Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ’Aalamiin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Trait and Factor”. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita, uswatun hasanah kita sekaligus Nabi terakhir kita,
Nabi Muhammad SAW dan tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada
Ustadzah Asfiyah, S.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendekatan dan Teknik Konseling.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi materi pembahasan maupun dalam teknik pengetikannya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sebagai acuan bagi kami agar makalah kedepannya lebih baik.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan yang InsyaAllah berkah dan bermanfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan............................................................................ 1
C. Manfaat.............................................................................................. 1
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................. 2
A. Pengertian Trait and Factor................................................................ 2
B. Tujuan Teori Trait and Factor............................................................. 2
C. Asumsi Konseling Trait and Factor..................................................... 3
D. Tahapan Proses Konseling Trait and Factor...................................... 4
E. Teknik Konseling Trait and Factor...................................................... 6
F. Keunggulan dan Kelemahan Trait and Factor.................................... 9
BAB III PENUTUP......................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
B. Saran................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia mempunyai potensi untuk berbuat baik atau buruk. Manusia ingin mencapai
kehidupan yang baik, sebenarnya usaha kearah itupun sudah menunjukkan dan
merupakan kehidupan yang baik. Konseling yang merupakan bentuk bantuan secara
langsung antara dua orang atau lebih sehingga masalah yang sedang dihadapi oleh
konseli dapat terselesaikan sehingga tidak menghalangi konseli dalam meraih
kebahagiaan dalam hidupnya. Di dalam proses konseling, konselor harus menggunakan
pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan karakteristik masalah dari konseli. Salah
satu dari pendekatan konseling adalah Trait and factor. Trait and factor yang dipelopori
oleh Williamson ini sering juga disebut konseling yang mengarahkan (directive
counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan prilakunya
kepada pemecahan kesulitannya.Trait and factor pada umumnya dipakai oleh konselor
ketika menghadapi jenis konseli yang mengalami masalah yang disebabkan oleh konseli
yang bingung dalam mengambil suatu keputusan.
C. Manfaat
1. Bagi Konseli
Dapat berpikir jernih dalam memilih apa yang terbaik untuk dirinya.
2. Bagi Konselor
Makin bertambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan
pendekatan Traid and Factor dalam menangani konseli.
3. Bagi Pembaca
Sebagai pembelajaran dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan.
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2
Menurut Miller, beliau mengemukakan bahwa asumsi-asumsi yang mendasari
pendekatan trait and factor yaitu sebagai berikut :
1. Setiap individu memiliki pola sifat unik yang dapat diukur secara akurat.
2. Setiap okupasi atau pekerjaan memiliki syarat-syarat sifat yang unik yang
dan diukur, pengukuran dilakukan untuk mengetahui bagaimana pekerjaan
itu dapat dilakukan dengan berhasil dalam berbagai setting.
3. Sifat-sifat individu dapat dicocokkan dengan sifat persyaratan pekerjaan
atau macthing.
4. Makin cocok antara sifat individu dengan sifat persyaratan kerja, maka
akan produktif dan puas seseorang dengan okupasinya atau
pekerjaannya.
3
memanfaatkan pemahaman diri dengan berfikir baik-baik, sehingga dia
akan menggunakan keseluruhan kemampuannya semaksimal mungkin
dan dengan demikian mengatur kehidupannya sendiri secara memuaskan.
2. Sintesis
Merangkum dan mengatur data hasil analisis yang sedemikian rupa
sehingga menunjukkan bakat klien, kelemahan dan kekuatan, serta
kemampuan penyesuaian diri.
4
3. Diagnosis
Merupakan tahapan untuk menemukan ketetapan dan pola yang
dapat mengarahkan kepada permasalahan, sebab-sebabnya, serta
sifat-sifat klien yang relevan dan berpengaruh terhadap proses
penyesuaian diri. Langkah-langkah diagnosis mencakup: (a) identifikasi
masalah; (b) menentukan sebab-sebab; (c) prognosis.
4. Konseling
Merupakan hubungan dalam membantu klien untuk menemukan
sumber diri sendiri maupun sumber diluar dirinya dalam upaya
mencapai perkembangan dan penyesuaian optimal sesuai dengan
kemampuannya.
Dalam kaitan ini ada lima sifat konseling, yaitu :
(a) belajar terpimpin menuju pengertian diri
(b) mendidik/mengajar kembali untuk mencapai tujuan kepribadiannya
dan penyesuaian hidupnya
(c) bantuan pribadi agar klien mengerti dan terampil dalam menerapkan
prinsip dan teknik yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
(d) Konseling yang mencakup hubungan dan teknik yang bersifat
menyembuhkan; dan (e) mendidik kembali yang sifatnya sebagai
katarsis atau penyaluran.
5. Tindak Lanjut
Memberikan bantuan kepada klien dalam menghadapi masalah
baru dengan mengingatkannya kepada masalah sumbernya sehingga
menjamin keberhasilan konseling. Teknik yang digunakan konselor
harus disesuaikan dengan individualitas klien, mengingat bahwa
individu itu sifatnya unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang
berlaku untuk semua klien.
5
dirasakan oleh klien. Dalam tataran yang lebih operasional dan melakukan
refleksi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
6
bahwa dia diminta untuk menceritakan sejarahnya atau lebih menjabarkan apa
yang telah dikatakan.
2. Paraprase
Esensinya adalah mengulangi kata-kata atau pemikiran-pemikiran kunci dari klien
dalam rumusan-rumusan yang menggunakan kata-kata konselor sendiri. Memberi
tahu klien bahwa ia sedang mendengarkan apan yang dikatakan dan konselor ingin
mendengarkan leih banyak lagi. Klien akan merasa dimengerti dan dipersiapkan
untuk mengolah lebih dalam lagi masalah-masalah yang diajukannya.
7
b. Mengkritalisasi komentar klien dengan lebih memendekannya
sehingga membantu mengarahkan wawancara
c. Memberi peluang untuk memeriksa kecermatan persepsi
konselor.
Cara Memparaprase :
a. Dengarkan pesan utama klien
b. Nyatakan kembali kepada klien ringkasan pesan utamanya secara
sederhana dan singkat
c. Amati pertanda atau minta respons dari klien akan bantuan paraprase
Hindari:
a. analisis, interpretasi, atau pertimbangan nilai tentang pesan klien
b. respon konselor hanya tertuju kepada bagian kecil dari pesan klien klien,
bukan kepada tema utamanya
c. pemakaian kata-kata teknis yang tidak dimengerti klien
3. Refleksi perasaan
Refleksi perasaan merupakan keterampilan konselor untuk merespons keadaan
perasaan klien terhadap situasi yang sedang dihadapi. Tindakan tersebut akan
mendorong dan merangsang klien untuk mengemukakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan masalah yang sedang dihadapinya.
Jadi, esensi keterampilan ini adalah untuk mendorong dan merangsang klien agar
dapat mengekspresikan bagaimana perasaan tentang situasi yang sedang dialami.
Aspek-aspek refleksi perasaan :
a. Mengamati perilaku klien
b. Mendengarkan dengan baik
c. Menghayati pesan yang dikomunikasikan klien.
d. Mengenali perasaan-perasaan yang dikomunikasikan klien.
e. Menyimpulkan perasaan yang sedang dialami.
f. Menyeleksi kata-kata yang tepat untuk melukiskan perasaan klien.
4. Meringkas
Meringkas adalah suatu proses untuk memadu berbagai ide dan perasaan dalam
satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling. Meringkas : rupaya
merekapituasi, memadatkan, dan mengkristalisasi esensi apa yang telah dikatakan
klien. Dengan menggunakan ringkasan secarea periodik, konselor dapat memeriksa
8
kecermatannya dalam mendengarkan. Ringkasan juga membantu untuk mengakiri
wawancara dengan suatu cartatan yang wajar, dan dapat menjadi panduan
wawancara.
a. Klien mendapatkan data yang akurat dan valid tentang dirinya, yang
diperoleh melalui tes psikologi dan non tes yang dikerjakan oleh konselor
secara ilmiah.
b. Klien mendapatkan berbagai informasi dunia kerja dan berbagai
persyaratan yang mesti dimiliki untuk dimasuki dunia kerja tersebut.
c. Klien mendapatkan berbagai tawaran terhadap pilihan pekerjaan,
kepuasan karir, dan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapinya.
d. Klien akan lebih puas apabila mendapatkan karir sesuai dengan analisis
sifat dan factor. Kemungkinan tingkat keberhasilan dan kesuksesan dalam
menggeluti karir akan lebih tinggi.
Disamping keunggulan, menurut (Hadiarni dan Irman, 2009: 98- 99) juga
menemukan kelemahan yang dimiliki teori trait and factor, yaitu :
a. Klien lebih bersifat pasif dan yang lebih aktif itu guru pembimbing
(konselor)
b. Klien akan frustasi apabila tawaran pilihan karir tidak dapat dia temukan,
karena klien terbatas pada pilihan karir yang telah ditetapkan oleh konselor
berdasarkan analisa sifat dan factor.
Dalam konseling yang lebih tahu tentang diri klien adalah klien itu sendiri, tugas dari
konselor adalah menemukan potensi diri yang dimiliki klien dan melahirkan
kemandirian yang sesungguhanya, sementara dalam konseling trait and factor ini
sebaliknya. Dari berbagai keunggulan dalm kelemahan yang dimiliki oleh teori trait
and factor, sebagai konselor disekolah maupun diluar sekolah, tentu memiliki sikap
dalam penerapan konseling di lapangan, diantara sikap seorang konselor dalam
bekerja semestinya melihat dan memahami situasi dan kondisi yang ada, artinya
satu teori untuk satu persoalan mungkin cocok dan amat tepat sekali, akan tetapi
untuk persoalan yang lain mungkin tidak pas.
9
BAB III
PENUTUP
10
1. Kesimpulan
2. Saran
Kami mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah
berpartisipasi didalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
11
https://www.researchgate.net/publication/335605746_TEORI_TRAIT_AND_FACT
OR_Analisis_dalam_Layanan_Bimbingan_Konseling
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/01/28/konseling-trait-and-factor/
https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/10/10/teori-dan-
perkembangan-karir-trait-and-factor-theory-html
12