DISUSUN OLEH
Ana Nur Aini (202191010010)
Asiseh (202191010013)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmatnya dan karunianya
kami dapat menyelasaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Fungsi dan strategi bimbingan konseling islam” Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Bimbingan Konseling
yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dan dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini berguna bagi kami dan pihak
lain yang berkepentingan pada umumnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan masalah.....................................................................................................4
C. Tujuan penulisan......................................................................................................4
C. Studi kasus................................................................................................................8
F.. Kesimpulan........................................................................................13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan di dunia dengan dibekali akal, pikiran, dan perasaan. Dengan bekal
itulah manusia disebut dengan makhluk yang paling sempurna dan diamanati oleh sang pencipta
sebagai pemimpin di bumi ini. Akan tetapi seiring dengan bekal akal pikiran dan perasaan itu
pula manusia diselimuti oleh berbagai macam masalah, bahkan ada yang mengatakan bahwa
manusia merupakan makhluk dengan segudang masalah ( human with multiproblem ). Dengan
berbagai masalah itu ada yang mereka atasi dengan sendirinya atau mereka memerlukan bantuan
orang lain ( konselor ) untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dan pmberian bantuan dari
orang yang ahli ( konselor )kepada individu yang membutuhkan ( klien ) itulah yang dinamakan
“ konseling”
Dalam memecahkan masalahnya, manusia memiliki banyak pilihan cara, salah satunya
adalah dengan cara islam. Mengapa islam? Karena islam mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia tak terkecuali berkenaan dengan bimbingan dan konseling.
Dalam makalah ini kami akan memaparkan berbagai hal terkait dengan bimbingan
konseling islam.
B. Rumusan Masalah
3. Studi kasus
PEMBAHASAN
a. Fungsi pemahaman
b. Fungsi fasilitasi
c. Fungsi penyesuaian
Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan
diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
d. Fungsi penyaluran
Membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian
dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakn fungsi ini, konselor perlu bekerja
sama dengfan pendidik lainnya dalam maupun diluar lembaga pendidikan.
e. Fungsi adaptasi
Fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah atau madrasah dan
staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang
pendidikan, minat, kebutuhan, dan kemampuan konseli. Dengan menggunakn informasi
yang memadai mengenai konseli, pembimbing atau konselor dapat membantu para guru
dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun bahan
pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
f. Fungsi pencegahan ( preventif )
Fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,supaya tidak
dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yanag membahagiakan
dirinya adapun tekhnik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan
bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada konseli
dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, yaitu bahaya
minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat obatan, drop out, dan pergaulan bebas
( free sex)
g. Fungsi penyembuhan
Fungsi bimibingan dan konseling yang kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan
upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik
menyangkut aspek pribadi, social, belajar, maupun karier. Tekhnik yang dapat digunakn
adalah konseling, dan remedial teaching.
h. Fungsi pemeliharan
Fungsi bimbingan dan konseling untuk membantukonseli supaya dapat menjaga
diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telh tercipta dalam dirinya. Fungsi ini
memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabakan
penurunan produktivitas diri. Pelaksanan fungsi ini diwujudkan melalui program-
program yang menarik, rekreatif, dan fakultatif ( pilihan) sesuai dengan minat konseli.
i. Fungsi pengembangan
Fungsi bimbingan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel sekolah atau madrasah
lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi dan bekerjasama merencakan dan
melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya
membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tekhnik bimbingan yang
dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat ( brain storming) home room, dan karya wisata.
B. Strategi bimbingan konseling
Dalam aplikasi penyebaran ajarannya banyak menggunakan metode bimbingan
dan konseling, sebagaimana di jelaskan sebagai berikut:
1. Strategi keteladanan, yang di gambarkan dengan suri tauladan yang baik, sebagaimana
firman Allah ( Al-Ahhzab:21)
Artinya: sesungguhnya telah ada pada (diri ) Rosullah itu suri tauladan yang baik
bagimu( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
2. Strategi penyadaran, metode ini banyak mengunakan ungkapan-ungkapan nasehat dan
juga at-targhib wa-tarhib ( janji dan ancaman. Sebagaimana dijelaskan dalam firman
Allah dalam surah Al- Hajj ayat 1-2)
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar ( dahsyat ).
( ingatlah ) pada hari ( ketika ) kamu melihat goncangan itu, lalailah semua wanita yang
menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita
yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka
tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.
3. Metode penalaran logis, metode ini berkisaran tentang dialog dengan alasan akal atau
logika dan perasaan individu, sebagaimana firman allah SWT. yang di jelaskan dalam
surat Al-Hujuraat : 12 :
Artinya :
`Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang.
4. Metode kisah (cerita). Al-Qur’an banyak merangkum kisah – kisah para nabi serta dialog
yang terjadi diantara mereka dengan kaumnya. Kisah ini bisa dijadikan sebagai contoh
dan teladan serta model yang mampu menjadi penjelas akan perilaku – perilaku yang
diharapkan, sehingga bisa dibiaskan, dan juga perilaku – perilaku yang tercela sehingga
bisa dihindari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan