Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TRAIT AND FACTOR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bimbingan dan
Konseling Karir yang diampu oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd dan Dona
Fitri Annisa, M.Pd

Disusun Oleh:

Sifa Khaerunnisa 23010013


Salwa Zannata A.M 23010043
Auriza Alkaila 23010009
Desviana Dwi W 23010062
Salma Sri Fatimah 23010041
Fauzan Zaeni 23010214

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SILIWANGI
CIMAHI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas akademik kami yang berjudul “Teori Trait and
Factor”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berusaha untuk menggali,
mengumpulkan, dan menyajikan informasi yang relevan tentang topik yang
dibahas. Kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif
dalam memahami dan mengkaji lebih lanjut tentang teori trait and factor. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, namun kami berharap
bahwa isi makalah ini dapat memberikan wawasan dan manfaat bagi pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini

Cimahi, 07 Maret 2024

Peyusun,
Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Landasan Teori Trait and Factor...............................................................................3
2.2 Konsep Teori Trait and Factor..................................................................................4
2.3 Tujuan Teori Trait and Factor...................................................................................7
2.4 Hubungan Konselor dan Konseli dalam Pendekatan Teori Trait and Factor.............8
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Teori Trait and Factor...............................8
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori Trait and Factor dikembangkan berdasarkan sumbangan beberapa
ahli perkembangan karir seperti Frank Parson, E. G. Williamson, D. G.
Patterson, J.G. Darley, dan Miller yang tergabung dalam kelompok
“Minnesota (Munandir, 1996). Istilah “trait” itu sendiri merujuk pada
karakteristik individu yang dapat diukur melaui tes. “factor” merujuk pada
karakteristik yang dibutuhkan untuk penampilan kerja yang sukses. Jadi istilah
“trait and factor” merujuk pada penilaian karakteristik individu dan pekerjaan
(Sharft, 1992 : 17).
Konseling dengan pendekatan Trait and Factor termasuk dalam kelompok
pendekatan yang berkaitan dengan aspek kognitif atau rational. Dalam proses
penanganan kasus konseling menggunakan metode rational. Teori atau
pendekatan ini menjelaskan dan memecahkan kesulitan klient dalam proses
konseling secara intelektual, logis dan rasional. Konseling dengan pendekatan
Trait and Factor atau pendekatan rasional ini sering disebut dengan konseling
yang direktif (directive counseling), karena konselor secara aktif membantu
klien mengarahkan perilakunya menuju pemecahan kesulitannya, sehingga
konseling ini juga disebut konseling yang “counselor centered”atau berpusat
pada konselor.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa landasan teori trait dan factor?
2. Konsep teori trait dan factor?
3. Apa tujuan teori trait dan factor?
4. Bagaimana hubungan konselor dengan konseli dalam pendekatan trait dan
factor?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan penggunaan teori trait and factor dalam
konseling karier?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa landasan teori trait dan factor
2. Untuk mengetahui konsep teori trait dan factor
3. Untuk mengetahui apa tujuan teori trait dan factor
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan konselor dengan konseli dalam
pendekatan trait dan factor
5. Mampu mengetahui keuntungan dan kelemahan penggunaan teori trait and
factor dalam konseling karier

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori Trait and Factor
Istilah "trait" itu sendiri merujuk pada karakteristik individu yang dapat
diukur melalui tes, "factor" merujuk pada karakteristik yang dibutuhkan
untuk penampilan kerja yang sukses. Jadi istilah "trait and factor" merujuk
pada penilaian karakteristik individu dan pekerjaan (Sharft, 1992: 17).
Winkel (2010:407) Istilah konseling Truit and Factor dapat dideskripsikan
sebagai corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing
psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka
problem/masalah yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program
studi/bidang pekerjaan.
Teori Trait and Factor ialah pendekatan mencoba secara intelektual, logis
dan rasional menerangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi klien, cara
pemecahan kesulitan-kesulitan serta proses konselingnya didekati secara logis
rasional. Konseling dengan pendekatan Trait and Factor yang dipelopori oleh
Williamson ini disebut pula konseling yang mengarahkan (directive
counseling), karena konselor secara aktif membantu klien mengarahkan
perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Konseling semacam inilah yang
banyak dilakukan oleh konselor di sekolah-sekolah baik di luar negeri
maupun di negara kita. Sayekti (1998:47).
Lebih lanjut dalam Winkel (2010:408) memaparkan mengenai tiga
langkah besar untuk pengembangan pengambilan keputusan karir individu:
jadi langkah yang pertama menggunakan analisis diri; langkah yang kedua
memanfaatkan informasi jabatan (vocational information); langkah yang
ketiga menerapkan kemampuan untuk berpikir rasional guna menemukan
kecocokan antara ciri-ciri kepribadian, yang mempunyai relevansi terhadap
kesuksessan atau kegagalan dalam suatu pekerjaan atau jabatan, dengan
tuntutan kualifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan
atau jabatan.

3
4

Dengan demikian, dalam keputusan karir klien bukan hanya mencari


pekerjaan demi asal punya pekerjaan (the hunt of a job), melainkan memilih
secara sadar suatu pekerjaan (the choice of a vacation).
2.2 Konsep Teori Trait and Factor
Pada dasarnya teori trait and factor menyatakan bahwa pemilihan karır
individu sangat ditentukan oleh kesesuaian kemampuan (abilities), minat
(interest), prestasi (achievement), nilai-nilai (values) dan kepribadian
(personality) dengan dunia kerja (world of work).
Tahap 1 : Memperoleh Pemahaman Diri. Berikut kelima jenis tes tersebut :
1. Bakat (Aptitudes)
Digunakan untuk memprediksi level kemungkinan yang akan terjadi dan
kemampuan individu untuk melaksanakan tugas.
2. Prestasi(Achievements)
Sharf (1992:22) mengemukakan bahwa “achievements refer to a board
range of events that individuals participate in and accomplish during their
lifetime". Prestasi dapat dibagi ke dalam tiga tipe, yaitu: pertama, prestasi
akademik, kedua, prestasi dalam kerja, ketiga, yang sangat cocok dengan
teori trait and factor. yaitu prestasi yang terkait dengan syarat-syarat untuk
memasuki dunia kerja.
3. Minat (Interests)
Diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997:
370). Minat adalah sesuatu yang bersifat pribadi dan berhubungan erat
dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat
juga penting dalam mengambil keputusan. Hurlock (1986: 144) mengatakan
bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk
melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih.
4. Nilai-nilai (Values)
Melambangkan sesuatu yang penting. Nilai-nilai sebagai suatu yang sulit
untuk memperkirakan kemungkinannya. Nilai-nilai yang sangat penting
dalam konseling karir yaitu nilai-nilai umum dan nilai-nilai dunia keja.
5. Kepribadian (Personality)
Pengukuran dari kepribadian telah menjadi area penting dari belajar dan
berguna untuk mengkonseptualisasikan individu dalam pilihan vokasional.

Tahap 2: Memperoleh Pengetahuan tentang Dunia Kerja


Informasi pekerjaan ialah unsur penunjang kedua dari teori trait and
factor. Peran konselor adalah membantu konseli untuk untuk mengumpulkan
informasi pekerjaan.
Terdapat tiga aspek penting terkait dengan informasi pekerjaan, yaitu:
1. Pengelompokkan pekerjaan
Membantu mengetahui karakteristik dan kebutuhan untuk masing-masing
pekerjaan. Jenis-jenis informasi pekerjaan. Informasi pekerjaan dapat di
eksplorasi dari berbagai sumber yang berbeda, contohnya melalui brosur
yang dibuat oleh asosiasi pekerjaan propersional, famflet, yang bisa
didapatkan melalui penerbit khusus yang mengenai tentang informasi
pekerjaan.
2. System klasifikasi
Karena system klasifikasi ini dapat membingungkan dan banyaknya
informasi yang tersedia bagi konselor dan konseli, system klasifikasi ini
perlu disusun untuk informasi pekerjaan. System klasifikasi ini telah
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

Tahap 3: mengitegrasikan informasi tentang diri dan dunia kerja


Informasi pekerjaan diindikasikan dengan bahan-bahan, penerimaan
ketertarikan atau minat, nilai, dan karakter pribadi yang dibutuhkan setiap
pekerjaan.
1. Peran Konselor
Peran konselor adalah memberikan berbagai informasi mengenai jenis-
jenis pekerjaan, syarat-syarat dan tuntutannya serta prospek bagi individu.
Kemudian konselor diharapkan harus mampu membantu konseli memilih
pekerjaan atau karir tertentu yang sesuai dengan kepribadian, minat, bakat

5
6

serta kemampuannya.Williamson, (1972) pada dasarnya menerapkan teori ini


untuk membantu klien mempelajari keahlian manajemen diri sendiri. Tetapi
seperti yang dicatat oleh Crites (1969, 1981), para konselor karier trait and
factor terkadang mengabaikan realitas psikologis dari pengambilan keputusan
dan gagal meningkatkan keahlian swabantu dalam diri klien mereka. Konselor
semacam itu kemungkinan terlalu menekankan pada informasi tes, yang akan
dilupakan oleh klien atau bahkan dibengkokkan.
2. Informasi pekerjaan
Informasi pekerjaan dalam konseling karir trait and factor dikemukakan
oleh Brayfield (1950) yang dibedakan dalam 3 fungsi:
Informasi (informational). Konselor memberikan informasi kepada konseli
seputar pekerjaan untuk memastikan suatu pilihan yang telah dibuat, untuk
memutuskan dua buah pilihan yang sama menarik dan cocok, atau hanya
meningkatkan pengetahuan konseli tentang pilihan yang realistis.
3. Penyesuaian kembali (readjustive)
Konselor memperkenalkan informasi pekerjaan agar konseli memiliki
suatu dasar nyata untuk menguji suatu pilihan yang tidak sesuai, prosesnya
sebagai berikut.
Konselor pertamakali memberikan pernyataan awal mengenai ciri dari
pekerjaan atau bidang yang telah dipilih oleh klien. Kemudian, konselor
memberikan informasi akurat yang membuat konseli memperoleh pandangan
tentang cara pandang ilusinya yang membuat pikiran atau pekerjaan dan
bidang tersebut tidak cocok dengan tujuan kenyataan. Pada saat ini biasanya
konselor dapat mengubah interview menjadi pertimbangan dari dasar yang
realistis dimana pilihan pekerjaan yang cocok dientukan (Brayfiled, 1950, p.
218).
4. Motivasi (motivational)
Konselor menggunakan informasi pekerjaan untuk melibatkan konseli
secara aktif dalam pengambilan keputusan. Untuk mempertahankan kontak
dengan konseli yang bebas hingga mereka bertanggung jawab dengan pilihan
7

mereka, dan menjaga motivasi untuk pilihan apabila kegiatan konseli pada
saat ini tidak sesuai dengan tujuan jangka panjangnya.
2.3 Tujuan Teori Trait and Factor
Tujuan konseling trait and factor menurut Pujosuwarno (Syahrul, 2020)
adalah sebagai berikut:
1. Membantu individu agar merasa lebih baik dengan menerima pandangan
dirinya sendiri dan membantu individu berpikir lebih jernih dalam
memecahkan masalah dan mengontrol perkembangannya secara rasional.
2. Memperkuat keseimbangan antara perngaktifan dan pemahaman sifat-
sifat, sehingga dapat beraksi dengan wajar dan stabil.
3. Mengubah sifat-sifat subyektif dan kesalahan dalam penilaian diri dengan
menggunakan metode atau cara ilmiah.
Berdasarkan tujuan konseling trait and factor menurut para ahli di atas,
dapat diketahui bahwa konseling trait and factor merupakan konseling yang
dapat membantu individu agar dapat memahami diri dan mampu memilih
program studi/jabatan pekerjaan sesuai dengan karakteristiknya. Siswa
mampu memecahkan masalah perkembangan diri secara rasional. Pada
konseling trait and factor guru BK/konselor sangat berperan untuk
melaksanakan konseling trait and factor (Syahrul, 2020) adalah sebagai
berikut:
1. Segala sesuatu yang didapat berdasarkan hasil testing psikologis, angket
dan alat ukur lainnya, guru BK/konselor wajib memberitahu konseli
tentang berbagai kemampuannya.
2. Guru BK/konselor menunjukkan bidang-bidnag yang sesuai dengan
kemampuannya.
3. Guru BK/konselor secara aktif mempengaruhi perkembangan konseli.
4. Guru BK/konselor membantu konseli mencari atau menemukan sebab-
sebab kesulitan atau gangguannya dengan diagnosis eksternal.
5. Secara esensial peranan Guru BK/konselor adalah seperti guru, yaitu
memberi informasi dan mengarahkan secara efektif.
2.4 Hubungan Konselor dan Konseli dalam Pendekatan Teori Trait and
Factor
Konselor adalah individu yang wajib memberikan bantuan, saran, dan
arahan kepada klien dalam pendekatan trait and factor. Konselor
mengumpulkan informasi tentang diri klien, termasuk data fisik, psikis, dan
karakteristik lainnya. Data tersebut diklasifikasikan menjadi data vertikal dan
data horizontal. Data vertikal mencakup diri klien, sementara data horizontal
mencakup aspek kepribadian klien yang dapat mempermudah atau
mempersulit penyesuaian diri pada umumnya.
Konseli, sisi lain, adalah individu yang mengalami kesulitan dalam
memilih jurusan atau pemilihan karir. Konseling trait and factor digunakan
sebagai alternatif konselor dalam membantu permasalahan klien yang
berkaitan dengan pemilihan karir. Konseling ini mengikuti pemikiran logis
yang digunakan orang dalam menghadapi dan memecahkan masalah
pengambilan keputusan.
Dalam membantu individu mengembangkan diri menjadi manusia yang
penuh (full humanity), dibutuhkan hubungan yang sangat individual (highly
individualized) dan pribadi (personalized). Hubungan yang sangat pribadi itu
dimaksudkan agar konselor dapat menempatkan diri secara emosional dan
psikologis dalam kehidupan diri klien. Dalam hubungan ini tidak semata-
mata problem centered, artinya bantuan tidak langsung atau segera ditujukan
pada pemecahan masalahnya, tetapi mengembangkan kemampuan individu
untuk memecahkan sendiri masalahnya, yaitu memotivasi klien sampai bisa
menggunakan potensinya secara penuh.
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Teori Trait and Factor
Kelebihan dari teori ini yaitu, memudahkan klien untuk mendapatkan
informasi kerja beserta syarat-syarat yang harus dimiliki, klien bisa memilih
pekerjaan dari berbagai tawaran yang diusulkan, klien bisa merasakan
kepuasan dalam berkarir serta memperoleh solusi dari masalah yang dihadapi,
klien merasa puas berkarir berdasarkan analisis trait and factor yang

8
9

memungkinkan tingkat kesuksesan dan keberhasilannya lebih tinggi (Zeni, 2016).


Kelemahan teori ini adalah, sifat klien lebih pasif sedangkan konselor lebih
bersifat aktif, klien merasa frustasi apabila pilihan karirnya tidak ditemukan,
membatasi klien untuk memilih karir sesuai dengan yang dianalisa berdasarkan
sifat klien dan juga pada konseling ini klien kurang mengetahui mengenai dirinya
sendiri (Zeni, 2016).
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Trait and factor merupakan pendekatan yang penting digunakan dalam
pelayanan bimbingan dan konseling. Melalui pendekatan ini konselor bisa
membantu klien untuk memahami dirinya, bakat, minat yang dimiliki,
sehingga klien bisa berkarir sesuai dengan apa yang diinginkan. Konseling
menggunakan pendekatan ini sangat membantu individu mengentaskan
permasalahan yang ada pada diri individu dan masalah yang terkait dengan
pengambilan keputusan individu dalam berkarir. Konselor harus bisa
membantu klien untuk memahami dirinya agar klien menjadi paham untuk
memulai karir yang tepat sesuai dengan bakat dan minatnya, konselor
membantu klien agar bisa maju dan berkembang ke arah terbaik bagi diri
klien.

10
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M. (2008, Januari-Juni). Teori Trait dan Factor (Analisis dalam Layanan
Bimbingan Konseling). Sosial Budaya, 5.
Mahfud, M. (2016), Januari). Konseling Trait and Factor Bagi Siswa yang
Kesulitan dalam Memilih Program Belajar. Fikroh,9, 125-143.
Nurhalima, Waode. (2015). Teori Karir Trait and Factor. (Universitas
Muhammadiyah Buton Baubau, 2015). Diakses dari:
https://burangasitamaymo.wordpress.com/2015/06/26/makalah-teori-trait-
and-factor/
Salam Tuasikal, J. M. (2020, Oktober). Teori dan Perkembangan Karir: Trait and
Factor Theory. Diakses pada 07 Maret 2024 dari:
https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/10/10/teori-dan-
perkembangan-karir-trait-and-factor-theory.html
Syamal, F., Yusuf, A. M., & Afdal. (2021). Perspektif Teori Trait and Factor serta
Penerapannya dalam Bimbingan dan Konseling Karir. SCHOULID:
Indonesian Journal of School Counseling, 6, 46-52.

11

Anda mungkin juga menyukai