Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

MATA KULIAH ASESMEN DALAM BK


(Asesmen Penyusunan Profil Siswa)

KELOMPOK 8

Andi Firdawati 220015301007


Arliady 220015301010
Edil Wijaya Nur 220015301014
Hajra Niswati B 220015301038
Nuraidah 220015301039

BIMBINGAN DAN KONSELING


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah “Asesmen dalam BK” yang telah
memberikan tugas kepada kami. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok 8 karena telah meluangkan waktu dan fikiran demi
terselesaikannya makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi serta ilmu
pengetahuan yang baik bagi yang membaca dan mengikuti diskusi. Sebagai penyusun,
kami merasa bahwa makalah kami masih memiliki kekurangan dalam penyusunannya
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu, kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan dari pembaca dan teman diskusi guna
kesempurnaan dari makalah.

Makassar, 18 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

A. BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
4. Manfaat Penulisan..........................................................................................2

B. BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3


1. Urgensi dan Pengertian Asesmen Profil Siswa ............................................ 3
2. Aspek-aspek Pribadi Individu.............................................................5
3. Unsur-unsur Catatan dalam Profil Siswa............................................10
4. Alat Penyimpanan Data.......................................................................13

5. Contoh Instrumen Dalam Asesmen Profil Siswa................................14

C. BAB III PENUTUP ............................................................... ..........................16

Kesimpulan ..................................................................................................... 16

Saran.................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ ....21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen dalam pendidikan berfungsi untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi siswa, sebagai bahan untuk menentukan atau menyusun
program yang susesia dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan
informasi dari hasil asesmen seorang guru akan dapat menyusun program
pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan objektif dari siswa
tersebut. Oleh sebab itu, kedudukan asesmen sangat penting karena melalui hasil
asesmen dapat memperhatikan berbagai perbedaan yang terdapat pada siswa yang
satu dengan yang lainnya. Apabila proses pembelajaran tidak sesuai dengan
kebutuhan dan karakteristik siswa, maka guru akan kesulitan untuk mengarahkan
siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Hal tersebut
dikarenakan program yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan siswa. Untuk
itu, pendidikan harus berorientasi pada kompetensi yang dikuasai sebagai tujuan
pendidikan agar lebih bermanfaat atau lebih fungsionalis.
Mengenali kemampuan dan karakteristik siswa merupakan komponen
pertama dalam kompetensi pedagogi, tetapi seringkali terlupakan oleh seorang
pendidik. Untuk mengenali potensi dan karater siswa maka langkah awal yang perlu
untuk dilakukan mengenali siswa melalui profil siswa. Dengan profil siswa tersebut,
guru akan mengetahui lebih detail mengenai siswa serta dapat memahami karakter
dari siswa yang dihadapi dengan menganalisis permasalahannya dan disesuaikan
dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi yang
dimiliki oleh siswa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian asesmen profil siswa?

2. Apa saja aspek-aspek pribadi individu yang perlu diperhatikan dalam asesmen
profil siswa?

1
2

3. Apa saja unsur-unsur catatan data pribadi dalam asesmen profil siswa?

4. Apa saja alat penyimpanan data dalam asesmen profil siswa?


5. Bagaimana contoh instrumen dalam asesmen profil siswa?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi asesmen profil siswa.

2. Untuk mengetahui aspek-aspek pribadi individu yang harus diperhatikan dalam


asesmen profil siswa.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur catatan data pribadi dalam asesmen profil siswa.
4. Untuk mengetahui alat penyimpanan data dalam asesmen profil siswa.
5. Untuk mengetahui contoh instrumen dalam asesmen profil siswa.

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Melalui tulisan ini, pembaca dapat mengetahui aspek pribadi individu, unsur
catatan data pribadi, alat penyimpanan data, teknik memahami individu, dan
contoh instrumen dalam asesmen profil siswa.
2. Manfaat Praktis
Melalui tulisan ini akan memudahkan pagi praktisi yang akan mengembangkan
penyususnan instrumen dalam asesmen profil siswa karena dalam tulisan ini
disajikan teknik serta contoh instrumen asesmen profil siswa.
3

BAB II
PEMBAHASAN

1. Urgensi dan Pengertian Asesmen Profil Siswa


Pemberian bimbingan akan efektif jika didasarkan pada data yang akurat.
Berdie (Supriatna, 2011) menyatakan bahwa jika konselor ingin melakukan kegiatan
bimbingan secara efektif atau melakukan kerja apa saja dengan konseli, maka
konselor harus mengetahui segala sesuatu yang ada pada konselinya tersebut. Lebih
banyak informasi yang diketahui, maka konselor akan dapat bekerja dengan lebih
baik dengan konselinya. Oleh karena itu, sebelum konselor memberikan terapi atau
penyelesaian masalah kepada seorang konseli, perlu dilakukan terlebih dahulu
asesmen, yaitu menilai atau mengenali konseli secara mendalam dari berbagai aspek.
Hal ini sangat penting karena semakin banyak konselor mengenal konseli, maka
semakin sukses pula tugas sebagai konselor. Setiap konselor tidak dibenarkan
terburu-buru dalam menangani kasus atau persoalan yang dihadapi oleh seseorang
sebelum mengenal secara rinci tentang konseli tersebut serta persoalan yang sedang
dihadapinya.
Menilai atau melakukan asesmen merupakan bagian yang sangat penting dan
strategis dari konseling. Asesmen mempunyai aspek multifungsi dalam proses
konseling, diantaranya dapat melaksanakan pendekatan yang sistematik untuk
memperoleh dan mengorganisasikan informasi yang relevan tentang konseli.
Mengidentifikasikan peristiwa-peristiwa apa yang memberikan kontribusi pada
timbulnya masalah konseli. Pelaksanaan asesmen merupakan hal yang penting dan
harus dilakukan dengan berhati-hati sesuai dengan kaidahnya. Kesalahan dalam
mengidentifikasi masalah karena asesmen yang tidak memadai akan menyebabkan
treatment gagal; atau bahkan dapat memicu munculnya konsekuensi dari treatment
yang merugikan diri konseli. Susanti & Fitriani (2022) menemukan bahwa kedudukan
asesmen belum terlalu penting karena keterbatasan guru bimbingan dan konseling
dalam menyusun, melaksanakan, dan menginterpretasikan asesmen yang ada. Hal ini
menyebabkan sebagian sekolah menyusun program layanan belum berdasarkan pada
asesmen yang telah dilakukan.
4

Konselor sebagai jabatan profesi dalam bekerja tentu harus mampu


menggunakan asesmen sebagai alat yang menunjang profesinya, seperti halnya dokter
dalam bekerja dalam keperluan diagnosis pasien dengan menggunakan alat kerja
seperti stateskop, gunting, jarum suntik, alat ukur tensi, thermometer. Demikian juga
konselor sebagai jabatan profesi guna mendiagnosis siswa/klien guna mengetahi latar
belakang kekuatan dan kelemahan serta permasalahan siswa tentunya juga harus
memiliki alat ungkap yang dimaksud. Menurut Hermawan (2022) urgensi asesmen
dalam bimbigan dan konseling sudah tentu tidak diragukan, sebagaimana diketahui
guru BK ataupun konselor akan membutuhkan asesmen untuk mendapatkan data dan
informasi klien. Dalam bimbingan dan Konseling assesment merupakan kegiatan
mengukur yang dilaksanakan oleh guru BK atau konselor dalam proses layanan
bimbingan dan konseling sebelum, selama dan setelah layanan dilaksanakan atau
berlangsung (Aji et al, 2020).
Rosenberg (Fitriana et al, 2021) menjelaskan bahwa asesmen merupakan
proses pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan
dan keputusan yang terkait dengan peserta didik. Fransiska (Asmita & Fitriani, 2022)
menjelaskan bahwa pengertian asesmen adalah metode yang digunakan konselor agar
paham dan mampu mengevaluasi ciri, kemampuan instrumen tes dan non tes.
Sedangkan Amua-Sekyi (2016) memaparkan bahwa asesmen didefinisikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mendapatkan informasi yang
dapat digunakan untuk mengubah pengajaran dan pembelajaran.
Profil siswa adalah kumpulan data tentang latar belakang, kehidupan sosial,
gaya belajar, bakat dan minat, kelemahan, lingkungan belajar, dan kemajuan
akademik dari seorang siswa (Kraivixien et al, 2014). Hanifah & Fatmawati
(Wijayanti & Fatmawati, 2020) profil data siswa merupakan sebuah informasi
spesifik yang memudahkan kita untuk mengelola dan melihat perkembangan diri
yang dicapai siswa. Dengan demikian dapat kita batasi definisi tentang asesmen profil
siswa sebagai proses pengumpulan informasi tentang latar belakang, Kehidupan
sosial, gaya belajar, bakat dan minat, kelemahan, lingkungan belajar serta kemajuan
akademik siswa untuk digunakan dalam membuat keputusan mengenai peserta didik.
5

2. Aspek-aspek Pribadi Individu


a. Perkembangan Individu
Pada hakekatnya individu adalah makhluk yang sedang mengalami proses
tumbuh dan berkembang, baik secara fisik maupun psikis. Proses perkembangan
individu ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam
dirinya sendiri dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut faktor-faktor
tersebut saling berinteraksi menuju kematangan melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu. setiap individu mempunyai dorongan yang kuat untuk
menjadi matang, produktif, dan dapat berdiri sendiri. Kematangan tersebut
meliputi kematangan fisik, kejiwaan, dan sosialnya.
Proses perkembangan ini tidaklah berlangsung secara otomatis melainkan
melalui proses belajar dan juga tergantung pada tempo dan irama perkembangan.
dari tidak bisa menjadi bisa, setapak demi setapak individu berkembang, Dan
kadangkala mengalami penyimpangan, kadangkala berkembang secara cepat dan
Adakalanya seakan-akan berhenti pada suatu tahap. Kondisi semacam ini sering
dipandang sebagai proses perkembangan yang tidak wajar sehingga menimbulkan
tingkah laku yang tidak wajar maupun salah penyesuaian. Karena itulah masa
perkembangan ini sangat penting untuk dikenal dan dipahami oleh konselor.
Menurut Rahardjo & Gudnanto (2013) dalam hubungannya dengan
pemahaman individu konselor harus memperhatikan prinsip-prinsip
perkembangan yaitu:
1. Hasil proses belajar tergantung pada tingkat kematangan yang dicapai. proses
belajar dapat berhasil dengan baik jika dilakukan pada saat kematangan
individu itu tiba. Demikian pula sebaliknya, proses pematangan akan
tergantung dari usaha-usaha belajar.
2. Tempo perkembangan berlangsung cepat pada tahun-tahun permulaan. pada
masa permulaan perkembangan seperti masa bayi, masa kanak-kanak dan
Pemuda, proses perkembangan tampak berlangsung dengan cepat. Tetapi
setelah masa itu perkembangan berlangsung lambat.
6

3. Setiap individu memiliki tempo perkembangan. Dalam aspek-aspek tertentu


individu mempunyai kecepatan perkembangan sendiri. individu yang satu
dengan yang lain, berbeda Meskipun ada juga yang sama.
4. Perkembangan individu mengikuti pola umum. individu yang normal
memiliki pola perkembangan yang sama atau relatif seragam dengan individu
lain, Sejak masa bayi sampai masa dewasanya.
5. Faktor pembawaan dan lingkungan sama kuat pengaruhnya terhadap proses
perkembangan. perkembangan individu dipengaruhi faktor pembawaan dan
lingkungannya. pembawaan yang baik akan berkembang dengan lancar jika
ditunjang oleh lingkungan yang baik pula. sebaliknya pembawaan yang
kurang memadai dapat berkembang dengan baik karena lingkungannya
kondusif.
6. Perkembangan dapat mengalami kemunduran dan dapat pula dipercepat.
perkembangan merupakan integrasi atau penggabungan berbagai aspek
perkembangan khusus. dan sebaliknya merupakan diferensiasi,
perkembangan merupakan aspek-aspek perkembangan yang bersifat umum.

b. Perbedaan Individu
Pada hakikatnya setiap individu berbeda secara khas satu sama lain, ciri-
ciri fisik maupun dinamika psikisnya. Perbedaan ini dalam psikologi dikenal
dengan istilah individual differences ( perbedaan individu). Perbedaan-perbedaan
individu tersebut menghendaki agar perlakuan pendidikan pada umumnya serta
bimbingan dan konseling khususnya menyesuaikannya secara spesifik,
khususnya dalam membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
perbedaan individu ini dapat bersumber dari faktor pembawaan maupun
lingkungan yang membentuk pribadi individu tersebut.
Wahidah (2019) menuliskan bahwa ada empat aspek perbedaan individu
yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pemahaman mengenai diri
peserta didik:
1. Perbedaan Fisik-Motorik.
Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada
7

aspek-aspek yang teramati oleh panca indra, seperti bentuk atau tinggi
badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara
atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspek-aspek fisik yang tidak
dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah
diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari,
golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya.
2. Perbedaan Inteligensi.
Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau
intelektual dan merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada
tingkatan yang lebih tinggi. Para ahli mendefinisikan dan
merumuskan istilah intelegensi secara beragam, namun sebagian besarnya
sepakat bahwa definisi dan rumusan istilah intelegensi memiliki sejumlah
kualitas tertentu seperti bersifat adaptif, berkaitan dengan kemampuan belajar,
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya dan proses mental yang terjadi
dalam diri seseorang.
3. Perbedaan Kecakapan Bahasa
Perbedaan individual dalam perkembangan dan kecakapan bahasa
anak ini telah menjadi wilayah pengkajian dan penelitian yang menarik bagi
sejumlah psikolog dan pendidik. Banyak penelitian eksperimen telah
dilakukan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan dalam penguasaan bahasa anak. Dari sejumlah hasil penelitian
tersebut diketahui bahwa faktor nature dan nuture individu itu bervariasi,
maka pengaruhnya terhadapperkembangan bahasa juga bervariasi.
4. Perbedaan Psikologis
Perbedaan individual peserta didik juga terlihat dari aspek
psikologinya. Ada anak yang mudah tersenyum, ada anak yang mudah
marah, ada yang berjiwa sosial, ada yang sangat egoistis, ada yang
cengeng, ada yang pemalas, ada yang rajin, ada yang pemurung dan
sebagainya. Persoalan psikologis memang sangat kompleks dan sangat
sulit dipahami secara tepat, sebab menyangkut apa yang ada di dalam
jiwa dan perasaan peserta didik.
8

c. Kepribadian Individu
1) Inteligensi
Intelijensi atau kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting
dalam pendidikan. Prestasi belajar seorang siswa antara lain ditentukan oleh
tingkat kecerdasannya. walaupun anak mempunyai semangat dan dorongan
yang menggebu-gebu untuk mencapai prestasi yang tinggi, orang tua
memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai, tetapi jika tingkat
kecerdasannya terbatas, kecil kemungkinannya ia mencapai prestasi belajar
yang tinggi.
Tingkat kecerdasan ditentukan oleh bakat bawaan dan faktor
lingkungan. Hereditas merupakan gen yang diturunkan oleh orang tuanya
sedangkan yang termasuk lingkungan adalah semua pengalaman dan
pendidikan yang pernah diperoleh seseorang terutama pada tahun-tahun
pertama dalam kehidupan mempunyai dampak yang kuat terhadap kecerdasan
seseorang. secara umum intelegensi dapat dirumuskan sebagai sebuah
kemampuan untuk berpikir abstrak, kemampuan untuk menangkap
hubungan-hubungan dan untuk belajar, dan kemampuan untuk menyesuaikan
diri terhadap situasi situasi baru.
Konselor hendaknya dapat mengetahui dan memahami intelegensi
peserta didiknya sehingga dapat memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada siswa agar berkembang prestasi belajarnya. Pemahaman
terhadap inteligensi juga memungkinkan konselor untuk memberikan layanan
penempatan dan penyaluran bagi siswa-siswa yang tergolong kurang mampu
agar menekuni dan mengembangkan latihan-latihan keterampilan yang sesuai
dengan tingkat intelegensinya
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol dari berbagai jenis
yang dimiliki seseorang, kemampuan khusus itu biasanya berbentuk
keterampilan atau sesuatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus dalam
bidang seni, musik suara, olahraga, matematika, bahasa dan sosial agama dan
sebagainya (Badwi, 2018). Ansar & Baloch (2018) menjelaskan bahwa bakat
9

adalah kualitas yang diinginkan setiap orang, hal yang sama seperti organisasi
juga membutuhkan orang dengan bakat yang tepat. Teknologi, penemu,
pengusaha, seniman, aktor dan aktris, penyanyi, tenor, olahragawan,
kaligrafer, pelukis, guru, pembicara dan orang-orang di banyak bidang lainnya
telah menunjukkan keterampilan yang sangat baik karena memiliki bakat di
bidang itu.
Apa perbedaan antara bakat dengan kemampuan serta prestasi? bagi
seorang pendidik pertanyaan tersebut mempunyai arti penting. Bakat yang
diartikan sebagai attitude merupakan suatu kemampuan bawaan, sebagai
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
Berbeda dengan Bakat, kemampuan Merupakan daya untuk melakukan suatu
tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan
menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilakukan sekarang, Sedangkan
bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan
di masa yang akan datang. bakat dan kemampuan menentukan prestasi
seseorang. Orang yang berbakat hitung menghitung diperkirakan akan
mampu mencapai prestasi yang tinggi dalam bidang yang memerlukan
hitungan seperti matematika, Fisika, kimia dan akuntansi. Jadi prestasi
merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.
3) Minat
Minat adalah ketertarikan perasaan seseorang terhadap suatu objek
(Rahardjo & Gudnanto, 2013). Minat merupakan aspek pribadi individu yang
juga perlu dikenali dan dipahami oleh seorang guru BK. Sebab minat dapat
menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu dipengaruhi oleh
macam dan intensitas minatnya. Siswa yang berminat terhadap matematika
misalnya, akan bekerja keras untuk mencapai prestasi atau nilai yang tinggi
dalam matematika. Sebaliknya anak yang tidak berminat dengan matematika
dia akan malas – bahkan mungkin saja sama sekali tidak mau– mempelajari
matematika. Ia tidak peduli berapapun nilai Matematika yang diperolehnya.
Minat dapat menimbulkan kepuasan. Seorang anak cenderung untuk
mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari oleh minat. Namun
10

demikian minat sangat banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan


dibandingkan dengan dari dalam dirinya terutama bagi anak-anak remaja.
Sering terjadi seorang anak berminat untuk melakukan sesuatu hanya karena
ikut-ikutan temannya, karena dorongan orang tuanya, bukan karena didorong
oleh minatnya sendiri. jadi minat dapat dibentuk oleh pendidik. Karena itulah
konselor mempunyai tugas untuk mengenal dan menimbulkan minat yang
berasal dari dalam diri individu agar minat siswa terhadap pelajaran positif
sehingga siswa dapat mencapai prestasi seoptimal mungkin.

3. Unsur-unsur Catatan dalam Profil Siswa


Jika dilihat dari tujuan assessment profil siswa di mana proses tersebut
dilakukan untuk memperoleh informasi atau keterangan-keterangan yang lengkap
dan menyeluruh tentang pribadi konseling maka akan timbul pertanyaan bahwa
dari manakah informasi tersebut akan kita dapatkan. Sebagian dari kita akan
menjawab bahwa informasi tersebut didapatkan dari konseling itu sendiri. Tapi
perlu diketahui bahwa pengumpulan data tentang pribadi konseling bukan berarti
data tersebut hanya dapat diperoleh dari konseling itu saja melainkan juga dari
pihak lain yang dapat dipercaya dan dapat memberikan keterangan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
a. Konseli itu sendiri
Konseli itu sendiri merupakan sumber data yang utama dari konseli lah
konselor dapat memperoleh data langsung dari tangan pertama atau dapat
dikatakan sebagai sumber data primer. Keuntungannya; konselor dapat
memperoleh data Yang masih asli dan berharga, karena dapat
menggambarkan secara langsung pribadi konseling. Kekurangannya; pada
umumnya konseling dengan sengaja tidak terbuka, sehingga data tentang
dirinya yang dianggap sebagai kelemahan atau kekurangan tidak ingin
diketahui oleh orang lain dan karena itu konseling tidak memberikan
Keterangan atau informasi yang sebenarnya.
b. Orang tua
Orang tua merupakan sumber data yang tidak langsung atau Sumber data
11

sekunder. Tetapi orang tua merupakan sumber data sekunder yang paling
dapat dipercaya. Sebab orang tua lah yang paling tahu tentang diri anak
dibandingkan dengan sumber data lainnya. Keuntungannya; konselor dapat
memperoleh data untuk melengkapi dan mengecek kebenaran data yang
diperoleh dari konseling. Kekurangannya; pada umumnya orang tua
cenderung tidak memberikan keterangan yang sebenarnya atau sengaja tidak
memberikan keterangan mengenai anaknya karena merasa malu.
c. Guru dan Staf sekolah
Sebagaimana orang tua, guru dan staf sekolah merupakan sumber data
sekunder yang cukup dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebab
mereka lebih mengenal peserta didik, khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan kegiatan dan prestasi akademiknya. Keuntungannya; dapat
menghimpun data akademik siswa baik waktu lampau (di sekolah sebelumnya
atau di kelas sebelumnya), sekarang, dan cita-cita pendidikan maupun
karirnya yang akan datang. Kekurangannya; tidak semua guru dan staf
sekolah mengetahui dan mempunyai data tentang konseling.
d. Saudara dan Teman sekolah
Saudara dan teman sekolah merupakan sumber data sekunder yang dapat
memberikan keterangan tentang konseling, terutama tentang hal-hal yang
tidak diketahui atau disembunyikan dari orang tua dan guru. Keuntungannya;
konselor dapat memperoleh data khusus yang kadang dengan sengaja
disembunyikan kepada orang tua dan guru sebagaimana sudah disebutkan
dalam pembahasan sebelumnya. Kekurangannya; kadang mereka dengan
sengaja menutupi atau memberikan keterangan yang tidak sebenarnya karena
perasaan senasib atau Solidaritas
e. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di luar keluarga dan di luar
sekolah. lingkungan juga merupakan sumber data sekunder yang dapat
memberikan informasi yang mungkin tidak kita peroleh di keluarga atau
sekolah yang termasuk dalam lingkungan ini antara lain organisasi,
komunitas, dokter rumah sakit atau puskesmas, kepolisian dan tokoh
12

masyarakat. Keuntungannya; konselor dapat melengkapi data yang tidak


diperoleh dari dalam keluarga atau sumber lainnya. Kekurangan; sumber
data ini adalah tidak dapat memberikan gambaran secara langsung mengenai
diri konseli.
Menurut Rahardjo & Gudnanto (2013) jenis data dan unsur-unsurnya yang
perlu dikumpulkan dan dihimpun oleh guru BK adalah sebagai berikut:
1) Identitas konseli, meliputi unsur-unsur seperti nama, nomor induk absen,
kelas, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, kegemaran, suku bangsa,
agama, alamat, tanggal masuk sekolah, bahasa sehari-hari di rumah, dan
anak keberapa dalam keluarga.
2) Identitas orang tua, meliputi unsur-unsur seperti nama orang tua, tempat dan
tanggal lahir (umur), agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan
bahasa sehari-hari.
3) Keadaan dan latar belakang keluarga, meliputi unsur-unsur seperti nama
masing-masing anggota keluarga, jenis kelamin, tempat dan tanggal
lahir, jumlah keluarga yang masih hidup dan yang sudah
meninggal, pendidikan, pekerjaan, kedudukan dalam keluarga, bahasa sehari-
hari yang digunakan, tingkat ekonomi keluarga atau pendapatan kedua orang
tua.
4) Lingkungan sosial, meliputi unsur-unsur seperti kebersihan lingkungan, letak
rumah, taraf hidup masyarakat sekitar, kehidupan beragama dan hubungan
sosial masyarakat sekitar.
5) Data psikis, meliputi beberapa aspek seperti aspek intelektual (tingkat
kecerdasan, bakat khusus, kapasitas Ingatan), aspek emosional (mudah
terpengaruh, pendiam, Teguh pendirian, atau suka menyerang pendapat
orang lain), aspek kebiasaan ( kebiasaan hidup sehari-hari, kebiasaan
belajar, kegemaran, dan kegiatan di waktu luang), dan aspek cita-cita ( cita-
cita lanjut studi, pekerjaan dan kehidupannya akan datang)
6) Prestasi belajar, meliputi unsur-unsur seperti nilai-nilai ulangan, nilai
kegiatan ekstrakurikuler, nilai ujian, prestasi yang menonjol dan prestasi
yang kurang (di dalam dan di luar sekolah)
13

7) Data pendidikan, meliputi unsur-unsur seperti pendidikan sejak dari taman


kanak-kanak sampai sekarang yang mencakup; tahun pertama kali masuk di
setiap jenjang sekolah, pernah tinggal kelas atau tidak dan di kelas berapa,
tahun lulus, lamanya sekolah di tingkat pendidikan tersebut serta kursus-
kursus atau pelatihan yang pernah diikuti.
8) Data kesehatan jasmani, meliputi unsur-unsur seperti berat dan tinggi badan,
kesehatan mata, kulit, gigi dan THT, sikap dan bentuk badan, Kebersihan
tubuh, penyakit yang sering diderita, penyakit kronis yang pernah diderita,
pernah diopname di rumah sakit atau tidak, dokter yang biasa merawat,
nomor atau fotocopy kartu BPJS jika memiliki.

4. Alat Penyimpanan Data


Penyimpanan data profil siswa dalam layanan Bimbingan dan Konseling
(BK) sangat penting karena memungkinkan para konselor dan pengurus sekolah
untuk memahami dan membantu siswa secara lebih efektif. Data ini mencakup
informasi tentang prestasi akademik, keterampilan, minat, kebutuhan khusus,
riwayat kesehatan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan
siswa.
Dengan menyimpan data profil siswa yang akurat dan terbaru, konselor
BK dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif dalam mengatasi masalah
siswa dan membantu mereka mencapai tujuan akademik dan karir. Misalnya, jika
seorang siswa memiliki kesulitan belajar atau masalah pribadi, konselor BK dapat
mengacu pada data profil siswa untuk mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk
membantu siswa tersebut. Oleh sebab itu, kita harus menyimpan data tersebut
dengan baik. Ada beberapa alternatif dokumentasi data profil siswa yang tersedia
di era 4.0 ini, yakni sebagai berikut:
a. Hard disk internal: Alat penyimpanan data ini terdapat pada komputer atau
laptop yang digunakan oleh petugas BK. Data profil siswa dapat disimpan di
sini untuk kemudahan akses dan pengelolaan.
14

b. Hard disk eksternal: Alat penyimpanan data ini dapat dipindahkan dari satu
komputer ke komputer lainnya. Data profil siswa dapat disimpan di sini agar
dapat diakses di mana saja.
c. Flashdisk: Alat penyimpanan data yang kecil dan mudah dibawa ke mana
saja. Data profil siswa dapat disimpan di sini untuk kemudahan akses saat
bepergian.
d. Cloud storage: Alat penyimpanan data yang memungkinkan data disimpan
secara online. Layanan seperti Google Drive, Dropbox, dan OneDrive dapat
digunakan untuk menyimpan profil siswa. Hal ini memungkinkan akses data
profil siswa di mana saja dan dari berbagai perangkat.
e. Server: Alat penyimpanan data yang biasanya digunakan pada lembaga atau
organisasi besar. Server ini dapat digunakan untuk menyimpan data profil
siswa secara terpusat dan diakses oleh banyak petugas BK.

5. Contoh Instrumen Asesmen Profil Siswa


15
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Definisi tentang asesmen profil siswa sebagai proses pengumpulan informasi tentang
latar belakang, Kehidupan sosial, gaya belajar, bakat dan minat, kelemahan, lingkungan
belajar serta kemajuan akademik siswa untuk digunakan dalam membuat keputusan
mengenai peserta didik.
 Aspek-aspek Pribadi Individu meliputi :
a. Perkembangan Individu
Pada hakikatnya individu adalah makhluk yang sedang mengalami proses tumbuh dan
berkembang, baik secara fisik maupun psikis. Proses perkembangan individu ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri dan
faktor yang berasal dari luar individu tersebut faktor-faktor tersebut saling berinteraksi
menuju kematangan melalui tahap-tahap perkembangan tertentu. setiap individu
mempunyai dorongan yang kuat untuk menjadi matang, produktif, dan dapat berdiri
sendiri. Kematangan tersebut meliputi kematangan fisik, kejiwaan, dan sosialnya.
b. Perbedaan Individu
Pada hakikatnya setiap individu berbeda secara khas satu sama lain, ciri-ciri fisik
maupun dinamika psikisnya. Perbedaan ini dalam psikologi dikenal dengan istilah
individual differences ( perbedaan individu). Perbedaan-perbedaan individu tersebut
menghendaki agar perlakuan pendidikan pada umumnya serta bimbingan dan konseling
khususnya menyesuaikannya secara spesifik, khususnya dalam membantu individu
mencapai perkembangan yang optimal. perbedaan individu ini dapat bersumber dari
faktor pembawaan maupun lingkungan yang membentuk pribadi individu tersebut.
c. Kepribadian Individu meliputi :
- Inteligensi
Intelijensi atau kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dalam
pendidikan. Prestasi belajar seorang siswa antara lain ditentukan oleh tingkat
kecerdasannya. walaupun anak mempunyai semangat dan dorongan yang
17

menggebu-gebu untuk mencapai prestasi yang tinggi, orang tua memberikan


dukungan dan fasilitas yang memadai, tetapi jika tingkat kecerdasannya terbatas,
kecil kemungkinannya ia mencapai prestasi belajar yang tinggi.
- Bakat
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol dari berbagai jenis yang dimiliki
seseorang, kemampuan khusus itu biasanya berbentuk keterampilan atau sesuatu
bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus dalam bidang seni, musik suara, olahraga,
matematika, bahasa dan sosial agama dan sebagainya.
- Minat
Minat adalah ketertarikan perasaan seseorang terhadap suatu objek (Rahardjo &
Gudnanto, 2013). Minat merupakan aspek pribadi individu yang juga perlu dikenali
dan dipahami oleh seorang guru BK. Sebab minat dapat menjadi kekuatan motivasi.
Prestasi seseorang selalu dipengaruhi oleh macam dan intensitas minatnya. Siswa
yang berminat terhadap matematika misalnya, akan bekerja keras untuk mencapai
prestasi atau nilai yang tinggi dalam matematika.

 Unsur-unsur Catatan dalam Profil Siswa meliputi :


a. Konseli itu sendiri
Konseli itu sendiri merupakan sumber data yang utama dari konseli lah konselor
dapat memperoleh data langsung dari tangan pertama atau dapat dikatakan
sebagai sumber data primer.
b. Orang tua
Orang tua merupakan sumber data yang tidak langsung atau Sumber data
sekunder. Tetapi orang tua merupakan sumber data sekunder yang paling dapat
dipercaya. Sebab orang tua lah yang paling tahu tentang diri anak dibandingkan
dengan sumber data lainnya.
c. Guru dan Staf sekolah
Sebagaimana orang tua, guru dan staf sekolah merupakan sumber data sekunder
yang cukup dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebab mereka lebih
mengenal peserta didik, khususnya dalam hal yang berkaitan dengan kegiatan dan
prestasi akademiknya.
18

d. Saudara dan Teman sekolah


Saudara dan teman sekolah merupakan sumber data sekunder yang dapat
memberikan keterangan tentang konseling, terutama tentang hal-hal yang tidak
diketahui atau disembunyikan dari orang tua dan guru
e. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan di luar keluarga dan di luar sekolah.
lingkungan juga merupakan sumber data sekunder yang dapat memberikan informasi
yang mungkin tidak kita peroleh di keluarga atau sekolah yang termasuk dalam
lingkungan ini antara lain organisasi, komunitas, dokter rumah sakit atau
puskesmas, kepolisian dan tokoh masyarakat.

 Alat Penyimpanan Data


Penyimpanan data profil siswa dalam layanan Bimbingan dan Konseling
(BK) sangat penting karena memungkinkan para konselor dan pengurus sekolah
untuk memahami dan membantu siswa secara lebih efektif. Data ini mencakup
informasi tentang prestasi akademik, keterampilan, minat, kebutuhan khusus, riwayat
kesehatan, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan siswa.
Dengan menyimpan data profil siswa yang akurat dan terbaru, konselor BK
dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif dalam mengatasi masalah siswa dan
membantu mereka mencapai tujuan akademik dan karir. Misalnya, jika seorang
siswa memiliki kesulitan belajar atau masalah pribadi, konselor BK dapat mengacu
pada data profil siswa untuk mencari tahu bagaimana cara terbaik untuk membantu
siswa tersebut. Oleh sebab itu, kita harus menyimpan data tersebut dengan baik. Ada
beberapa alternatif dokumentasi data profil siswa yang tersedia di era 4.0 ini, yakni
sebagai berikut:
a. Hard disk internal: Alat penyimpanan data ini terdapat pada komputer atau
laptop yang digunakan oleh petugas BK. Data profil siswa dapat disimpan di
sini untuk kemudahan akses dan pengelolaan.
19

b. Hard disk eksternal: Alat penyimpanan data ini dapat dipindahkan dari satu
komputer ke komputer lainnya. Data profil siswa dapat disimpan di sini agar
dapat diakses di mana saja.
c. Flashdisk: Alat penyimpanan data yang kecil dan mudah dibawa ke mana saja.
Data profil siswa dapat disimpan di sini untuk kemudahan akses saat
bepergian.
d. Cloud storage: Alat penyimpanan data yang memungkinkan data disimpan
secara online. Layanan seperti Google Drive, Dropbox, dan OneDrive dapat
digunakan untuk menyimpan profil siswa. Hal ini memungkinkan akses data
profil siswa di mana saja dan dari berbagai perangkat.
e. Server: Alat penyimpanan data yang biasanya digunakan pada lembaga atau
organisasi besar. Server ini dapat digunakan untuk menyimpan data profil
siswa secara terpusat dan diakses oleh banyak petugas BK.

 Contoh Instrumen Asesmen Profil Siswa


20

B. Saran
Dengan adanya asesmen penyusunan profil siswa diharapkan dapat menuntun
terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan yang akan
dicapai sesuai tujuan umum dan khusus. Agar proses pelayanan dapat berjalan dengan
baik, maka semua pihak yang terkait dalam bimbingan dan konseling di sekolah harus
menjalankan tugasnya masing.
21

DAFTAR PUSTAKA

Aji, B.S., Emilia, N., Nuri, C.H., Ahmat, A.A. & Carak, P.B. (2020). “Pengembangan
Asesmen Berbasis Teknologi Untuk Keberlangsungan BK Ditengah Pandemi
Covid-19.” Seminar Nasional Daring IIBKIN 2020 “Penggunaan Asesmen
Dan Tes Psikologi Dalam Bimbingan Dan Konseling di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru” 98–103.
Amua-Sekyi, E.T. (2016). Assessment, Student Learning and Classroom Practice: A
Review. Journal of Education and Practice, 7(21), 1-6.
Asmita, W., & Fitriani, W. (2022). Analisis Konsep Dasar Assesmen Bimbingan Dan
Konseling Dalam Konteks Pendidikan. Jurnal Mahasiswa BK An-Nur:
Berbeda, Bermakna, Mulia, 8(2), 129-134.
Ansar, N. & Baloch, A. (2018). Talent and Talent Management: Definition and
Issues. IBT Journal of Business Studies, 14(2), 174-186.
Badwi, A. (2018). Pengaruh bakat dalam pencapaian prestasi belajar. Ash-Shahabah:
Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, 4(2), 204-208.
Fitriana, F., Yulianti, Y., Yusuf, A. M., & Daharnis, D. (2021). Urgensi asesmen
dalam bimbingan dan konseling dalam menyiapkan generasi
berkualitas. SCHOULID: Indonesian Journal of School Counseling, 6(3),
259-264.
Hermawan, R. (2022). “Inovasi Layanan Bimbingan Dan Konseling Masa Pandemi
Covid-19.” Coution : Journal of Counseling and Education, 3, 28–40.
Kraivixien, D., Wongwanich, S., & Sujiva, S. (2014). “Concepts of Setting and
Utilizing Student Profile”. 5 th World Conference on Educational Sciences -
WCES 2013. 1689 – 1695.
Supriatna, M. (2011). Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Susanti, T., & Fitriani, W. (2022). Urgensi Asesmen dalam Penyusunan Program
Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Menengah Atas: Sebuah Studi
Kualitatif. Al-Isyraq: Jurnal Bimbingan, Penyuluhan, dan Konseling
Islam, 5(2), 163-172.
22

Wahidah. (2019). Memahami Perbedaan Individu Pebelajar dalam Proses Belajar


Mengajar. At-Tarbawi : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan, 6(2),
108-123.
Wijayanti, S., & Azizah Fatmawi, S. T. (2020). Sistem Informasi Profil Siswa dan
Bimbingan Konseling Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Program Khusus
Kartasura (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai