Anda di halaman 1dari 14

ASESMEN TES DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Asesmen Individu Teknik Tes dan Non Tes
Dosen pengampu: Reza Fahlevi, M.Pd

Disusun oleh:
Indah Assyfa Yulianti 18010041

PROGRAM STUDI BIMBINGAN & KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asesmen tes dalam bimbingan dan konseling” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen
Individu Teknik Tes dan Non Tes.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, 6 April 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................1
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Asesmen...................................................................................3
B. Peran dan Tujuan Asesmen dalam bimbingan dan konseling...................5
C. Pengertian dan Macam-macam Asesmen teknik tes..................................6
BAB III SIMPULAN...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah


Hampir seluruh layanan BK tidak akan berjalan dengan baik tanpa
didahului pemahaman diri dan lingkungan siswa. Pengumpulan data dikatakan
merupakan kegiatan yang utama dan pertama dalam layanan BK. Asesment
merupakan langkah yang biasa dilakukan guru BK dalam pengumpulan data.
Pengumpulan data bermakna sebagai hal yang utama dan tak dapat ditinggalkan
karena dengan memiliki data/ informasi siswa yang komprehensif sangatlah
penting bagi terciptanya tujuan layanan yang optimal. Pengumpulan data
merupakan kegiatan terawal sebelum layanan BK diberikan.
Menilai atau melakukan assessment merupakan bagian yang sangat
penting dan strategis dalam konseling. Assessment mempunyai multifungsi dalam
proses konseling, diantaranya dapat melaksanakan pendekatan yang sistematik
untuk memperoleh dan mengorganisasikan informasi yang relevan tentang
konseli. Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa apa yang memberikan kontribusi
pada timbulnya masalah konseli.
Dalam bimbingan dan konseling, asesmen yang dilakukan dibagi menjadi
dua bentuk yaitu bentuk nontes dan bentuk tes. Bentuk nontes meliputi: Daftar
Cek Masalah (DCM), Alat Ungkap Masalah (AUM), Alat Cek Masalah (ACM),
Alat Ungkap Masalah Belajar (AUMPTSDL), Sosiometri, Wawancara, Observasi,
dan Inventori Tugas Pengembangan (ITP). Dan bentuk tes meliputi: Tes Prestasi,
Tes Bakat, Tes Minat, Tes Kepribadian. Tetapi, di dalam makalah ini saya hanya
akan menjelaskan pengertian macam-macam dalam asesmen teknik tes.

I.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa masalah
yang terdiri dari:
1. Pengertian, pelaksanaan waktu, dan efek asesmen dalam bimbingan dan
konseling
2. Peran dan tujuan asesmen dalam bimbingan dan konseling

1
3. Pengertian dan macam-macam asesmen teknik tes dalam bimbingan dan
konseling

I.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Memahami Asesmen dalam bimbingan dan konseling
2. Mengetahui peran dan tujuan asesmen dalam bimbingan dan konseling
3. Mengetahui macam-macam asesmen dalam bimbingan dan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen
Federation for Children with Special Need menjelaskan bahwa assesmen
adalah proses pengumpulan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan, perencanaan karier, dan pengembangan rencana layanan untuk orang
muda. Sedangkan definisi asesmen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan mengintrepretasi data atau informasi
tentang peserta didik dan lingkungannya untuk memperoleh gambaran tentang
kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan untuk memahami individu dan
pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan
kebutuhan. Asesmen merupakan salah satu bagian terpenting dalam seluruh
kegiatan yang ada dalam konseling (baik konseling kelompok maupun konseling
individual). Karena itulah asesmen dalam bimbingan dan konseling merupakan
bagian yang terintegral dengan proses terapi maupun semua kegiatan bimbingan
dan konseling itu sendiri. Asesmen yang dilakukan sebelum, selama dan setelah
konseling berlangsung dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi klien. Dalam prakteknya, asesmen dapat
digunakan sebagai alat untuk menilai keberhasilan sebuah konseling, namun juga
dapat digunakan sebagai sebuah terapi untuk menyelesaikan masalah klien.
Menurut Hood & Johnson (1993) ruang lingkup asesmen ada lima, yaitu:
a. Systems assessment, yaitu asesmen yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi mengenai status dari suatu sistem, sesuai kebutuhan dan hasil
konseling; serta tujuan yang sudah dituliskan/ ditetapkan atau outcome yang
diharapkan dalam konseling.
b. Program planning, yaitu perencanaan program untuk memperoleh informasi-
informasi yang dapat digunakan untuk membuat keputusan, untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus pada tahap pertama.
c. Program Implementation, yaitu bagaimana asesmen dilakukan untuk menilai
pelaksanaan program dengan memberikan informasi-informasi nyata.
d. Program Improvement, asesmen digunakan dalam perbaikan program, yang
berkenaan dengan: (a) evaluasi terhadap informasi-informasi yang nyata, (b)
tujuan yang akan dicapai dalam program, (c) program-progam yang berhasil, dan
(d) informasi-informasi yang mempengaruhi proses pelaksanaan programprogram
yang lain.
e. Program certification, yang menurut Center for the Study of Evaluation (CSE),
program sertifikasi adalah suatu evaluasi sumatif, hal ini memberikan makna
bahwa pada akhir kegiatan akan dilakukan evaluasi akhir sebagai dasar untuk
memberikan sertifikasi kepada klien.
Waktu pelaksanaan assessment dalam bimbingan dan konseling bersifat
fleksibel, artinya tidak ada batas waktu yang kaku bagi konselor dalam
menentukannya. Dalam hal ini, sebaiknya konselor mempertimbangkan tentang
apakah permasalahan konseli telah terungkap atau masih kurang jelas (samar).
Apabila semua informasi telah mencukupi baik informasi yang diperoleh dari
konseli sendiri (auto-anamnesis) maupun dari pihak lain (alloanamnesis) dan
konselor telah memahami secara keseluruhan permasalahan yang dialami konseli,
maka assessment dapat dilakukan. Tetapi apabila informasi yang diperoleh belum
akurat, melakukan assessment hanya akan membuat kesimpulan yang akan
mengacaukan proses konseling. Beberapa kendala seorang konselor yang
menghambat proses assessment adalah:
1. Eksplorasi masalah belum mendalam.
2. Alloanamnesis yang diperoleh tidak mencukupi sehingga konselor harus
mencari informasi pihak lain lagi.
3. Konseli tidak menjalani proses konseling secara rutin.
4. Permasalahan konseli adalah hal yang baru bagi konselor.
Efek dari pelaksanaan Assessment dalam bimbingan dan konseling yang
perlu disadari bahwa setiap jenis dan teknik layanan mempunyai efek positif dan
negatif atau mempunyai kekuatan dan kelemahan. Demikian pula halnya dengan
assessment ini juga mempunyai efek positif dan negatif atau kekuatan dan
kelemahan. Assessment yang dilakukan konselor akan memberikan efek pada diri
konseli. Hackney dan Cornier dalam jurnal assesment bimbingan dan konseling
menyebutkan bahwa ada dua efek yang akan timbul yaitu efek positif dan efek
negative.
Efek positif dari assessment adalah:

4
1. Konseli merasa bahwa konselor memahami masalahnya.
2. Menimbulkan perasaan lega pada diri konseli.
3. Konseli merasa memiliki pengharapan.
4. Konseli termotivasi melakukan perubahan yang diperlukan.
Sementara efek negatif yang terjadi adalah:
1. Timbulnya kecemasan dalam diri konseli.
2. Konseli merasa diinterogasi.
3. Konseli merasa dievaluasi dan bertanya-tanya bagaimana sebenarnya keadaan
dirinya. Apakah dia bodoh, gila, atau adakah hal yang salah pada dirinya.
Sedangkan menurut Furqon dan Yaya Sunarya dalam jurnal assesment
bimbingan dan konseling Mamat Supriatna menyebutkan bahwa manfaat hasil
assessment dalam bimbingan dan konseling adalah :
1. Sebagai bahan penyusunan program.
2. Sebagai bahan pemberian bimbingan.
3. Sebagai data bahan evaluasi
4. Sebagai bahan diagnostik
Apa pun konsekuensinya, baik positif atau negatif, assessment wajib
dilakukan. Jangan dikarenakan konselor takut konseli akan bertambah tertekan
karena assessment yang dilakukan, konselor meniadakan assessment. Hal ini akan
mengganggu keefektifan sebuah proses konseling.

B. Peran dan tujuan asesmen dalam bimbingan dan konseling


Hood & Johnson (1993) menjelaskan bahwa asesmen dalam bimbingan dan
konseling mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a. Orientasi masalah, yaitu untuk membuat konseli mengenali dan menerima
permasalahan yang dihadapinya, tidak mengingkari bahwa ia bermasalah.
b. Identifikasi masalah, yaitu membantu baik bagi konseli maupun konselor dalam
mengetahui masalah yang dihadapi konseli secara mendetil.
c. Memilih alternatif solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang
dapat dilakukan oleh konseli.

5
d. Pembuatan keputusan alternatif pemecahan masalah yang paling
menguntungkan dengan memperhatikan konsekuensi paling kecil dari beberapa
alternatif tersebut.
e. Verifikasi untuk menilai apakah konseling telah berjalan efektif dan telah
mengurangi beban masalah konseli atau belum
Sedangkan menurut Menurut Hackney dan Cornier dalam jurnal
Asessment bimbingan dan konseling terdapat 12 tujuan asesmen yaitu :
1. Melancarkan proses pengumpulan informasi.
2. Memungkinkan konselor membuat diagnosis yang akurat.
3. Mengembangkan rencana tindakan yang efektif.
4. Menentukan tepat atau tidaknya konseli menjalani rencana tertentu.
5. Menyederhanakan pencapaian sasaran dan pengukuran kemajuan.
6. Meningkatkan wawasan insight mengenai diri konseli.
7. Mampu menilai lingkungan.
8. Meningkatkan proses konseling dan diskusi yang lebih terfokus dan relevan.
9. Mengindikasikan kemungkinan peristiwa tertentu akan terjadi.
10. Meningkatkan minat, kemampuan, dan dimensi kepribadian.
11. Menghasilkan pilihan-pilihan.
12. Memfasilitasi perencanaan dan pembuatan keputusan
Perlu diketahui bahwa tujuan-tujuan assessment yang telah disebutkan di
atas dapat juga berkembang kepada tujuan lain. Misalnya adalah melalui
assessment, konselor tertantang untuk mengembangkan keahliannya dalam
melakukan penilaian yang relevan dengan masalah konseli. Kemampuan dan
keahlian seorang konselor akan tampak pada saat ia mampu memberikan
penilaian yang benar-benar menggambarkan kondisi konseli yang sebenarnya.

C. Pengertian dan macam asesmen teknik tes dalam bimbingan dan


konseling
A. Asesmen Teknik Tes
Assessment hanya digunakan oleh sebagian konselor yang telah memiliki
sertifikasi untuk menggunakan assessment teknik tes psikopedagogis. Adapun
pengertian assessment teknik tes telah dikemukakan oleh beberapa ahli

6
diantaranya, Cronbach (dalam jurnal asessment bimbingan dan konseling)
menyatakan tes merupakan prosedur sistematis untuk membandingkan tingkah
laku dua orang atau lebih, dan pada tahun (1970-1997) beliau menyempurnakan
pengertian tes sebagai prosedur sistematis yang digunakan untuk mengobservasi
dan menggambarkan tingkah laku dengan menggunakan bantuan skala angka atau
kategori tertentu. Sementara ahli lain, Menurut Anne Anastasi dalam jurnal
assesment bimbingan dan konseling mengemukakan pendapatnya bahwa tes
merupakan suatu pengukuran terhadap suatu sampel tingkah laku yang objektif
dan terstandar. Adapun jenis-jenis assessment teknik tes sebagai berikut:
a. Tes Prestasi
Tes prestasi adalah ukuran tingkat perolehan atau pembelajaran seseorang dalam
suatu subjek atau tugas. Sebagai instrumen pengukuran, tes prestasi sifatnya lebih
langsung daripada tes lainnya. Hasil tes tersebut memberikan pada konseli suatu
gagasan yang baik mengenai apa yang telah mereka pelajari dalam suatu bidang
tertentu dibandingkan dengan apa yang telah dipelajari orang lain. Tes tersebut
memberikan pada konseli tipe informasi yang mereka butuhkan untuk membuat
keputusan penting pada pendidikan dan karir. Jika seorang konseli mempunyai
kemampuan, minat, atau disposisi kepribadian yang cocok untuk bidang karir
yang dipilih, tetapi kurang memiliki pengetahuan atau keahlian, dia dapat
membuat langkah positif untuk membetulkan ketidakefisienan tersebut. Jenis-
jenis tes prestasi yaitu, Stanfort-Binet, WPPSI (The Wechsler Preschool and
Primary Scale of Intelegence), WIC (The Wechsler Intelegence for Children),
WAIS (The Wechsler Adult Intelegence Scale), WBIS (The Wechsler Bellevue
Intelegence Scale), CPM (Colour Progressive Matrics), PMS (The Progressive
Matrics Standard), PMA (The Matrics Advance), dan sebagainya.
b. Tes Bakat
Tes bakat bisa didefinisikan sebagai sifat yang mencirikan kemampuan individu
melakukan performa di wilayah tertentu atau mencapai pembelajaran yang
dibutuhkan bagi perporma di wilayah tertentu. Ini mengasumsikan suatu
kemampuan inheren atau bawaan yang bisa dikembangkan hingga maksimum
lewat pembelajaran atau pengalaman tertentu. Secara teoritis, tes bakat adalah
untuk mengukur potensi seseorang mencapai aktivitas tertentu, akan

7
kemampuannya belajar mencapai aktivitas tersebut. Tes bakat banyak digunakan
para konselor dan pengguna lain karena sanggup:
(a) mengidentifikasi kemampuan potensial yang tidak didasari individu;
(b) mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial individu
tertentu;
(c) menyediakan informasi untuk membantu individu membuat keputusan
pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara alternatif-alternatif yang ada;
(d) membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan yang bisa
diantipasi individu;
(e) berguna untuk mengelompokkan individu-individu dengan bakat yang serupa
bagi tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan.
Jenis-jenis tes bakat yaitu, DAT (Differential Aptitude Test), Flanagan Aptitude
Classification Test, Scholastic Aptitude Test, dan sebagainya.
c. Tes Minat
Tes ini merupakan tes yang mengukur kegiatan/ kesibukan macam apa yang
paling disukai seseorang. Asher dkk dalam jurnal assesment bimbingan dan
konseling mengartikan minat dalam dua hal yaitu:
(1) sebagai kondisi psikologis yang ditandai dengan pemusatan perhatian terhadap
masalah/aktivitas tertentu, atau sebagai kecenderungan untuk memahami suatu
pengalaman yang akan diulang,
(2) sebagai suatu rasa senang yang dihasilkan dari adanya perhatian khusus
terhadap suatu aktivitas.
Whiterington dalam jurnal assesment bimbingan dan konseling mendefinisikan
minat sebagai suatu kesediaan individu terhadap suatu objek, individu, hal, atau
situasi yang berhubungan dengan dirinya. Sedangkan menurut Crow & Crow
dalam jurnal assesment bimbingan dan konseling mengartikan minat sebagai
kekuatan pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian terhadap
objek yang bisa merupakan individu, situasi maupun aktivitas tertentu. Tes ini
bertujuan untuk membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang
kiranya paling sesuai baginya (test of vokasional interest). Pada umumnya hasil
tes minat digunakan dalam 3 bidang terapan, yaitu:

8
(1) konseling karir, pengukuran minat dan bakat dapat membantu tim rekrutmen
perusahaan untuk menempatkan individu sesuai dengan kemampuan dan
ketertarikan pada suatu bidang
(2) konseling pekerjaan, konselor pekerjaan dapat membantu mengidentifikasi
permasalahan yang muncul dari karyawan terkait dengan efektivitas bekerja dari
sesuai atau tidak minat karyawan,
(3) penjurusan siswa, dengan mengetahui minat siswa dan dilengkapi dengan tes
kemampuan lainnya maka dapat membantu siswa memilih jurusan yang sesuai
dengan kemampuan dan minat.
Jenis-jenis Tes Minat yaitu : RMIB, Strong Vocational Interest Blank, dan
sebagainya.
d. Tes Kepribadian
Istilah kepribadian memiliki banyak sekali pemaknaan dan definisinya. Konsep
kepribadian termasuk yang sulit ditangani secara tepat jika berkaitan dengan
pengetasan standar. Karena itu, pengkonstruk tes kepribadian menghadapi
tantangan besar, yaitu menentukan apa definisi kepribadian yang akan mereka
gunakan dan aspek-aspek apa dari definisi kepribadian yang akan diukur. Namun,
secara umum bisa dikatakan kalau dalam terminology psikometri konvensional,
tes kepribadian adalah instrumen untuk mengukur karakteristik emosi, motivasi,
hubungan antar-pribadi, dan sikap, sesuatu yang dibedakan dari bakat dan
keterampilan. Tes ini mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat
kognitif, seperti karakter, gaya temperamen, corak kehidupan emosional,
kesehatan mental, jaringan relasi sosial dengan orang lain, dan aneka bidang
kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Jenis-jenis dari
Tes Kepribadian diantaranya : Rorshach, Wartegg Test, Baum Test, Draw A Man
Test, EPPS (Edward Personal Preferece Schedule), Study of Values, dan
sebagainya.

9
BAB III
SIMPULAN
Menilai atau melakukan assessment merupakan bagian yang sangat
penting dan strategis dalam konseling. Assessment mempunyai multifungsi dalam
proses konseling, diantaranya dapat melaksanakan pendekatan yang sistematik
untuk memperoleh dan mengorganisasikan informasi yang relevan tentang
konseli. Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa apa yang memberikan kontribusi
pada timbulnya masalah konseli.
Waktu pelaksanaan assessment dalam bimbingan dan konseling bersifat
fleksibel, artinya tidak ada batas waktu yang kaku bagi konselor dalam
menentukannya. Efek dari pelaksanaan Assessment dalam bimbingan dan
konseling yang perlu disadari bahwa setiap jenis dan teknik layanan mempunyai
efek positif dan negatif atau mempunyai kekuatan dan kelemahan. Demikian pula
halnya dengan assessment ini juga mempunyai efek positif dan negatif atau
kekuatan dan kelemahan.
Asesmen memiliki peran dan tujuan dalam pelaksanaannya, adapun jenis-
jenis dari asesmen teknik tes dalam bimbingan dan konseling diantaranya : tes
prestasi, tes bakat, tes minat, dan tes kepribadian. Asesmen pun memilik ruang
lingkup diantaranya: Systems assessment, Program planning, Program
Implementation, Program Improvement, dan Program certification

10
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Siti. (2018). Asesmen Individu Teknik Tes dan Non Tes. Tersedia dalam
online.
https://dosen.ikipsiliwangi.ac.id/wpcontent/uploads/sites/6/2018/10/Ases
men-Individu-Teknik-Tes-Non Tes.pdf. (diakses pd tgl 6 April
2020).
Wahyuni,Siti.S. (2016). Assesment dalam Bimbingan dan Konseling. Tersedia
dalam online.
ASSESSMENT DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh:
Siti Wahyuni Siregar, S.Sos.I., M.Pd.I. (diakses pd tgl 6 april 2020).
Adiputra, Sofwan. (2012). Asesmen dalam BK. Tersedia dalam online
https://bkpemula.wordpress.com/2012/01/29/assesmen-dalam-bk/.
(diakses pd tgl 6 april 2020)

11

Anda mungkin juga menyukai