan terapi, Teori Trait and Factor merupakan suatu ancangan konseling yang
memiliki pandangan dasar mengenai kepribadian manusia. Kepribadian manusia itu
hakikatnya adalah perilaku yang dibentuk dari segenab pengalamannya. Menurut Wiliamson
Tujuan utama konseling direktif adalah membantu klien mengganti tingkah laku emosional
dan impulsif dengan tingkah laku yang rasional. Dengan cara membantu memberi kemudahan
terhadap klien untuk menggambarkan serta memecahkan masalah dalam pengambilan
keputusan karir.
DAFTAR PUSTAKA

Trias Ristian,nadya Rahmadani, Dede Rahmat hidayat.2020.pendekatan Teori Trait and Factor dalam
Pengambilan keputusan karis siswa SMA.JJBK UNDIKSA. Volume 11.

S. William, Sofyan. 2004. Konseling individual teori dan praktek. Bangdung : CV alfebeta

Andi Setiawan, Muhammad.2018.Pendekatan-pendekatan konseling teori dan


aplikasi.Yogyakarta :DEEPUBLISH CV Budi Utama.

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. (Jakarta: Departemen).

Ketut Mahendra Cita, dkk. Efektivitas Model Konseling Trait and Factor dengan Teknik Latihan
Asertif untuk Meningkatkan Kemandirian dalam Mengambil Keputusan Karir pada Siswa Kelas X. e-
journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling Volume: 2 No 1. Tahun 2014.

Nursalim, Mochamad. 2013. Strategi dan Intervensi Konseling. (Jakarta: Akademia).

Agisna, Sheila Virginia. 2020. Trait and Factor Theory. Academia Journal

Latipun.2001.Psikologi konseling.(Malang : Universitas Muhamadiyah Malang press)

Sofyan, Muhammad.2013. Teori-teori Konseling.Bandung : pustaka baby Quraisy).

Anda mungkin juga menyukai