Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDEKATAN TRAITS AND FACTOR

MATA KULIAH KONSEP INDIVIDUAL

DOSEN PENGAMPU:

TERI SANTERA, M.Pd.Kons

DI SUSUN OLEH:

NABELA PUTRI NANDA: 2113000061

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami hanturkan kepada Allah SWT, yang
mana dengan berkat dan rahmat karunia-Nya sehingga kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan makalah bimbingan konsep individual dengan judul “ Pendekatan
Traits and Factor “ dengan baik. Kesemuanya ini tidak dapat terlepas dari belas
kasih sayang-Nya serta pertolongan sehingga semua hambatan dan kendala yang
di hadapi dapat di selesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing kami
sebagai umatnya ke jalan yang benar dan di ridhoi-Nya.

Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih banyak dan yang sebesar-


besarnya kepada ibu dosen yang telah membimbing kami, yakni ibu dosen Teri
Santera, M.Pd.Kons yang mana melalui perantaranya banyak sekali ilmu yang
kami dapatkan dalam proses penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun pembaca
dan mendapat kritik yang membangun guna untuk memperbaiki dan dapat
menyempurnakan makalah ini.

Jambi, 25 September 2022

Penulis

Nabela Putri Nanda

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Manusia dan Perkembanganya ..................................................... 3


B. Teknik Konseling Traits and Factor ............................................. 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konseling dengan pendekatan Trait And Factor yang dipelopori oleh


Williamson ini disebut pula konseling yang mengarahkan (directive
counse karena konselor secara aktif membantu konseli mengarahkan
perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Maka konseling yang
directive ini disebut pula Counseling Centered atau konseling yang
berpusat pada konselor. Dan konseling semacam inilah yang banyak
dilakukan disekolah-sekolah baik diluar negeri maupun di negara kita.
Berbicara tentang trait and factor, senantiasa dihubungkan dengan
universitas Minnesota yang termasuk didalamnya Walter Bingham, Johm
Darley, Paterson, dan E G. Wiliamson. Dalam bekerja, tokoh-tokoh
pendekatan ini banyak menggunakan alat pengukur terhadap atribut
konseli seperti: bakat, kemampuan, minat, tingkah laku dan
kepribadiannya. Williamson mencatat bahwa "landasan konsep konseling
modern" adalah tercetak dalam asumsi individualitas yang unik dari setiap
anak dan identifikasi keunikan tersebut dengan menggunakan pengukuran
objektif sebagai lawan dari tekhnik perencanaan subjekif. Para ahli
psikologi telah larna mencoba instrument yang dapat mengukur dan
menilai individu secara objektif untuk digunakan dalam konseling baik
dalam pendidikan maupun vokasional, Dengan mengidentifikasikan ciri
dan factor individu, konselor dapat membantunya dalam memiih progam
studi, mata kuliah, perguruan tinggi, dan sebagainya secara rasional serta
membuat perkiraan keberhasilan dimasa yang akan datang. Maksud
konseling menurut Williamson adalah untuk membantu perkembangan
kesempurnaan berbagai aspek kehidupan manusia. Dikatakan selanjutnya
bahwa tugas konseling sifat dan faktor adalah membantu individu dalam
memperoleh kemajuan memahami dan mengelola dengan cara

1
membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri. Dalam hubungan
konseling individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan, dan
menyelesaikan masalah-masalahnya. Dari pengalaman ini individu belajar
untuk menghadapi situasi konflik di masa mendatang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Manusia dan Perkembangannya Pada Konseling Traits and
Factor?
2. Apa Saja Teknik Yang Digunakan Dalam Konseling Traits And
Factor?
C. Tujuan
1. Untuk Mendeskripsikan Manusia dan Perkembangannya Pada
Konseling Traits and Factor
2. Untuk Mengetahui Teknik Yang Digunakan Dalam Konseling Traits
and Factor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manusia dan Perkembangannya


1. Sejarah Perkembangan
Konseling dengan pendekatan Trait And Factor yang dipelopori
oleh Williamson ini disebut pula konseling yang mengarahkan
(directive counse karena konselor secara aktif membantu konseli
mengarahkan perilakunya kepada pemecahan kesulitannya. Maka
konseling yang directive ini disebut pula Counseling Centered atau
konseling yang berpusat pada konselor. Dan konseling semacam
inilah yang banyak dilakukan disekolah-sekolah baik diluar negeri
maupun di negara kita. Berbicara tentang trait and factor, senantiasa
dihubungkan dengan universitas Minnesota yang termasuk didalamnya
Walter Bingham, Johm Darley, Paterson, dan E G. Wiliarnson.
Dalam bekerja, tokoh-tokoh pendekatan ini banyak menggunakan alat
pengukur terhadap atribut konseli seperti: bakat, kemampuan, minat,
tingkah laku dan kepribadiannya. Dari hasil pengukuran tersebut dapat
diramalkan dan diarahkan pendidikan dan jabatan apa yang cocok
bagi konseli sehingga dapat membahagiakan hidupnya. Dengan hasil
pengolahan test atau angket dan alat pengukur lainnya dagat
diramalkan pula apa yang akan diperbuat oleh konseli dalam situasi
tertentu. Williamson mencatat bahwa "landasan konsep konseling
modern" adalah tercetak dalam asumsi individualitas yung unik dari
setiap anak dan identifikasi keunikan tersebut dengan menggunakan
pengukuran objektif sebagai lawan dari tekhnik perencanaan subjekif.
Para ahli psikologi telah larna mencoba instrument yang dapat
mengukur dan menilai individu secara objektif untuk digunakan dalam
konseling baik dalam pendidikan maupun vokasional, Dengan
mengidentifikasikan ciri dan factor individu, konselor dapat
membantunya dalam memiih progam studi, mata kuiah, perguruan

3
4

tinggi, dan sebagainya secara rasional serta membuat perkiraan


keberhasilan dimasa yang akan datang. Maksud konseling menurut
Williamson adalah untuk membantu perkembangan kesempurnaan
berbagai aspek kehidupan manusia.1 Dikatakan selanjutnya bahwa
tugas konseling sifat dan faktor adalah membantu individu dalam
memperoleh kemajuan memahami dan mengelola dengan cara
membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri. Dalam hubungan
konseling individu diharapkan mampu menghadapi, menjelaskan, dan
menyelesaikan masalah-masalahnya. Dari pengalaman ini individu
belajar untuk menghadapi situasi konflik di masa mendatang.
2. Hakikat Manusia
Traits and factor, memandang bahwa ada enam pandangan tentang
manusia yang bisa disimpulkan dari pendapat Williamson yaitu
sebagai berikut:
a. Manusia membawa potensi baik dan buruk. Williamson berbeda
dengan Rouseau yang menganggap manusia pada dasarnya baik
dan masyarakat atau lingkunganlah yang membentuknya menjadi
jahat. Menurut Williamson, kedua potensi itu, baik dan buruk, ada
pada setiap manusia. Tidak ada individu yang lahir membawa
potensi baik semata dan sebaliknya juga tidak ada individu yang
lahir semata-mata penuh dengan muatan yang buruk. Kedua sifat
itu dimililki oleh manusia, tetapi sifat mana yang akan berkembang
tergantung pada interaksinya dengan manusia lain atau
lingkungannya.
b. Bergantung dan berkembang optimal di masyarakat. Manusia
memerlukan orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya.
Aktualisasi diri hanya akan dapat dicapai dalam hubungannya dan
atau dengan bantuan orang lain, manusia tidak dapat hidup
sepenuhnya dengan melepaskun diri dari masyarakat.

1
Firdaus Arifin, Hak Asasi Manusia: Teori, Perkembangan dan Pengaturan.( Yogyakarta: Thafa
Media, 2019).
5

c. Ingin mencapai kehidupan yang baik (good life). Memperoleh


kehidupan yang baik dan lebih baik lagi merupakan kepedulian
setiap orang. Salah satu dimensi kebaikan adalah “arete”. Manusia
berjuang mencapai arete yang menghasilkan kekayaan atau
kebesaran diri. Konsep arete diambil dari bahasa yunani yang
diartikan kecemerlangan (axcelent).
d. Berhadapan dengan "pengintroduksi" konsep hidup baik,
dihadapkan pilihan- pilihan. Dalam keluarga, individu berkenalan
dengan konsep hidup yang baik dari orang tuanya. Disekolah dia
memperolehnya dari guru, selain itu dari teman dan anggota
masyarakat yang lain.
e. Manusia merupakan individu yang unik karena terdapat perbedaan
antara individu yang satu dengan yang lainnya.
f. Bahwa manusia mencoba menggunakan pemahaman diri dan
pengetahuan tentang kecakapannya untuk mengembangkan
potensinya2.
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan kepribadian
manusia tentukan oleh faktor pembawaan maupun lingkungannya.
Pada tiap orang ada sifat-sifat umum dan sifat khusus terdapat pada
seseorang yang merupakan sifat yang unik. Hal ini terjadi karena
pembawaan dan lingkungan tiap orang tidak sama. Pendirian ini
memandang bahwa kepribadian adalah suatu sistem saling
ketergantungan dengan sifat dan faktor seperti kecakapan, sikap,
tempramen dan lain-Iain.
B. Perkembangan Perilaku
1. Struktur Kepribadian

Beberapa tokoh yang terkenal dalam teori trait and factor adalah
Iter Bigham, John Darley, Donald G, Paterson dan E.G. Williamson.
Te berpendapat bahwa perkembangan kepribadian manusia di

2
Ahmed Hulusi, Hakikat Manusia. (Bandung: Anonim, 2012)
6

tentukan oleh factor pembawaan maupun lingkungan dan kepribadian


adalah suatu sistem saling ketergantungan dengan trait atau factor
seperti kecakapan, minat, sikap, tempramen. Teori Trait-Factor adalah
pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat
dilukiskan dengan mengidentifikasikan jumlah ciri sejauh tampak dari
hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi
kepribadian itu. Dan juga Istilah konseling trait-factor dapat
dideskripsikan adalah corak konseling yang menekankan pemahaman
diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam
memecahkan beraneka problem yang dihadapi, terutama yang
menyangkut pilihan program studi atau bidang pekerjaan.

2. Pribadi Sehat
Pribadi sehat menurut pandangan pendekatan Trait and Factor
adalah apabila konseli dapat mengembangkan berbagai aspek
kehidupannya seperti pemahaman dan pengelolaan diri dengan
mengenali kelebihan dan kelemahan dirinya serta mampu memperbaiki
kelemahannya sehingga integritas kepribadian tercapai.

Lutfi Fauzan (1991) menyatakan pribadi sehat menurut Trait and


Factor ditandai dengan:

1. Mampu berfikir rasional untuk memecahkan masalah secara


bijaksana
2. Memahami kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri
3. Mampu mengembangkan segala potensi secara penuh
4. Memiliki motivasi untuk meningkatkan atau menyempurnakan
diri
5. Dapat menyesuaikan diri di masyarakat.
3. Pribadi Bermasalah
Pribadi bermasalah atau malasuai menurut pandangan traits and
factor adalah individu yang tidak mampu memahami kekuatan dan
7

kelemahan yang ada pada dirinya sehingga individu tersebut tidak


dapat mengaktualisasikan dirinya secara optimal.
Pribadi malasuai menurut kategori bordin adalah sebagai berikut:
a. Ketergantungan
b. Kurang informasi
c. Kontak diri
d. Cemas memilih
e. Kurang percaya diri3
C. Prosedur dan Teknik Konseling
1. Prosedur dan Tahapan
Dalam melakukan konseling dengan pendekatan traits and factor
ada enam tahapan utama yang perlu di perhatikan, yaitu:
a. Analisis
Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi tentang
diri konseli beserta latar belakangnya. Data yang dikumpulkan
mencakup segala aspek kepribadian konseli, seperti kemampuan,
minat, motif, kesehatan fisik, dan karakteristik lainnya yang dapat
mempermudah atau mempersulit penyesuaian diri pada umumnya.
Data yang dikumpulkan diklasifikasikan menjadi dua:
1). Data vertical (mencakup diri konseling), yang dapat dibagi
menjadi lebih lanjut atas:
a). data fisik :kesehatan, ciri-ciri fisik, penampakan atau
penampilan fisik.
b). data psikis: bakat, minat, sikap, cita-cita, hobi dan kebiasaan.
2). Data horizontal: berkenaan dengan lingkungan konseling yang
berpengaruh terhadapnya.

b. Sintesis

Sintesis adalah usaha merangkum, mengolong-golongkan dan


menghubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis,

3
Fauzan lutfi, Pendekatan-Pendekatan Konseling Individual. (Malang: Elang Mas, 2004)
8

yang disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan keseluruhan


gambaran tentang diri konseli. Rumusan diri konseli dalam sistesis
ini bersifat ringkas dan padat. Ada tiga cara yang dapat dilakukan
dalam merangkum data pada tahap sistesis tersebut; cara pertama
dibuat oleh konselor, kedua dilakukan konseli, ketiga adalah cara
kolaborasi.

b. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap menginterpretasikan data dalam
bentuk (dari sudut) problema yang ditunjukkan. Rumusan
diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan
simpulan yang logis. Dari diagnosis ini dapat menemukan
ketetapan dan pola yang menuju pada ketetapan, permasalahan,
sebab-sebabnya, serta sifat-sifat siswa yang berarti dan relefan
yang berpengaruh kepada kemungkinan penyesuaian atau
tidak penyesuaian.
c. Prognosis
Hubungan konseling yang mengacu pada belajar yang
terbimbing kearah pemahaman diri Mendidik kembali atau
mengajar kembali sesuai dengan kebutuhan individu sebagai alat
Menurut Williamson prognosis ini bersangkutan dengan upaya
memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi
berdasarkan data yang ada sekarang dan menentukan terapinya.
d. Konseling ( Treatment)
Dalam konseling, konselor membantu konseli untuk
menemukan sumber- sumber pada dirinya sendiri, sumber-sumber
lembaga dalam masyarakat guna membantu konseli dalam
penyesuaian yang optimum sejauh dia bisa, bantuan dalam
konseling ini mencakup lima jenis bantuan yaitu:
1) untuk mencapai tujuan kepribadiannya dan penyesuaian
hidupnya.
9

2) Konseling dalam bentuk bantuan yang dipersonalisasikan untuk


konseli dalam memaharni dan trampil untuk mengaplikasikan
prinsip dan teknik- teknik dalam kehidupan sehari-hari.
3) konseling yang mencakup bimbingan dan teknik yang bersifat
menyembuhkan dan efektif.
4) Suatu bentuk mendidik kembali yang sifatnya sebagai katarsis
atau penyaluran. Yang di maksud ialah usaha untuk membantu
siswa sehingga lebih siap untuk memecahkan masalah situasi
pentesuaianya, sebelum begitu jauh terlibat dalam konflik diri
dan penilaiannya sehingga membutuhkan terapi yang dalam
dan rumit.
e. Follow up ( tindak lanjut)
Tindak lanjut merujuk pada segala kegiatan membantu siswa
setelah mereka memperoleh layanan konseling Teknik yang
digunakan konselor harus di sesuaikan dengan individualitas siswa,
mengingat bahwa tiap individu sifatnya unik, sehingga tidak ada
teknik yang baku yung berlaku untuk semua. Tindak lanjut ini juga
mencakup penentuan keefektifan konseling yang telah
dilaksanakan.
2. Teknik Konseling
Sebagai pedoman dalam mengimplementasikan pemecahan
masalah, Williamson mengemukakan 5 macam strategi atau teknik
umum, dalam yaitu :
a. Memaksa Penyesuaian. dipilih apabila lingkungmn memang tidak
dapat diubah. Seperti: siswa harus mau mengikuti atau menerima
pelajaran dari guru matematika yang judes yang sebenarnya tidak
disenangi siswa.
b. Mengubah lingkungan, dipilih bila memang tidak
memungkinkan, konseli memiliki kekuatan atau kemampuan
melakukannya. Lingkungan ini mencakup apa dan siapa.
10

c. Memilih lingkungan yang cocok, contoh: ada beberapa tempat


belajar yang dapat dimanfaatkan yaitu, di perpustakaan, di rumah
sendiri, dan di rumah teman.
d. Belajar keterampilan yang di perlukan, contoh: belajar
keterampilan bergaul, membuat paper, dan sebagainya.
e. Mengubah sikap, sikap merupakan kecenderungan seseorang
dalam menanggapi sesuatu, dan arahnya juga pada siapa dan pada
apa. Beberapa sikap diri perlu diubah kalau memang tidak
menguntungkan, misalnya: sikap segan untuk bertanya.
3. Kelebihan dan Keterbatasan Konseling Trait and Factor ( Sifat
dan Factor)
1. Kelebihan
Kelebihan konseling dengan pendekatan traits and factor:
a. Pemusatan pada konseli dan bukan pada konselor.
b. Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam
mengubah kepribadian.
c. Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik.
d. Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan
penemuan kuanitatif.
e. Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling.
2. Keterbatasan
Kelemahan konseling deengan pendekatan traits and factor:
a. Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana.
b. Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai
penentu Perilaku tetapi melupakan factor intelektual, kognitif
dan rasional.
c. Penggunaan informasi untuk membantu konseli tidak sesuai
dengan teori.
d. Tujuan untuk sikap konseli yaitu memaksimalkan diri dirasa
terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai individu.
11

e. Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi


hubungan interpersonal.4

4
Fauzan, Lutfi dan Suliono, Konseling Individu Traits and Factor.( Malang:DEPDIKBUD,
1991/1992).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konseling trait dan factor dapat dideksripsikan bahwa
konseling pendekatan sifat dan factor menekankan pemahaman diri dan
penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka problem yang
dihadapi, terutama yang menyangkut proses penerimaan diri. Dan juga
Istilah konseling trait-factor dapat dideskripsikan adalah corak konseling
yang menekankan pemahaman diri melalui testing psikologis dan
penerapan pemahaman itu dalam memecahkan beraneka problem yang
dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan program studi atau bidang
pekerjaan Pandangan manusia pada konseling Trait dan Factor adalah
bergantung dan berkembang optimal di masyarakat. Manusia memerlukan
orang lain dalam mengembangkan potensi dirinya. Sedangkan pandangan
konselingnya yaitu, diupayakan sebagai mana pendidikan membantu
konseli mengembangkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan
nilai-nilai masyarakat.
B. SARAN
Diharapkan kepada para pembaca agar memahami Teori dan Teknik
Konseling pendekatan Trait dan Factor secara utuh atau mendalam,
terutama yang berkaitan dengan pengertian dari Trait dan Factor itu
sendiri. Dan materi yang mengenai Teori Teknik Konseling Seperti
Manusia dan Perkembangannya, Konsep Dasar Konseling, Prosedur dan
Teknik Konseling Trait dan Factor, agar mampu mengaplikasikannya
dalam proses konseling nantinya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Hulusi, 2012. Hakikat Manusia, Bandung: Anonim

Fauzan, Lutfi, 2004. Pendekatan-pendekatan Konseling individual. Malang:


Elang Mas

Fauzan, Lutfi dan Suliono, 1991/1992. Konseling Individu Traits and Factor.
DEPDIKBUD: Malang

Firdaus Arifin, 2019. Hak Asasi Manusia Teori, Perkembangan dan Pengaturan.
Yogyakarta: Thafa Media

Anda mungkin juga menyukai