Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Bimbingan Konseling dalam Perspektif


Al-Qur’an dan Al-Hadits

DOSEN PEMBIMBING: Dr. Miftahudin,M.Ag,


MATA KULIAH: TAFSIR HADITS KOSELING ISLAM
PRODI: BIMBNGAN KONGSELING ISLAM

DISUSUN OLEH:
1. Fitrotul Aulia (12040226807)

2. Laura Annisa (12040221270)

3. Muhammad Afdal (12040216172)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


PEKAN BARU, 11 MEI 2021
KATA PENGANTAR
 

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa
menyusun makalah ini dengan baik. Tidak lupa kepada dosen mata kuliah Konseling
Kelompok penulis ucapkan terima kasih, atas bimbingan yang telah beliau berikan. Semoga
dengan dibuatnya makalah ini akan lebih bermanfaat, dapat lebih dipahami serta dimengerti oleh
pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat umumnya bagi yang membaca
makalah ini khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.

Pekanbaru, mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5

A.PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING……………………………….………5

B. ORIENTASI BIMBINGAN KONSELING……………………………………………… 6

C. JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING…………………………7


D. TERMINOLOGI BIMBINGAN DAN KONSELING…………………………..8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................21

KESIMPULAN..........................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22

BAB I
PENDAHULUAN dupan generasi sejalan dengan tuntutan
Sejak manusia menghendaki kema- masyarakat.
juan dalam kehidupan, sejak itulah timbul Pendidikan berkembang dari yang
gagasan untuk melakukan pengalihan, pe- sederhana (primitif), yang berlangsung ke-
lestarian, dan pengembangan kebudayaan tika manusia masih berada dalam ruang
melalui pendidikan. Oleh karena itu, da- lingkup kehidupan yang serba sederhana
serta konsep tujuan yang amat terbatas
lam sejarah pertumbuhan masyarakat,
pada hal-hal yang bersifat survival (perta-
pendidikan senantiasa menjadi perhatian hanan hidup terhadap ancaman alam
utama dalam rangka memajukan kehi- sekitar), sampai pada bentuk pendidikan
program pemberian layanan dan bantuan
yang sarat dengan metode, tujuan, serta
kepada peserta didik (siswa) dalam upaya
model pendidikan yang sesuai dengan
mencapai perkembangannya yang opti-
masyarakat saat ini.
Pendidikan yang bermutu adalah mal, melalui interaksi yang sehat dengan
yang mengintegrasikan tiga bidang lingkungannya. Personel yang bertang-
kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu gung jawab adalah guru pembimbing atau
bidang administratif dan kepemimpinan, konselor.
Kertas kerja ini diberi judul bim-
bidang instruksional dan kurikuler, dan
bingan konseling dalam perspektif al-
bidang pembinaan siswa (bimbingan dan
konseling). Pendidikan yang hanya melak-
sanakan bidang administratif dan penga-
jaran dengan mengabaikan bidang
bimbingan mungkin hanya akan mengha-
silkan individu yang pintar dan terampil
dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan
dalam aspek psikososiospiritual (Yusuf &
Nurihsan, 2008:4).
Bidang administratif dan kepemi-
mpinan menyangkut kegiatan pengelolaan
program secara efisien. Pada bidang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinan
(kepala sekolah dan staf administrasi
lainnya), yang terkait dengan kegiatan
perencanaan, organisasi, deskripsi jabatan
atau pembagian tugas, pembiayaan,
penyediaan fasilitas atau sarana prasarana
(material), supervisi, dan evaluasi pro-
gram.
Bidang instruksional dan kurikuler,
bidang ini terkait dengan kegiatan penga-
jaran yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengem-
bangan sikap. Pihak yang bertanggung
jawab secara langsung terhadap bidang ini
adalah para guru.
Bidang pembinaan siswa bimbingan
dan konseling. Bidang ini terkait dengan
tu proses yang berkesinambungan, bukan
Qur`an dan al-Hadits. Penulis menelusuri
istilah-istilah al-Qur`an dan al-Hadits yang kegiatan yang seketika atau kebetulan.
digunakan untuk bimbingan konseling. Bimbingan merupakan serang-kaian ta-
Permasalahan yang akan diuraikan adalah; hapan kegiatan yang sistematis dan beren-
Pengertian bimbingan konseling; Orientasi cana yang terarah kepada pencapaian
bimbingan konseling di sekolah; Jenis- tujuan. Kedua, bimbingan merupakan
jenis layanan bimbingan konseling; “helping” yang identik dengan “aiding,
Konseling Islam; Terminologi bimbingan assingting, atau availing”, yang berarti
konseling dalam al-Qur`an dan al-Hadist. bantuan dalam bimbingan menunjukkan
BAB II PEMBAHASAN bahwa yang aktif dalam mengem-bangkan
diri, mengatasi masalah, atau mengambil
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN keputusan adalah individu atau peserta
KONSELING didik sendiri. Dalam proses bimbingan,
pembimbing tidak memaksakan kehen-
Bimbingan dan Konseling
daknya sendiri, tetapi berperan sebagai
merupakan terjemahan dari “guidance”
dan “counseling” dalam bahasa Inggris. fasilitator. Istilah bantuan dalam bim-
Secara harfiah istilah “guidance” dari akar bingan dapat juga dimaknai sebagai upaya
kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to untuk (a) menciptakan lingkungan (fisik,
direct), (2) memandu (to pilot), (3) psikis, sosial, spiritual) yang kon-dusif
mengelola (to manage), dan (4) menyetir bagi perkembangan siswa, (b) membe-
(to steer). Yusuf dan Nurihsan (2008: 6) rikan dorongan dan semangat, (c) me-
memaknai bimbingan sebagai berikut: ngembangkan keberanian bertindak dan
Pertama, bimbingan merupakan sua- bertanggung jawab, dan (4) mengem-
Dikatakan sebagai kondisi dinamik, karena
bangkan kemampuan untuk memperbaiki
kemampuan yang disebutkan di atas akan
dan mengubah perilakunya sendiri.
berkembang terus dan hal ini terjadi
Ketiga, individu yang dibantu adalah
karena individu berada di dalam ling-
individu yang sedang berkembang dengan
kungan yang terus berubah dan berkem-
segala keunikannya. Bantuan dalam bim-
bang.
bingan diberikan dengan pertimbangan
Istilah bimbingan sering dirangkai
keberagaman dan keunikan individu.
dengan konseling. Menurut Robinson
Tidak ada teknik pemberian bantuan yang (2008:7) konseling adalah semua bentuk
berlaku umum bagi setiap individu. Keem- hubungan antara dua orang, di mana yang
pat, tujuan bimbingan adalah perkem- seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih
bangan optimal, yaitu perkembangan yang mampu menyesuaikan diri secara efektif
sesuai dengan potensi dan sistem nilai terhadap dirinya sendiri dan ling-
tentang kehi-dupan yang baik dan benar. kungannya. ASCA (American School
Perkem-bangan optimal bukanlah semata- Counselor Association) mengemukakan
mata pencapaian tingkat kemampuan bahwa konseling adalah hubungan tatap
intelek-tual yang tinggi, yang ditandai muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
dengan penguasaan pengetahuan dan sikap penerimaan dan pemberian kesem-
keteram-pilan, melainkan suatu kondisi patan dari konselor kepada klien, konselor
dinamik, di mana individu (1) mampu mempergunakan pengetahuan dan kete-
mengenal dan memahami diri; (2) berani rampilannya untuk membantu kliennya
menerima kenyataan diri secara objektif;
(3) mengarahkan diri sesuai dengan
kemampuan, kesempatan, dan sistem niai;
dan (4) melakukan pilihan dan mengambil
keputusan atas tanggung jawab sendiri.
Konseling itu sendiri mempunyai
mengatasi masalah-masalahnya (Yusuf &
tujuan seperti yang dikemukakan Shertzer
Nurihsan, 1998: 8).
Berdasarkan definisi di atas dapat dan Stone (2008:9) yaitu mengadakan
dikemukakan bahwa konseling adalah perubahaan perilaku pada diri klien
sehingga memungkinkan hidupnya lebih
salah satu bentuk hubungan yang bersifat
produktif dan memuaskan. Maslow dan
membantu. Makna bantuan di sini yaitu
sebagai upaya untuk membantu orang lain Rogers mengatakan bahwa tujuan kon-
agar ia mampu tumbuh kearah yang seling adalah self-actualization, artinya
tujuan konseling adalah agar tercapai
dipilihnya sendiri, mampu memecahkan
aktualisasi diri sebagai manifestasi potensi
masalah yang dihadapinya dan mampu
yang dimiliki klien (Willis, 2007:21).
menghadapi krisis-krisis yang dialami
Sedangkan Schultz, Mosher & Sprithall,
dalam kehidupannya. Tugas konselor ada-
menyatakan tujuan konseling adalah
lah menciptakan kondisi-kondisi yang
personal growth and personal development,
diperlukan bagi pertumbuhan dan per-
yaitu tujuan konseling agar tercapai per-
kembangan klien.
Hubungan dalam konseling bersifat tumbuhan dan perkembangan klien ber-
interpersonal. Terjadi dalam bentuk wa- dasarkan potensi yang dimilikinya (Willis,
2007:21).
wancara secara tatap muka antara
Adapun konseling islami mene-
konselor dengan klien. Hubungan itu me-
tapkan tujuan konseling adalah, bahwa
libatkan semua unsur kepribadian yang
dalam kehidupan haruslah hubungan sesa-
meliputi pikiran, perasaan, pengalaman,
ma manusia itu dilandasi oleh keimanan,
nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan lain-
kasih sayang, saling menghargai, dan
lain.
Orientasi bimbingan dan konseling
berupaya saling membantu berdasarkan
selama ini bersifat klinis, artinya hanya
iman kepada Allah SWT.
memperhatikan para siswa yang ber-
Khusus di sekolah, Boy dan Pine
menyatakan bahwa tujuan konseling masalah dan mengabaikan yang tidak
bermasalah. Akibatnya, bagian bimbingan
adalah membantu siswa menjadi lebih
dan konseling di sekolah ditakuti para
matang dan lebih mengaktualisasikan
siswa karena takut dianggap sebagai siswa
dirinya, membantu siswa maju dengan
yang nakal atau bermasalah. Memper-
cara yang positif, membantu dalam
hatikan keadaan tersebut perlu adanya
sosialisasi siswa dengan memanfaatkan
orientasi baru bimbingan konseling yang
sumber-sumber dan potensinya sendiri.
bersifat pengembangan (development
Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan
orientation). Landasan-landasan filosofis
akibat dari wawasan baru yang diperoleh,
menurut Willis (2007:28) dari orientasi
maka timbullah pada diri siswa reorientasi
baru ini adalah:
positif terhadap kepribadian dan
Pertama, pedagogis, artinya mencip-
kehidupannya. Memelihara dan mencapai
takan kondisi sekolah yang kondusif bagi
kesehatan mental yang positif. Jika hal ini
perkembangan siswa dengan memper-
tercapai, maka individu mencapai
hatikan perbedaan individual di antara
integrasi, penyesuaian, dan identifikasi
siswa. Kedua, potensial, artinya setiap
positif dengan yang lainnya. Ia belajar
siswa adalah manusia yang memiliki
menerima tanggung jawab, berdiri sendiri,
potensi untuk dikembangkan, sedangkan
dan memperoleh integrasi perilaku (Willis,
2007:22).

B. ORIENTASI BIMBINGAN DAN


KONSELING
kelemahannya secara berangsur akan C. JENIS LAYANAN
diatasinya sendiri. Ketiga, humanistik- BIMBINGAN DAN
religius, artinya pendekatan terhadap KONSELING
siswa haruslah manusiawi dengan
landasan Ketuhanan. Siswa sebagai Berdasarkan kurikulum SMU 1994,
manusia dianggap sanggup mengem- kegiatan layanan bimbingan dan konseling
bangkan diri dan potensinya. Keempat, di sekolah terdiri dari: (1) Layanan orient-
profesional, yaitu proses bim-bingan dan tasi; (2) Layanan informasi; (3) Layanan
konseling harus dilakukan secara bimbingan penempatan dan penyaluran;
professional atas dasar filosofis, teoritis (4) Layanan bimbingan belajar; (5) La-
yang berwawasan, dan kete-rampilan yanan konseling perseorangan (indi-
teknik konseling yang bervariasi dari vidual); (6) Layanan bimbingan kelompok.
konselor. Pertama, layanan orientasi. Layanan
Jadi orientasi bimbingan konseling orientasi adalah layanan bimbingan yang
untuk pengembangan adalah upaya ban- dikoordinir guru pembimbing dengan
tuan yang diberikan seorang pembimbing bantuan semua guru dan wali kelas, de-
yang terlatih dan berpengalaman, ngan tujuan membantu mengorientasikan
terhadap individu-individu yang mem- (mengarahkan, membantu, mengadaptasi)
butuhkannya, agar individu tersebut siswa (juga pihak lain yang dapat memberi
berkembang potensinya secara optimal, pengaruh, terutama orang tuanya) dari
mampu mengatasi masalahnya, dan mam- situasi lama kepada situasi baru seperti
pu menyesuaikan diri terhadap ling- siswa baru di SMU.
kungan yang selalu berubah. Kedua, layanan informasi. Menurut
rumusan kurikulum SMU 1994, layanan
potensi, bakat, dan minat, serta kondisi
informasi adalah layanan bimbingan yang
pribadinya.
memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain
Keempat, layanan bimbingan belajar.
yang dapat member pengaruh besar
Layanan ini adalah layanan bimbingan
kepada siswa (terutama orang tua)
yang memungkinkan siswa
menerima dan memahami informasi
mengembangkan diri berkenaan dengan
(seperti informasi pendidikan dan
sikap dan kebiasaan belajar yang baaik,
informasi jabatan) yang dapat
materi belajar yang cocok dengan
dipergunakan sebagai bahan
kecepatan daan kesulitan belajarnya,
pertimbangan dan pengambilan
sertaa berbagai aspek tujuan dan kegiatan
keputusan. Materi layanan informasi
belajar lainnya.
meliputi: (1) Informasi pendidikan; (2)
Kelima, layanan konseling individual.
Informasi pekerjaan/jabatan; (3)
Layaanan ini adalah bantuan yang
Informasi sosial budaya; (4) Informasi diri
diberikan oleh konselor kepada seorang
siswa.
siswa dengan tujuan berkembangnya
Ketiga, layanan bimbingan
potensi siswa, mampu mengatasi masalah
penempatan dan penyaluran. Layanan ini
sendiri, dan dapat menyesuaikan diri
adalah layanan bimbingan yang
secara positif.
memungkinkan siswa memperoleh Keenam, layanan bimbingan
penempatan dan penyaluran secara tepat
kelompok. Layanan ini adalah layanan
(misalnya penempatan/penyaluran di
bimbingan yang diberikan kepada
dalam kelas, kelompok belajar,
sekelompok siswa untuk memecahkan
jurusan/program khusus, kegiatan secara bersama masalah-masalah yang
ko/ekstrakurikuler), sesuai dengan
menghambat perkembangan siswa.
informasi tentang berbagai hal yang
KONSELING ISLAM
Konseling islami menetapkan tujuan bermakna bagi potensi dirinya. Informasi
konseling adalah bahwa dalam kehidupan yang diberikan itu seperti hakekat jati diri
haruslah hubungan sesama manusia itu sebagai hamba Allah dan khalifah, tugas
dan tujuan hidup di dunia, karakteristik
dilandasi oleh keimanan, kasih saying,
saling menghargai, dan berupaya saling akhlak mulia, prinsip-prinsip belajar
membantu berdasarkan iman kepada dalam Islam, romantika kehidupan
Allah SWT. Layanan konseling islami menurut Islam, dan konsep kerja dalam
dilakukan dengan beberapa layanan Islam. Melalui pemberian informasi
bantuan, yaitu tabayyun, al-hikmah, tersebut, diharapkan klien memiliki (a)
mau’idlah, dan mujadalah (Willis, 2007: kesadaran tentang makna hidupnya di
79). dunia ini, (b) kemampuan untuk
Tabayyun yaitu memperoleh mengantisipasi berbagai kemungkinan
kejelasan informasi atau data mengenai yang akan terjadi, dan (c) terampil dalam
pribadi klien. Layanan ini berkaitan mengambil keputusan atau menemukan
dengan upaya memahami karakteristik alternatif yang paing baik bagi
pribadi klien sebelum memberikan kehidupannya (bagi dirinya sendiri dan
treatment atau intervensi. Langkah ini orang lain).
sangat baik, karena dapat mencegah Mau’idhah (taushiah), yaitu
terjadinya kesalahan atau kekeliruan pemberian nasihat kepada klien yang
mengalami masalah secara individual.
dalam memberikan konseling.
Nasihat ini berisi berbagai petunjuk,
Al-Hikmah yaitu memberikan
ilustrasi, atau contoh-contoh kehidupan
wawasan keilmuwan atau memberikan
para rasul, sahabat, para ulama, atau para
asuhan Rasulullah SAW. Pada suatu hari
tokoh shaleh lainnya. Melalui taushiah ini
ketika tanganku bergerak ke sana ke mari
diharapkan ini diharapkan klien dapat
di atas piring berisi makanan, berkatalah
menyelesaikan masalahnya, tercerahkan
Rasulullah SAW., “Wahai anak, sebutlah
pikiran dan perasaannya, sehingga dapat
nama Allah. Makanlah dengan tangan
menjalani kehidupan dengan penuh
kananmu. Dan makanlah apa yang dekat
percaya diri, tawakal, bersyukur, dan
denganmu.”
bersabar.
Dalam hal ini dapat pula dilihat
Mujadalah, yaitu upaya menciptakan
bahwa Rasulullah SAW memberi petunjuk
situasi yang dialogis dalam proses
kepada Umar bin Abi Salmah terhadap
konseling secara kelompok. Di sini
kesalahannya, dengan nasihat yang baik,
konselor tidak mendominasi pembicaraan,
atau memberikan indoktrinasi kepada pengarahan yang membekas, ringkas dan
jelas. Semua kegiatan konseling diarahkan
klien, akan tetapi memberikan kesem-
patan atau peluang untuk berdiskusi, dalam rangka mencari jalan keluar yang
curah pendapat, mengemukakan pendapat baik, “barangsiapa
atau masalahnya, sehingga terjadi dialog bertakwa kepada Allah niscaya dia akan
yang dapat mengembangkan pencerahan mengadakan baginya jalan keluar” (QS. al-
berpikir yang positif dan penyelesaian Tholaq: 2). Menurut Mursi, seperti dikutip
masalahnya secara tepat. Mubarak (2008:2) aktifitas konseling
Terkait dengan hal tersebut dapat agama yang dijumpai pada zaman klasik
dilihat sebuah hadits yang diriwayatkan Islam dikenal dengan nama hisbah, atau
Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abi ihtisab, konselornya disebut muhtasib, dan
Salmah r.a: “Ketika aku kecil, berada dalam klien dari hisbah tersebut dinamakan
muhtasab 'alaih.
Hisbah menurut pengertian syara'
artinya menyuruh orang (klien) untuk
melakukan perbuatan baik yang jelas-jelas
ia tinggalkan, dan mencegah perbuatan “Tidak ada kebajikan pada kebanyakan
munkar yang jelas-jelas dikerjakan oleh bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
klien (amar ma'ruf nahi munkar) serta bisikan dari orang yang menyuruh
mendamaikan klien yang bermusuhan. (manusia) memberi sedekah, atau yang
Hisbah merupakan panggilan, oleh karena berbuat ma`ruf, atau mengadakan
itu muhtasib melakukannya semata-mata perdamaian di antara manusia. Dan
karena Allah, yakni membantu orang agar barang siapa berbuat demikian karena
dapat mengerjakan hal-hal yang mencari keridaan Allah, maka kelak Kami
menumbuhkan kesehatan fisik, mental memberi kepadanya pahala yang besar”.
dan sosial, dan menjauhkan mereka dari (QS. Al-Maidah, 4:114).
perbuatan yang merusak. Panggilan untuk Bentuk amar ma'ruf dalam hisbah
melakukan hisbah didasarkan kepada ialah menyuruh dan menghendaki
firman Allah SWT: kliennya mengerjakan yang ma'ruf, yakni
semua hal yang dituntut syara, termasuk
perbuatan dan perkataan yang membawa
kemaslahatan bagi individu dan
“Hendaknya ada diantara kamu
masyarakat, yang wajib maupun yang
segolongan umat yang menyeru kepada
sunat. Sedangkan bentuk nahi munkar
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dalam hisbah ialah meminta klien
dan mencegah dari yang munkar.
menjauhi yang munkar, yakni semua yang
Merekalah orang-orang yang beruntung”.
(QS. Ali Imran,3:104).
tetapi Nabi segera melarang dan
dilarang syara’, termasuk perbuatan dan
memanggil. Bawalah pemuda itu dekat-
perkataan yang mendatangkan kesulitan
dekat padaku. Setelah pemuda itu duduk
bagi pribadi dan masyarakat (Mubarak,
2008:2). di dekat Nabi, maka Nabi dengan santun
Sudah barang tentu hisbah dilakukan bertanya kepada pemuda itu: Bagaimana
dengan prinsip suka sama suka, bersifat jika ada orang yang akan menzinahi
sugesti dan introspeksi, sehingga klien ibumu? Demi Allah aku tidak akan mem-
biarkannya, kata pemuda itu. Nabipun
menyadari betul manfaat perbuatan
meneruskan, nah begitu pula orang tidak
ma'ruf dan bahayanya perbuatan munkar,
akan membiarkan hal itu terjadi pada ibu
dan dengan itu klien terdorong pada
mereka. Bagaimana jika terhadap anak
perbuatan baik dan allergi terhadap yang
perempuanmu? Tidak, demi Allah, aku
mungkar, kuat motivasi positifnya dan
tidak akan membiarkannya, kata pemuda
padam motivasi negatifnya. Hisbah juga
itu. Nabi melanjutkan, bagaimana jika ter-
dilakukan dengan lemah lembut.
hadap saudara perempuanmu? Tidak
Nabi pernah mencontohkan
juga, ya Rasul, Demi Alah aku tidak akan
bagaimana menanamkan suatu pengertian
membiarkannya, kata si pemuda. Nabi
kepada orang yang memang belum
meneruskan, nah begitu juga orang tidak
memiliki pengertian tentang suatu
kebaikan dan kemunkaran. Yaitu ketika akan membiarkan putrinya atau saudara
seorang pemuda mendatangi Rasul dan perempuanya atau bibinya dizinahi. Nabi
bertanya secara lantang di hadapan orang kemudian meletakkan tangannya ke dada
pemuda itu sambil berdoa; Ya Allah
banyak; Wahai Nabi Allah, apakah engkau
dapat mengizinkan aku untuk berzina?
Mendengar pertanyaan yang tidak sopan
itu orang-orang ribut mau memukulinya,
bersihkanlah hati pemuda ini, ampunilah
dosanya dan jagalah kemaluannya. (H.R.
Ahmad dari Abu Umamah).
Menurut parawi hadits tersebut,
sejak peristiwa itu sang pemuda tidak lagi “Orang-orang mukmin, laki dan
menengok kiri kanan untuk berbuat zina. perempuan, yang satu dengan lainnya
Dalam hadits itu jelas digambarkan bahwa adalah kekasih dan orang kepercayaannya,
dalam menghadapi pemuda itu Nabi tidak mereka selalu beramar makruf dan nahi
menempatkan diri sebagai subyek yang munkar”. (QS. Al Taubah, 71: 71)
melarang atau memberi nasihat. Tetapi
hanya mengantar sang pemuda untuk
berfikir jernih tentang implikasi zina bagai “Demi masa. Sesunguhnya manusia
orang lain, dan selanjutnya sang pemuda senantiasa merugi, kecuali orang yang
itulah yang harus menjadi subyek dirinya beriman, beramal saleh dan saling
untuk memutuskan sendiri apa yang berwasiat tentang kebenaran dan
terbaik bagi dirinya. Secara psikologis, kesabaran”. (QS. Al-‘Ashr, 103: 1-3).
manusia memang satu-satunya makhluk Mereka yang berpendapat
yang bisa menjadi subyek dan obyek hukumnya fardlu kifayah mendasarkan
sekaligus. pendapatnya pada ayat al Qur'an surat
Tentang hukum hisbah, para fuqaha berikut:
berbeda pendapat antara fardlu 'ain dan
fardlu kifayah. Yang pertama
mendasarkan pendapatnya pada firman “Hendaknya ada diantara kalian
Allah SWT:
Mubarak (2008: 3) antara lain: Pertama,
sekelompok orang yang bekerja mengajak
pemberian nasihat (mau'idzah hasanah)
kebaikan, menyuruh yang ma'ruf dan
secara umum, yakni dilakukan secara
mencegah kemunkaran, merekalah orang-
perorangan atau kelompok, di masjid, di
orang yang beruntung”. (QS. Ali Imran, 3:
104). rumah atau di tempat kerja. Tahap ini
sifatnya merupakan langkah preventif.
Khalifah Umar bin Khattab adalah
Kedua, bimbingan ringan secara
orang pertama yang mengatur
individual. Bentuk hisbah ini diberikan
pelaksanaan hisbah sebagai suatu sistem
kepada orang-orang yang nyata nyata
dengan merekrut dan mengorganisir
membutuhkan, diminta atau tidak diminta.
muhtasib (konselor) dan kemudian
Obyek bimbingannya bisa menyangkut
menugaskan mereka ke segala pelosok
kaum muslimin guna membantu orang- masalah keagamaan, ke rumah tangaan,
orang yang bermasalah. Khalifah kepribadian, pekerjaan dan sebagainya.
berikutnya juga meneruskan Dalam menjalankan hisbah dalam bentuk
kebijaksanaan Umar, sehingga ketika itu ini, muhtasib (konselor) berusaha
jabatan muhtasib menjadi jabatan yang menjumpai muhtasab 'alaihi (klien)
terhormat di mata masyarakat (Mubarak, berdua saja. Bentuk hisbah ini dilakukan
2008:3). untuk mendorong motivasi klien pada
Menurut Ibnu Khaldun, hisbah itu kebaikan, dan mendorongnya alergi
merupakan tugas keagamaan dalam terhadap kemunkaran dan menya-
bidang amar makruf nahi munkar, yang darkannya untuk menerima kenyataan
merupakan kewajiban yang harus secara ikhlas.
dijalankan oleh pemerintah. Bentuk-
bentuk ihtisab/hisbah ketika itu menurut
Kamal Ibrahim Mursi seperti dikutip
ditertawakan. Keempat, bimbingan massal.
Ketiga, bimbingan berat secara
Metode ini digunakan dalam kasus
individual. Metode ini dilakukan terhadap
pertikaian, yakni bimbingan untuk
orang yang sudah terang terangan
mendamaikan perselisihan yang sudah
menjalankan perbuatan tercela/keji, dan
terlanjur terbuka, antara buruh dan
terang-terangan pula tidak mau
majikan, peminjam dan yang dipinjami,
mengerjakan perbuatan baik, orang yang
penjual dan pembeli, perselisihan anak
sudah akrab dengan kejahatan dan alergi
dan ayah, suami dan isteri dan sebagainya.
terhadap kebaikan. Orang pada tingkat
Karena persoalannya sudah terbuka maka
seperti ini biasanya sudah tidak peka
hisbah yang diberikan juga dilakukan
terhadap nasihat-nasihat yang lemah
secara terbuka, misalnya dalam forum
lembut. Bagi orang semacam ini, muhtasib
perdamaian.
dalam percakapannya sengaja
Sistem hisbah seperti di atas
menggunakan kata-kata yang keras seraya
berakhir pada akhir masa Khalifah Usman
mengingatkan resiko yang akan
bin Affan, selanjutnya pada masa-masa
diterimanya di dunia maupun di akhirat,
sesudahnya fungsi-fungsi hisbah ini
jika tidak mau mengubah perilakunya.
diambil alih oleh aparat pemerintah,
Muhtasib dengan memposisikan dirinya
dengan nuansa yang berbeda. Pengambil
sebagai seorang sahabat yang mempunyai
peran hisbah oleh negara nantinya
kepedulian, secara sengaja mengetuk
memunculkan istilah wilayat al-hisbah
keras-keras pintu hati klien, semacam
dalam Fiqh al Siyasah/sistim politik Islam
schok terapi, agar pintu hatinya bisa
seperti yang dibahas oleh al Mawardi da-
terkuak, karena ketukan halus tidak akan
lam al-Ahkam as Sulthoniyyah (Mubarak,
pernah didengar atau bahkan
2008: 4).
D. TERMINOLOGI BIMBINGAN DAN sebanyak 32 kali. Kata tawaashauw
KONSELING ( ) terambil dari kata ( )
yang secara umum diartikan sebagai
Menelusuri term yang mengarah “menyuruh secara baik”. Beberapa pakar
kepada bimbingan konseling dalam al- bahasa lebih jauh menyatakan bahwa kata
Qur’an dan al-Hadits memerlukan kajian ini berasal dari kata ardhun waashiyat
mendalan. Dalam al-Qur`an dan Al-Hadits ( ), yang berarti “tanah yang
banyak ditemukan kata-kata yang dipenuhi/bersinambung tumbuhannya”.
berhubungan dengan bimbingan Kata “mewasiati” adalah tampil kepada
konseling, diantaranya adalah: orang lain dengan kata-kata yang halus
agar yang bersangkutan bersedia
melakukan suatu pekerjaan yang diha-
Kata Tawâshaw ( ) rapkan darinya secara berkesinambungan
Kata tawaashaw ( ) terambil (Quraish Shihab, 199: 482). Dalam sebuah
dari kata ( ) (Ibrahim Anis dkk, Hadits Bukhari (t.t.: 1212) dikatakan:
1972: 1038). Kata ini terdapat dalam surat
al-‘Ashr ayat 3 yang berbunyi:

“Kecuali orang-orang yang beriman dan


mengerjakan amal saleh dan nasihat
menasihati supaya mentaati kebenaran
dan nasihat menasihati supaya menetapi
kesabaran (QS. Al-‘Ashr: 1-3).
Di dalam al-Qur`an kata washiyyat
( ) dalam berbagai bentuknya, terulang
Dapat pula dikemukakan bahwa kata
tawaashauw ( ) di atas, berarti tampil
kepada orang lain dengan kata-kata halus
agar yang bersangkutan bersedia
melakukan suatu pekerjaan yang
diharapkan darinya. Makna ini sama
dengan yang dimaksud dengan konseling
Hadits tersebut bermakna,
dan tujuannya sebagaimana yang
pergaulilah wanita itu dengan baik dan
diutarakan oleh Shertzer dan Stone,
halus, karena mereka tercipta dari tulang
seperti dikutip Yusuf dan Nurihsan
rusuk. atau mengandung
(2008:9), bahwa yang menjadi tujuan
makna bergaul dan memperlakukan
konseling adalah “mengadakan perubahan
seseorang dengan baik dan benar. Dari
perilaku pada diri klien sehingga
kata “mewasiati” di atas, juga dipahami
memungkinkan hidupnya lebih produktif
bahwa isi wasiat hendaknya dilakukan
dan memuaskan”. Konselor hanya
secara bersinambung, bahkan mungkin
fasilitator yang bersifat membantu klien
juga menyampaikannya secara terus
menemukan cara yang dipilihnya sendiri
menerus dan tidak bosan-bosannya
untuk memecahkan masalah yang
menyampaikan kandungan wasiat itu
dihadapinya dan mampu menghadapi
kepada yang diwasiati. Hal ini senada
krisis-krisis yang dialami dalam
dengan yang disampaikan oleh Yusuf dan
kehidupannya.
Nurihsan (2008:6) memaknai bimbingan
Selanjutnya dikatakan bahwa ke-
sebagai suatu proses, yang
efektifan konseling sebagian besar diten-
berkesinambungan, bukan kegiatan yang
seketika atau kebetulan.
tukan oleh kualitas hubungan antara
konselor dengan kliennya. Dilihat dari
segi konselor, kualitas hubungan itu “Dan kami cegah Musa dari menyusu
bergantung pada kemampuannya dalam kepada perempuan-perempuan yang mau
menerapkan teknik-teknik konseling dan menyusui(nya) sebelum itu; Maka
kualitas pribadinya (Yusuf dan Nurihsan, berkatalah saudara Musa: "Maukah kamu
2008: 9). Islam telah menganjurkan umat- Aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang
nya agar senantiasa menyeru manusia ke akan memeliharanya untukmu dan mereka
jalan Allah dengan hikmah dan pelajaran dapat berlaku baik kepadanya?" (QS. Al-
yang baik, dan berdialog dengan cara yang Qashash:12).
baik pula. Dalam surat Yusuf ayat 11 juga
terdapat kata :

Kata Nâshih ( - )
Kata dalam al-Qur`an, dengan
berbagai bentuknya terulang sebanyak 13
kali. Kata naashih ( ) berasal dari kata
( ) nushh bermakna ( ) (Ibrahim
Anis, dkk, 1972: 925) yaitu suci atau
selamat (al-Munawir, 1984:388). Menurut
Quraish Shihab (2002:316) maksud kata
ini adalah terhindarnya suatu perbuatan
dari segala bentuk kecurangan dan
keburukan. Kata nâshih diantaranya
terdapat pada surat al-Qashas ayat 12:
dinasihati. Berikut adalah ayat yang
keluar dari masalah yang dihadapinya.
menunjukkan bermakna ikhlas:
Selanjutnya Quraish Shihab (2002: 238)
menjelaskan kata ( ) anshahu dan
( ) an-nushh adalah ucapan atau
perbuatan yang dilakukan seseorang
untuk kemaslahatan siapa yang kepadanya “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad)
ucapan atau perbuatan itu ditujukan. Ia atas orang-orang yang lemah, orang-orang
biasanya digunakan untuk ucapan yang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak
bermanfaat yang bertujuan memperoleh apa yang akan mereka
menghindarkan orang yang dinasihati dari nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas
bencana atau keburukan. Kata ini pada kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada
mulanya berarti sesuatu yang murni tidak jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-
bercampur dengan sesuatu yang lain. orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha
Karena itu, kata ini juga mengandung Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-
makna keikhlasan. Memang nasihat Taubah:91).
seharusnya disampaikan tanpa pamrih Hal ini senada pula dengan hadits
dan tujuan kecuali kemaslahatan yang yang diriwayatkan oleh Bukhari (t.t.: 899)
sebagai berikut:
“Mereka
berkata: "Wahai ayah kami, apa
sebabnya kamu tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya
kami adalah orang- orang yang “Seorang hamba apabila ikhlas mengabdi
mengingini kebaikan baginya (QS. pada tuannya dan beribadah ikhlas kepada
Yusuf:11). Tuhannya maka ia akan mendapat pahala
Pada ayat tersebut, kata dua kali lipat” (HR. Bukhari).
diartikan sebagai berbuat kebaikan. Hal ini Selanjutnya dirujuk term konseling,
sejalan dengan tujuan konseling yaitu me- maka konseling sama dengan ( ), seba-
lakukan kebaikan dengan membantu klien
Kata nashara ( ) bermakna ( )
gaimana yang dikemukakan oleh Willis
yaitu menolong dan ( ) atau member
(2007:18) bahwa konseling adalah upaya
(al-Munawwir, 1984: 1523). Dalam al-
bantuan yang diberikan seorang
Qur`an kata-kata ( ) dalam berbagai
pembimbing yang terlatih dan
bentuknya terulang sebanyak 158 kali,
berpengalaman, terhadap individu-
diantaranya terdapat pada surat at-
individu yang membutuhkannya, agar
Taubah ayat 40:
individu tersebut berkembang potensinya
secara optimal, mampu mengatasi
masalahnya, dan mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang selalu
berubah. Pengertian ini memperlihatkan
bahwa konseling bertujuan menghin-
darkan orang yang dinasihati dari bencana “Jikalau kamu tidak menolongnya
atau keburukan. Konselor/pembimbing (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah
selalu berusaha melihat potensi individu telah menolongnya (yaitu) ketika orang-
dan dari sinilah dimulai penjelajahan orang kafir (musyrikin Mekah)
dalam proses konseling. mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia
Kata Nashara ( )
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. At- menurunkan sakinah-Nya yakni
Taubah: 40). ketenangan dan ketentraman yang
Ayat di atas menggambarkan bahwa bersumber dari Allah dengan
orang-orang kafir telah sepakat hendak mencurahkan dari atas sehingga mengenai
membunuh Nabi Muhammad SAW. Tapi seluruh totalitas jiwa raga Nabi
Allah SWT memberitahukan maksud jahat Muhammad SAW dan Abu Bakar dan
orang-orang kafir itu kepada Nabi mendukungnya dengan tentara yang tidak
Muhammad SAW. Oleh karena itu maka terlihat. Sehingga usaha Kafir Quraisy
Nabi Muhammad SAW keluar dengan menawan dan membunuh Nabi gagal.
Kata ( ) digunakan dalam arti
ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah
kemenangan atau pertolongan dalam
dalam perjalanannya ke Madinah dan
mengatasi lawan. Penisbahan kata
beliau bersembunyi di suatu gua di bukit
tersebut kepada Allah SWT, di samping
Tsur.
mengisyaratkan bahwa sumbernya adalah
Quraish Shihab (2002: 564) dalam
dari Allah SWT, juga bahwa pertolongan
tafsirnya al-Misbah volume V mengatakan
tersebut sangat besar dan menonjol,
bahwa, disaat Rasulullah berkata dengan
bukan sembarang pertolongan (Quraish
penuh tawakal kepada temannya Abu
Bakar ( ), maka Allah SWT Shihab, 2002: 692, Vol. 15). Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan Bukhari (t.t.: 83,
Juz 2) dikatakan:
Berkata kepada temannya: "Janganlah
kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan
keterangan-Nya kepada (Muhammad) “Berkata Musaddad, telah berkata
dan Muktamar dari Hamid, dari Anas r.a.,
membantunya dengan tentara yang kamu berkata Rasulullah SAW: “Bantulah
tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan saudaramu baik ia zalim maupun
orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan terzalimi”. Mereka bertanya: “Ya
kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah
129) diceritakan tentang peristiwa perang
Rasulullah, benar kita menolong orang
Badar, di mana Allah telah memberikan
yang terzalimi, tapi bagaimana kita
bantuan dengan memenangkan kaum
menolong orang yang zalim?”. Jawab Rasul:
muslimin. Sayyid Qutub (2006: 232) dalan
“Melarangnya berbuat zalim”. (HR.
Tafsir fi Zhilalil Qur`an menafsirkan bahwa
Bukhari).
peristiwa Badar adalah untuk
Dari hadis di atas, terlihat bahwa
mengingatkan bahwa hanya Allah SWT
sasaran pemberian bantuan adalah orang
yang mampu menolong. Apabila manusia
yang terzalimi atau orang yang dalam
bertakwa dan merasa takut, maka
kesulitan. Begitu juga sasarannya adalah
hendaklah mereka bertakwa dan takut
orang yang sedang lupa dan berbuat zalim
kepada Allah SWT saja. Ketakwaan
pada orang lain. Peran konselor adalah
diharapkan akan membimbing manusia
mengembalikannya ke posisi sebagai
untuk bersyukur dan tentram.
seorang muslim yang beriman, yang
Dari teks di atas, diketahui kata
berimplikasi pada ketenangan dan ( ) bermakna menolong, yang
ketentraman. Inilah kemudian sebagai berimplikasi pada ketenangan dan
tujuan utama dalam proses diskursus ketenteraman. Seperti ketenangan dan
konseling islami. ketenteraman bila mengingat Allah (
Pada ayat lain (QS. Ali Imran: 123- ) (QS. Ar-Ra’d: 28).
Ketenangan dan ketenteraman inilah yang
menjadi tujuan konseling islami. Konseling
islami adalah proses motivasional kepada
manusia akan terhindar dari mental yang
individu (manusia) agar memiliki tidak sehat atau sifat-sifat individualistik,
kesadaran untuk “come back to religion”.
nafsu eksploitatif (tamak dan rakus),
Sebab agama akan memberikan borjuistik, materialistik dan hedonistik
pencerahan terhadap pola sikap, pikir, dan
(hubbun dunya wakaraahiyatul maut),
perilakunya ke arah kehidupan personal yang menjadi pemicu munculnya
dan sosial yang “sakinah”, “mawaddah”,
malapetaka di muka bumi ini (Yusuf &
“rahmah”, dan “ukhuwwah”. Dampaknya Nurihsan, 2008:71).

Kata Qayyiman ( )
Kata ( ) qayyiman terambil dari
kata ( ) qama yang biasa diterjemahkan
berdiri. Dari sini kemudian kata tersebut
juga berarti lurus karena yang berdiri
sama dengan tegak lurus. Kata ( ) hanya
terdapat pada satu tempat, yaitu pada
surat al-Kahfi ayat 2:

“Segala puji bagi Allah yang telah


menurunkan kepada hambanya al-Kitab
(al-Qur`an) dan Dia tidak mengadakan
kebengkokan di dalamnya. Sebagai
bimbingan yang lurus, untuk
memperingatkan siksaan yang sangat pedi
dari sisi Allah dan member berita gembira
kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka
akan mendapat pembalasan yang baik”.
Ayat tersebut menggambarkan
bahwa al-Qur’an sebagai bimbingan yang
lurus dan sempurna. Mengatasi dan
menjadi tolok ukur kebenaran semua
kitab-kitab suci sebelumnya dengan
tujuan memperingatkan siapapun tentang
adanya siksa yang sangat pedih dari sisi
Allah SWT. Hal lain juga adalah memberi
berita gembira kepada orang-orang
mukmin yang mantap imannya.
Kata ( ) qayyim/lurus sengaja
disebut lagi untuk menjadi penguat
terhadap kata tidak bengkok. Pakar tafsir
az-Zamakhsyari, seperti dikutip Quraish
Shihab (2002: 232, vol. 7) menulis bahwa
penguatan tersebut diperlukan karena
boleh jadi sesuatu terlihat tidak bengkok Kata ( ) rasyadan tunggalnya
padahal hakekatnya bengkok, demikian adalah ( ) rasyid. Terambil dari kata
juga sebaliknya. Ulama lain memahami ( ) rusyd yang makna dasarnya adalah
kata qayyim dalam arti memberi petunjuk ketepatan dan kelurusan jalan. Term
yang sempurna menyangkut kebahagiaan ( ) rasyid berarti orang yang dapat
umat manusia atau menjadi saksi mengetahui jalan yang terbaik serta
kebenaran dan tolok ukur kitab-kitab bertindak tepat, baik menyangkut soal
sebelumnya. Thabathaba’i menulis bahwa dunia maupun akhirat. Dalam hadits yang
kata qayyim digunakan untuk menunjuk diriwayatkan oleh Bukhari kata ( )
siapa/apa yang mengatur kemaslahatan rusyd terdapat dalam hadits tentang jihad
dan memelihara sesuatu serta menjadi berikut ini:
rujukan dalam setiap kebutuhan.
Dalam kaitannya dengan bimbingan
konseling, kata qayyim/lurus, dapat
dimaksudkan bahwa bimbingan dan
arahan yang diberikan dalam kegiatan
bimbingan konseling, haruslah bimbingan
yang benar dan lurus, yang dapat ….
mengajak klien ke jalan yang benar dan
diridhai Allah SWT.

Kata Rusyd ( ) ….
Kata ( ) rusyd antara lain
digunakan dalam arti kebajikan, Arti kalimat
kebenaran, dan petunjuk (Quraish Shihab, , adalah Rasulullah SAW
2002: 372, vol. 14). Kata ( ) dalam bersabda: “Inilah jalan terbaik yang
berbagai bentuknya di dalam al-Qur`an diperlihatkan kepadamu, maka terimalah”.
terulang sebanyak 19 kali. Diantaranya Kata ( ) dalam kalimat tersebut ber-
terdapat dalam surat al-Jin ayat 2, yang makna jalan yang tepat dan yang terbaik
berbunyi: terbaik.
Bila dikaitkan dengan bimbingan
konseling, maka ( ) merupakan tujuan
“…(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang diinginkan pada klien yaitu agar klien
yang benar, lalu kami beriman kepadanya. dapat menuju jalan yang terbaik dan tepat.
Dan kami sekali-kali tidak akan mem- Hal ini senada dengan apa yang dike-
persekutukan seseorangpun dengan Tuhan mukakan oleh Milton E. Hahn, seperti
kami”. dikutip Willis (2007:18) yang mengatakan
bahwa konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan seorang dengan
seorang yaitu individu yang mengalami
“Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui
masalah yang tak dapat diatasinya, dengan
(dengan adanya penjagaan itu) apakah
seorang petugas profesional yang telah
keburukan yang dikehendaki bagi orang memperoleh latihan dan pengalaman
yang di bumi ataukah Tuhan mereka untuk membantu agar klien mampu me-
menghendaki kebaikan bagi mereka”. (QS. mecahkan kesulitannya. Dan mampu me-
Al-Jin: 3). milih yang terbaik (the best choice) dengan
mempertimbangkan aspek-aspek
lingkungan. Hal ini berarti membantu
klien menemukan jalan yang tepat yang
lagi manusia membutuhkan petunjuk dan
mampu menyelesaikan masalah yang kali ini Allah menganugrahkan petunjuk-
dihadapinya.
Nya berupa pancaindra dan inilah
petunjuk Allah yang kedua. Namun,
betapapun tajam dan pekanya
Kata Huda ( )
kemampuan indra manusia, seringkali
Kata ( ) dalam al-Qur`an dalam
hasil yang diperolehnya tidak
berbagai bentuknya terulang sebanyak
menggambarkan hakikat yang sebenarnya.
316 kali. Diantaranya terdapat pada surat
Betapapun tajamnya mata seseorang, ia
al-Baqarah ayat 2, yaitu akan melihat tongkat yang lurus menjadi
. Makna kata ( ) berkisar pada bengkok di dalam air.
dua hal. Pertama, tampil ke depan Meluruskan kesalahan pancaindra
memberi petunjuk, dan kedua, adalah petunjuk Allah yang ketiga yakni
menyampaikan dengan lemah lembut. akal. Akal yang mengoordinasikan semua
Dari sini lahir kata hadiah yang informasi yang diperoleh indra kemudian
merupakan penyampaian sesuatu dengan membuat kesimpulan-kesimpulan yang
lemah lembut guna menunjukkan simpati. sedikit atau banyak dapat berbeda dengan
Ada dua hal yang tercakup dalam kata hasil informasi indra. Tetapi, walau
( ) ini, yaitu objek yang disampaikan petunjuk akal sangat penting dan
berupa petunjuk dan metode berharga, ternyata ia hanya berfungsi
penyampaian dengan cara lembut. dalam batas-batas tertentu dan tidak
mampu menuntun manusia keluar
jangkauan alam fisika. Bidang operasinya
Huda sebagai Objek adalah bidang alam nyata dalam bidang ini
Sebagai objek, Allah SWT pun tidak jarang manusia teperdaya oleh
menganugerahkan petunjuk. Petunjuk- kesimpulan-kesimpulan akal sehingga akal
Nya bermacam-macam sesuai dengan tidak merupakan jaminan menyangkut
peranan yang diharapkan dari makhluk. seluruh kebenaran yang didambakan.
Allah SWT menuntun setiap makhluk Karena itu manusia memerlukan petunjuk
kepada apa yang perlu dimilikinya dalam yang melebihi petunjuk akal, sekaligus
rangka memenuhi kebutuhannya. Dialah meluruskan kekeliruannya dalam bidang
yang memberi hidayah kepada anak ayam tertentu. Petunjuk atau hidayah dimaksud
memakan benih ketika baru saja menetas, adalah hidayah agama.
atau lebah untuk membuat sarangnya Kata ( ) dimaknai hidayah Allah
dalam bentuk segi enam karena bentuk SWT dan hal ini terlihat dalam hadits
tersebut lebih sesuai dengan bentuk badan berikut berbunyi:
dan kondisinya.
Petunjuk Allah SWT tingkat pertama
adalah naluri. Petunjuk ini terbatas pada
penciptaan dorongan untuk mencari hal-
hal yang dibutuhkan. Naluri tidak mampu
mencapai apa pun yang berada di luar
tubuh pemilik naluri itu. Nah, pada saat
datang kebutuhannya untuk mencapai
sesuatu yang berada di luar dirinya, sekali

(
Kata huda dapat diderivasikan
Huda sebagai Metode
sebagai metode penyampaian yaitu
dengan cara lembut. Hal ini senada
katkan keterlibatan dan keterbukaan klien
dengan ayat berikut:
(Willis, 2007: 24). Maka sifat-sifat empati,
jujur, asli, mempercayai, toleransi, respek,
menerima, dan komitmen terhadap
hubungan konseling, amat diperlukan dan
dikembangkan terus oleh konselor. Dan
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah juga dituntut adanya rasa kebersamaan,
kamu berlaku lemah lembut terhadap intim, akrab, dan minat membantu tanpa
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras pamrih, artinya ada keikhlasan, kerelaan,
lagi berhati kasar, tentulah mereka dan kejujuran pada diri konselor.
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena BAB III PENUTUP
itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermu- KESIMPUL
syawarahlah dengan mereka dalam urusan AN
itu. Kemudian apabila kamu telah mem- Dari paparan sebelumnya di dapat
bulatkan tekad, maka bertawakkallah ke- disimpukan bahwa, kegiatan bimbingan
pada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai konseling sudah pernah diterapkan pada
orang-orang yang bertawakkal kepada- masa Umar ibn Khattab sampai masa
Nya”. (QS. Ali Imran: 159). Usman ibn Affan. Bimbingan konseling
Konteks ayat ini turun berhubungan pada masa ini dinamakan dengan istilah
dengan kesalahan dan pelanggaran yang hisbah atau ihtisab. Konselornya dina-
dilakukan para pemanah dalam perang makan muhtasib, dan klien dinamakan
Uhud. Kejadian tersebut dapat muhtasab alaih.
mengundang emosi, namun demikian Nabi Kata hisbah berasal dari bentuk kata
SAW tidak marah, justru disebabkan ( ). Kata ini dalam berbagai bentuknya
Rahmat Allah-beliau berlaku lemah terulang sebanyak 98 kali, dan semuanya
lembut terhadap mereka ( bermakna perhitungan atau saatnya untuk
). Sekiranya engkau berlaku keras introspeksi. Dengan demikian hisbah atau
( ), buruk perangai, kasar ihtisab yang dipraktekkan pada masa
kata lagi berhati kasar, tidak peka
khalifah Umar dan Usman adalah
terhadap keadaan orang lain, tentulah bimbingan dan bantuan yang diberikan
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu
muhtasib kepada muhtasab alaih, dengan
( ) (Shihab, 2002:159, vol. 2).
mengajak muhtasab alaih agar introspeksi
Penjelasan di atas memperlihatkan
dan mengevaluasi diri, apa yang bisa dan
bahwa Rasulullah SAW dalam mem-
tidak bisa dilakukan demi kebaikan di
perlakukan orang yang bermasalah
masa yang akan datang.
dengan lemah lembut sehingga mereka
Bimbingan konseling dalam al-
menyadari kesalahan yang telah mereka
Qur’an dan al-Hadits dapat dilihat pada;
perbuat. Inilah salah satu bentuk bim-
Bantuan muhtasib hendaklah bersifat
bingan dan konseling Rasulullah SAW.
membantu klien dengan halus supaya
Terkait dengan hal itu, dalam hal ini
melakukan sesuatu karena pilihannya
seorang konselor, menurut banyak ahli,
sendiri secara terus menerus untuk
agar dapat mengembangkan hubungan
memecahkan masalah yang dihadapinya
konseling dengan klien sehingga mening-
dan mampu menghadapi krisis-krisis yang
dialami dalam kehidupannya ( ).
Berupa ucapan yang bermanfaat yang dinasihati dari bencana atau keburukan
bertujuan menghindarkan orang yang
dan dilakukan dengan ikhlas ( ). Ia Pusat Perbukuan Depdiknas
merupakan pertolongan yang berimplikasi Kerjasama dengan PT Rineka Cipta
pada ketenangan dan ketentraman, dan Qutub, Sayyid. 2006. Tafsir fi Zhilalil
sasarannya baik yang didzalimi maupun Qur`an, Jakarta: Gema Insani
yang terdzalimi ( ). Ia merupakan Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah:
bimbingan yang lurus ( ) yang petunjuk Pesan, Kesan dan Keserasian al-
yang benar dan baik atau the best choice Qur`an, Jakarta: Lentera Hati
( ). Dan bertujuan untuk mendapatkan Shihab, M. Quraish. 1999. Tafsir al-Qur`an
hidayah Allah ( ). al-Karim: Tafsir atas Surat-surat
Pendek Berdasarkan Urutan
Turunnya Wahyu, Bandung: Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Hidayah
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen
Anis, Ibrahim. et. al. 1972. al-Mu’jam al-
Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Wasiith, Kairo: Darul Ma’arif
Bandung : CV. Alfabeta
al-Ju’fy, Muhammad bin Ismail Abu
Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh.
Abdullah al-Bukhari. t.t. Shohih al-
2006. Mendidik Anak Bersama Nabi,
Bukhari: al-Jami` al-Shohih al-
terj. Salafuddin Abu Sayyid, Solo: CV.
Mukhtashor, Yamamah Beirut: Dar
Arafah Group
Ibn Katsir Ulwan, Abdullah Nashih. 1993. Pedoman
Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Al- Pendidikan Anak dalam Islam, Jilid 1
Munawwir: Kamus Arab Indonesia, dan 2, pentj. Saifullah Kamalie dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hery Nur Ali, Semarang: Asy-Syifa
Najati, Muhammad Utsman. 2005. Willis, Sofyan S. 2007. Konseling
Psikologi dalam al-Qur`an: Terapi Individual: Teori dan Praktek,
Qurani dalam Penyembuhan Jakarta: CV Alfabeta
Gangguan Kejiwaan, terj. M. Zaka Yusuf, Syamsu L.N, & Nurihsan, A. Juntika.
Alfarisi, Bandung: CV. Pustaka Setia
2008. Landasan Bimbingan dan
Nurihsan, Achmad Juntika. 2005. Strategi
Konseling, Bandung: Program
Layanan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT. Refika Aditama Pascasarjana Universitas Pendidikan
Prayitno dan Anti, Erman. Dasar- Indonesia Kerjasama dengan PT
dasar Remaja Rosdakarya
Bimbingan dan Konseling, Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai