Anda di halaman 1dari 18

TEORI TRAIT DAN FACTOR

“Makalah Ini Di Buat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model-Model Konseling 1”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

NI LUH ELDA DARMAWANTI (A1Q122013)


NUR AINUN (A1Q122014)
PUTRI PATRICYA (A1Q122050)
MOWINA RAUDATUL JANNAH PAGALA (A1Q122010)
MUH NUR IKSAN (A1Q122011)
NUR ARSY RAMADHANI (A1Q122015 NI
KOMANG AYU WIDIARI (A1Q122012)
ANNISA RAHMA HAFSARI (A1Q122006)

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUN OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Yang telah
memberikan karunia dan lindungan-Nya disertai keteguhan dan kesabaran hati,begitu besar
rasa syukur yang dirasakan, karena berkat Ridho-Nyalah sehingga akhirnya laporan studi
kasus ini dapat diselesaikan. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah MODEL-MODEL KONSELING 1.

Dalam penyusunan makalah ini tentu tak terlepas dari pengarahan dan bimbingan
dari dosen pengampu. Maka dari itu penulis ucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada
bapak Sumarlin,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah MODEL-MODEL
KONSELING 1

Dengan rasa rendah hati, Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi penyajian, penulisan, dan penggunaan tata bahasa. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikkan
dimasa yang akan datang. Walaupun demikian penyusun mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua

Kendari, 31November 2023

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... I
DAFTAR ISI........................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................III

A. LATAR BELAKANG .........................................................................................


B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
C. TUJUAN .............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... IV

A. LANDASAN TEORI...........................................................................................
2.2 Konsep teori trait dan dactor
2.3 Bagaimana hakekat manusia dalam pendekatan Trait and Factor
2.4 Hakekat Konseling
2.5 Pendekatan perkembangan karir teori Trait and Factor
2.6 Penerapan teori Trait and Factor
2.7 Tujuan Trait and Factor
2.8 Peran dan fungsi konselor dalam pendekatan teori Trait and Factor
2.9 Implikasi teori Trait and Factor conseling
2.10 Hubungan konselor dengan konseli dalam pendekatan teori Trait and Factor
2.11 Tahap konseling dalam pendekatan Trait and Factor
2.12 Teknik konseling dalam pendekatan Trait and Factor
2.13 Kelebihan dan kelemahan

BAB III PENUTUP............................................................................................................. V

A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepribadian manusia ditentukan oleh faktor pembawaan maupun lingkungan nya
Kepribadian merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu denganlainnya
seperti kecakapan, minat, sikap, dan tempramen. Pada tiap individu ada sifat-sifatyang umum
dan sifat yang khusus, terdapat pada seseorang yang merupakan sifat yang unik.Hal ini terjadi
karena pembawaan dan lingkungan tiap orang tidak sama. Oleh sebab itu, kepribadian
adalah suatu sistem saling bergantungan dengan trait atau faktor seperti;kecakap an, minat,
sikap, temperamen, dan lain-lain
Konseling dengan pendekatan Trait and Factor, digolongkan ke dalam kelompok
pendekatan pada dimensi kognitif atau rational. Dalam proses penan ganan kasus konseling
menggunakan metode rational. Teori atau pendekatan ini secara intelektual, logis dan rasional
menerangkan, memecahkan kesulitan- kesulitan klient dalam suatu proses konseling. Konseling
dengan pendekatan Trait and Factor atau pendekatan rasional ini sering disebut konseling yang
direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan
perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, sehingga konseling ini jugadisebut konseling
yang “counselor centered” .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan:
1. Apa landasan Teori Traint dan Factor?
2. Konsep Teori Trait dan Factor?

3. Bagaimana Hakekat Manusia dalam pendekatan Trait dan Factor?


4. Bagaimana Hakekat konseling?
5. Bagaimana pendekatan perkembagan teori trait dan factor?
6. Bagaimana penerapan teori trait dan factor?
7. Apa tujuan trait dan factor?
8. Bagaimana peranan dan fungsi konselor dalam pendekatan trait dan factor ?
9. Apa implementasi teori trait dan factor
10. Bagaimana hubungan konselor dengan konseli dalam pendekatan trait dan factor?
11. Bagaimana tahapan konseling dalam pendekatan trait dan factor?
12. Bagaimana Teknik konseling dalam pendekatan trait dan factor?
13. Apa saja kelebihan dan kelemahan teori trait dan factor?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Apa Landasan Teori Trait dan Factor
2. Untuk Mengetahui Konsep Teori dan Factor
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Hakekat Manusia dalam Pendekatan Trait dan Factor
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Hakekat Konseling
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Pendekatan Perkembangan Teori Trait dan Factor
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Teori Trait dan Factor
7. Untuk Mengetahui Apa tujuan Teori Trait dan Factor
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Perana dan Fungsi Konselor dalam Pendekatan Trait dan
Factor
9. Untuk Mengeahui Apa Aplikasi Teori Trait dan Factor
10. Untuk Mengetahui BagaimanaHubungan Konselor Dengan Konseli dalam pendekatan Trait
dan Factor
11. Untuk Mengetahui Bagaimana Tahapan Konseling dalam Pendekatan Trait dan Factor
12. Untuk Mengetahui Bagaimana Teknik Konseling dalam Pendekatan Trait dan Factor
13. Untuk Mengetahui Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Teori Trait dan Factor
BAB II
PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI
Istilah “trait” itu sendiri merujuk pada karakteristik individu yang dapat diukur melalui tes.
“factor” merujuk pada karakteristik yang dibutuhkan untuk penampilan kerjayang sukses. Jadi
istilah “trait and factor” merujuk pada penilaian karakteristik individu dan pekerjaan (Sharft,
1992 : 17).Winkel (2010:407).

Istilah konseling Trait and Factor dapat dideskripsikan sebagai corak konseling yang
menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu
dalam memecahkan beraneka problem/masalah yang diha dapi,teruta mayang menyangkut
pilihan program studi/bidang pekerjaan.Teori Trait and Factor ialah pendekatan mencoba secara
intelektual logis dan rasional menerangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi klien, cara
pemecahan kesulitan-kesulitanserta proses konselingnya didekati secara logis rasional.
Konseling dengan pendekatan Trait and Factor yang dipelopori oleh Williamson ini disebut
pula
konselingmengarahkan(directive counseling ), karena konselor secara aktif membant u klien
mengarahkanperilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Konseling semaca m inilah yang
banyak dilakukan oleh konselor di sekolahsekolah baik di luar negeri maupun di negara
kita.Sayekti (1998:47)
Lebih lanjut dalam Winkel (2010:408) memaparkan mengenai tiga langkah besar untuk
pengembangan pengambilan keputusan karir individu: jadi langkah yangpertamamenggunakan
analisis diri; langkah yang kedua memanfaatkan informasi jabatan (vocationalinformation);
langkah yang ketiga menerapkan kemampuan untuk berpikir rasional
gunamenemukan kecocokan antara ciri- ciri kepribadian, yang mempunyai relevansi
terhadapkesuksessan atau kegagalan dalam suatu pekerjaan atau jabatan,Dengan tuntutan
kualifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan.Dengan
demikian, dalam keputusan karir klien bukan hanya mencari pekerjaan demiasal punya
pekerjaan (the hunt of a job), melainkan memilih secara sadar suatu pekerjaan(the choice of a
vacation).

2.2 Konsep Teori Trait dan Factor

Pada dasarnya teori trait and factor menyatakan bahwa pemilihan karir individu sangat
ditentukan oleh kesesuaian kemampuan (abilities), minat (interest), prestasi(a chievement),
nilai-nilai (values) dan kepribadian (personality) dengan dunia kerja (world of work).
Tahap 1 : Memperoleh Pemahaman Diri. Berikut penjelasan dari kelima jenis
testersebut.
1). Bakat (Aptitudes)Digunakan untuk memprediksi level kemungkinan yang akanterjadi dan
kemampuanindividu untuk melaksanakan tugas.
2). Prestasi (Achievements)Sharf (1992:22) mengemukakan bahwa “ achievements refer to a
board range of events that individuals participate in and accomplish during their lifetime”.
Prestasidapat dibagi ke dalam tiga tipe, yaitu : pertama, prestasi akademik, biasanya diukur
dengan angka, tetapi dengan skor tes khusus. Kedua, prestasi dalam kerja, sepertikesempurnaan
tugas-tugas. Ketiga, yang sangatcocok dengan teori trait and factor,yaitu prestasi yang terkait
dengan syarat-syarat untuk memasuki dunia kerja. Prestasidapat diukur secara kuantitatif
melalui tes-tesyang digunakan untuk memasuki salahsatu profesi.
3). Minat (Interests)Diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997 : 370).
Minat adalah sesuatu yang bersifat pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dansikap
merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambilkeputusan. Minat
dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu menuju kesesuatu yang telah menarik
minatnya. Hurlock (1986 :144) mengatakan bahwa
minatmerupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yangmereka
inginkan bila mereka bebas memilih.
4).Nilai-nilai (Values)Melambangkan sesuatu yang penting. Nilainilai sebagai suatu yang sulit
untuk memperkirakan kemungkinannya. Nilai-nilaiyang sangat penting dalam konselingkarir yaitu
nilai-nilai umum dan nilai-nilai dunia keja. Adapun maksud dari pengetahuan mengenai nilai-nilai
ini adalah agar individu mampu memutuskan arahkarir yang jelas.5.Kepribadian
(Personality)Pengukuran kepribadian telah menjadi areapenting dari belajar dan berguna untuk
mengkonseptualisasikan individu dalam pilihan vokasional. Minimal terdapattiga jenis instrument
untuk mengukur kepribadian individu, yaitu CaliforniaPsychological Inventory (CPI), The Sixteen
Personaity Factor Questionaire (16 PF)dan the Edwards Personal Preference Schedule (EPPS).
Konselor dapat
mencocokkan profil kepribadian konseli dengan karir yang cocok.

Tahap 2: Memperoleh Pengetahuan tentang Dunia Kerja


Informasi pekerjaan ialah unsur penunjang kedua dari teori tarit and factor. Peran konselor
adalah membantu konseli untuk untuk mengumpulkan informasi pekerjaan. Untuk
mengumpulkan informasi tidak perlu tergantung hanya kepada pengetahuan karir
seorangkonselor, tetapi menggunakan banyak sumber untuk menambah

1). Peran
Konselor Peran konselor adalah memberikan berbagai informasi mengenai jenis- jenis pekerjaan,
syaratsyarat dan tuntutannya serta prospek bagi individu. Kemudian konselor diharapkan harus
mampu membantu konseli memilih pekerjaan atau karir tertentu yang sesuai dengan
kepribadian, minat, bakat serta kemampuannya.Pada sesi ketiga, klien
meninjau pilihan- pilihan karier sesuai data yang dipaparkan dandikirimkan oleh konselor
untuk mencari informasi lebih jauh lagi mengenai karier yangspesifik. Williamson, (1972) pada
dasarnya menerapkan teori ini untuk membantu klienmempelajari keahlian manajemen diri
sendiri. Tetapi seperti yang dicatat oleh Crites (1969,1981), para konselor karier trait-and-
factor terkadang mengabaikan realitas psikologis dari pengambilan keputusan dan gagal
meningkatkan keahlian swabantu dalam diri klien mereka.Konselor semacam itu kemungkinan
terlalu menekankan pada informa si tes, yang akandilupakan oleh klien atau bahkan
dibengkokkan.
2). Iformasi pekerjaaan
Informasi pekerjaan dalam konseling karir trait and factor dikemukakan olehBrayfield(1950)
yang dibedakan dalam

3). fungsi:Informasi (informational).

Konselor memberikan informasi kepada konseli seputar pekerjaan untuk memastikan suatu
pilihan yang telah dibuat, untukmemutuskan dua buah pilihan yang sama menarik dan cocok,
atau hanya meningkatka n pengetahuankonseli tentang pilihan yang realistis.3.penyesuaian
kembali (readjustive)Konselor memperkenalkan informasi. miliki suatu dasar nyata untuk
menguji suatu pilihan yang tidak sesuai, prosesnya sebagai berikut Konselor pertamakali
memberikan pernyataan awal mengenai ciri dari pekerjaanatau bidang yang telah dipilih oleh
klien. Kemudian, konselor memberikan i nformasiakurat yang membuat konseli memperoleh
pandangan tentang cara pandang ilusinyayang membuat pikiran atau pekerjaan dan bidang
tersebut tidak cocok dengan tujuankenyataan. Pada saat ini biasanya konselor dapat mengubah
interview menjadi p ertimbangan dari dasar yang realistis dimana pilihan pekerjaan yang cocok
dientukan(Brayfiled, 1950, p. 218).
4). Motivasi
(motivational)Konselor menggunakan informasi pekerjaan untuk melibbatkan konseli
secara aktivdalam pengambilan keputusan. Untuk mempertahankan kontakdengan konseli
yang bebas hingga mereka bertanggung jawab dengan piihan mereka, dan menjagamoti vasi
untuk pilihan apabila kegiatan konseli pada saat ini tidak sesuai dengantujuan jangka
panjangnya.

2.3 bagaimana hakekat manusia dalam pendekatan trait and factor

Dalam pendekatan Trait dan Factor, memandang bahwa ada beberapa pandangan
tentang manusia yang bisa disimpulkan dari pendapat Williamson [Lutfi Fauzan, 2004:79] yaitu
sebagai berikut:

1). Manusia membawa potensi baik dan buruk. Williamson berbeda dengan Rounseau yang
menganggap manusia pada dasarnya baik dan masyarakat atau lingkunganlah yang membentuk
menjadi jahat. Menurut Williamson , kedua potensi itu, baik dan buruk , ada pada setiap
manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa potensi baik semata dan sebaliknya juga
tidak ada individu yang lahir semata mata penuh dengan muatan yang buruk. Kedua sifat itu
dimiliki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang tergantung pada interaksinya
dengan manusia lain atau lingkungannya. Bergantung dan 2).berkembang optimal dimasyarakat,
manusia memerluka orang laindalam mengembangkan potensi dirinya. Aktualisasi diri hanya
akan dapat dicapai dalam hubungan dan atau dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat
hidup sepenuhnya dengan melepaskan diri dari masyarakat.
3).Ingin mencapai kehidupan yang baik [good life] . memperoleh kehidupan yang baik dan
lebih baik lagi merupakan kepedulian setiap orang salah satu dimensi kebaikan adalah ‘arete’.
Manusia berjuang mencapai arete yang menghasilkan kekayaan atau kebesaran diri. Konsep
arete diambil dri bahasa yunani yang dapat diartikan kecermelangan [axclent].
4).Berhadapan dengan ‘pengintroduksi’ konsep hidup baik, dihadapkan pilihan – pilihan dalam
keluarga, individu berkenalan dengan konsep hidup yang baik dari orang tuanya. Disekolah dia
memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota masyarakat yang lain.
5).Hubungan manusia berkait dengan konsep alam semesta [ the universe ]. Williamson
menyatakan bahwa konsep alam semesta dan hubungan manusia
terhadapnya sering terjadi salah satu dari : [1] manusia menyendri dalam ketidakramahanalam
semesta atau [2] alam semesta bersahabat dan menyenangkan bagi manusia dan
perkembangannya Manusia merupakan individu yang unik karena terdapat perbedaan antara
individu yang satu dengan yang lainnya
6.)Manusia memiliki sifat – sifat yang umum. Disamping kita dapmenemukan keunikan
individu, dapat pula kita amatai adanya sifat – sifat yang umum dan terdapat pada manusia.
7)Manusia bukan penerima pasif bawaan dan lingkungannya. Ancangan trait and factor
berpendapat bahwa manusia dalam perkembangganya di pengaruhi oleh pembawaan atau
aspek hereditas dan lingkungan.

Teori ini berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh factor
pembawaan maupun lingkungannya. Pada tiap orang ada sifat – sifat umum dan sifat khusus
terdapat pada seseorang yang merupakan sifat yang unik. Hal ini terjadi karena pembawaan dan
lingkungan tiap orang tidak sama. Pendirian ini memandang bahwa kepribadian adalah suatu
system saking ketergantungan denganTrait and factor seperti kecakapan , sikap, tempramen dan
lain – lain.

2.4 Hakekat Konseling

Hakekat konseling pada pendekatan Trait and factor adalah sebagai berikut :
1. Konseling merupakan suatu proses belajar yang menekankan hubungan rasional antara
klien dan konselor
2. Konselor merupakan hubungan yang bersifat pribadi antara konselor dank lien yang
ditunjukkan untuk membantu klien memahami diri, menerima diri, mengarahkan diri,
dan mengaktualisasikan diri.
3. Konseling diupayakan sebagai mana pendidikan membantu klien mengembangkan
dirinya sesuai dengan nilai – nilai pribadi dan nilai – nilai masyarakat
4. Konsep konseling lebih luas dari pada konsep psikoterapi

2.5 Pendekatan perkembangan karir teori Trait and Factor

Dalam pendekatan Trait and Factor, individu tersebut telah mengerti pola dari perilaku
seperti ketertarikan, tingkat laku, pencapaian, dan karakteristik kepribadian, yang dikenal
melalui maksud yang objektif, seperti biasanya tes psikologi ataupun inventori, dan profil yang
mewakili potensi dari si individu tadi.
Pendekatan Trait and Factor ini beranggapan kesamaan pekerjaan, hal inilah merupakan terdiri
dari factor yang dibutuhkan dalam kesuksesan peforma kerja yang bisa di profilkan
berdasarkan kepada banyak trait yang dibutuhkan individu tadi.
a. Menurut CH Miller [1974, p. 238] dia memberikan asumsi yang membawahi
pendekatan tarit and factor terdiri dari : Pilihan dilakukan untuk mencapai yang telah
direncanakan
b. Pilihan okupsi adalah even yang tersendiri
c. Dimana adanya satu tujuan untuk setiap orang dalam penilaian
d. Satu orang bekerja dalam setiap pekerjaan ini sama halnya dengan koin bermata dua
e. Adanya pemilihan kerja yang tersedia untuk setiap individu

Secara unsure sejarah, studi Trait and Factor telah menyediakan pondasi teknis untuk
mejelaskan tiga proses langkah dari bimbingan yang didasarkan oleh F. Parsons [1909] asumsi
dari parsons yang mana pendekatan trait and factor berorientasikan pada okupsi yang secara spesifik
atau khusus, atau tugas yang sebagai kriteria kepada variable seperti perilaku, kemampuan mental,
sosioekonomi, keterikatan atau gaji, menifestasi dari kepribadian.
Menurut Krumbolz [1994] , dia berpendapat diantara adanya teori trait dan factor bahwasannya
‘ hal itu tidak membantu kita memahami pemerolehan emosional dan skil yang dibutuhkan
dalam pencarian kerja, hal ini pula tidak menginformasikan kita tentang adanya pekerjaan dan
phobia kerja, juga tidak mejelaskan bagaimana menangani keluarga yang memiliki dua
pekerjaan, bagaimana perencanaan pension dan hal lainya dan ini berkaitan dengan konseling
karir
Oleh karena itu trait and factor teori, merupakan gambaran dari perkembangan karir dan
pembuatan pemilihan dalam pekerjaan saja yang sesuai dengan aptitudes dan skil yang dimiliki
individu.

2.6 penerapan teori Trait and Factor

Dari pemahaman teori trait and factor banyka hal yang bisa dilakukan oleh seseorang konselor
dalam penerapannya dilapangan. Secara garis besar, setidaknya ada empat langkah yang
diterapkan konselor, yaitu :
a). Mengenal klien, dengan data yang akurat dan lengkap sehingga data klien menjadi modal
awal bagi konselor untuk melakukan proses preventif, kuratif dan diploment.
b). Mengadakan peninjauan terhadap berbagai pekerjaan yang ada, dilengkapi dengan
pengenalan sifat pekerjaan, kahlian yang dibutuhkan pekerjaan dan prsyarat lainnya, sehingga
seorang konselor betul memiliki referensi, wawasan luas dan sempurna tentang pekerjaan dan
jabatan yang ada.
c).Mencocokan potensi [ bakat, minat, kecendrungan, keahlian dan kondisi objektif lainnya]
yang dimiliki oleh klien dengan pekerjaan dan jabatan yang ada.
d).Melakukan konseling dengan klien dan mendiskusikan perihal sehubungan dengan data diri
dan pekerjaan, untuk melakukan pilihan, keputusan diri dan berbagai solusi terhadap masalah
yang dialami klien

2.7 tujuan teori trait and factor

Trait and factor bertujuan mengajak individu untuk berfikir mengenai dirinya serta mampu
mengembangkan cara – cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah yang dihadapinya.
Trait dan factor dimaksudkan agar individu mengalami :
a. Klasifikasi diri
b. Pemahaman diri
c. Penerimaan diri
d. Pengarahan diri
e. Aktualisasi diri

Menurut Sayekti [2002:51] tujuan konseling trait- factor adalah sebagai berikut:
1. Membantu individu merasa lebih baik dengan menerima pandangan sendiri dan
membantu individu berfikir lebih jerni dalam memecahkan masalah dan mengontrol
perkembangganya secara rasional

2. Memperkuat keseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat – sifat sehingga


dapat bereaksi secara wajar dan stabil
3. Mengubah sifat – siat subjektif, dan keslahan dalam penilaian diri [konsep diri] dengan
menggunakan metode atau cara ilmiah

2.8 peran dan fungsi konselor dalam pendekatan teori trait dan factor
Peranan yang dapat dan seharusnya dilakukan oleh seorang konselor dalm pendekatan trait and factoe
adalah sebagai berikut:

1).Konselor member tahu kepada klien tentang berbagai kemampuan yang di peroleh melalui
penyelenggaraan testing psikologis, angket dan alat ukur linnya.
2).Konselor memberitaukan tentang bidang – bidang yang cocok sesuai dengan kemampuan
serta karakteristiknya.
3).Konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan klien
4).Konselor membantu klien mencari atau menemukan sebab – sebab kesulitan atau
ganguannya dengan diagnosis ekstrenal
5).Secara esensial peranan konselor adalah seperti guru, dimana ‘ memberi informasi’ dan
‘mengrahkan secara efektif’.

Adapun fungsi Konselor dalam pendekatan trait and factor yaitu:


1. Dapat menempatkan diri sebagai guru
2. Menerima sebagaian tangung jawab terhadap masalah klien
3. Bersedia mengarahkan klien kea rah yang lebih baik
4. Dapat melaksanakan proses konseling secara flesibel
2.9 implikasi teori trait dan factor conseling

Patton dan McMahon memberikan salah satu contoh kerangka kerja yang dapat digunakan
untuk menjelaskan proses pengembangan karir kepada siswa, serta menjelaskan tempat berbagai
teori karir dan hubungan mereka satu sama lain. Konselor untuk belajar tentang kerangka karir
orang lain /teori lain dan untuk memanfaatkan ide – ide yang paling relevan dengan budaya
mereka sendiri. Teori trait and factor menawarkan sejumlah implikasi bagi para konselor antara lain
[ M. Thayeb, 1992 : 67-68]:
a. Individu – individu memiliki sifat – sifat yang berhubungan dengan pilihan
okupasional yang dapat diukur, maka konselor dapat membantunya memahami
dirinya sendiri, minat – minat, bakat – bakat, nilai – nilai dan keterampilan –
keterampilannya
b. Okupasi – okupasi dapat digambarkan menurut tugas – tugas, menjadi tidak asing
dengan tugas – tugas okupasional, maka konselor membantu klien mempelajarinya
sehingga mereka dapat membedakan dan menggambarkan okupasi – okupas
c. Mempelajari bagaimana mengumpulkan, memahami, dan menerapkan Informasi
tentang diri dan dunia kerja merupakan suatu keterampilan penting dan pokok untuk
mengambil keputusan – keputusan, maka konselor harus membantu individu –
individu mempelajari keterampilan
2.10 hubungan konselor dengan konseli dalam pendekatan trait and factor

Hubungan konselor dengan klien merupakan hubungan yang sangat akrab, sangat bersifat
pribadi dalam hubungan tatap muka. Hubungan yang bersifat pribadi ini dimaksudkan agar
konselor dapat menempatkan diri secara emosional dan psikologis dalam kehidupan
klien.Dalam membantu individu mengembangkan diri menjadi manusia yang penuh
[fullhumanity], dibutuhkan hubungan yang sangat individual [ highly individualized] dan
pribadi [personalized]. Hubungan yang bersifat pribadi itu dimaksudkan agar konselor dapat
menempatkan diri secara emosional dan psikologis dalam kehidupan diri klien. Dalam
hubungan ini tidak semata – mata problem centered, artinya bantuan tidak langsung atau tidak
segera ditunjukkan pada pemecahan masalahnya, tetapi mengembangkan kemampuan individu
untuk memecahkan sendiri masalahnya. Yaitu memotivasi klien sampai bisa menggunakan
potensinya secara penuh [ motivated him his full potentiality]
2.11 Tahap konseling dalam pendekatan trait and factor

Ada 6 tahap yang harus dilalui dalam konseling pendekatan trait and factor, yaitu :
1.Analisis
Analisis merupakan langkah pengumpulan infrmasi tentang diri klien beserta latar belakagnya.
Data yang dikumpulkan mencakup segala aspek kepribadian klien, seperti kemampuan, minat,
motif, kesehatan fisik, dan karakteristik lainnya yang dapat mempermudah atau mempersulit
penyesuaian diri pada umumnya.
Data yang di kumpulkan diklasifkasikan menjadi dua yaitu :
- Data vertical [ mencakup diri klien] yang dapat dibagi lebih lanjut atas:
a. Data fisik kesehatan, cirri – cirri fisik, penampakan atau penampilan fisik
b. Data psikis, bakat, minat, sikap, cita – cita , hobi, kebiasaan
- Data horizontal [ berekenaan dengan lingkungan klien yang berpengaruh terhadapnya ]:
keluarga klien, hubungan dengan keluarganya, teman – temannya, orang – orang terdekatnya,
lingkungan tempat tinggalnya, sekolahnya.
2. Sintesis
Sintesis adalah usaha merangkum, mengolong – golongkan dan menghubungkan adata yang
telah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan
kesehatan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Rumusan diri klien dalam sistesis ini
bersifat rigkas dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam merangkum data pada
tahap sistesis tersebut : cara pertama dibuat konselor, kedua dilakukan klien, ketiga adalah cara
kolaborasi.
3. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap menginterprestasikan dala dalam bentuk [ dari sudut] problema
yang ditunjukkan. Rumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan
simpulan yang logis. Dari diagnosis ini dapat menemukan ketetapan dan pola yang menuju
pada ketetapan, permasalahan, sebab – sebabnya, serta sifat – sifat siswa yang berarti dan
relefan yang berepengaruh kepada kemungkinan penyesuian atau tidak penyesuaian
Dalam tahap ini terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu:
- Indentifikasi masalah, berdasar pada data yang di peroleh, dapat merumuskan dan
menarik kesimpulan permasalahan klien
- Etiologi [ merumuskan sumber – sumber penyebab masalah internal dan eksternal]
dilakukan dengan cara mencari anatara masa lalu, masa kini, dan masa depan yang
dapat menerangkan sebab – sebab gejala/ permasalahan
4. Prognosis
Menurut Williamson prognosis ini bersangkutan dengan upaya memprediksikan
kemungkinan – kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada sekarang dan
menentukan terapinya. Misalnya: bila seorang klien berdasarkan data sekarang dia malas,
maka kemungkinan nilainya akan renda, jika intelegensinya renda, kemungkinan nanti tidak
dapat diterima dalam SNMPTN dan karirnya tidak sesuai keinginannya.
5. Konseling [ treatment]
Dalam konseling, konselor membantu klien untuk menemukan sumber – sumber pada dirinya
sendiri, sumber – sumber lembaga dalam masyarakat guna membantu klien dalam penyesuaian
yang optimum sejauh yang dia bisa. Bantuan dalam konseling ini mencakup lima jenis bantuan
yaitu :
- Hubungan konseling yang mengacu pada belajar yang terbimbing kearah
pemahaman diri.
- Mendidik kembali atau mengajar kembali sesuai dengan kebutuhan individu
sebagai alat untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuian hidupnya.
- Konseling dalam bentuk bantuan yang diperosanalisasikan untuk klien dalam
memahami dan terampil untuk mengaplikasikan prinsip dan teknik – teknik dalam
kehidupan sehari – hari
- Konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang bersifat kehidupan sehari –
hari
- Konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang bersifat menyembuhkan
dan efektif
- Suatu bentuk yang mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis atau
penyaluran
Yang di maksud konseling ialah usaha untuk membantu siswa sehingga lebih siap untuk
memecahkan masalah situasi potensinya, sebelum begitu jauh terlibat dalam konflik dan
penilainnya sehingga membutuhkan terapi yang dalam dan rumit
6. Follow up
Tindak lanjut menunjuk pada segala kegiatan membantu siswa setelah mereka memperoleh
layanan konseling, teknik yang digunakan konselor harus disesuaikan dengan individualitas
siswa, mengingat bahwa tiap individu sifatnya unik, sehingga tidak ada teknik yang baku yang
berlaku untuk semua, tindak lanjut ini juga mencakup penentuan kefektifan konseling yang
telah dilaksanakan.

2.12 Teknik konseling dalam pendekatan trait dan factor


Teknik utama [ major technique] yang digunakan dalam konseling tarit and factor
adalah :
a. Memperkuat perseusian antara konselor dengan klien
b. Mengubah lingkungan klien
c. Memilih atau menempatkan pada lingkungan yang sesuai
d. Mendorong klien belajar tentang keterampilan – keterampilan yang di perlukan
e. Mengubah sikap – sikap klien
Ada beberapa teknik umum yang dugunakan dalam pendekatan ini :
1. Attending
Attending adalah perilaku konselor untuk melibatkan diri dalam proses konseling
meliputi : kontak mata, kualitas suara, jejak verbal, dan bahasa tubuh
Tujuan menggunakan teknik ini adalah :
- Menunjukkan pada konseli bahwa proses konseliing konselor memperhatikan
sepenuhnya kepada konseli
- Mengkomunikasikan penerimaan konselor terhadap konseli
- Mengajak dan mengembangkan keterlibatan konseli secara personal dalam
melaksanakan sesi konseling
- Menangkap secara utuh pesan dan ungkapan yang diberikan konseling baik dalam
bentuk verbal maupun non verbal
2. Opening
Opening adalah membuka kegiatan wawancara
Tujuan pembukaan wawancara konseling untuk :
- Menciptakan rasa aman konseling selama mengikuti sesi konseling
- Mengurangi kecemasan dalam proses konseling
- Menciptakan kondisi fasilitas dalam konseling
3. Acceptance
Acceptance adalah penerimaan terhadap klien
Tujuan teknik penerimaan untuk :
- Mengkomunikasikan sikap dasar konselor terutama ketika membentuk suasana
akrab
- Disadarinya oleh konseling bahwa konselor benar – benar mendengarkan apa yang
dikatakan
- Terbentuknya suasana emosional klien
4. Restatement dan pharaprasing
Restatement adalah mengulang atau menyatakan kembali sebagian pernyataan
konseling yang dianggap penting
Pharaprase adalah mengulang kalimat / pernyataan singkat konseli secara utuh, apa
adanya tanpa merubah makna
Tujuan yaitu :
- Diketahui oleh klien, bahwa konselor mendengarkan yang dikatakan
- Diperolehnya informasi penting
- Terujinya data yang diverbalisasikan klien
5. Reflection of feeling
Reflection of feeling adalah pantulan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk
pernyataan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien
Tujuan adalah sebagai berikut :
- Dirasakannya oleh klien bahwa dirinya dipahami oleh konselor
- Terdorngnya konseli lebih mengekespresikan perasaan – perasaanya terhadap
situasi tertentu
6. Clarification
Clarification adalah mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan
menggunakan kata – kata baru dan segar
Tujuannya adalah :
- Mengungkap isis pesan utama yang di sampaikan klien
- Memperjelas isi pesan yang diungkapkan klien
7. Structuring
Structuring adalah pencegahan tentang batas – batas konseling itu sesunguhnya
Tujuannya yaitu :
- Di perolehnya kesamaan harapan konselor dank lien Di perolehnya kesepakantan
dari konseling megenai apa terlibat dalam metode dantujuan konseling
8. Summary
Meringkas adalah suatu proses untuk memandu berbagai ide dan perasaan dalam
satu pernyataan pada akhir suatu unit wawancara konseling
Tujuannya adalah :
- Memadukan unsure – unsure tema yang muncul dalam pembicaraan
- Mengidentifikasi pola isis pembicaraan konseli
- Mengindari pembicaraan yang diulang – ulang dan bertele – tele
- Merangkum kemajuan yang telah dicapai dalam pross konseling

2.13 kelebihan dan kelemahan


Adapun kelebihan dari teori and factor ini ialah sebagai berikut
7. Penekanan pada pengunaan data tes objektif membawa kepada upaya perbaikan dalam
pengembangan tes dan pengunaanya, serta perbaikan dalam pengumpulan data
lingkungan
8. Penekanan yang diberkan pada diagnose mengandung makna sebagai suatu perhatian
terhadap masalah dan sumbernya mengarahkan kepada upaya pengkreasian teknik –
teknik untuk mengatasinya
9. Penekanan pada aspek kognitif merupakan upaya menyeimbangkan pandangan lain
yang lebih menekankan afektif atau emosinal
Setelah mengetahui kelebihannya, teori tersebut jugaa mempunyai kelemehan yang
dimana kelemahan tersebut sebagai berikut
1. Kurang diindahkan adanya pengaruh dari perasaan, keinginan, dan aneka nilai budaya,
nilai – nilai kehidupan, dan cita – cita hidup, terhadap perkembangan jabatan anak dan
remaja serta pilihan program /bidang studi dan bidang pekerjaan
2. Di andaikan bahwa pilihan jabatan dan pilihan program studi terjadi sekali saja dan ini
pun bersifat keputusan terkahir atau definitive, dengan berfikir secara rasional
3. Kurang diperhatikan perasaan keluarga dekat, yang ikut mempengaruhi rangkaian
pilihan anak dengan cara mengungkapkan harapan, dambaan dan memberikan
pertimbangan untung rugi sambil menunjuk tradisi keluarga, tuntutan mengingat
ekonomi keluarga, serta keterbatasan yang konkret dalam kemampuan financial dan
sebagainya.
4. Kurang diperhitungkan perubahan – perubahan dalam kehidupan masyarakat, yang
ikut memperluas atau membatasi jumlah pilihan yang tersedia bagi seseorang
5. Kurang disadari bahwa konstelasi kualifikasi yang dituntut untuk mencapai sukses di
suatu bidang pekerjaan atau program studi dapat berubah selama bertahun – tahun
yang akan datang
6. Pola cirri – cirri kepribadian tertentu belum pasti sangat membatasi jumlah
kesempatan yang terbuka bagi seseorang karena orang dari berbagai pola cirri
kepribadian dapat mencapai sukses dibidang pekerjaan yang sama.
BAB lll
PENUTUP

Kesimpulan
Teori trait-factor merupakan model layanan bimbingan yang mengutamakan perankonselor
sehingga disebut dengan istilah konseling direktif atau conselor centered . Selainmenganggap
bahwa manusia itu adalah berpotensi dan positif, juga kelebihan teori initertelak pada data dan
fakta individu yang digunakan untuk melakukan layanan konseling,dan data atau fakta tersebut
dihasilkan dari berbagai testing psiklogis, sehingga layanan bimbingan konseling bisa berhasil
secara maksimal. Pandangan tentang Trait and Factor ini mempunyai relevansi bagi bimbingan
dankonseling karir di institusi pendidikan. Data tentang diri peserta didik sendiri merupakan bahan
pertimbangan penting dalam merencanakan karir, asal data itu tidak hanya dibatasi pada data hasil
testing psikologi. Demikian pula data tentang kualifikasi yang dibutuhkandalam memegang suatu
jabatan merupakan sebagian dari data tentang lingkungan hidup (datasosial) yang harus ikut
dipertimbangkan.Tujuan konseling Trait adn Factor adalahmembantu individu merasa lebih baik
dengan menerima pandangan dirinya sendiri dan membantu individu berfikir lebih jernihdalam
memcahkan masalah dan mengontrol perkembangannya secara rasional,
memperkuatkeseimbangan antara pengaktifan dan pemahaman sifat-sifat sehingga dapat bereaksi
secarawajar dan stabil, mengubah sifat-sifat subjektif, dan kesalahan dalam penilaian diri
(konsepdiri) dengan menggunakan metode atau cara ilmiah.Dalam prosesnya terdapat dua teknik
yang digunakan yaitu teknik tes dan teknik nontes. Tahapan proses konseling yang dilakukan
adalah analisis, sistesis, diagnosis, prognosis,konseling ( treatment ) dan tindak lanjut ( follow-
up ).
Saran
Dengan Segala keterbatasan dan kekurangan dalam makalah ini. Besar harapanMakalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dalam pemahaman Teori Trait and Factor. Kritik dan saran
diharapkan guna perbaikan atas penyampaian dalam materi dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://gudangilmukita212.blogspot.com/2017/01/teori-trait-and-factor-makalah.html?m=1Trias
Ristian.Dkk. Jurnal Pendekatan Teori Trait dan Factor dalam Pengambilan KeputusanKarir.
Undhiksa
https://khoerulanwarbk.wordpress.com/2017/01/25/trait-and-factor/Hadiarni dan Irman. 2009.
Konseling karir. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
https://konselingelina.wordpress.com/2016/04/23/74/amp/#aoh=16136250130443&referrer=https%3
A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s
Suherman, Uman. Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung:
UniversitasPendidikan Indonesia.
lamet Riyadi. 2010. Model-model Konseling . Semarang: Universitas Negeri Semarang . 2002.
Berbagai Pendekatan Dalam Konseling. Surakarta: Universitas SlametRiyadi Surakara
Winkel. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan . Jakarta: GrasindoWinkel & Sri
Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:Media Abadi

Anda mungkin juga menyukai