Anda di halaman 1dari 9

PENDEKATAN REALITAS

Dosen Pengampu : Tika Febriyani, M.Pd

Anggota :
Bagas Yoga Pratama (2111080015)
Ade Iqbal Koeswara (2111080097)
A. Pandangan Tentang Manusia
Glasser percaya bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis yang
secara konstan (terus-menerus) hadir sepanjang rentang kehidupannya dan
harus dipenuhi. Ketika seseorang mengalami masalah, hal tersebut disebabkan
oleh satu faktor, yaitu terhambatnya seseorang dalam memenuhi kebutuhan
psikologisnya. Keterhambatan tersebut pada dasarnya karena penyangkalan
terhadap realita, yaitu kecenderungan seseorang untuk menghindari hal-hal
yang tidak menyenangkan. Mengacu pada teori hirarki kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow, Glasser mendasari pandangannya tentang
kebutuhan manusia untuk dicintai dan mencintai, dan kebutuhan untuk merasa
berharga bagi orang lain.
Secara rinci, Glasser menjelaskan kebutuhan-kebutuhan dasar psikologis manusia, yang meliputi:
1. Cinta (Belonging/Love) Salah satu kebutuhan psikologis manusia adalah kebutuhannya untuk merasa
memiliki dan terlibat atau melibatkan diri dengan orang lain. kebutuhan ini disebut Glasser sebagai
Identity Society, yang menekankan pentingnya hubungan personal. Beberapa aktivitas yang menunjukkan
kebutuhan ini antara lain: persahabatan, acara perkumpulan tertentu, dan keterlibatan dalam organisasi
kemahasiswaan. Kebutuhan ini oleh Glasser dibagi dalam tiga bentuk: Social beloging, work beloging dan
family beloging.

2. Kekuasaan (Power) Kebutuhan atas kekuasaan meliputi kebutuhan untuk berprestasi, merasa berharga,dan
mendapatkan pengakuan. Kebutuhan ini biasanya diekspresikan melalui kompetisi dengan orang-orang
disekitar kita, memimpin, mengorganisir, meyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin, menjadi tempat
bertanya atau meminta pendapat bagi orang lain, melontarkan ide atau gagasan dan sebagainya.
3. Kesenangan (Fun)
Merupakan kebutuhan untuk merasa senang, bahagia. Pada anak-anak, terlihat dalam
aktifitas bermain. Kebutuhan ini muncul sejak dini, kemudian terus berkembang
hingga dewasa. Misalnya, berlibur untuk menghilangkan kepenatan, bersantai,
melucu, humor, dan sebagainya.

4. Kebebasaan (Freedom)
Kebebasan merupakan kebutuhan untuk merasakan kebebasan atau kemerdekaan dan
tidak bergantung pada orang lain, misalnya membuat pilihan, memutuskan akan
melanjutkan studi pada jurusan apa, bergerak, dan berpindah dari satu tempat
ketempat lain. kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat universal, tetapi dipenuhi
dengan cara yang unik oleh masing-masing manusia.
B. Konsep Dasar

Pendekatan konseling realitas dikembangkan terutama oleh William Glasser dengan nama
Reality Therapy (terapi realitas) sejak tahun 1950-an dan 60-an (Glasser, 1984a, Nelson-Jones,
2001). Ancangan ini berkembang karena ketidakpuasan Glasser terhadap pelaksanaan praktik
ancangan tradisional yang berlaku saat itu, terutama ancangan psikoanalisis. Pendekatan ini
lebih menekankan pada masa kini, maka dalam memberikan bantuan tidak perlu melacak sejauh
mungkin pada masa lalunya, sehingga yang paling dipentingkan adalah bagaimana konseli dapat
memperoleh kesuksesan pada masa yang akan datang. William Glasser memusatkan
perhatiannya terhadap kelakuan yang bertanggung jawab, dengan memperhatikan tiga hal yang
disebut dengan 3R, yaitu :
1) Right : adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang dengan standar norma yang berlaku baik
itu norma agama, hukum, dan lain-lain.
2) Reality : adalah kenyataan, yaitu individu bertingkah laku sesuai dengan kenyataan yang ada.
3) Responbility : adalah bertanggung jawab, yaitu tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan
dengan menggunakan cara yang tidak merugikan orang lain
C. Tujuan Konseling

Secara umum tujuan dari konseling realitas adalah mencapai identitas keberhasilan
dengan cara individu mampu memikul tanggung jawab, yaitu kemampuan untuk mencapai
kepuasan terhadap kebutuhan dasarnya. Singkatnya adalah ketika individu telah mampu
memuaskan kebutuhan dasarnya, maka di saat yang bersamaan ia telah bertanggung jawab bagi
dirinya sendiri. Konseling realitas menitikberatkan pada realitas individu secara rasional. Dalam
kehidupan sehari-hari, konsep realitas bertujuan untuk menolong individu agar mampu mengurus
diri sendiri dan dapat menentukan perilaku dalam bentuk nyata, mendorong klien agar berani
bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada, sesuai dengan kemampuan dan
keinginannya dalam perkembangan dan pertumbuhannya, mengembangkan rencana-rencana nyata
dan realistik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan .
Berikut Tujuan konseling realitas adalah :
A. Membantu individu untuk mampu mengurus diri sendiri agar dapat menentukan dan
melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata.
B. Mendorong konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang
ada, sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.
C. Mengembangkan rencana-rencana nyata dan realistis dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
D. Perilaku yang sukses dapat dihubungkan dengan pencapaian kepribadian yang sukses,
yang dicapai dengan menanamkan nilai-nilai adanya keinginan individu untuk
mengubahnya sendiri.
E. Terapi ditekankan pada disiplin dan tanggung jawab atas kesadaran sendiri.
D. Peran dan Fungsi Konselor

Tugas konselor adalah melibatkan diri dengan klien dan kemudian membuatnya
menghadapi kenyataan. Glasser merasa bahwa, ketika konselor menghadapi para klien, dia
memaksa mereka itu untuk memutuskan apakah mereka akan atau tidak akan menempuh
“jalan yang bertanggung jawab”. Konselor tidak membuat pertimbangan-pertimbangan nilai
dan putusan-putusan bagi para klien, sebab tindakan demikian akan menyingkirkan tanggung
jawab yang mereka miliki. Tugas konselor adalah bertindak sebagai pembimbing yang
membantu klien agar bisa menilai tingkah lakunya sendiri secara realistis. Konselor
diharapkan memberikan pujian apabila para klien bertindak dengan cara yang bertanggung
jawab dan menunjukkan ketidaksetujuan apabila mereka tidak bertindak demikian.
E. Teknik-Teknik Konseling

Konseling realitas bisa ditandai sebagai konseling yang aktif secara verbal. Prosedurprosedurnya difokuskan pada
kekuatan-kekuatan dan potensi-potensi klien yang dihubungkan dengan tingkah lakunya sekarang dan usahanya untuk
mencapai keberhasilan dalam hidup. Dalam membantu klien untuk menciptakan identitas keberhasilan, dalam konseling
bisa menggunakan.Beberapa teknik sebagai berikut:
1) Terlibat dalam permainan peran dengan klien
2) Menggunakan humor
3) Mengonfirmasikan klien dan menolak dalih apapun
4) Membantu klien dalam merumuskan rencana-rencana yang spesifik bagi tindakan
5) Bertindak sebagai model dan guru
6) Memasang batas-batas dan menyusun situasi konseling
7) Menggunakan “terapi kejutan verbal” yang layak untuk mengonfrontasikan klien
dengan tingkah lakunya yang tidak realistis
8) Melibatkan diri dengan klien dalam upayanya mencari kehidupan yang lebih
efektif.

Anda mungkin juga menyukai