Anda di halaman 1dari 15

TRAIT AND FACTOR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendekatan dan Teknik Konseling
Dosen Pengampu : Ustadzah Asfiyah, S.Pd.

Disusun oleh :

1. Dwi Anisa Lestari ( 2001029 )


2. Shibaa Mawaddah Shiddiiqoh ( 2001024 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH IHSANUL FIKRI
MAGELANG
2021

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamiin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Trait and Factor”. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita, uswatun hasanah kita sekaligus Nabi terakhir kita,
Nabi Muhammad SAW dan tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada
Ustadzah Asfiyah, S.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendekatan dan Teknik Konseling.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi materi pembahasan maupun dalam teknik pengetikannya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai acuan bagi kami agar makalah kedepannya lebih baik.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang InsyaAllah berkah dan bermanfaat bagi kita semua.

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan............................................................................ 1
C. Manfaat.............................................................................................. 1
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 2
A. Pengertian Trait and Factor................................................................ 2
B. Tujuan Teori Trait and Factor............................................................. 2
C. Asumsi Konseling Trait and Factor..................................................... 3
D. Tahapan Proses Konseling Trait and Factor...................................... 4
E. Teknik Konseling Trait and Factor...................................................... 6
F. Keunggulan dan Kelemahan Trait and Factor.................................... 9
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
B. Saran................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk. Manusia ingin mencapai
kehidupan yang baik, sebenarnya usaha kearah itupun sudah menunjukkan dan
merupakan kehidupan yang baik. Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara
langsung antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh
konseli dapat terselesaikan sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih
kebahagiaan dalam hidupnya. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari konseli. Salah
satu dari pendekatan konseling adalah Trait and factor. Trait and factor yang dipelopori
oleh Williamson ini sering juga disebut konseling yang mengarahkan (directive
counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan prilakunya
kepada pemecahan kesulitannya.Trait and factor pada umumnya dipakai oleh konselor
ketika menghadapi jenis konseli yang mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli
yang bingung dalam mengambil suatu keputusan.

B. Maksud dan Tujuan


1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendekatan dan Teknik Konseling
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang salah satu teknik
pendekatan konseling

C. Manfaat
1. Bagi  Konseli
Dapat berpikir jernih dalam memilih apa yang terbaik untuk dirinya.
2. Bagi Konselor
Makin bertambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan
pendekatan Traid and Factor dalam menangani konseli.
3. Bagi Pembaca
Sebagai pembelajaran dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan.

1
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Trait and Factor


Secara bahasa trait bisa diartikan dengan sifat atau karakteristik seorang
individu. Sedangkan factor artinya tipe-tipe, syarat-syarat tertentu yang dimiliki
oleh sebuah pekerjaan atau suatu jabatan. Teori trait and factor memberikan
asumsi bahwa kecocokan antara trait dengan factor akan melahirkan kesuksesan
dalam suatu karir yang dilalui oleh seseorang. Sebaliknya, kegagalan dalam
mencocokkan trait dengan factor akan menimbulkan kegagalan dalam sebuah
pekerjaan.(Hadiarni Irman, 89-90: 2009)
Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian
seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri dan sejauh
tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi
kepribadian itu. Konseling trait-factor berpegang pada pandangan yang sama dan
menggunakan alat tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis
seseorang mengenai ciri-ciri,dimensi atau aspek kepribadian tertentu yang
diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang
dalam memegang jabatan dan mengikuti suatu program studi Williamson (WS.
Winkel, 1997: 338)

B. Tujuan Teori Trait and Factor

Konseling trait and factor memiliki tujuan, yaitu antara lain :

1. Membantu individu mencapai perkembangan kesempurnaan dalam berbagai


aspek kehidupan manusia.
2. Membantu individu dalam memperoleh kemajuan dalam memahami dan
mengelola diri.
3. Membantu individu untuk memperbaiki kekurangan, ketidakmampuan, dan
keterbatasan diri serta membantu pertumbuhan dan integrasi kepribadian.
4. Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan
mengggunakan metode ilmiah.

C. Asumsi Konseling Trait and Factor

2
Menurut Miller, beliau mengemukakan bahwa asumsi-asumsi yang mendasari
pendekatan trait and factor yaitu sebagai berikut :

1. Perkembangan vokasional sebagian besar merupakan merupakan suatu


proses kognitif, keputusan-keputusan dicapai melalui penalaran.
2. Pilihan okupasioanal merupakan suatu peristiwa tunggal berdasarkan
parson, pilihan diberikan penekanan yang terbesar dan perkembangan
diberikan penekanan yang sangat kecil.
3. Bagi setiap orang terdapat suatu tujuan “benar” dalam pilihan fokasi.
4. Satu tipe orang untuk setiap pekerjaan.
5. Terdapat satu pilihan okuasioanal yang tersedia bagi setiap individu.

Menurut Frederickson, beliau mengemukakan bahwa asumsi-asumsi yang


mendasari teori trait-factor adalah sebagai berikut :

1. Setiap individu memiliki pola sifat unik yang dapat diukur secara akurat.
2. Setiap okupasi atau pekerjaan memiliki syarat-syarat sifat yang unik yang
dan diukur, pengukuran dilakukan untuk mengetahui bagaimana pekerjaan
itu dapat dilakukan dengan berhasil dalam berbagai setting.
3. Sifat-sifat individu dapat dicocokkan dengan sifat persyaratan pekerjaan
atau macthing.
4. Makin cocok antara sifat individu dengan sifat persyaratan kerja, maka
akan produktif dan puas seseorang dengan okupasinya atau
pekerjaannya.

Sedangkan menurut Williamson (WS. Winkel 1997: 388-389), sejumlah asumsi


yang mendasari trait-factor counseling yaitu :

1. Setiap individu mempunyai sejumlah kemampuan dan kompetensi, seperti


taraf intelegensi umum, bakat khusus, taraf kreatifitas, wujud minat serta
keterampilan, yang bersama-sama membentuk suatu pola yang khas
untuk individu itu.
2. Pola kemampuan dan potensi yang tampak pada seseorang menunjukan
hubungan yang berlain-lainan dengan kemampuan dan keterampilan yang
dituntut pada seorang pekerja diberbagai bidang pekerjaan.
3. Penentuan kecocokan atau ketidak cocokan antara data tentang tuntutan
programn studi dan data tentang individu lebih dapat diandalkan dari pada
hanya perkiraan kecocokan atas dasar pandangan pribadi tentang diri
sendiri dan sekedar kesan tuntutan program studi. Setiap individu mampu,
berkeinginan, dan berkecenderungan untuk mengenali diri sendiri serta

3
memanfaatkan pemahaman diri dengan berfikir baik-baik, sehingga dia
akan menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal mungkin
dan dengan demikian mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.

Dari pendapat-pendapat di atas ada beberapa asumsi yang mendasari lahirnya


teori ini, yaitu sebagai berikut :

a) Seorang individu memiliki berbagai perbedaan dan keragaman yang amat


mendasar bila dibandingkan dengan individu lainya baik bakat, minat,
sikap, kemampuan akademik, keterampilan dan kondisi fisik.
b) Berbagai pekerjaan memiliki perbedaan yang mendasar antara suatu
pekerjaan atau jabatan tertentu dengan jabatan lainnya.
c) Bahwa seorang individu memiliki sebuah pilihan yang tunggal terhadap
suatu karir atau jabatan tertentu yang akan dilalaui selama hidup dan
sepanjang hayatnya.
d) Bahwa pekerjaan dan jabatan yang dilalui oleh seorang individu dalam
hidup dan kehidupannya merupakan panggilan asasi yang lahir dari hati
nurani dan jiwa paling dalam.

D. Tahapan Proses Konseling Trait and Factor


Tahapan proses konseling Trait and Factor adalah sebagai berikut :
1. Analisis 
Merupakan tahapan kegiatan pengumpulan informasi dan data
mengenai klien. Konselor dan klien memiliki informasi yang dapat
dipercaya, tepat, dan relevan untuk mendiagnosis pembawaan, minat,
motif,  keseimbangan emosional, dan sifat-sifat lain yang memudahkan
penyesuaian diri. Analisis dapat dilakukan dengan menggunakan alat-alat,
seperti:  cacatan kumulatif, wawancara, catatan anekdot, tes psikologis,
dan studi kasus. Selain mengumpulkan data obyektif, konselor harus
memperhatikan pula cita-cita dan sikap klien dan cara  memandang
permasalahannya.

2. Sintesis 
Merangkum dan mengatur data hasil analisis yang sedemikian rupa
sehingga menunjukkan bakat klien, kelemahan dan kekuatan, serta
kemampuan penyesuaian diri.

4
3. Diagnosis
Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan dan pola yang
dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta
sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh terhadap proses
penyesuaian diri. Langkah-langkah diagnosis mencakup: (a) identifikasi
masalah; (b) menentukan sebab-sebab; (c) prognosis.

4. Konseling
Merupakan hubungan dalam membantu klien untuk  menemukan
sumber diri sendiri maupun sumber diluar dirinya dalam upaya
mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu :
(a) belajar terpimpin menuju pengertian diri
(b) mendidik/mengajar kembali untuk mencapai tujuan kepribadiannya
dan penyesuaian hidupnya
(c) bantuan pribadi agar klien mengerti dan terampil dalam menerapkan
prinsip dan teknik yang  diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
(d) Konseling yang mencakup hubungan dan teknik  yang bersifat
menyembuhkan; dan (e) mendidik kembali yang sifatnya sebagai
katarsis atau penyaluran.

5. Tindak Lanjut
Memberikan bantuan kepada klien  dalam menghadapi masalah
baru dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga
menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang digunakan konselor
harus  disesuaikan dengan individualitas klien, mengingat bahwa
individu itu sifatnya unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang
berlaku untuk semua klien.

E. Teknik Konseling Trait and Factor


1. Attending
Attending dapat dipahami sebagai usaha pembinaan untuk menghadirkan
klien dalam  proses konseling. Penciptaan dan pengembangan attending
dimulai dari upaya konselor menunjukkan sikap empati, menghargai, wajar, dan
mampu mengetahui atau paling tidak mengantisipasi kebutuhan yang

5
dirasakan oleh klien. Dalam tataran yang lebih operasional dan melakukan
refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

a) Bagaimana  saudara mengenal dan mengantisipasi bila seseorang sangat tertarik


pada Anda?
b) Bagaimana saudara mengenal bila seseorang memberikan perhatian terhadap
Anda?
c) Bagaimana saudara mengenal atau mengetahui bila seseorang mendengarkan,
memperhatikan dan  menghayati Anda ?

Melalui jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas, konselor dapat memulai


melakukan pembinaan untuk mengajak klien memasuki proses konseling.

Ada beberapa aspek attending meliputi :

a) Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan ekspresi muka). Duduk


dengan badan menghadap kepada klien. Tangan di atas pangkuan atau
berpegangan bebas atau kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan
gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal. Responsif  
dengan  menggunakan  bagian  wajah,  umpamanya senyum spontan
atau anggukan kepala sebagai persetujuan atau pemahaman dan krutan
dahi tanda tidak mengerti. Badan  tegak  lurus  tetapi  tidak kaku,
manakala diperlukan bisa condong ke arah klien untuk menunjukan
kebersamaan.
b) Kontak Mata. Melihat klien terutama pada waktu bicara. Menggunakan
pandangan spontan yang  menunjukkan ekspresi minat dan keinginan
untuk mendengarkan dan merespon
c) Mendengarkan. Memelihara perhatian penuh, terpusat pada klien.
Mendengarkan apapun yang dikatakan klien, mendengarkan
keseluruhan pribadi klien (kata-katanya, perasaannya, dan perilakunya).

1. Mengundang Pembicaraan Terbuka


Ajakan terbuka untuk berbicara memberi kesempatan klien agar mengeksplorasi
dirinya sendiri dengan dukungan pewawancara. Pertanyaan terbuka memberi
peluang klien untuk mengemukakan ide perasaan dan arahnya dalam wawancara.
Responnya terhadap pertanyaan terbuka ialah untuk menunjukkan kesadarannya

6
bahwa dia diminta untuk menceritakan sejarahnya atau lebih menjabarkan apa
yang telah dikatakan.

Contoh pertanyaan terbuka :

1. Untuk membantu memulai wawancara :


     “Apa yang akan Anda bicarakan hari ini?”
     “Bagaimana keadaan Anda sejak pertemuan terakhir kita?”
 2. Membantu klien menguraikan masalahnya :
    “Cobalah Anda menceritakan lebih banyak lagi  tentang hal itu!“
    “Bagaimana perasaan Anda pada saat kejadian itu?”
3. Membantu memunculkan contoh-contoh perilaku   khusus :
     “Apa yang Anda sedang rasakan pada saat Anda  menceritakan hal ini kepada
saya?”
     “Bagaimana perasaan Anda selanjutnya pada waktu  itu?”

Pertanyaan yang tidak disarankan antara lain:


1. Pemakaian pertanyaan tertutup yang terlalu sering.
2. Pengajuan pertanyaan lebih dari satu pada waktu yang sama.
”Dapatkah anda menceritakan lebih banyak lagi tentang hal itu?”
3. Pengajuan pertanyaan “Mengapa”, umpamanya :   “Mengapa anda tidak
bergaul dengan baik?”
4. Memasukkan jawaban dalam pertanyaan, umpamanya :  “Anda
sebenarnya belum mengerti hal itu pada saat anda mengatakan tentang
ayahnya, bukan?”

2. Paraprase
Esensinya adalah mengulangi kata-kata atau pemikiran-pemikiran kunci dari klien
dalam rumusan-rumusan yang menggunakan kata-kata konselor sendiri. Memberi
tahu klien bahwa ia sedang mendengarkan apan yang dikatakan dan konselor ingin
mendengarkan leih banyak lagi.   Klien akan merasa dimengerti dan dipersiapkan
untuk mengolah lebih dalam lagi masalah-masalah yang diajukannya.

Maksud dari kegiatan paraprase adalah :

a. Menyampaikan kepada klien bahwa konselor bersama klien, dan


konselor berupaya memahami apa yang dinyatakan klien

7
b. Mengkritalisasi komentar klien dengan lebih memendekannya
sehingga membantu mengarahkan wawancara
c. Memberi peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi
konselor.

Cara Memparaprase :
a. Dengarkan pesan utama klien
b. Nyatakan kembali kepada klien ringkasan pesan utamanya secara
sederhana dan singkat
c. Amati pertanda atau minta respons dari klien  akan bantuan paraprase

 Hindari:
a. analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai tentang pesan klien
b. respon konselor hanya tertuju kepada bagian kecil dari pesan klien klien,
bukan  kepada tema utamanya
c. pemakaian kata-kata teknis yang tidak dimengerti klien

3. Refleksi perasaan
Refleksi perasaan merupakan keterampilan konselor untuk merespons keadaan
perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi. Tindakan tersebut akan
mendorong dan merangsang klien untuk mengemukakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya.
Jadi, esensi keterampilan ini adalah untuk mendorong dan merangsang klien agar
dapat mengekspresikan bagaimana perasaan tentang situasi yang sedang dialami.
Aspek-aspek refleksi perasaan :
a. Mengamati perilaku klien
b. Mendengarkan dengan baik
c. Menghayati pesan yang dikomunikasikan  klien.
d. Mengenali perasaan-perasaan yang dikomunikasikan klien.
e. Menyimpulkan perasaan yang sedang dialami.
f. Menyeleksi kata-kata yang tepat untuk  melukiskan perasaan klien.

4. Meringkas 
Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam
satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling. Meringkas : rupaya
merekapituasi, memadatkan, dan mengkristalisasi esensi apa yang telah dikatakan
klien. Dengan menggunakan ringkasan secarea periodik, konselor dapat memeriksa

8
kecermatannya dalam  mendengarkan. Ringkasan juga membantu untuk mengakiri
wawancara dengan suatu cartatan yang wajar, dan dapat menjadi panduan
wawancara.

F. Keunggulan dan Kelemahan Trait and Factor


Menurut (Hadiarni dan Irman, 2009: 98), keunggulan yang dimiliki trait and factor
adalah sebagai berikut :

a. Klien mendapatkan data yang akurat dan valid tentang dirinya, yang
diperoleh melalui tes psikologi dan non tes yang dikerjakan oleh konselor
secara ilmiah.
b. Klien mendapatkan berbagai informasi dunia kerja dan berbagai
persyaratan yang mesti dimiliki untuk dimasuki dunia kerja tersebut.
c. Klien mendapatkan berbagai tawaran terhadap pilihan pekerjaan,
kepuasan karir, dan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya.
d. Klien akan lebih puas apabila mendapatkan karir sesuai dengan analisis
sifat dan factor. Kemungkinan tingkat keberhasilan dan kesuksesan dalam
menggeluti karir akan lebih tinggi.

Disamping keunggulan, menurut (Hadiarni dan Irman, 2009: 98- 99) juga
menemukan kelemahan yang dimiliki teori trait and factor, yaitu :

a. Klien lebih bersifat pasif dan yang lebih aktif itu guru pembimbing
(konselor)
b. Klien akan frustasi apabila tawaran pilihan karir tidak dapat dia temukan,
karena klien terbatas pada pilihan karir yang telah ditetapkan oleh konselor
berdasarkan analisa sifat dan factor.

Dalam konseling yang lebih tahu tentang diri klien adalah klien itu sendiri, tugas dari
konselor adalah menemukan potensi diri yang dimiliki klien dan melahirkan
kemandirian yang sesungguhanya, sementara dalam konseling trait and factor ini
sebaliknya. Dari berbagai keunggulan dalm kelemahan yang dimiliki oleh teori trait
and factor, sebagai konselor disekolah maupun diluar sekolah, tentu memiliki sikap
dalam penerapan konseling di lapangan, diantara sikap seorang konselor dalam
bekerja semestinya melihat dan memahami situasi dan kondisi yang ada, artinya
satu teori untuk satu persoalan mungkin cocok dan amat tepat sekali, akan tetapi
untuk persoalan yang lain mungkin tidak pas.

9
BAB III

PENUTUP

10
1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Trait adalah suatu ciri


yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku. Ciri-ciri
itu dapat diketahui melalui berbagai tes psikologis, untuk selanjutnya data hasil
testing psikologis tersebut dianalisis dengan teknik statistik yang disebut factor
analysis. Sedangkan ciri-ciri dasar yang ditemukan disebut factor. Jadi, teori Trait
and Factor adalah pandangan yang mengemukakan bahwa kepribadian
seseorang dapat dideskripsikan dengan mengidentifikasi sejumlah ciri
berdasarkan hasil analisis tes psikologis yang mengukur dimensi kepribadian
seseorang.

2. Saran
Kami mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah
berpartisipasi didalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

11
https://www.researchgate.net/publication/335605746_TEORI_TRAIT_AND_FACT
OR_Analisis_dalam_Layanan_Bimbingan_Konseling

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/01/28/konseling-trait-and-factor/

https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/10/10/teori-dan-
perkembangan-karir-trait-and-factor-theory-html

12

Anda mungkin juga menyukai