Tentang:
STRUKTUR
ORGANISASI BIMBINGAN KONSELING
Dosen Pengampu : Sri Jamilah, MA
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Anisshalihah
2. Muh. Akbar
3. M. Rizky Aulia
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat
Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah turut
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu
dengan rendah hati kami meminta saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya
kami dapat memperbaikinya.
Kami sebagai penyusun juga berharap semoga karya ilmiah ini dapat berrmanfaat
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Sekolah…………………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan sebuah lembaga dimana semua kegiatan kependidikan
dilakukan dalam sebuah jenjang tertentu dan siswa merupakan pelaku utama yang berhak
memperoleh pendidikan oleh tenaga kependidikan. Tujuan sekolah dalam pendidikan ialah
mencetak peserta didik untuk menajdi siswa yang cerdas, berakhlak, terampil dan berbudi
pekerti.
Setiap sekolah tentunya memiliki berbagai tingkatan yang telah kita ketahui,
tingkatannya meliputi tingkatan dasar (Sekolah dasar), tingkatan menengah pertama
(Sekolah Menengah Pertama) dan tingkatan menengah ke atas (Sekolah Menengah Atas)
dengan perbedaan usia juga. Seperti pada tingkat dasar (Sekolah Dasar) umumnya berusia
dari 7 tahun (Kelas 1) hingga usia 12 tahun (Kelas 6), tingkatan pertama umumnya berusia
13 (Kelas 7) hingga usia 15 tahun (eklas 12) dan tingkatan menangah ke atas berkisar
antara 16-17 tahun (Kelas 10) hingga 18-19 tahun (kelas 12).
Seperti yang telah kita ketahui, usia anak yang bisa dinyatakan sebagai “anak
sekolahan” menurut ilmu sosiologi bisa dikatakan sebagai “Usia Labil”, dimana pada usia
ini, seorang anak sedang mencari jati dirinya mereka masing-masing. Sehingga, mereka
mudah mengalami perubahan yang cukup cepat karena kematangan dalam sisi
psikologisnya belum sempurna. Bukan tidak mungkin apabila mereka melakukan hal yang
mungkin dapat kita anggap sebagai perbuatan tercela. Oleh karena itu, perlulah sebuah
bimbingan, dimana bimbingan tersebut dapat mengarahkan dan membantu menunjukan
jati diri mereka sebagai manusia yang sebenarnya. Bimbingan tersebut dinamakan
“Bimbingan dan Konseling”, selain membimbing, bimbingan konseling juga membantu
meringankan beban peserta didik dalam hidupnya. Karena bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan fasilitas yang diberikan oleh sekolah dalam mengarahkan dan
menangani setiap masalah yang peserta didik alami.
Agar terciptanya keefektifan dalam sebuah bimbingan, maka diperlukan susunan
berbagai program kerja dan pengorgaanisasian dalam BK, yang tentunya pihak-pihak yang
terkait khususnya, guru BK, mampu menangani berbagai masalah yang mungkin akan
terjadi, karena dalam bidang ini membutuhkan skill dan kemampuan khusus dan memang
sebaiknya tidak “asal-asalan”. Ini diciptakan guna kelancaran dan keefektifan bimbingan.
Dibentuknya struktur keorganisasian dalam bimbingan dan konseling diharapkan dapat
menunjang kesuksesan dalam bidang bimbingan dan konseling untuk para peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengorganisasian bimbingan dan konseling?
2. Bagaimanakah struktur pengorganisasian bimbingan dan konseling?
3. Apa peran masing-masing personil dalam struktur pengorganisasian bimbingan dan
konseling?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan pengorganisasian bimbingan
dan konseling
2. Mengetahui dan memahami bagaimana struktur pengorganisasian bimbingan dan
konseling
3. Mengetahui dan memahami apa peran masing-masing personil dalam struktur
pengorganisasian bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kholis, N. (2012). Pelaksanan Layanan Bimbingan dan Konseling .Jurnal Ilmiah Pendidikan
Bimbingan dan Konseling. Semarang: IKIP Veteran Semarang.
Laksmiwati, H., Suyanto, A. & Nursalim, M. (2002). Pengantar Bimbingan dan Konseling.
Surabaya: UNESA University Press.
Mu’min, A. (2011). Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di
SDI Al Ihsan Bambu Apus Pamulang. (Skripsi). Jurusan KI-Manajemen Pendidikan. UIN
Syarif Hidayatullah.
Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. (2008). Pendidikan Profesi Konseling. BK FIP UNP.
Rahayu. (2015). Pengorganisasian BK serta Peran Guru dalam Kegiatan BK di Sekolah.
[Online]. Diakses dari https://dsrahayu.wordpress.com/2015/03/05/pengorganisasian-
bk-peran-guru-dalam-kegiatan-bk-di-sekolah/.
Rahim, M. (2015). Manajemen Bimbingan dan Konseling dalam Konteks Manajemen
Pendidikan di Sekolah. E-book.