Anda di halaman 1dari 16

BIMBINGAN DAN KONSELING

Dibuat oleh Putri Zahara

2010631040011
A. Konsep Dasar I Bimbingan Konseling

Menurut Prayitno dan Amti (2008 ; 99) menjelaskan bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku. Pelayanan bimbingan diberikan tidak hanya diberikan kepada satu atau beberapa
individu tersebut untuk mempersiapkan memasuki suatu jabatan atau pekerjaan tertentu,
namun pemberian bantuan juga diberikan dalam pengentasan masalah-masalah di berbagai
bidang, seperti masalah-masalah pendidikan, sosial, dan pribadi.

Bimbingan juga dapat diartikan Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan
khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta
dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat
mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat.

B. Konsep Dasar II Bimbinagn Konseling

Menurut Crow dan Crow (dalam Prayitno dan Amti, 2008 ; 94) menjelaskan bahwa bimbingan
adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki
kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-indivu setiap usia untuk
membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya
sendiri, membuat keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil
kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh seseorang yang ahli, laki-laki atau perempuan, secara
berkelanjutan dan sistematis kepada individu-individu setiap usia dengan tujuan agar individu-
individu tersebut dapat mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan
masyarakat
C. Karakteristik Kompetensi Konselor

Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling, Konselor
bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan. Tapi juga merambah pada
bidang industri dan organisasi. Penanganan korban bencana dan konseling secara umum di
masyarakat. Konselor pendidikan semula disebut sebagai Guru BimbinganPenyuluhan (Guru
BP). Seiring dengan perubahan istilah penyuluhanmenjadi konseling, namanya berubah
menjadi Guru Bimbingan Konseling (Guru BK). Untuk menyesuaikan kedudukannya dengan
guru lain, kemudiandisebut pula sebagai Guru Pembimbing.

Pengertian konselor menurut para ahli:

Konselor menurut Hartono dan Boy Soedarmadji memberikan pengertian yakni konselor
merupakan tenaga profesional yang memberikan pelayanan dalam bidang konseling.
Sementara, menurut Jones konselor diartikan sebagai kegiatan yang mengumpulkan fakta dan
pengalaman para siswa. Konselor akan memfokuskan terhadap masalah tertentu yang dialami
bersangkutan. Akhirnya konselor akan memberi masukan untuk memecahkan masalah
tersebut.

Karakteristik, Secara umum tugas konselor adalah menjadi fasilitator bagi klien yang berbekal
pemahaman dasar dan teknik konseling, sampai klien dapat menemukan dan mengatasi
masalah yang dihadapi. Carl Rogers, pelopor konseling humanistik, memaparkan tiga
karakteristik yang perlu dimiliki oleh seorang konselor, yaitu: 1) congruence; 2) unconditional
positive regard; 3) Empathy.

 Kongruensi (congruence), Dapat diartikan sebagai “menunjukkan diri sendiri”


sebagaimana adanya dan yang sesungguhnya, berpenampilan secara terus terang, ada
kesesuaian antara apa yang dikomunikasikan secara verbal dengan yang non verbal.
(Dimick dan Huff diacu dalam Latipun).

 Penghargaan positif tanpa syarat (Unconditional positive regard), Latipun


mendefinisikan karakter ini sebagai sikap hangat, positif menerima serta menghargai
orang lain sebagai pribadi, tanpa mengharapkan adanya pujian bagi dirinya sendiri.
Penghargaan positif memiliki makan yang sama dengan warmth, respect, positive
affection, dan altruistic love.
 Empati (empathy), Empati adalah kemampuan untuk memahami cara pandang dan
perasaan orang lain. Empati tidak berarti memahami orang lain secara objektif, tetapi
sebaliknya berusaha memahami pikiran dan perasaan orang lain dengan cara orang lain
tersebut berpikir dan merasakan atau melihat dirinya sendiri.

Carl Rogers menjelaskan konsep empati ini dengan istilah internal frame of reference, artinya
memahami orang lain berdasarkan kerangka persepsi dan perasaan orang lain tersebut. Rogers
juga menambahkan bahwa melalui empati seseorang mampu merasakan dan memahami dunia
pribadi orang lain, namun tanpa kehilangan kesadaran terhadap dirinya sendiri atau terhanyut
oleh pikiran dan perasaan orang lain tersebut.

D. Karakteristik Klien/Konseli

Setiap individu yang diberi bantuan professional oleh seorang Konselor atas puritan sendiri
atau orang lain dapat disebut sebagai klien. Ada klien yang datang kepada Konselor dengan
keinginan dirinya sendiri karena adanya kesadaran dalan dirinya. Dan ada klien yang datang
kepada konselor atas keinginan orang lain karena kurangnya kesadaran dalam dirinya bahwa
dia membutuh bantuan konselor. Klien yang sadar dalm proses konseling memiliki harapan
untuk tumbuh, berkembang, produktif, kreatif dan mandiri. Harapan , kebutuhan, dan latar
belakang klien akan menentukan keberhasilan proses konseling.

Shertzer and Stone (1987) mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling
ditentukan oleh tiga hal yaitu : (1) kepribadian klien; (2) harapan klien dan; (3) pengalaman
atau pendidikan klien.

E. Ragam Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara harapan dankenyataan. Menurut Rahdzi. Pemberian


bantuan yang diberikan secara sistematis kepada orang lain (klien) untuk memecahkan segala
permasalahan yang dihadapi.

Menurut Sugiyono (2009:52) masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi antara teori dengan praktek,antara aturan dengan
pelaksanaan,antara rencana dengan pelaksanaan.

keadaan taraf hidup kejiwaan klien


Klien menderita gangguan perasaan atau ketegangan batin, ciri-ciri pokoknya berubah
keguncangan mental, keguncangan kepercayaan terhadap tuhan, serta terhadap diri sendiri,
timbul perasaan konflik batin yang hebat antara realitas dirinya dengan lingkungan masyarakat,
dan lain-lain

klien telah menderita gangguan dan ketenangan jiwa, menampakkan ciri-ciri kelainan kejiwaan
yang dianggap tidak normal, yang merupakan penyakit jiwa seperti psikokis atau
psikoneurosis, baik yang masih dalam taraf ringan maupun yang sudah berat,
NOTULENSI HASIL DISKUSI KELOMPOK 1 PERTEMUA KETIGA
MENGENAI KARAKTERISTIK KOMPETENSI KONSELOR
Penanya dari kelompok 2(Gusfiarli Putra)
Apa saja ruang lingkup konselor terus apa bedanya konselor, psikolog dan psikiater?
Jawaban dari Penyaji kelompok 1 (Putri Zahara)
Ruang lingkup Bimbingan Konseling adalah manusia yang masih sadar akan masalah yang
dihadapinya, hubungan manusia dengan manusia yang lain dan manusia dengan
lingkungannya.
Konselor biasanya dari jurusan bimbingan dan konseling, umumnya dari kursus-kursus.
Konselor bisa diperoleh dari program pendidikan yang melanjutkan spesialis dalam bidang
konselor atau dari program teologi.
Psikiater sebenarnya adalah spesialis dari ilmu kedokteran. Jadi orang yang akan menjadi
psikiater harus menempuh sekolah kedokteran S1 terlebih dahulu. Setelah selesai sekolah dan
mendapatkan gelar dokter umum, psikiater akan berlanjut menjalani pelatihan residensi selama
empat tahun yang mengkhususkan dari dalam bidang psikiatri.
Psikolog tidak masuk sekolah kedokteran, melainkan mengenyam pendidikan dari ilmu
psikologi. Untuk menjadi seorang psikolog seseorang harus menyelesaikan pendidikan S1
fakultas psikologi terlebih dahulu. Setelah itu, baru bisa meneruskan program profesi untuk
belajar praktik menjadi psikolog.
Tambahan dari penyelaras kelompok 5 (Kharisma Prameswari)
Ruang lingkup konselor dapat mencakup upaya bantuan yang meliputi bidang bimbingan
pribadi, bimbingan Sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
Umumnya konselor banyak diperlukan di sekolah. Baik itu dari sekolah TK, SD, SMP hingga
SMA. Sekolah banyak membutuhkan konselor karena umumnya yang memerlukan konseling
adalah anak sekolah yang segi fisik masih sehat namun sedang mengalami hambatan.
Yang membedakan antara psikiater dengan psikolog adalah psikiater harus dapat mengetahui
penyebab gangguan kejiwaan dari sisi medis dan kelainan sistem syarafnya. Mereka harus bisa
mendiagnosis gangguan tersebut seperti skizofrenia, bipolar atau gangguan psikologis lainnya.
Perbedaan yang utama adalah mereka dapat meresepkan obat kepada pasiennya setelah
memberikan diagnosa dengan tepat.
Perbedaan yang lain adalah konselor tidak memiliki kompetensi yang dipelajari lebih jauh
untuk dapat menangani seseorang yang mengalami gangguan kejiwaan.
Sumber : https://www.golife.id/perbedaan-psikiater-psikolog-konselor/
Penanya dari kelompok 2 (Hilda Gustiani Rahman)
Jika salahsatu kompetensi konselor tidak terpenuhi, apakah masih bisa disebut seorang
konselor?
Jawaban dari penyaji kelompok 1 (Fivo Atanta Fuadi)
Tidak bisa, karena semua syarat kompetensi konselor harus dikuasai, jika kompetensi konselor
tidak terpenuhi bisa saja banyak yang telah menjadi konselor tapi tidak semuanya profesional.
Tambahan dari penyelaras kelompok 4 (Laila Ainu Rohmah)
Konselor dapat dikatakan Profesional jika ia:
1. Memiliki Penguasaan Pengetahuan. Maksudnya adalah adalah seorang konselor harus
dapat memahami tentang konsep bimbingan dan konseling, landasan pendidikan, serta
memahami kode etik bimbingan dan konseling dalam implementasi hubungan
konseling yang akan dilakukan. Dengan aspek ini, Konselor akan mampu mengelola
proses konseling yang tepat terhadap kliennya.
2. Penguasaan Emosional. Yakni seorang Konselor harus dapat menguasai emosi di dalam
dirinya sendiri terlebih dahulu, lalu akan merefleksikan kepada kliennya. Dengan
memahami emosional kliennya, maka Konselor dapat melakukan pendekatan yang
tepat dalam proses konseling sehingga dapat memperlancar dalam upaya memecahkan
masalah yang dihadapi kliennya.
3. Memahami Tentang Kepribadian. Yaitu seorang Konselor harus dapat memahami
tentang penguasaan kepribadian yang dimiliki dirinya sendiri dengan baik. Dengan
memahami dirinya sendiri, Konselor akan memiliki pandangan yang tepat
terhadap kliennya melalui penguasaan dirinya sendiri (Self-Knowledge)sehingga ia
akan mengetahui apa yang dirasakan kliennya, dengan kata lain dia akan terampil dalam
memahami kepribadian orang lain yang sangat berguna dalam hubungan konseling.
4. Dapat Dipercaya. Yakni seorang Konselor Profesional harus dapat dipercaya oleh
semua pihak yang membutuhkan. Agar dapat dipercaya, Konselor harus memiliki
kejujuran yang tinggi yaitu sifat yang terbuka, otentik, dan objektif dalam pemberian
layanannya kepada klien sehingga ada relevansi antara penilaian diri sendiri (Real-Self)
dengan penilaian orang lain terhadap diri klien (Publik Self).
5. Memiliki Psikologis yang Baik. Seorang Konselor diharuskan memiliki Psikologis
yang lebih sehat (baik) daripada kliennya. Kesehatan psikologis Konselor yang prima
sangat vital dan berguna selama proses konseling. Karena, jika Konselor kurang sehat
psikisnya, maka akan menghambat prsoes konseling yang dijalankannya. Misalnya,
ketika Konselor mengalami masalah ekonomi dalam kehidupannya, maka hal itu akan
memengaruhi psikis Konselor menjadi tidak sehat dan akan menyebabkan pemberian
pelayanan bimbingan dan konseling yang kurang baik bahkan dapat menyimpang.

(sumber : kompasiana)
Penanya dari kelompok 3 (Nurshifa Fauziah)
Karakteristk pribadi seperti apa yang seharusnya dimiliki seorang konselor?
Jawaban dari penyaji kelompok 1 (Indah Nurfauziah)
Seorang konselor harus menampilkan kepribadian dan prilaku yang terpuji, seperti berwibawa,
jujur, sabar, ramah, dan konsisten. Artinya konselor dituntut untuk memiliki sikap kepribadian
serta prilaku yang terpuji, seperti berwibawa, yaitu konselor yang memiliki kharisma dalam
pandangan orang lain, jujur dalam berperilaku dan bertindak, sabar terhadap setiap orang, dan
konsisten agar timbul rasa kepercayaan dari konseli terhadap konselor.
Tambahan dari penyelaras kelompok 5 (Jihan Fahira Alhabsyi)
Seorang konselor harus menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada
umumnya dan khususnya kepada konselinya, seperti membantu konseli mengembangkan
potensi bakat bermusiknya, dan menggali potensi positif yang terpendam dari diri konseli agar
konseli mampu berprestasi dengan baik.
Seorang konselor harus peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan khususnya
kepada konselinya, artinya konselor memiliki jiwa sosial yang tinggi yang menyangkut
kemaslahatan umat manusia, seperti melakukan kerja bakti, gotong royong membersihkan
lingkungan dan lain-lain serta peduli terhadap kemaslahatan konseli, seperti turut berempati
ketika konseli tertimpa musibah, memberikan bantuan dan pertolongan kepada konseli yang
dilanda masalah sesuai dengan kemampuan konselor.
Seorang konselor harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak
asasinya, artinya adalah konselor memiliki sikap dan sifat kesetaraan untuk tidak membeda-
bedakan orang lain karena sifat membeda-bedakan individu akan memunculkan sikap
perendahan konselor terhadap harkat dan martabat manusia serta ketidakpedulian konselor
terhadap hak asasi seorang individu. Oleh sebab itu, sifat kesetaraan harus dimiliki oleh
konselor agar harkat dan martabat manusia yang sesuai dengan hak asasinya dapat dijunjung
tinggi oleh konselor.
Seorang konselor harus toleran terhadap permasalahan konseli, artinya adalah sikap toleransi
konselor terhadap semua permasalahan konseli, seperti toleransi terhadap konseli yang berbeda
agama, toleran terhadap konseli yang tengah melaksanakan ibadahnya, toleran terhadap
kondisi ekonomi konseli yang berada pada kondisi tidak baik, toleran terhadap konseli yang
mengalami kondisi fisik yang kurang baik atau memiliki suatu penyakit tertentu. Seorang
konselor harus bersikap demokratis, artinya konselor harus mengutamakan kepentingan umum
dibanding kepentingan pribadi, menerima semua masukan dan kritik yang datang dari orang
lain serta tidak memaksakan pendapat sendiri kepada orang lain.
Tambahan dari penyelaras kelompok 4 (Febriya Nurhidayah)
Karakteristik seorang konselor :
 Memahami secara mendalamkonseli yang dilayani,
 Menguasai landasan dan kerangka teoritik bimbingan dankonseling,
 Menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang mendirikan,dan
 Mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan

Penanya dari kelompok 3 (Harus Sumitra)


Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang konselor?
Jawaban oleh penyaji kelompok 1 (Rahma Nurdita)
a. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani
b. Menguasai landasan teoritik bimbingan & konseling
c. Menyelenggarakan bimbingan & konseling yang memandirikan
d. Mengembangkan pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan.

NOTULENSI HASIL DISKUSI KELOMPOK 2


PERTEMUAN KEEMPAT
MENGENAIKARAKTERISTIK KLIEN/KONSELI
Penanya
1. Siti Humairoh kel 3: biasanya faktor apa saja yg membuat klien menjadi klien
menentang
Jawaban : Faktor yang mempengaruhi Klien bermusuhan/menentang biasanya klien memiliki
masalah yang cukup serius. Dan datang secara paksaan dari orang lain.
2. Fitra sadilah kel 3: Kenapa pendidikan dan pengalaman klien bisa menjadi keberhasilan
dlm konseling
Jawaban : klien akan mudah menggali dirinya sehingga persoalannya makin jelas dan upaya
pemecahannya makin terarah. Dan juga konseling itu sendiri akan lebih mudah memahami
masalah yang sedang dialami oleh klien dan mencoba membantu mencari jalan keluar atau
solusi untuk masalah tersebut.
3. Rahma Nurdita kel 1: Apakah konselor bisa memberikan obat kpd klien untuk
menyembuhkan masalahnya/dengan cara lain.
Jawaban : Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi
obat dari apoteker kepada pasien dan keluarganya. Konseling dapat dilakukan kepada pasien
rawat jalan maupun rawat inap atas inisiatif apoteker sendiri, rujukan dari dokter atau keinginan
pasien/keluarganya. Tujuan pemberian konseling obat adalah untuk mengoptimalkan terapi,
meminimalkan resiko dari reaksi obat yang tidak dikehendaki dan meningkatkan keamanan
pasien (patient safety).
Karena psikolog bukan dokter, psikolog tidak bisa meresepkan obat. Layanan pengobatan yang
diberikan oleh psikolog hanya seputar konsultasi dan psikoterapi psikologis yang berfokus
pada hubungan antara akar masalah, pola pikir, dan perilaku Anda. Anda dan terapis Anda bisa
menentukan satu tujuan yang sangat spesifik untuk dicapai setelah terapi selesai. Psikiater bisa
membuka sesi terapi psikologis sekaligus meresepkan obat, termasuk check-up umum seperti
pemeriksaan fisik dan tes laboratorium.

Konseling dan Psikoterapi merupakan suatu usaha profesional untuk membantu/ memberikan
layanan pada individu-individu mengenai permasalahan yang bersifat psikologis. Dengan kata
lain Konseling dan Psikoterapi bertujuan memberikan bantuan kepada klien untuk suatu
perubahan tingkah (behauvioral change), kesehatan mental positif (positive mental health),
pemecahan masalah (problen solution), keefektifan pribadi (personal effectiveness), dan
pembuatan keputusan (decision making). Dengan demikian seorang konselor perlu didukung
oleh pribadi dan keterampilan yang dapat menunjang keefektifan konseling. Pada dasarnya
antara konseling dan psikoterapi dalam hal tujuan sama-sama ingin membantu agar klien dapat
menemukan permasalahan untuk kemudian dapat dipecahkan bersama-sama, namun semua itu
hanya dapat terlaksana dengan baik manakala klien dapat membuka diri dan mau diajak
kerjasama. Adapun perbedaannya lebih kepada pendekatan dan cara penanganannya, dimana
konselor sebagai mitra yang dapat memberikan masukkan dan membantu untuk memunculkan
suatu permasalahan yang dirasakan klien baik masalah yang disadari maupun yang tidak
disadari, sedangkan psikoterapis selain menggunakan tehnik konseling ia juga menggunakan
therapy yang sifatnya lebih kepada perubahan pada prilaku yang sangat substantib.

Penyelaras
1. Nabila Dwi Pusita kel 5:
 Ada paksaan ke bk nya
 Adanya permusuhan
 Penolakan dari klien
 Tidak sependapat

2. Febriya NurHidayah kel 4:


 Memperlakukan dengan ramah tp tegas, negosiasi, dan empati

NOTULENSI HASIL DISKUSI KELOMPOK 3


 Penanya Laila kelompok 4:
Apakah gangguan mental dan gangguan jiwa itu sama?
 Jawaban Shifa Kelompok 3:
gangguan jiwa atau yang sering disebut dengan sakit jiwa merupakan salah satu gangguan
mental, yang biasanya sangat mempengaruhi pola pikir, tingkah laku hingga suasana hati
seseorang.Orang yang menderita gangguan jiwa, umumnya merupakan orang-orang yang
memiliki kehidupan tertekan, yang membuatnya kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-
hari.gangguan mental merupakan suatu penyakit mental, yang umumnya berhubungan dengan
kondisi emosional, psikologis serta kesejahteraan sosial seseorang.
Gangguan mental juga mampu mengubah cara seseorang dalam berhubungan sosial dengan
orang lain, mengatasi suatu permasalahan, menyakiti diri sendiri, maupun kesulitan membuat
suatu keputusan atau menentukan pilihan.
Pada kondisi terburuknya, gangguan mental pun bisa menyerang dan mempengaruhi bagian
saraf otak.
Gangguan mental sendiri, terdiri dari beberapa jenis yang mungkin sudah tidak asing di telinga,
yaitu stres, depresi, bipolar, gangguan obsesif kompulsif, gangguan psikosis dan lain
sebagainya.
 Jawaban Harum Kelompok 3:
Faktor lainnya yang juga menjadi penyebab gangguan jiwa, di antaranya yaitu:
a. Faktor genetik atau keturunan
b. Faktor lingkungan, seperti tinggal, belajar atau bekerja di tempat yang membuat
tertekan
c. Adanya pengalaman traumatis, seperti peristiwa kekerasan, pemerkosaan, maupun
bencana alam
d. Konsumsi obat-obatan secara berlebihan
e. Efek samping terlalu banyak mengonsumsi minuman keras
Penyebab gangguan mental tidak hanya berasal dari keturunan, tetapi juga bisa dipicu
oleh faktor pendukung lainnya, seperti:
a. Trauma terhadap suatu hal atau kejadian, seperti kekerasan rumah tangga atau jenis
pelecehan lainnya
b. Pekerjaan yang memicu stres tinggi, seperti misalnya pengusaha dan dokter
c. Faktor jenis kelamin, seperti misalnya wanita yang cenderung lebih rentan terkena
gangguan mental, baik itu rasa cemas berlebih, stres maupun depresi
d. Memiliki gangguan pada otak atau kelainan senyawa kimia
e. Mendapatkan atau mengalami diskriminasi dan stigma
f. Terlalu lama merasa kesepian, akibat terisolasi dari kehidupan sosial
g. Tinggal di lingkungan yang buruk

 Penyelaras Rahma Kelompok 1:


Jika gangguan jiwa seseorang sudah kehilangan kontrol dirinya sendiri, karna dampak tekanan
yang dideritanya tuh udh parah sampe akhirnya mengalami gangguan jiwa
Jika gangguan mental, belom sepenuhnya kehilangan kontrol diri, kadang seseorang yg
mempunyai gangguan mental ia akan kambuh kalau mendapatkan tekanan dari keadaan atau
dari pikiran nya sendiri, tetapi selebihnya ia masih bisa mengontrol dirinya sendiri, dan masih
mempunyai kesadaran untuk melakukan hal-hal yg seharusnya ia hindari agar gangguan
mentalnya tidak muncul.

 Penanya Febriya kelompok 4:


Apakah ada batasan permassalahan yang ditangani oleh konselor?
 Jawaban Shifa Kelompok :
tidak ada batasan Permasalahan yang dapat di tangani oleh konselor karena setiap klien
mempunyai masalah yang berbeda tetapi jika masalah yang di hadapi klien berada diluar
kemampuan dan kewenangan konselor maka konselor dapat mengalih tangankan klien tersebut
ada badan lain yang lebih ahli dan sesuai dengan kesepakatan bersama.
 Penanya Nabila kelompok 5:
Bagaimana cara konselor menangani dalam kesulitan belajar?
 Jawaban Shifa :
a. Diagnostik kesulitan. Guru diharuskan untuk mencari faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar siswa.
b. Mendalami pemahaman tentang faktor apa saja yang dapat memengaruhi keberhasilan
belajar siswa.
c. Mencari sumber masalah yang melatar belakangi munculnya kesulitan belajar siswa
dan mencari mencari solusi untuk mengatasinya.
d. Menentukan jenis bimbingan yang akan diberikan untuk siswa agar dapat mengatasi
masalah yang sedang dihadapinya.
e. Setelah kesulitan belajar dirasa sudah bisa teratasi, maka guru diharapkan melakukan
perbaikan untuk meningkatkan prestasi siswa
 Penyelaras Endah kelompok 2:
a. Memotivasi diri agar mau belajar
b. Mencari cara belajar yang sesuai dengan diri kita
c. Jangan pernah berpikir belajar itu membosankan.

Tambahan Materi
Menurut WS Winkel (1997) dalam Bimbingan dan Konseling di Lingkungan
Pendidikan.
1. Anak Usia Dini
2. Usia SD
3. Usia SMP
4. Usia SMA
5. Usia Mahasiswa
a. Semester 1-IV
b. Semenster V-VIII

Anak Usia Dini


Kebutuhan pada anak usia dini pada dasarnya berkisar pada kebutuhan jasmani primer dan
kebutuhan psikologis, seperti penerimaan kasih sayang, perasaan aman serta terlindung. Tugas
perkembangan yang dihadapi oleh anak balita antara lain: menggerakkan anggota-anggota
tubuh dengan luwes, berkomunikasi secara lisan, menjalin hubungan emosional yang positif
dengan anggota keluarga, guru sekolah dan teman sebaya, memperoleh sejumlah konsep yang
sederhana. Program bimbingan yang diberikan dapat berupa bimbingan yang sifatnya
preventif.
SD
Kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan
untuk memajukan perkembangan kognitifnya, serta memperoleh pengakuan dari teman sebaya.
Tugas-tugas perkembangan yang dihadapi oleh peserta didik seusia ini adalah antara lain:
mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggungjawab, bertingkah laku
dengan cara yang dapat diterima oleh keluarga dan teman-teman sebayanya, cepat
mengembangkan bekal kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung;
mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan (values), dengan
membentuk kata hati.
SMP
Kebutuhan pada masa usia lebih cenderung yang bersifat psikologis, seperti mendapatkan kasih
sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi
di berbagai bidang yang dihargai oleh orang dewasa dan teman sebaya, mempunyai hubungan
persahabatan dengan teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dalam kejasmaniannya
sendiri.
Tugas-tugas perkembangan yang dihadapi peserta didik seusia ini adalah: menerima
peranannya sebagai pria atau wanita yang sedang berkembang, memperjuangkan taraf
kebebasan yang wajar dari orangtua dan kenalan dewasa yang lain, menambah bekal
pengetahuan dan pemahaman sebagai dasar untuk pendidikan lebih lanjut, mengembangkan
kata hati berdasarkan penghayatan pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan (values).
SMA
Kebutuhan anak seusia ini terutama adalah yang bersifat psikologis, seperti mendapat perhatian
dan dukungan tanpa pamrih apapun sekalipn negative, mendapat pengakuan terhadap keunikan
alam fikiran dan perasaannya, menerima kebebasan yang wajar dalam mengatur kehidupannya
sendiri tanpa dilepaskan sama sekali dari perlindungan keluarga, memperoleh prestasi-prestasi
yang patut dibanggakan di bidang akademik dan non akademik, membina persahabatan dengan
teman sejenis dan lain jenis, memiliki cita-cita hidup yang pantas untuk dikejar.
Mahasiswa PT
Pada umumnya tampak ciri-ciri sebagai berikut: sudah memantapkan diri dalam bidang
keahlian yang telah dipilih dan dalam membina hubungan percintaan, memutar-balikan pikiran
untuk mengatasi aneka ragam masalah, seperti: kesulitan ekonomi, kesulitan mendapat
kepastian tentang bidang pekerjaan kelak, kesulitan membagi perhatian secara seimbang antara
tuntutan akademik dan tuntutan kehidupan perkawinan, ketegangan atau stress karena belum
berhasil memecahkan berbagai persoalan mendesak secara memuaskan.
Kebutuhan-kebutuhan yang dihayati terutama bersifat psikologis, seperti: mendapat
penghargaan dari teman, dosen atau sesame anggota keluarga, mempunyai pandangan spiritual
tentang makna kehidupan manusia, menikmati rasa puas karena mencapai sukses dalam studi
akademik, memiliki rasa harga diri dengan mendapat tanggapan positif dari jenis yang lain.
Mahasiswa Semester I- IV
Aneka tugas perkembangan yang dihadapi pada kelompok pertama adalah menyesuaikan diri
dengan pola kehidupan di kampus dan di luar kampus, baik yang menyangkut hal-hal akademik
maupun non akademik.
Mahasiswa Semester V-VIII
Sedangkan mahasiswa di semester tinggi, harus memantapkan diri dalam mengejar cita-cita di
bidang studi akademik, dibidang pekerjaan, dan dibidang kehidupan berkeluarga.

NOTULENSI HASIL DISKUSI KELOMPOK 4

 Penanya hilda kelompok 2


pada bagian evaluasi, tadi kan disebutkan ada kriteria keberhasilan tampak segera dan
kriteria keberhasilan jangka panjang. nah kriteria-kriteria tersebut apa saja sih?
 Jawaban laila kelelompok 4
Kriteria keberhasilan tampak segera, diantaranya apabila:
Peserta didik (klien) telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang dihadapi.
Peserta didik (klien) telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
Peserta didik (klien) telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan
masalahnya secara obyektif (self acceptance).
Peserta didik (klien) telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress release).
Peserta didik (klien) telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
Peserta didik (klien) telah melai menunjukkan sikap keterbukaannya serta mau memahami dan
menerima kenyataan lingkungannya secara obyektif.
Peserta didik (klien) mulai menunjukkan kemampuannya dalam mempertimbangkan,
mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional.
Peserta didik (klien) telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha –usaha perbaikan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang
telah diambilnya.

Sedangkan kriteria keberhasilan jangka panjang, diantaranya apabila:


Peserta didik (klien) telah menunjukkan kepuasan dan kebahagiaan dalam kehidupannya yang
dihasilkan oleh tindakan dan usaha-usahanya.
Peserta didik (klien) telah mampu menghindari secara preventif kemungkinan-kemungkinan
faktor yang dapat membawanya ke dalam kesulitan.
Peserta didik (klien) telah menunjukkan sifat-sifat yang kreatif dan konstruktif, produktif, dan
kontributif secara akomodatif sehingga ia diterima dan mampu menjadi anggota kelompok yang
efektif.

 Penanya indah kelompok 1


pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga
mebutuhkan layanan bimbingan dan konseling
 Jawaban febriya kelompok 4
a. Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua peserta didik secara
bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan peserta didik yang benar-benar
membutuhkan layanan konseling.
b. Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak
terjadi jurang pemisah antara guru pembimbing dengan peserta didik. Hal ini dapat dilaksanakan
melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja,
misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
c. Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah
penyadaran peserta didik akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan
dengan peserta didik yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes
bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak
lanjutnya.
d. Melakukan analisis terhadap hasil belajar peserta didik, dengan cara ini bisa diketahui tingkat
dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi peserta didik.
e. Melakukan analisis sosiometris,dengancaraini dapatditemukan peserta didik yang diduga
mengalami kesulitan penyesuaian sosial.

 Penyelaras Siti Humairoh kelompok 3


Menambahkan makna analisis sosiometris
analisis sosiometris merupakan metode untuk mempelajari hubungan antar pribadi dalam suatu
kelompok. Di sini pribadi mempunyai makna sebagai manusia jika ia berada dalam kelompok.
Karena dalam kehidupan kelompok ia dapat berhubungan dengan manusia yang lain, makna ke-
manusia-annya hanya ada jika ada kelompok

 Penyelaras Nabila kelompok 5


pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi peserta didik yang diduga
membutuhkan layanan bimbingan dan konseling, yakni :
Menurut pendapat saya pendekatan wawancara tidak dapat diselesaikan bisa dapat menuliskan
permasalahannya di kertas,dan juga melalui tes bakat dan minat

Anda mungkin juga menyukai