Anda di halaman 1dari 37

PRATIKUM BIMBINGAN KONSELING KARIR KONSELING KARIR Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum

Bimbingan Konseling Karir

Dosen Pengampu : Prof. Dr. I Ketut Dharsana, M.Pd., Kons.

Disusun Oleh : I Made Sumadiyasa ( 1011011103 )

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013

RP-BK KARIR RENCANA PELAYANAN BK KARIR LEMBAR PENGESAHAN

Identitas Calon Konselor Nama Calon Konselor Lembaga Tempat/Tanggal Lahir Alamat Asal No. Hp Semester Identitas Konseli Nama Konseli NIM Tempat/Tanggal Lahir Alamat Asal No. Hp Identitas Dosen Vak Nama Dosen Vak No. Hp Vak Praktikan : Prof. Dr. Ketut Dharsana, M.Pd., Kons. : 081805307898 : Praktikum Bimbingan Konseling Karir : I Ketut Agus Wirawan : 1011011100 : Pupuan, 4 Agustus 1991 : Desa Munduk Temu, Tabanan, Bali : 087860137242 : I Made Sumadiyasa : S1, BK, FIP, UNDIKSHA : Tabanan, 25 November 1991 : Bajera, Selemadeg, Tabanan, Bali : 085738121096 : Genap/2013

Singaraja, 1 Juni 2013 Mengetahui/Menyetujui Dosen Vak Calon Konselor

Prof.Dr. I K.Dharsana, M.Pd., Kons. NIP. 19570801 198303 1 003

I Made Sumadiyasa NIM. 1011011103

RPBK KARIR RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING KARIR 1. Standar Kompetensi. Calon konselor mampu memahami dan menerapkan konseling kecil berbasis data tes psikologis yang ada dalam sertifikat tes.

2.

Kompetensi Dasar. Calon konselor memiliki skill dan keterampilan berbasis data psikotes. Meningkatkan skill calon konseli untuk mengembangkan kecerdasan, bakat, minat, dan kepribadian.

3.

Indikator. Calon konselor mampu mempraktekkan skill pelayanan konseling kecil berbasis data psikotes dalam print out sertifikat.

4.

Tujuan. Calon konselor mampu mempraktekkan hasil tes psikologi dalam sertifikat tes untuk konseling kecil.

5.

Alokasi Waktu Pembukaan Inti Penutup

: 5 menit : 1 menit : 3 menit : 1 menit

6.

Materi 1.

: Teori Trait and Factor

Konsep Dasar Teori. Teori Trait and Factor tersusun melalui perkembangan yang lama dan berasal dari sumbangan sejumlah pakar. Para ahli seperti F. Parsons, D. G. Paterson, J. G. Darley, E. G. Wiliiamson memberikan sumbangan yang besar dalam kemajuan psikologi diferensial yang menekankan pengungkapan ciri-ciri kepribadian melalui alat ukur ilmiah, yang berlandas pada paham dan pengakuan adanya peredaan

antar pribadi. Yang dimaksud dengan Trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi ( berpikir ), iba hati ( berperasaan ), dan agresif ( berprilaku ). Sedangkan ciri-ciri dasar yang ditemukan disebut Factor. Teori Trait and Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling Trait and Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Dan juga istilah konseling Trait and Factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beragam problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan. Williamson berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari sistem sifat atau faktor yang saling tergantung, seperti kemampuan, minat, sikap dan temperamen. Perkembangan individu dari masa kanakkanak ke masa dewasa maju kalau faktor-faktor tersebut diperkuat dan menjadi matang. Studi ilmiah telah dilakukan untuk mengetahui berbagai sifat individu dan membantunya mengenal dirinya sendiri serta meramalkan keberhasilannya dalam berbagai kegiatan atau jabatan. Williamson pun memiliki konsep pokok bahwa terdapat sifat ( trait ) yang unik pada tiap individu dan yang harus diselidiki secara objektif dengan pengukuran yang objektif pula. Sama juga dengan tokoh-tokoh yang lainnya, ia menekankan pentingnya lingkungan, terutama masyarakat. Tujuan penyuluhan tidak dapat terbatas kepada bantuan kepada individu untuk mengenal dirinya sendiri dan mengatur

dirinya sendiri saja. Dengan demikian, ia mungkin menjadi orang yang berpusat pada diri sendiri dan hanya mementingkan diri sendiri dan tak mungkin pula ia menjadi orang yang baik dalam arti yang sebenarnya. Sifat ini merupakan konsep pokok dalam aliran yang dipengaruhi oleh Allport, karena Allport yang mulai menekankan pentingnya konsep diri. Untuk aliran ini, sifat dapat disebut struktur mental yang ditemukan melalui pengamatan perilaku dan merupakan keteraturan dan ketetapan dari perilaku tertentu. Ada beberapa jenis dan pengelompokan sifat, yaitu: Sifat umum (common traits) ialah sifat yang terdapat pada semua manusia. Sifat khas (unique traits) yang terdapat pada orang-orang tertentu, yang dapat lagi dibagi menjadi: Sifat unik relatif, perbedaannya terjadi karena pengaturan sifat yang berbeda. Sifat unik intrinsik, sifat yang betul-betul berbeda dengan orang lain, yang menyebabkan keunikan seorang individu. Sifat-sifat ini dikelompokkan pula menjadi: a. Sifat permukaan ( surfacetraits ) yang bisa tampak pada seseorang dan bisa diamati orang lain merupakan hasil interaksi antara pembawaan dan lingkungan dan merupakan sekelompok peristiwa perilaku yang berjalan bersama. b. Sifat asal ( source trait ) merupakan pengaruh struktural sebenarnya yang mendasari kepribadian, berasal dari

pembawaan dan konsistusi seseorang, sifat asal yang berinteraksi dengan lingkungan ada yang tampak sebagai sifat permukaan, tetapi sifatnya. ada juga yang tetap intrinsik

2. Pandangan tentang Manusia. Williamson memiliki pandangan tentang manusia adalah sebagai berikut: a. Manusia memiliki potensi berbuat baik dan buruk. Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak kejahatan, paling tidak menguasai keburukan dan kejahatan. Menjadi manusia seutuhnya tergantung dari derajat kewaspadaan dan penguasaan diri dan hanya bisa dicapai dalam hubungan dengan manusia lainnya. b. Diri manusia hanya akan berkembang di dalam masyarakat dan pada hakekatnya manusia tak bisa hidup sepenuhnya di luar masyarakat. c. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik. Sebenarnya pencaharian serta usaha ke arah itu pun sudah menunjukkan dan merupakan kehidupan yang baik.

3.

Tujuan. Adapun tujuan dari konseling Trait and Factor adalah untuk mengajak siswa ( konseli ) untuk berpikir mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah yang dihadapinya. Tugas konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuantujuan hidup dan karier ( Shertzer & Stone, 1980, 171 ). Maksud konseling menurut Williamson adalah untuk membantu

perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. Menurut Eysenck, tujuan konseling ialah memperkuat keseimbangan antara pengertian dan pemahaman sifat - sifat, sehingga dapat bereaksi dengan wajar dan stabil. Selain itu, dimaksudkan agar siswa mengalami :

Self Clarification / Klarifikasi diri. Self Understanding / Pemahaman diri. Self Acceptance / Penerimaan diri. Self Direction / Pengarahan diri. Self Actualization / Aktualisasi diri.

4. Peran Konselor dan Konseli. Peranan konselor menurut aliran Trait and Factor adalah memberi tahu konseli tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh konselor melalui hasil testing pula ia mengetahui kelemahan dan kekuatan kepribadian konseli, sehingga dapat meramalkan jabatan apa atau jurusan apa yang cocok bagi konseli. Konselor membantu konseli menentukan tujuan yang akan dicapainya disesuaikan dengan hasil testing. Juga dengan memberitahukan sifat serta bakat konseli, maka konseli bisa mengelola hidupnya sendiri sehingga dapat hidup lebih berbahagia. Jadi peranan konselor di sini adalah

memberitahukan, memberikan informasi, mengarahkan, karena itu pendekatan ini disebut kognitif rasional.

5.

Teknik dan Prosedur Konseling tidak dibatasi kepada jenis konflik tertentu, dan oleh karena itu konseling mencakup berbagai teknik yang relevan dan sepadan dengan hakikat masalah konseli dan situasi yang dihadapi. Keragaman individu memunculkan keragaman teknik konseling. Di dalam proses konseling, tidak ada teknik tertentu yang dapat digunakan untuk konseling kepada seluruh siswa dan arah konseling bersifat individual. Teknik konseling harus disesuaikan dengan individualitas siswa, dan kita tidak menghindari kenyataan bahwa setiap masalah siswa menuntut fleksibilitas dan keragaman konseling ( Williamson, dalam Petterson, 1996, hal. 36 ).

Teknik konseling bersifat khusus bagi individu dan masalahnya. Setiap teknik hanya dapat digunakan bagi masalah dan siswa secara khusus. Teknik teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah : Pengukuran Hubungan Intim ( rapport ). Konselor menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli. Memperbaiki pemahaman diri. Konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan

kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Pemberian nasihat atau perencanaan program kegiatan. Konselor mulai bertolak dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung dari hasil diagnosis. Ada 3 metode pemberian nasihat yang dapat digunakan oleh konselor, yaitu : a. Nasihat langsung ( direct advising ), di mana konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya. Pendekatan ini dapat digunakan kepada konseli yang berpegang teguh pilihan atau kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli itu akan membawa kegagalan bagi dirinya sendiri b. Metode persuasif, dengan menunjukkan pilihan yang pasti secara jelas. Penyuluh menata evidensi secara logis dan beralasan sehingga tersuluh melihat alternatif tindakan yang mungkin dilakukannya. c. Metode menjelaskan, yang merupakan metode yang paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati- hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostik dan menunjukkan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli. Melaksanakan rencana, yaitu menetapkan pilihan atau keputusan. Mengalihkan kepada petugas atau ahli lain yang lebih berkompeten atau disebut dengan alih tangan kasus.

Teknik penyuluhan di samping penggunaan tes, penting sekali wawancara, hubungan tatap muka antara konselor dan konseli. Pendekatan konseling harus berbeda kalau berhadapan dengan anak anak, remaja atau dewasa. Menurut Eysenck, hubungan konseling merupakan hubungan yang akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan yang akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan tatap muka kemudian konselor bukan hanya membantu individu mengembangkan individualitas apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi siswa berkembang ke suatu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan, tetapi hanya cara yang baik yang memberi pengaruh, karena itu pula aliran ini disebut dengan konseling direktif.

6.

Kekhasan Teori Adapun kekhasan dari teori Trait and Factor yang membedakan teori ini dengan teori lainnya adalah : Pandangan pekerjaannya. Menggunakan tes psikologi sebagai alat yang dipandang valid untuk memperoleh informasi yang obyektif mengenai keadaan diri individu atau klien. Asumsi bahwa orang memiliki pola kemampuan dan minat yang dapat diketahui melalui testing, dapat juga diselidiki kualitaskualitas apa yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan. tentang kecocokan ciri-ciri pribadi dengan

7.

Materi Konseling Karir Berbasis Psikotes. Penerapan kemampuan memberikan rekomendasi terkait penjurusan, studi lanjut, dan karir atau pekerjaan. Penerapan terhadap skill - skill konseling seperti attending, pemantulan perasaan, pemantulan makna, pertanyaan terbuka dan tertutup, skill konfrontatif, skill - skill kombinasi atau variasi, skill direct advising ( nasihat langsung ).

Pengidentifikasian dimensi atau gambaran diri konseli meliputi kemampuan berpikir ( intelegensi ), bakat, kepribadian, minat khusus, kecerdasan emosional, serta rekomendasi penjurusan, studi lanjut, dan karir.

8.

Sistematika Konseling 1. Identifikasi Nama konseli Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin : I Ketut Agus Wirawan. : Pupuan, 4 Agustus 1991 : Laki-laki

Nomor Induk Mahasiswa : 1011011100 Alamat asal Agama Status Universitas Semester Anak ke Kewarganegaraan Hobi : Munduk Temu, Tabanan, Bali : Hindu : Mahasiswa : Universitas Pendidikan Ganesha : VI C : 3 dari 3 bersaudara : WNI : Online, musik, bulutangkis

Di bawah ini merupakan hasil psikotes yang dilaksanakan oleh suatu Profesional Testing Psikologi dan konseling ( PTPK ) pada tanggal 30 Maret 2011. Hasil yang diperoleh diuraikan sebagai berikut :

10

11

Berdasarkan hasil di atas, gambaran diri konseli ( Agus Wirawan ) seperti diuraikan di bawah ini. a. Kecerdasan. Intelegensi / IQ b. Bakat. Bakat dalam bidang angka ( numerik ) Bakat berpikir abstrak Bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) Bakat dalam relasi ruang Bakat dalam teknik mekanik c. Kepribadian. Motivasi berprestasi ( Achievment ) Menaati aturan dan disiplin ( Deference ) Bekerja secara teratur ( Order ) Menonjol dan unggul diri ( Exhibition ) Mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) Bekerja sama dengan orang lain ( Afiliasi ) : Sedang ( 58 ) : Sedang ( 52 ) : Tinggi sekali ( 92 ) : Sedang ( 49 ) : Rendah sekali ( 15 ) : Rendah sekali ( 11 ) : Tinggi sekali ( 90 ) : Tinggi ( 75 ) : Tinggi sekali ( 97 ) : Sedang ( 55 ) : Tinggi ( 70 ) : Cerdas ( 119 )

Melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) : Rendah sekali ( 17 ) Mendapatkan bantuan orang lain ( Succorance ) Menguasai teman dan orang lain ( Dominance ) Kebiasaan mengalah ( Abasment ) Menyenangkan orang lain ( Nurturance ) Mengadakan perubahan ( Change ) : Tinggi sekali ( 87 ) : Rendah ( 38 ) : Tinggi sekali ( 84 ) : Sedang ( 55 ) : Rendah ( 33 )

Tahan menghadapi, mengatasi rintangan (Endurance) : Tinggi sekali (85) Hubungan dengan lawan jenis ( Heteroseksual ) Menyerang pendapat orang lain ( Aggresion ) d. Minat Khusus. Minat Outdor Minat Mechanical Minat Computational Minat Scientific Minat Persuasive
12

: Rendah sekali ( 0 ) : Rendah ( 32 )

: Rendah ( 22 ) : Rendah sekali ( 1 ) : Rendah ( 31 ) : Rendah sekali ( 11 ) : Tinggi sekali ( 89 )

Minat Artistic Minat Literary Minat Musical Minat social service Minat clerical Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional ( aff ) e. Rekomendasi. Penjurusan/Kerja Studi lanjut 2. Diagnosa

: Tinggi ( 68 ) : Tinggi sekali ( 81 ) : Tinggi sekali ( 98 ) : Sedang ( 50 ) : Tinggi sekali ( 88 )

: Rendah sekali ( 11 )

: IPA - S2/S3

Berdasarkan hasil tes psikologis yang telah diikuti oleh saudara Agus Wirawan mendapatkan rekomendasi untuk melanjutkan studi pada jurusan yang satu rumpun dengan IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) misalnya Jurusan Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Kelautan, Kedokteran, Teknologi Informasi, Pertanian, dll. pada lembaga pendidikan yang menyediakan jurusan tersebut dan pada jenjang pendidikan sampai S2/S3. Diagnosa di atas didasarkan pada gejala-gejala yang nampak yaitu aspek yang memperoleh skor tertinggi dan terendah berdasarkan tes psikologis yang telah dilaksanakan dengan rincian hasil psikotes sebagai berikut : - Kecerdasan Intelegensi - Bakat : : Tinggi sekali ( 90 ) : Tinggi sekali ( 97 ) : Sedang ( 55 ) : : Tinggi sekali ( 92 ) : Rendah sekali ( 15 ) : Rendah sekali ( 11 ) : : Cerdas ( 119 )

Bakat dalam bidang angka ( numerik ) Bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) Bakat dalam relasi ruang - Kepribadian

Bekerja secara teratur ( Order ) Mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) Bekerjasama dengan orang lain ( Affiliasi )

Melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) : Rendah sekali ( 17 ) Mendapat bantuan orang lain ( Succorance ) Kebiasaan mengalah ( Abasment ) : Tinggi sekali ( 87 ) : Tinggi sekali ( 84 )

13

Tahan menghadapi rintangan ( Endurance ) - Minat khusus Minat mechanical Minat scientific Minat persuasive Minat artistic Minat literary Minat musical Minat clerical - Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional - Rekomendasi : : :

: Tinggi sekali ( 96 )

: Rendah sekali ( 1 ) : Rendah sekali ( 11 ) : Tinggi sekali ( 89 ) : Tinggi ( 68 ) : Tinggi sekali ( 81 ) : Tinggi sekali ( 98 ) : Tinggi sekali ( 88 )

: Rendah sekali ( 11 )

Penjurusan/Kerja dan Studi lanjut 3. Prognosa.

: IPA - S2/S3

Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu menentukan pilihan karir selanjutnya yaitu diawali dengan menjelaskan arti dari aspek-aspek psikologis yang di tes sebelumnya yang diawali dari aspek kecerdasan yaitu intelegensi/intelektual ( IQ ) berdasarkan skor yang ia peroleh yaitu cerdas ( 119 ), menjelaskan bakat yang menonjol seperti bakat dalam bidang angka ( numerik ) dengan skor 90, bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) dengan skor 97, dan bakat dalam relasi ruang dengan skor 55, kemudian aspek kepribadian yang terdiri dari 15 sub yaitu motivasi berprestasi ( Achievment ) dengan skor 58, menaati aturan dan disiplin ( Deference ) dengan skor 52, bekerja secara teratur ( Order ) dengan skor tinggi sekali ( 92 ), menonjol dan unggul diri ( Exhibition ) sedang ( 49 ), mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) rendah sekali ( 15 ), bekerja sama dengan orang lain ( Affiliasi ) rendah sekali ( 11 ), melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) rendah sekali ( 17 ), mendapat bantuan orang lain ( Succorance ) tinggi sekali ( 87 ), menguasai teman dan orang lain ( Dominance ) rendah ( 38 ), kebiasaan mengalah ( Abasment ) tinggi sekali ( 84 ), menyenangkan orang lain ( Nurturance ) sedang ( 55 ), mengadakan perubahan ( Change ) rendah ( 33 ), tahan menghadapi/mengatasi rintangan

14

( Endurance ) tinggi sekali ( 96 ), hubungan dengan lawan jenis ( Heteroseksual ) rendah sekali ( 0 ) dan menyerang pendapat orang lain ( Aggresion ) rendah ( 32 ). Dan menjelaskan minat-minat khusus yang menonjol yang dimiliki oleh siswa yang diuji dalam hal ini adalah Agus Wirawan, dilanjutkan menjelaskan tentang kecerdasan emosionalnya. Dan terakhir menjelaskan mengenai rekomendasi kelanjutan studi siswa berdasarkan hasil tes psikologis tersebut. Hal yang terpenting untuk membantu individu dalam menentukan kelanjutan karirnya selanjutnya adalah pada pemberian penjelasan pada rekomendasi pilihan penjurusan dan tingkat/jenjang pendidikan yang seharusnya ditempuh oleh individu/konseli yang dalam hal ini adalah Agus Wirawan.

4.

Konseling. Awal Calon Konselor Calon Konseli Skill yang Digunakan

Inti Calon Konselor Calon Konseli Skill yang Digunakan

Akhir Calon Konselor Calon Konseli Skill yang Digunakan

5.

Follow Up

15

HPP-BK KARIR HASIL PELAKSANAAN PELAYANAN BK KARIR LEMBAR PENGESAHAN

Identitas Calon Konselor Nama Calon Konselor Lembaga Tempat/Tanggal Lahir Alamat Asal No. Hp Semester Identitas Konseli Nama Konseli NIM Tempat/Tanggal Lahir Alamat Asal No. Hp Identitas Dosen Vak Nama Dosen Vak No. Hp Vak Praktikan : Prof. Dr. Ketut Dharsana, M.Pd., Kons. : 081805307898 : Praktikum Bimbingan Konseling Karir : I Ketut Agus Wirawan : 1011011100 : Pupuan, 4 Agustus 1991 : Desa Munduk Temu, Tabanan, Bali : 087860137242 : I Made Sumadiyasa : S1, BK, FIP, UNDIKSHA : Tabanan, 25 November 1991 : Bajera, Selemadeg, Tabanan, Bali : 085738121096 : Genap/2013

Singaraja, 1 Juni 2013 Mengetahui/Menyetujui Dosen Vak Calon Konselor

Prof.Dr. I K.Dharsana, M.Pd., Kons. NIP. 19570801 198303 1 003

I Made Sumadiyasa NIM. 1011011103

16

HPP-BK KARIR HASIL PELAKSANAAN PELAYANAN BK KARIR 1. Standar Kompetensi. Calon konselor mampu memahami dan menerapkan konseling kecil berbasis data tes psikologis yang ada dalam sertifikat tes.

2.

Kompetensi Dasar. Calon konselor memiliki skill dan keterampilan berbasis data psikotes. Meningkatkan skill calon konseli untuk mengembangkan kecerdasan, bakat, minat, dan kepribadian.

3.

Indikator. Calon konselor mampu mempraktekkan skill pelayanan konseling kecil berbasis data psikotes dalam print out sertifikat.

4.

Tujuan. Calon konselor mampu mempraktekkan hasil tes psikologi dalam sertifikat tes untuk konseling kecil.

5.

Alokasi Waktu Pembukaan Inti Penutup

: 5 menit : 1 menit : 3 menit : 1 menit

6.

Materi

: Teori Trait and Factor

1. Konsep Dasar Teori. Teori Trait and Factor tersusun melalui perkembangan yang lama dan berasal dari sumbangan sejumlah pakar. Para ahli seperti F. Parsons, D. G. Paterson, J. G. Darley, E. G. Wiliiamson memberikan sumbangan yang besar dalam kemajuan psikologi diferensial yang menekankan pengungkapan ciri-ciri kepribadian melalui alat ukur ilmiah, yang berlandas pada paham dan pengakuan adanya perbedaan
17

antar pribadi. Yang dimaksud dengan Trait adalah suatu ciri yang khas bagi seseorang dalam berpikir, berperasaan, dan berprilaku, seperti intelegensi ( berpikir ), iba hati ( berperasaan ), dan agresif ( berprilaku ). Sedangkan ciri-ciri dasar yang ditemukan disebut Factor. Teori Trait and Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling Trait and Factor berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan tes-tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri dimensi/aspek kepribadian tertentu, yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam jabatan dan mengikuti suatu program studi. Dan juga istilah konseling Trait and Factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beragam problem yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi/bidang pekerjaan. Williamson berpendapat bahwa kepribadian terdiri dari sistem sifat atau faktor yang saling tergantung, seperti kemampuan, minat, sikap dan temperamen. Perkembangan individu dari masa kanakkanak ke masa dewasa maju kalau faktor-faktor tersebut diperkuat dan menjadi matang. Studi ilmiah telah dilakukan untuk mengetahui berbagai sifat individu dan membantunya mengenal dirinya sendiri serta meramalkan keberhasilannya dalam berbagai kegiatan atau jabatan. Williamson pun memiliki konsep pokok bahwa terdapat sifat ( trait ) yang unik pada tiap individu dan yang harus diselidiki secara objektif dengan pengukuran yang objektif pula. Sama juga dengan tokoh-tokoh yang lainnya, ia menekankan pentingnya lingkungan, terutama masyarakat. Tujuan penyuluhan tidak dapat terbatas kepada bantuan kepada individu untuk mengenal dirinya sendiri dan mengatur

18

dirinya sendiri saja. Dengan demikian, ia mungkin menjadi orang yang berpusat pada diri sendiri dan hanya mementingkan diri sendiri dan tak mungkin pula ia menjadi orang yang baik dalam arti yang sebenarnya. Sifat ini merupakan konsep pokok dalam aliran yang dipengaruhi oleh Allport, karena Allport yang mulai menekankan pentingnya konsep diri. Untuk aliran ini, sifat dapat disebut struktur mental yang ditemukan melalui pengamatan perilaku dan merupakan keteraturan dan ketetapan dari perilaku tertentu. Ada beberapa jenis dan pengelompokan sifat, yaitu: Sifat umum (common traits) ialah sifat yang terdapat pada semua manusia. Sifat khas (unique traits) yang terdapat pada orang-orang tertentu, yang dapat lagi dibagi menjadi: Sifat unik relatif, perbedaannya terjadi karena pengaturan sifat yang berbeda. Sifat unik intrinsik, sifat yang betul-betul berbeda dengan orang lain, yang menyebabkan keunikan seorang individu. Sifat-sifat ini dikelompokkan pula menjadi: c. Sifat permukaan ( surfacetraits ) yang bisa tampak pada seseorang dan bisa diamati orang lain merupakan hasil interaksi antara pembawaan dan lingkungan dan merupakan sekelompok peristiwa perilaku yang berjalan bersama. d. Sifat asal ( source trait ) merupakan pengaruh struktural sebenarnya yang mendasari kepribadian, berasal dari

pembawaan dan konsistusi seseorang, sifat asal yang berinteraksi dengan lingkungan ada yang tampak sebagai sifat permukaan, tetapi sifatnya. ada juga yang tetap intrinsik

19

2. Pandangan tentang Manusia. Williamson memiliki pandangan tentang manusia adalah sebagai berikut: d. Manusia memiliki potensi berbuat baik dan buruk. Makna hidup adalah mencari kebenaran dan berbuat baik serta menolak kejahatan, paling tidak menguasai keburukan dan kejahatan. Menjadi manusia seutuhnya tergantung dari derajat kewaspadaan dan penguasaan diri dan hanya bisa dicapai dalam hubungan dengan manusia lainnya. e. Diri manusia hanya akan berkembang di dalam masyarakat dan pada hakekatnya manusia tak bisa hidup sepenuhnya di luar masyarakat. f. Manusia ingin mencapai kehidupan yang baik. Sebenarnya pencaharian serta usaha ke arah itu pun sudah menunjukkan dan merupakan kehidupan yang baik.

3.

Tujuan. Adapun tujuan dari konseling Trait and Factor adalah untuk mengajak siswa ( konseli ) untuk berpikir mengenai dirinya serta mampu mengembangkan cara-cara yang dilakukan agar dapat keluar dari masalah yang dihadapinya. Tugas konseling Trait and Factor adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami dan mengelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam kegiatan dengan perubahan kemajuan tujuantujuan hidup dan karier ( Shertzer & Stone, 1980, 171 ). Maksud konseling menurut Williamson adalah untuk membantu

perkembangan kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. Menurut Eysenck, tujuan konseling ialah memperkuat keseimbangan antara pengertian dan pemahaman sifat - sifat, sehingga dapat bereaksi dengan wajar dan stabil. Selain itu, dimaksudkan agar siswa mengalami :

20

Self Clarification / Klarifikasi diri. Self Understanding / Pemahaman diri. Self Acceptance / Penerimaan diri. Self Direction / Pengarahan diri. Self Actualization / Aktualisasi diri.

4. Peran Konselor dan Konseli. Peranan konselor menurut aliran Trait and Factor adalah memberi tahu konseli tentang berbagai kemampuannya yang diperoleh konselor melalui hasil testing pula ia mengetahui kelemahan dan kekuatan kepribadian konseli, sehingga dapat meramalkan jabatan apa atau jurusan apa yang cocok bagi konseli. Konselor membantu konseli menentukan tujuan yang akan dicapainya disesuaikan dengan hasil testing. Juga dengan memberitahukan sifat serta bakat konseli, maka konseli bisa mengelola hidupnya sendiri sehingga dapat hidup lebih berbahagia. Jadi peranan konselor di sini adalah

memberitahukan, memberikan informasi, mengarahkan, karena itu pendekatan ini disebut kognitif rasional.

5.

Teknik dan Prosedur Konseling tidak dibatasi kepada jenis konflik tertentu, dan oleh karena itu konseling mencakup berbagai teknik yang relevan dan sepadan dengan hakikat masalah konseli dan situasi yang dihadapi. Keragaman individu memunculkan keragaman teknik konseling. Di dalam proses konseling, tidak ada teknik tertentu yang dapat digunakan untuk konseling kepada seluruh siswa dan arah konseling bersifat individual. Teknik konseling harus disesuaikan dengan individualitas siswa, dan kita tidak menghindari kenyataan bahwa setiap masalah siswa menuntut fleksibilitas dan keragaman konseling ( Williamson, dalam Petterson, 1996, hal. 36 ).

21

Teknik konseling bersifat khusus bagi individu dan masalahnya. Setiap teknik hanya dapat digunakan bagi masalah dan siswa secara khusus. Teknik teknik yang digunakan dalam proses konseling ialah : Pengukuran Hubungan Intim ( rapport ). Konselor menerima konseli dalam hubungan yang hangat, intim, bersifat pribadi, penuh pemahaman dan terhindar dari hal-hal yang mengancam konseli. Memperbaiki pemahaman diri. Konseli harus memahami kekuatan dan kelemahan dirinya, dan dibantu untuk menggunakan

kekuatannya dalam upaya mengatasi kelemahannya. Pemberian nasihat atau perencanaan program kegiatan. Konselor mulai bertolak dari pilihan, tujuan, pandangan atau sikap konselor dan kemudian menunjukkan data yang mendukung atau tidak mendukung dari hasil diagnosis. Ada 3 metode pemberian nasihat yang dapat digunakan oleh konselor, yaitu : d. Nasihat langsung ( direct advising ), di mana konselor secara terbuka dan jelas menyatakan pendapatnya. Pendekatan ini dapat digunakan kepada konseli yang berpegang teguh pilihan atau kegiatannya, yang oleh konselor diyakini bahwa keteguhan konseli itu akan membawa kegagalan bagi dirinya sendiri e. Metode persuasif, dengan menunjukkan pilihan yang pasti secara jelas. Penyuluh menata evidensi secara logis dan beralasan sehingga tersuluh melihat alternatif tindakan yang mungkin dilakukannya. f. Metode menjelaskan, yang merupakan metode yang paling dikehendaki dan memuaskan. Konselor secara hati- hati dan perlahan-lahan menjelaskan data diagnostik dan menunjukkan kemungkinan situasi yang menuntut penggunaan potensi konseli. Melaksanakan rencana, yaitu menetapkan pilihan atau keputusan. Mengalihkan kepada petugas atau ahli lain yang lebih berkompeten atau disebut dengan alih tangan kasus.

22

Teknik penyuluhan di samping penggunaan tes, penting sekali wawancara, hubungan tatap muka antara konselor dan konseli. Pendekatan konseling harus berbeda kalau berhadapan dengan anak anak, remaja atau dewasa. Menurut Eysenck, hubungan konseling merupakan hubungan yang akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan yang akrab, sangat bersifat pribadi dari hubungan tatap muka kemudian konselor bukan hanya membantu individu mengembangkan individualitas apa saja yang sesuai dengan potensinya, tetapi konselor harus mempengaruhi siswa berkembang ke suatu arah yang terbaik baginya. Konselor memang tidak menetapkan, tetapi hanya cara yang baik yang memberi pengaruh, karena itu pula aliran ini disebut dengan konseling direktif.

6.

Kekhasan Teori Adapun kekhasan dari teori Trait and Factor yang membedakan teori ini dengan teori lainnya adalah : Pandangan pekerjaannya. Menggunakan tes psikologi sebagai alat yang dipandang valid untuk memperoleh informasi yang obyektif mengenai keadaan diri individu atau klien. Asumsi bahwa orang memiliki pola kemampuan dan minat yang dapat diketahui melalui testing, dapat juga diselidiki kualitaskualitas apa yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan. tentang kecocokan ciri-ciri pribadi dengan

7.

Materi Konseling Karir Berbasis Psikotes. Penerapan kemampuan memberikan rekomendasi terkait penjurusan, studi lanjut, dan karir atau pekerjaan. Penerapan terhadap skill - skill konseling seperti attending, pemantulan perasaan, pemantulan makna, pertanyaan terbuka dan tertutup, skill konfrontatif, skill - skill kombinasi atau variasi, skill direct advising ( nasihat langsung ).

23

Pengidentifikasian dimensi atau gambaran diri konseli meliputi kemampuan berpikir ( intelegensi ), bakat, kepribadian, minat khusus, kecerdasan emosional, serta rekomendasi penjurusan, studi lanjut, dan karir.

8.

Sistematika Konseling 1. Identifikasi Nama konseli Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin : I Ketut Agus Wirawan. : Pupuan, 4 Agustus 1991 : Laki-laki

Nomor Induk Mahasiswa : 1011011100 Alamat asal Agama Status Universitas Semester Anak ke Kewarganegaraan Hobi : Munduk Temu, Tabanan, Bali : Hindu : Mahasiswa : Universitas Pendidikan Ganesha : VI C : 3 dari 3 bersaudara : WNI : Online, musik, bulutangkis

Di bawah ini merupakan hasil psikotes yang dilaksanakan oleh suatu Profesional Testing Psikologi dan konseling ( PTPK ) pada tanggal 30 Maret 2011. Hasil yang diperoleh diuraikan sebagai berikut :

24

25

Berdasarkan hasil di atas, gambaran diri konseli ( Agus Wirawan ) seperti diuraikan di bawah ini. f. Kecerdasan. Intelegensi / IQ g. Bakat. Bakat dalam bidang angka ( numerik ) Bakat berpikir abstrak Bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) Bakat dalam relasi ruang Bakat dalam teknik mekanik h. Kepribadian. Motivasi berprestasi ( Achievment ) Menaati aturan dan disiplin ( Deference ) Bekerja secara teratur ( Order ) Menonjol dan unggul diri ( Exhibition ) Mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) Bekerja sama dengan orang lain ( Afiliasi ) : Sedang ( 58 ) : Sedang ( 52 ) : Tinggi sekali ( 92 ) : Sedang ( 49 ) : Rendah sekali ( 15 ) : Rendah sekali ( 11 ) : Tinggi sekali ( 90 ) : Tinggi ( 75 ) : Tinggi sekali ( 97 ) : Sedang ( 55 ) : Tinggi ( 70 ) : Cerdas ( 119 )

Melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) : Rendah sekali ( 17 ) Mendapatkan bantuan orang lain ( Succorance ) Menguasai teman dan orang lain ( Dominance ) Kebiasaan mengalah ( Abasment ) Menyenangkan orang lain ( Nurturance ) Mengadakan perubahan ( Change ) : Tinggi sekali ( 87 ) : Rendah ( 38 ) : Tinggi sekali ( 84 ) : Sedang ( 55 ) : Rendah ( 33 )

Tahan menghadapi, mengatasi rintangan (Endurance) : Tinggi sekali (85) Hubungan dengan lawan jenis ( Heteroseksual ) Menyerang pendapat orang lain ( Aggresion ) i. Minat Khusus. Minat Outdor Minat Mechanical Minat Computational Minat Scientific Minat Persuasive
26

: Rendah sekali ( 0 ) : Rendah ( 32 )

: Rendah ( 22 ) : Rendah sekali ( 1 ) : Rendah ( 31 ) : Rendah sekali ( 11 ) : Tinggi sekali ( 89 )

Minat Artistic Minat Literary Minat Musical Minat social service Minat clerical Kecerdasan Emosional. Kecerdasan emosional ( aff ) j. Rekomendasi. Penjurusan/Kerja Studi lanjut 2. Diagnosa

: Tinggi ( 68 ) : Tinggi sekali ( 81 ) : Tinggi sekali ( 98 ) : Sedang ( 50 ) : Tinggi sekali ( 88 )

: Rendah sekali ( 11 )

: IPA - S2/S3

Berdasarkan hasil tes psikologis yang telah diikuti oleh saudara Agus Wirawan mendapatkan rekomendasi untuk melanjutkan studi pada jurusan yang satu rumpun dengan IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) misalnya Jurusan Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Kelautan, Kedokteran, Teknologi Informasi, Pertanian, dll. pada lembaga pendidikan yang menyediakan jurusan tersebut dan pada jenjang pendidikan sampai S2/S3. Diagnosa di atas didasarkan pada gejala-gejala yang nampak yaitu aspek yang memperoleh skor tertinggi dan terendah berdasarkan tes psikologis yang telah dilaksanakan dengan rincian hasil psikotes sebagai berikut : - Kecerdasan Intelegensi - Bakat : : Tinggi sekali ( 90 ) : Tinggi sekali ( 97 ) : Sedang ( 55 ) : : Tinggi sekali ( 92 ) : Rendah sekali ( 15 ) : Rendah sekali ( 11 ) : : Cerdas ( 119 )

Bakat dalam bidang angka ( numerik ) Bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) Bakat dalam relasi ruang - Kepribadian

Bekerja secara teratur ( Order ) Mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) Bekerjasama dengan orang lain ( Affiliasi )

Melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) : Rendah sekali ( 17 ) Mendapat bantuan orang lain ( Succorance ) Kebiasaan mengalah ( Abasment ) : Tinggi sekali ( 87 ) : Tinggi sekali ( 84 )

27

Tahan menghadapi rintangan ( Endurance ) - Minat khusus Minat mechanical Minat scientific Minat persuasive Minat artistic Minat literary Minat musical Minat clerical - Kecerdasan emosional Kecerdasan emosional - Rekomendasi : : :

: Tinggi sekali ( 96 )

: Rendah sekali ( 1 ) : Rendah sekali ( 11 ) : Tinggi sekali ( 89 ) : Tinggi ( 68 ) : Tinggi sekali ( 81 ) : Tinggi sekali ( 98 ) : Tinggi sekali ( 88 )

: Rendah sekali ( 11 )

Penjurusan/Kerja dan Studi lanjut 3. Prognosa.

: IPA - S2/S3

Usaha yang dapat dilakukan untuk membantu menentukan pilihan karir selanjutnya yaitu diawali dengan menjelaskan arti dari aspek-aspek psikologis yang di tes sebelumnya yang diawali dari aspek kecerdasan yaitu intelegensi/intelektual ( IQ ) berdasarkan skor yang ia peroleh yaitu cerdas ( 119 ), menjelaskan bakat yang menonjol seperti bakat dalam bidang angka ( numerik ) dengan skor 90, bakat dalam bahasa dan tata bahasa ( verbal ) dengan skor 97, dan bakat dalam relasi ruang dengan skor 55, kemudian aspek kepribadian yang terdiri dari 15 sub yaitu motivasi berprestasi ( Achievment ) dengan skor 58, menaati aturan dan disiplin ( Deference ) dengan skor 52, bekerja secara teratur ( Order ) dengan skor tinggi sekali ( 92 ), menonjol dan unggul diri ( Exhibition ) sedang ( 49 ), mandiri, tanggung jawab ( Outonomy ) rendah sekali ( 15 ), bekerja sama dengan orang lain ( Affiliasi ) rendah sekali ( 11 ), melibatkan diri dengan orang lain ( Intraception ) rendah sekali ( 17 ), mendapat bantuan orang lain ( Succorance ) tinggi sekali ( 87 ), menguasai teman dan orang lain ( Dominance ) rendah ( 38 ), kebiasaan mengalah ( Abasment ) tinggi sekali ( 84 ), menyenangkan orang lain ( Nurturance ) sedang ( 55 ), mengadakan perubahan ( Change ) rendah ( 33 ), tahan menghadapi/mengatasi rintangan

28

( Endurance ) tinggi sekali ( 96 ), hubungan dengan lawan jenis ( Heteroseksual ) rendah sekali ( 0 ) dan menyerang pendapat orang lain ( Aggresion ) rendah ( 32 ). Dan menjelaskan minat-minat khusus yang menonjol yang dimiliki oleh siswa yang diuji dalam hal ini adalah Agus Wirawan, dilanjutkan menjelaskan tentang kecerdasan emosionalnya. Dan terakhir menjelaskan mengenai rekomendasi kelanjutan studi siswa berdasarkan hasil tes psikologis tersebut. Hal yang terpenting untuk membantu individu dalam menentukan kelanjutan karirnya selanjutnya adalah pada pemberian penjelasan pada rekomendasi pilihan penjurusan dan tingkat/jenjang pendidikan yang seharusnya ditempuh oleh individu/konseli yang dalam hal ini adalah Agus Wirawan.

4. Konseling. Awal. Calon Konselor Calon Konseli Teknik yang Digunakan Tok . . . tok . . . tok ( Rapport dan prilaku konseli mengetuk pintu Attending ) Selamat pagi Pak

Selamat pagi Dik, mari silakan masuk Ya Pak . . . . ( duduk di tempat duduk ) Bagaimana keadaan kamu hari ini ? Saya senang sekali hari ini Pak . . . karena saya mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran yang saya sukai Ohhh . . .kalau boleh Bapak tahu apa mata pelajaran apakah itu ? Ya . . . Pak mata pelajaran matematika . . . Kebetulan saya mendapatkan nilai yang memuaskan Pak. Wah bagus sekali itu dik, pertahankan atau
29

Closed Question Attending

Open Question

Reinforcement

tingkatkan prestasinya, ya . . Hmmm kalau boleh tahu kenapa Bapak meminta saya datang ke sini ? Maksud Bapak meminta adik untuk datang ke sini adalah berkaitan dengan tes psikologi yang telah dilaksanakan sebelumnya Hmmm . . . . Baiklah sebelum Bapak membagikan hasil tes psikologis tersebut ada beberapa hal yang ingin Bapak sampaikan sebelumnya Oh tes yang dilaksanakan kemarin itu yah Pak ? Iya . . . Jadi dalam tes tersebut ada beberapa kopmponen yang di tes yang meliputi kecerdasan, bakat, kepribadian, minat khusus, kecerdasan emosional, dan rekomendasi karir. Oh iya . . . iya Pak. Inti. Calon Konselor Jadi berdasarkan hasil tes tersebut nak Agus mendapatkan skor 119 yang dalam kategori cerdas untuk intelegensi. Hmmm , , , , Kemudian pada bakat yang dinilai ada lima
30

Calon Konseli

Teknik yang Digunakan Eksplorasi

Eksplorasi

komponen yaitu minat dalam numerik, abstrak, verbal, relasi ruang dan mekanik dengan nilai sebagai berikut : Bakat numerik tinggi sekali. Bakat abstrak tinggi. Bakat verbal tinggi sekali. Bakat relasi ruang sedang. Bakat teknik mekanik tinggi. Nah dari hasil tersebut nak Agus memiliki bakat dalam bidang numerik, verbal dan teknik mekanik. Sedangkan bakat dalam hal relasi ruang untuk nak Agus itu sedang.dalam relasi ruang. Ohh . . . . Begitu yah Pak . . . . Saya mengerti sekarang. Baiklah sekarang Bapak akan menjelaskan sedikit mengenai aspek psikologis selanjutnya yang di tes yaitu aspek kepribadian dengan 15 sub bagian. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Motivasi berprestasi sedang. Menaati aturan dan disiplin sedang. Bekerja secara teratur tinggi sekali. Menonjol dan unggul diri sedang. Mandiri, tanggung jawab rendah sekali. Bekerja sama dengan Eksplorasi

31

orang lain rendah sekali. Melibatkan diri dengan orang lain rendah sekali. Mendapat bantuan orang lain tinggi sekali. Menguasai teman dan orang lain rendah. Kebiasaan mengalah tinggi sekali. Menyenangkan orang lain sedang. Mengadakan perubahan rendah. Tahan menghadapi, mengatasi rintangan tinggi sekali. Hubungan dengan lawan jenis rendah sekali. Menyerang pendapat orang lain rendah. Ohh . . . ya Pak . . . Kemudian pada aspek selanjutnya yaitu minat khusus, adapun komponen yang dinilai ada 10 komponen dengan hasil sebagai berikut : Minat outdoor rendah. Minat mechanical rendah sekali. Minat computational rendah. Minat scientific rendah sekali. Minat persuasive tinggi sekali. Minat artistic tinggi. Minat literary tinggi sekali. Minat musical tinggi sekali.
32

Eksplorasi

Minat social service sedang. Minat clerical tinggi sekali. Ohh . . . begitu yah Pak . . . Selanjutnya aspek yang di uji adalah aspek kecerdsasan emosional, dalam komponen ini nak Agus memperoleh skor 11 dan ini termasuk rendah sekali dan ini perlu adik tingkatkan karena kecerdasan emosional ini 2x lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam hal menentukan kesuksesan seseorang dalam karir dan pada kehidupannya. Ooo . . begitu yah Pak . . baiklah saya akan berusaha untuk meningkatkannya lagi Pak . . . Ohh . . bagus sekali itu nak Agus . . . dan kemudian di sini ada komponen terakhir tentang penjurusan nak Agus berdasarkan hasil tes psikologis yang telah nak Agus ikuti. Rekomendasi jurusan/kerja dan studi yang paling tepat untuk nak Agus adalah pada jurusan yang satu rumpun dengan IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) dengan jenjang pendidikan sampai S2/S3. Oh begitu yah Pak . . . saya akan memikirkan kembali tentang
33

Eksplorasi

Eksplorasi

kelanjutan karir nantinya. Baguslah itu nak Agus . . . apakah ada yang ingin nak Agus tanyakan lagi ?

saya Closed Question

Oh iya Pak saya berencana selanjutnya mengambil jurusan Bimbingan Konseling, sedangkan tadi sesuai yang ada dalam tes psikologis tersebut Bapak merekomendasikan untuk mengambil jurusan IPA, apakah saya salah untuk memilih jurusan Bimbingan Konseling tersebut Pak ? Oh mengenai hal tersebut, nak Agus tidak salah dalam memilih jurusan Bimbingan Konseling, namun berdasarkan tes psikologis ini minat dan bakat adik lebih menonjol untuk jurusan IPA jadi jika adik memilih jurusan Bimbingan Konseling yang dalam rumpun IPS potensi yang adik miliki tidak akan tersalurkan dengan maksimal dibandingkan dengan adik yang memilih jurusan IPA. Ohh jadi seperti itu ya Pak ? Iya . . jadi dik Agus sangat direkomendasikan untuk memilih jurusan yang satu rumpun dengan IPA, agar potensi adik
34

Eksplorasi

Eksplorasi

lebih tersalurkan dan akan lebih membantu adik mencapai kesuksesan dalam karir adik nantinya. Hmmmm . . . Ada beberapa hal yang juga perlu Bapak tekankan di sini yaitu nak Agus memiliki kepribadian yang sangat rendah dalam mandiri dan tanggung jawab, bekerja sama dengan orang lain dan melibatkan diri dengan orang lain. Ini perlu adik tingkatkan karena tidak selamanya adik dapat bergantung pada orang lain, dan tidak mengadakan hubungan dengan orang lain baik itu dengan lawan jenis, melibatkan diri dengan orang lain serta bekerja sama dengan orang lain. Ohh baik Pak saya akan mengusahakannya Pak . . . Terima kasih atas masukannya Pak . . . Akhir. Calon Konselor Nah sekarang silakan hasil tes ini adik bawa sebagai arsip dan dijaga kondisi dan kerahasiaannya yah . . . Baiklah Pak . . . Baiklah sebelum adik Agus kembali ke kelas Closed Question Calon Konseli Teknik yang Digunakan Pengakhiran terminasi ) Eksplorasi

35

adakah yang ingin adik tanyakan ? Tidak Pak. Baiklah karena tidak ada lagi yang ingin adik tanyakan silakan adik Agus kembali ke kelas. Ya Pak . . . Kalau begitu saya pamit . . . Selamat pagi Pak. Ya dik selamat pagi. 5. Follow Up. Berdasarkan keterangan dari konseli, konseli telah mantap dalam menentukan pilihan karirnya dalam memilih jurusan yang akan diambil, dan konseli akhirnya memilih jurusan Bimbingan Konseling dengan suatu alasan tertentu walau pun jurusan tersebut termasuk dalam rumpun IPS dan ini sebenarnya tidak direkomendasikan berdasarkan hasil tes psikotes yang telah dilaksanakan sebelumnya.

36

6. Dokumentasi.

Gambar 1. Foto konseli.

37

Anda mungkin juga menyukai