DISUSUN OLEH:
1. Fitrotul Aulia (12040226807)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya penulis bisa
menyusun makalah ini dengan baik. Tidak lupa kepada dosen mata kuliah Konseling
Kelompok penulis ucapkan terima kasih, atas bimbingan yang telah beliau berikan. Semoga
dengan dibuatnya makalah ini akan lebih bermanfaat, dapat lebih dipahami serta dimengerti oleh
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat umumnya bagi yang membaca
makalah ini khususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................5
KESIMPULAN..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN dupan generasi sejalan dengan tuntutan
Sejak manusia menghendaki kema- masyarakat.
juan dalam kehidupan, sejak itulah timbul Pendidikan berkembang dari yang
gagasan untuk melakukan pengalihan, pe- sederhana (primitif), yang berlangsung ke-
lestarian, dan pengembangan kebudayaan tika manusia masih berada dalam ruang
melalui pendidikan. Oleh karena itu, da- lingkup kehidupan yang serba sederhana
serta konsep tujuan yang amat terbatas
lam sejarah pertumbuhan masyarakat,
pada hal-hal yang bersifat survival (perta-
pendidikan senantiasa menjadi perhatian hanan hidup terhadap ancaman alam
utama dalam rangka memajukan kehi- sekitar), sampai pada bentuk pendidikan
program pemberian layanan dan bantuan
yang sarat dengan metode, tujuan, serta
kepada peserta didik (siswa) dalam upaya
model pendidikan yang sesuai dengan
mencapai perkembangannya yang opti-
masyarakat saat ini.
Pendidikan yang bermutu adalah mal, melalui interaksi yang sehat dengan
yang mengintegrasikan tiga bidang lingkungannya. Personel yang bertang-
kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu gung jawab adalah guru pembimbing atau
bidang administratif dan kepemimpinan, konselor.
Kertas kerja ini diberi judul bim-
bidang instruksional dan kurikuler, dan
bingan konseling dalam perspektif al-
bidang pembinaan siswa (bimbingan dan
konseling). Pendidikan yang hanya melak-
sanakan bidang administratif dan penga-
jaran dengan mengabaikan bidang
bimbingan mungkin hanya akan mengha-
silkan individu yang pintar dan terampil
dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan
dalam aspek psikososiospiritual (Yusuf &
Nurihsan, 2008:4).
Bidang administratif dan kepemi-
mpinan menyangkut kegiatan pengelolaan
program secara efisien. Pada bidang ini
terletak tanggung jawab kepemimpinan
(kepala sekolah dan staf administrasi
lainnya), yang terkait dengan kegiatan
perencanaan, organisasi, deskripsi jabatan
atau pembagian tugas, pembiayaan,
penyediaan fasilitas atau sarana prasarana
(material), supervisi, dan evaluasi pro-
gram.
Bidang instruksional dan kurikuler,
bidang ini terkait dengan kegiatan penga-
jaran yang bertujuan untuk memberikan
pengetahuan, keterampilan, dan pengem-
bangan sikap. Pihak yang bertanggung
jawab secara langsung terhadap bidang ini
adalah para guru.
Bidang pembinaan siswa bimbingan
dan konseling. Bidang ini terkait dengan
tu proses yang berkesinambungan, bukan
Qur`an dan al-Hadits. Penulis menelusuri
istilah-istilah al-Qur`an dan al-Hadits yang kegiatan yang seketika atau kebetulan.
digunakan untuk bimbingan konseling. Bimbingan merupakan serang-kaian ta-
Permasalahan yang akan diuraikan adalah; hapan kegiatan yang sistematis dan beren-
Pengertian bimbingan konseling; Orientasi cana yang terarah kepada pencapaian
bimbingan konseling di sekolah; Jenis- tujuan. Kedua, bimbingan merupakan
jenis layanan bimbingan konseling; “helping” yang identik dengan “aiding,
Konseling Islam; Terminologi bimbingan assingting, atau availing”, yang berarti
konseling dalam al-Qur`an dan al-Hadist. bantuan dalam bimbingan menunjukkan
BAB II PEMBAHASAN bahwa yang aktif dalam mengem-bangkan
diri, mengatasi masalah, atau mengambil
A. PENGERTIAN BIMBINGAN DAN keputusan adalah individu atau peserta
KONSELING didik sendiri. Dalam proses bimbingan,
pembimbing tidak memaksakan kehen-
Bimbingan dan Konseling
daknya sendiri, tetapi berperan sebagai
merupakan terjemahan dari “guidance”
dan “counseling” dalam bahasa Inggris. fasilitator. Istilah bantuan dalam bim-
Secara harfiah istilah “guidance” dari akar bingan dapat juga dimaknai sebagai upaya
kata “guide” berarti : (1) mengarahkan (to untuk (a) menciptakan lingkungan (fisik,
direct), (2) memandu (to pilot), (3) psikis, sosial, spiritual) yang kon-dusif
mengelola (to manage), dan (4) menyetir bagi perkembangan siswa, (b) membe-
(to steer). Yusuf dan Nurihsan (2008: 6) rikan dorongan dan semangat, (c) me-
memaknai bimbingan sebagai berikut: ngembangkan keberanian bertindak dan
Pertama, bimbingan merupakan sua- bertanggung jawab, dan (4) mengem-
Dikatakan sebagai kondisi dinamik, karena
bangkan kemampuan untuk memperbaiki
kemampuan yang disebutkan di atas akan
dan mengubah perilakunya sendiri.
berkembang terus dan hal ini terjadi
Ketiga, individu yang dibantu adalah
karena individu berada di dalam ling-
individu yang sedang berkembang dengan
kungan yang terus berubah dan berkem-
segala keunikannya. Bantuan dalam bim-
bang.
bingan diberikan dengan pertimbangan
Istilah bimbingan sering dirangkai
keberagaman dan keunikan individu.
dengan konseling. Menurut Robinson
Tidak ada teknik pemberian bantuan yang (2008:7) konseling adalah semua bentuk
berlaku umum bagi setiap individu. Keem- hubungan antara dua orang, di mana yang
pat, tujuan bimbingan adalah perkem- seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih
bangan optimal, yaitu perkembangan yang mampu menyesuaikan diri secara efektif
sesuai dengan potensi dan sistem nilai terhadap dirinya sendiri dan ling-
tentang kehi-dupan yang baik dan benar. kungannya. ASCA (American School
Perkem-bangan optimal bukanlah semata- Counselor Association) mengemukakan
mata pencapaian tingkat kemampuan bahwa konseling adalah hubungan tatap
intelek-tual yang tinggi, yang ditandai muka yang bersifat rahasia, penuh dengan
dengan penguasaan pengetahuan dan sikap penerimaan dan pemberian kesem-
keteram-pilan, melainkan suatu kondisi patan dari konselor kepada klien, konselor
dinamik, di mana individu (1) mampu mempergunakan pengetahuan dan kete-
mengenal dan memahami diri; (2) berani rampilannya untuk membantu kliennya
menerima kenyataan diri secara objektif;
(3) mengarahkan diri sesuai dengan
kemampuan, kesempatan, dan sistem niai;
dan (4) melakukan pilihan dan mengambil
keputusan atas tanggung jawab sendiri.
Konseling itu sendiri mempunyai
mengatasi masalah-masalahnya (Yusuf &
tujuan seperti yang dikemukakan Shertzer
Nurihsan, 1998: 8).
Berdasarkan definisi di atas dapat dan Stone (2008:9) yaitu mengadakan
dikemukakan bahwa konseling adalah perubahaan perilaku pada diri klien
sehingga memungkinkan hidupnya lebih
salah satu bentuk hubungan yang bersifat
produktif dan memuaskan. Maslow dan
membantu. Makna bantuan di sini yaitu
sebagai upaya untuk membantu orang lain Rogers mengatakan bahwa tujuan kon-
agar ia mampu tumbuh kearah yang seling adalah self-actualization, artinya
tujuan konseling adalah agar tercapai
dipilihnya sendiri, mampu memecahkan
aktualisasi diri sebagai manifestasi potensi
masalah yang dihadapinya dan mampu
yang dimiliki klien (Willis, 2007:21).
menghadapi krisis-krisis yang dialami
Sedangkan Schultz, Mosher & Sprithall,
dalam kehidupannya. Tugas konselor ada-
menyatakan tujuan konseling adalah
lah menciptakan kondisi-kondisi yang
personal growth and personal development,
diperlukan bagi pertumbuhan dan per-
yaitu tujuan konseling agar tercapai per-
kembangan klien.
Hubungan dalam konseling bersifat tumbuhan dan perkembangan klien ber-
interpersonal. Terjadi dalam bentuk wa- dasarkan potensi yang dimilikinya (Willis,
2007:21).
wancara secara tatap muka antara
Adapun konseling islami mene-
konselor dengan klien. Hubungan itu me-
tapkan tujuan konseling adalah, bahwa
libatkan semua unsur kepribadian yang
dalam kehidupan haruslah hubungan sesa-
meliputi pikiran, perasaan, pengalaman,
ma manusia itu dilandasi oleh keimanan,
nilai-nilai, kebutuhan, harapan, dan lain-
kasih sayang, saling menghargai, dan
lain.
Orientasi bimbingan dan konseling
berupaya saling membantu berdasarkan
selama ini bersifat klinis, artinya hanya
iman kepada Allah SWT.
memperhatikan para siswa yang ber-
Khusus di sekolah, Boy dan Pine
menyatakan bahwa tujuan konseling masalah dan mengabaikan yang tidak
bermasalah. Akibatnya, bagian bimbingan
adalah membantu siswa menjadi lebih
dan konseling di sekolah ditakuti para
matang dan lebih mengaktualisasikan
siswa karena takut dianggap sebagai siswa
dirinya, membantu siswa maju dengan
yang nakal atau bermasalah. Memper-
cara yang positif, membantu dalam
hatikan keadaan tersebut perlu adanya
sosialisasi siswa dengan memanfaatkan
orientasi baru bimbingan konseling yang
sumber-sumber dan potensinya sendiri.
bersifat pengembangan (development
Persepsi dan wawasan siswa berubah, dan
orientation). Landasan-landasan filosofis
akibat dari wawasan baru yang diperoleh,
menurut Willis (2007:28) dari orientasi
maka timbullah pada diri siswa reorientasi
baru ini adalah:
positif terhadap kepribadian dan
Pertama, pedagogis, artinya mencip-
kehidupannya. Memelihara dan mencapai
takan kondisi sekolah yang kondusif bagi
kesehatan mental yang positif. Jika hal ini
perkembangan siswa dengan memper-
tercapai, maka individu mencapai
hatikan perbedaan individual di antara
integrasi, penyesuaian, dan identifikasi
siswa. Kedua, potensial, artinya setiap
positif dengan yang lainnya. Ia belajar
siswa adalah manusia yang memiliki
menerima tanggung jawab, berdiri sendiri,
potensi untuk dikembangkan, sedangkan
dan memperoleh integrasi perilaku (Willis,
2007:22).
Kata Nâshih ( - )
Kata dalam al-Qur`an, dengan
berbagai bentuknya terulang sebanyak 13
kali. Kata naashih ( ) berasal dari kata
( ) nushh bermakna ( ) (Ibrahim
Anis, dkk, 1972: 925) yaitu suci atau
selamat (al-Munawir, 1984:388). Menurut
Quraish Shihab (2002:316) maksud kata
ini adalah terhindarnya suatu perbuatan
dari segala bentuk kecurangan dan
keburukan. Kata nâshih diantaranya
terdapat pada surat al-Qashas ayat 12:
dinasihati. Berikut adalah ayat yang
keluar dari masalah yang dihadapinya.
menunjukkan bermakna ikhlas:
Selanjutnya Quraish Shihab (2002: 238)
menjelaskan kata ( ) anshahu dan
( ) an-nushh adalah ucapan atau
perbuatan yang dilakukan seseorang
untuk kemaslahatan siapa yang kepadanya “Tiada dosa (lantaran tidak pergi berjihad)
ucapan atau perbuatan itu ditujukan. Ia atas orang-orang yang lemah, orang-orang
biasanya digunakan untuk ucapan yang yang sakit dan atas orang-orang yang tidak
bermanfaat yang bertujuan memperoleh apa yang akan mereka
menghindarkan orang yang dinasihati dari nafkahkan, apabila mereka berlaku ikhlas
bencana atau keburukan. Kata ini pada kepada Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada
mulanya berarti sesuatu yang murni tidak jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-
bercampur dengan sesuatu yang lain. orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha
Karena itu, kata ini juga mengandung Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-
makna keikhlasan. Memang nasihat Taubah:91).
seharusnya disampaikan tanpa pamrih Hal ini senada pula dengan hadits
dan tujuan kecuali kemaslahatan yang yang diriwayatkan oleh Bukhari (t.t.: 899)
sebagai berikut:
“Mereka
berkata: "Wahai ayah kami, apa
sebabnya kamu tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya
kami adalah orang- orang yang “Seorang hamba apabila ikhlas mengabdi
mengingini kebaikan baginya (QS. pada tuannya dan beribadah ikhlas kepada
Yusuf:11). Tuhannya maka ia akan mendapat pahala
Pada ayat tersebut, kata dua kali lipat” (HR. Bukhari).
diartikan sebagai berbuat kebaikan. Hal ini Selanjutnya dirujuk term konseling,
sejalan dengan tujuan konseling yaitu me- maka konseling sama dengan ( ), seba-
lakukan kebaikan dengan membantu klien
Kata nashara ( ) bermakna ( )
gaimana yang dikemukakan oleh Willis
yaitu menolong dan ( ) atau member
(2007:18) bahwa konseling adalah upaya
(al-Munawwir, 1984: 1523). Dalam al-
bantuan yang diberikan seorang
Qur`an kata-kata ( ) dalam berbagai
pembimbing yang terlatih dan
bentuknya terulang sebanyak 158 kali,
berpengalaman, terhadap individu-
diantaranya terdapat pada surat at-
individu yang membutuhkannya, agar
Taubah ayat 40:
individu tersebut berkembang potensinya
secara optimal, mampu mengatasi
masalahnya, dan mampu menyesuaikan
diri terhadap lingkungan yang selalu
berubah. Pengertian ini memperlihatkan
bahwa konseling bertujuan menghin-
darkan orang yang dinasihati dari bencana “Jikalau kamu tidak menolongnya
atau keburukan. Konselor/pembimbing (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah
selalu berusaha melihat potensi individu telah menolongnya (yaitu) ketika orang-
dan dari sinilah dimulai penjelajahan orang kafir (musyrikin Mekah)
dalam proses konseling. mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia
Kata Nashara ( )
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. At- menurunkan sakinah-Nya yakni
Taubah: 40). ketenangan dan ketentraman yang
Ayat di atas menggambarkan bahwa bersumber dari Allah dengan
orang-orang kafir telah sepakat hendak mencurahkan dari atas sehingga mengenai
membunuh Nabi Muhammad SAW. Tapi seluruh totalitas jiwa raga Nabi
Allah SWT memberitahukan maksud jahat Muhammad SAW dan Abu Bakar dan
orang-orang kafir itu kepada Nabi mendukungnya dengan tentara yang tidak
Muhammad SAW. Oleh karena itu maka terlihat. Sehingga usaha Kafir Quraisy
Nabi Muhammad SAW keluar dengan menawan dan membunuh Nabi gagal.
Kata ( ) digunakan dalam arti
ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah
kemenangan atau pertolongan dalam
dalam perjalanannya ke Madinah dan
mengatasi lawan. Penisbahan kata
beliau bersembunyi di suatu gua di bukit
tersebut kepada Allah SWT, di samping
Tsur.
mengisyaratkan bahwa sumbernya adalah
Quraish Shihab (2002: 564) dalam
dari Allah SWT, juga bahwa pertolongan
tafsirnya al-Misbah volume V mengatakan
tersebut sangat besar dan menonjol,
bahwa, disaat Rasulullah berkata dengan
bukan sembarang pertolongan (Quraish
penuh tawakal kepada temannya Abu
Bakar ( ), maka Allah SWT Shihab, 2002: 692, Vol. 15). Dalam sebuah
hadits yang diriwayatkan Bukhari (t.t.: 83,
Juz 2) dikatakan:
Berkata kepada temannya: "Janganlah
kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan
keterangan-Nya kepada (Muhammad) “Berkata Musaddad, telah berkata
dan Muktamar dari Hamid, dari Anas r.a.,
membantunya dengan tentara yang kamu berkata Rasulullah SAW: “Bantulah
tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan saudaramu baik ia zalim maupun
orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan terzalimi”. Mereka bertanya: “Ya
kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah
129) diceritakan tentang peristiwa perang
Rasulullah, benar kita menolong orang
Badar, di mana Allah telah memberikan
yang terzalimi, tapi bagaimana kita
bantuan dengan memenangkan kaum
menolong orang yang zalim?”. Jawab Rasul:
muslimin. Sayyid Qutub (2006: 232) dalan
“Melarangnya berbuat zalim”. (HR.
Tafsir fi Zhilalil Qur`an menafsirkan bahwa
Bukhari).
peristiwa Badar adalah untuk
Dari hadis di atas, terlihat bahwa
mengingatkan bahwa hanya Allah SWT
sasaran pemberian bantuan adalah orang
yang mampu menolong. Apabila manusia
yang terzalimi atau orang yang dalam
bertakwa dan merasa takut, maka
kesulitan. Begitu juga sasarannya adalah
hendaklah mereka bertakwa dan takut
orang yang sedang lupa dan berbuat zalim
kepada Allah SWT saja. Ketakwaan
pada orang lain. Peran konselor adalah
diharapkan akan membimbing manusia
mengembalikannya ke posisi sebagai
untuk bersyukur dan tentram.
seorang muslim yang beriman, yang
Dari teks di atas, diketahui kata
berimplikasi pada ketenangan dan ( ) bermakna menolong, yang
ketentraman. Inilah kemudian sebagai berimplikasi pada ketenangan dan
tujuan utama dalam proses diskursus ketenteraman. Seperti ketenangan dan
konseling islami. ketenteraman bila mengingat Allah (
Pada ayat lain (QS. Ali Imran: 123- ) (QS. Ar-Ra’d: 28).
Ketenangan dan ketenteraman inilah yang
menjadi tujuan konseling islami. Konseling
islami adalah proses motivasional kepada
manusia akan terhindar dari mental yang
individu (manusia) agar memiliki tidak sehat atau sifat-sifat individualistik,
kesadaran untuk “come back to religion”.
nafsu eksploitatif (tamak dan rakus),
Sebab agama akan memberikan borjuistik, materialistik dan hedonistik
pencerahan terhadap pola sikap, pikir, dan
(hubbun dunya wakaraahiyatul maut),
perilakunya ke arah kehidupan personal yang menjadi pemicu munculnya
dan sosial yang “sakinah”, “mawaddah”,
malapetaka di muka bumi ini (Yusuf &
“rahmah”, dan “ukhuwwah”. Dampaknya Nurihsan, 2008:71).
Kata Qayyiman ( )
Kata ( ) qayyiman terambil dari
kata ( ) qama yang biasa diterjemahkan
berdiri. Dari sini kemudian kata tersebut
juga berarti lurus karena yang berdiri
sama dengan tegak lurus. Kata ( ) hanya
terdapat pada satu tempat, yaitu pada
surat al-Kahfi ayat 2:
Kata Rusyd ( ) ….
Kata ( ) rusyd antara lain
digunakan dalam arti kebajikan, Arti kalimat
kebenaran, dan petunjuk (Quraish Shihab, , adalah Rasulullah SAW
2002: 372, vol. 14). Kata ( ) dalam bersabda: “Inilah jalan terbaik yang
berbagai bentuknya di dalam al-Qur`an diperlihatkan kepadamu, maka terimalah”.
terulang sebanyak 19 kali. Diantaranya Kata ( ) dalam kalimat tersebut ber-
terdapat dalam surat al-Jin ayat 2, yang makna jalan yang tepat dan yang terbaik
berbunyi: terbaik.
Bila dikaitkan dengan bimbingan
konseling, maka ( ) merupakan tujuan
“…(yang) memberi petunjuk kapada jalan yang diinginkan pada klien yaitu agar klien
yang benar, lalu kami beriman kepadanya. dapat menuju jalan yang terbaik dan tepat.
Dan kami sekali-kali tidak akan mem- Hal ini senada dengan apa yang dike-
persekutukan seseorangpun dengan Tuhan mukakan oleh Milton E. Hahn, seperti
kami”. dikutip Willis (2007:18) yang mengatakan
bahwa konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan seorang dengan
seorang yaitu individu yang mengalami
“Dan sesungguhnya kami tidak mengetahui
masalah yang tak dapat diatasinya, dengan
(dengan adanya penjagaan itu) apakah
seorang petugas profesional yang telah
keburukan yang dikehendaki bagi orang memperoleh latihan dan pengalaman
yang di bumi ataukah Tuhan mereka untuk membantu agar klien mampu me-
menghendaki kebaikan bagi mereka”. (QS. mecahkan kesulitannya. Dan mampu me-
Al-Jin: 3). milih yang terbaik (the best choice) dengan
mempertimbangkan aspek-aspek
lingkungan. Hal ini berarti membantu
klien menemukan jalan yang tepat yang
lagi manusia membutuhkan petunjuk dan
mampu menyelesaikan masalah yang kali ini Allah menganugrahkan petunjuk-
dihadapinya.
Nya berupa pancaindra dan inilah
petunjuk Allah yang kedua. Namun,
betapapun tajam dan pekanya
Kata Huda ( )
kemampuan indra manusia, seringkali
Kata ( ) dalam al-Qur`an dalam
hasil yang diperolehnya tidak
berbagai bentuknya terulang sebanyak
menggambarkan hakikat yang sebenarnya.
316 kali. Diantaranya terdapat pada surat
Betapapun tajamnya mata seseorang, ia
al-Baqarah ayat 2, yaitu akan melihat tongkat yang lurus menjadi
. Makna kata ( ) berkisar pada bengkok di dalam air.
dua hal. Pertama, tampil ke depan Meluruskan kesalahan pancaindra
memberi petunjuk, dan kedua, adalah petunjuk Allah yang ketiga yakni
menyampaikan dengan lemah lembut. akal. Akal yang mengoordinasikan semua
Dari sini lahir kata hadiah yang informasi yang diperoleh indra kemudian
merupakan penyampaian sesuatu dengan membuat kesimpulan-kesimpulan yang
lemah lembut guna menunjukkan simpati. sedikit atau banyak dapat berbeda dengan
Ada dua hal yang tercakup dalam kata hasil informasi indra. Tetapi, walau
( ) ini, yaitu objek yang disampaikan petunjuk akal sangat penting dan
berupa petunjuk dan metode berharga, ternyata ia hanya berfungsi
penyampaian dengan cara lembut. dalam batas-batas tertentu dan tidak
mampu menuntun manusia keluar
jangkauan alam fisika. Bidang operasinya
Huda sebagai Objek adalah bidang alam nyata dalam bidang ini
Sebagai objek, Allah SWT pun tidak jarang manusia teperdaya oleh
menganugerahkan petunjuk. Petunjuk- kesimpulan-kesimpulan akal sehingga akal
Nya bermacam-macam sesuai dengan tidak merupakan jaminan menyangkut
peranan yang diharapkan dari makhluk. seluruh kebenaran yang didambakan.
Allah SWT menuntun setiap makhluk Karena itu manusia memerlukan petunjuk
kepada apa yang perlu dimilikinya dalam yang melebihi petunjuk akal, sekaligus
rangka memenuhi kebutuhannya. Dialah meluruskan kekeliruannya dalam bidang
yang memberi hidayah kepada anak ayam tertentu. Petunjuk atau hidayah dimaksud
memakan benih ketika baru saja menetas, adalah hidayah agama.
atau lebah untuk membuat sarangnya Kata ( ) dimaknai hidayah Allah
dalam bentuk segi enam karena bentuk SWT dan hal ini terlihat dalam hadits
tersebut lebih sesuai dengan bentuk badan berikut berbunyi:
dan kondisinya.
Petunjuk Allah SWT tingkat pertama
adalah naluri. Petunjuk ini terbatas pada
penciptaan dorongan untuk mencari hal-
hal yang dibutuhkan. Naluri tidak mampu
mencapai apa pun yang berada di luar
tubuh pemilik naluri itu. Nah, pada saat
datang kebutuhannya untuk mencapai
sesuatu yang berada di luar dirinya, sekali
(
Kata huda dapat diderivasikan
Huda sebagai Metode
sebagai metode penyampaian yaitu
dengan cara lembut. Hal ini senada
katkan keterlibatan dan keterbukaan klien
dengan ayat berikut:
(Willis, 2007: 24). Maka sifat-sifat empati,
jujur, asli, mempercayai, toleransi, respek,
menerima, dan komitmen terhadap
hubungan konseling, amat diperlukan dan
dikembangkan terus oleh konselor. Dan
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah juga dituntut adanya rasa kebersamaan,
kamu berlaku lemah lembut terhadap intim, akrab, dan minat membantu tanpa
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras pamrih, artinya ada keikhlasan, kerelaan,
lagi berhati kasar, tentulah mereka dan kejujuran pada diri konselor.
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena BAB III PENUTUP
itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermu- KESIMPUL
syawarahlah dengan mereka dalam urusan AN
itu. Kemudian apabila kamu telah mem- Dari paparan sebelumnya di dapat
bulatkan tekad, maka bertawakkallah ke- disimpukan bahwa, kegiatan bimbingan
pada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai konseling sudah pernah diterapkan pada
orang-orang yang bertawakkal kepada- masa Umar ibn Khattab sampai masa
Nya”. (QS. Ali Imran: 159). Usman ibn Affan. Bimbingan konseling
Konteks ayat ini turun berhubungan pada masa ini dinamakan dengan istilah
dengan kesalahan dan pelanggaran yang hisbah atau ihtisab. Konselornya dina-
dilakukan para pemanah dalam perang makan muhtasib, dan klien dinamakan
Uhud. Kejadian tersebut dapat muhtasab alaih.
mengundang emosi, namun demikian Nabi Kata hisbah berasal dari bentuk kata
SAW tidak marah, justru disebabkan ( ). Kata ini dalam berbagai bentuknya
Rahmat Allah-beliau berlaku lemah terulang sebanyak 98 kali, dan semuanya
lembut terhadap mereka ( bermakna perhitungan atau saatnya untuk
). Sekiranya engkau berlaku keras introspeksi. Dengan demikian hisbah atau
( ), buruk perangai, kasar ihtisab yang dipraktekkan pada masa
kata lagi berhati kasar, tidak peka
khalifah Umar dan Usman adalah
terhadap keadaan orang lain, tentulah bimbingan dan bantuan yang diberikan
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu
muhtasib kepada muhtasab alaih, dengan
( ) (Shihab, 2002:159, vol. 2).
mengajak muhtasab alaih agar introspeksi
Penjelasan di atas memperlihatkan
dan mengevaluasi diri, apa yang bisa dan
bahwa Rasulullah SAW dalam mem-
tidak bisa dilakukan demi kebaikan di
perlakukan orang yang bermasalah
masa yang akan datang.
dengan lemah lembut sehingga mereka
Bimbingan konseling dalam al-
menyadari kesalahan yang telah mereka
Qur’an dan al-Hadits dapat dilihat pada;
perbuat. Inilah salah satu bentuk bim-
Bantuan muhtasib hendaklah bersifat
bingan dan konseling Rasulullah SAW.
membantu klien dengan halus supaya
Terkait dengan hal itu, dalam hal ini
melakukan sesuatu karena pilihannya
seorang konselor, menurut banyak ahli,
sendiri secara terus menerus untuk
agar dapat mengembangkan hubungan
memecahkan masalah yang dihadapinya
konseling dengan klien sehingga mening-
dan mampu menghadapi krisis-krisis yang
dialami dalam kehidupannya ( ).
Berupa ucapan yang bermanfaat yang dinasihati dari bencana atau keburukan
bertujuan menghindarkan orang yang
dan dilakukan dengan ikhlas ( ). Ia Pusat Perbukuan Depdiknas
merupakan pertolongan yang berimplikasi Kerjasama dengan PT Rineka Cipta
pada ketenangan dan ketentraman, dan Qutub, Sayyid. 2006. Tafsir fi Zhilalil
sasarannya baik yang didzalimi maupun Qur`an, Jakarta: Gema Insani
yang terdzalimi ( ). Ia merupakan Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir al-Misbah:
bimbingan yang lurus ( ) yang petunjuk Pesan, Kesan dan Keserasian al-
yang benar dan baik atau the best choice Qur`an, Jakarta: Lentera Hati
( ). Dan bertujuan untuk mendapatkan Shihab, M. Quraish. 1999. Tafsir al-Qur`an
hidayah Allah ( ). al-Karim: Tafsir atas Surat-surat
Pendek Berdasarkan Urutan
Turunnya Wahyu, Bandung: Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Hidayah
Sukardi, Dewa Ketut. 2003. Manajemen
Anis, Ibrahim. et. al. 1972. al-Mu’jam al-
Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Wasiith, Kairo: Darul Ma’arif
Bandung : CV. Alfabeta
al-Ju’fy, Muhammad bin Ismail Abu
Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafizh.
Abdullah al-Bukhari. t.t. Shohih al-
2006. Mendidik Anak Bersama Nabi,
Bukhari: al-Jami` al-Shohih al-
terj. Salafuddin Abu Sayyid, Solo: CV.
Mukhtashor, Yamamah Beirut: Dar
Arafah Group
Ibn Katsir Ulwan, Abdullah Nashih. 1993. Pedoman
Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Al- Pendidikan Anak dalam Islam, Jilid 1
Munawwir: Kamus Arab Indonesia, dan 2, pentj. Saifullah Kamalie dan
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hery Nur Ali, Semarang: Asy-Syifa
Najati, Muhammad Utsman. 2005. Willis, Sofyan S. 2007. Konseling
Psikologi dalam al-Qur`an: Terapi Individual: Teori dan Praktek,
Qurani dalam Penyembuhan Jakarta: CV Alfabeta
Gangguan Kejiwaan, terj. M. Zaka Yusuf, Syamsu L.N, & Nurihsan, A. Juntika.
Alfarisi, Bandung: CV. Pustaka Setia
2008. Landasan Bimbingan dan
Nurihsan, Achmad Juntika. 2005. Strategi
Konseling, Bandung: Program
Layanan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT. Refika Aditama Pascasarjana Universitas Pendidikan
Prayitno dan Anti, Erman. Dasar- Indonesia Kerjasama dengan PT
dasar Remaja Rosdakarya
Bimbingan dan Konseling, Jakarta: