Anda di halaman 1dari 9

PENDEKATAN KONSELING REALITAS

DALAM KONSELING KELOMPOK

SITI ALAWIYAH
Sejarah Perkembangan Konseling Realitas
• William Glasser adalah seorang psikiater yang
mengembangkan konseling realitas pada tahun
1950-an.
• William Glasser dilahirkan pada tahun 1925 dan
dibesarkan di Cleveland, Ohio. Pada mulanya
Glasser belajar dibidang teknik kimia di
Universitas Case Institute Of Technology.
• Pada perkembangan selanjutnya Glasser tertarik
studi psikologi, kemudian dia mengambil program
psikologi klinis pada Western Reserve University
dan membutuhkan waktu tiga tahun untuk meraih
gelar Ph.D ahirnya Glasser menekuni profesinya
dengan menetapkan diri sebagai psikiater.
Konsep Dasar Konseling Realitas b. Pokok inti Konseling Realitas
Ada dua pokok inti dalam konseling realitas yang dijadikan
a. Hakekat Manusia dalam Konseling Realitas sebagai titik tolak kegiatan pada konseling Realitas dalam
1) Manusia terlahir dengan lima kebutuhan dasar, menganalisis masalah-masalah klein, antara lain :
yaitu kebutuhan bertahan (survival), kebutuhan 1. ”3 R” (Right, Reality Dan Responsibility)
mencintai dan memiliki (love and belonging), a) Right : adalah kebenaran dari tingkah laku seseorang
kebutuhan kekuasaan (power), kebutuhan dengan standar norma yang berlaku baik itu norma
kebebasan (freedom/independence), dan agama, hukum, dan lain-lain.
kebutuhan kesenangan (fun). b) Reality : adalah kenyataan, yaitu individu bertingkah
2) Perbedaan antara apa yang diinginkan dengan laku sesuai dengan kenyataan yang ada.
persepsi tentang apa yang diperoleh merupakan c) Responsibility : adalah bertanggung jawab, yaitu
sumber utama dalam bertindak pada suatu tingkah laku dalam memenuhi kebutuhan dengan
peristiwa. menggunakan cara yang tidak merugikan orang lain.
3) Semua perilaku manusia dibentuk oleh tindakan 2. Identitas Keberhasilan (Success Identity) dan Identitas
(acting), pikiran (thinking), perasaan (feeling) Kegagalan (Failure Identity)
dan kondisi fisiologis.
Dalam proses perkembangan hidup seorang individu,
4) Perilaku manusia berasal dari dalam diri; terdapat kecenderungan dalam dirinya untuk menganut
karenanya manusia harus bertanggungjawab atas suatu perasaan ”success identity” dan ”failure identity”.
segala perilakunya. Tujuan dari konseling realitas adalah agar individu
5) Manusia melihat dunia melalui sistem mencapai identitas keberhasilan.
perseptual.
Karakteristik Konseling Realitas
Terdapat delapan ciri-ciri konseling realitas. Hansen (dalam
Taufik, 2014) mengemukakannya sebagai berikut:
1. Mementingkan hubungan personal.
2. Berfokus pada tingkah laku, tidak pada perasaan.
3. Bersifat pada masa sekarang.
4. Mempertimbangkan nilai.
5. Membuat perencanaan.
6. Terikat pada komitmen.
7. Tidak memafkan atau menerima alasan.
8. Penghapusan hukuman.
Tujuan Konseling Realitas
Tujuan konseling realitas menurut Colledge (2002) ialah sebagai berikut:
1. Mengajarkan klien tentang kerangka teori kontrol (control theory) agar
memahami perilakunya.
2. Meningkatkan kesadaran klien dalam memilih perilakunya dan cara mengontrol
lingkungannya melalui dirinya sendiri (Rusmana, 2009).
3. Membantu konseli bertanggung jawab dalam membuat pilihan yang berguna
baginya. Selain itu, klien diajarkan bahwa mereka tidak perlu menjadi korban
masa lalu dan pilihan saat ini.
4. Membantu klien mengidentifikasi dan memahami kebutuhannya demi
kelangsungan hidup, kekuatan, rasa memiliki, kebebasan, dan kesenangan.
5. Membantu klien mengembangkan gambaran realistis dalam pikirannya supaya
dapat memenuhi kebutuhan dasar.
6. Mengajarkan klien mengevaluasi efektivitas keseluruhan perilaku mereka
dalam meraih apa yang diinginkan dan mengadopsi perilaku baru yang
dibutuhkan.
7. Membantu klien mengembangkan dan terlibat dalam perilaku yang dapat
membantu klien untuk puas atas kebutuhan saat ini dan masa yang akan
Peran Konselor Peran dan Fungsi Pemimpin
Kelompok
Konselor memiliki peran untuk menciptakan
Pemimpin kelompok berfungsi sebagai mentor
hubungan yang baik dengan klien, oleh
dengan mendorong anggota untuk
karena itu konselor perlu memperhatikan
mempertimbangkan pilihan yang berbeda
beberapa hal (Thompson, 2003) seperti:
dengan cara berikut:
1. Fokus pada saat ini dan hindari diskusi
1. Mengatur diskusi tentang perilaku anggota
tentang masa lalu.
saat ini dan secara aktif menolak alasan
2. Sebisa mungkin hindari mendiskusikan untuk perilaku yang tidak bertanggung
gejala dan keluhan. jawab.
3. Memahami konsep perilaku total (total 2. Membantu anggota melakukan evaluasi
behavior). terhadap perilaku mereka saat ini.
4. Hindari mengkritik, menyalahkan, atau 3. Memperkenalkan dan menumbuhkan
mengeluh dan membantu klien proses evaluasi yang mana keinginan
melakukan hal yang sama. dicapai secara realistis.
5. Bantu klien membuat rencana spesifik 4. Mengajarkan anggota untuk merumuskan
yang bisa diterapkan untuk berhubungan dan menerapkan rencana untuk
kembali dengan orang lain. mengubah perilaku.
Langkah-Langkah/ Tahapan Konseling Kelompok Realitas
Tahapan kegiatan konseling kelompok realitas menggunakan akronim
WDEP (Want, Doing, Evaluation dan Planning) untuk menggambarkan
prosedur kunci yang dapat diterapkan dalam praktek konseling kelompok
realitas. Secara praktis, Thompson, (2003:115-120) mengemukakan
delapan tahap dalam Konseling Realitas:
Tahap pertama : Konselor Menunjukkan Keterlibatan dengan Konseli
Tahap kedua : Fokus pada Perilaku Sekarang
Tahap ketiga : Mengeksplorasi Total Behavior Konseli
Tahap keempat: Konseli Menilai Diri Sendiri atau Melakukan Evaluasi
Tahap kelima: Merencanakan Tindakan yang Bertanggung jawab
Tahap keenam: Membuat komitmen
Tahap ketujuh: Tidak Menerima Permintaan Maaf atau Alasan Konseli
Tahap kedelapan: Tindak lanjut
Implikasi Teori Pilihan (Choice Theory) dalam Konseling Kelompok

• Implikasi teori pilihan untuk praktik konseling kelompok


realitas yaitu pemimpin kelompok dapat membantu anggota
menyadari bahwa apa yang anggota lakukan tidak efektif,
membantu anggota menerima diri sendiri apa adanya, dan
membimbing anggota dalam membuat rencana yang
realistis untuk melakukan hal yang lebih baik dan membantu
orang lain dalam kelompok untuk melakukan hal yang
sama.
A. Kelebihan B. Kelemahan

1. Terapi realitas ini fleksibel dapat 1. Terapi realitas terlalu menekankan


diterapkan dalam konseling individu pada tingkah laku masa kini
dan kelompok. sehingga terkadang mengabaikan
2. Terapi realitas tepat diterapkan konsep lain, seperti alam bawah
dalam perawatan penyimpangan sadar dan riwayat pribadi.
perilaku, penyalahgunaan obat, dan 2. Terapi realitas bergantung pada
penyimpangan kepribadian. terciptanya suatu hubungan yang
3. Terapi realitas meningkatkan baik antara konselor dan konseli.
tanggung jawab dan kebebasan 3. Terapi realitas bergantung pada
dalam diri individu, tanpa interaksi verbal dan komunikasi
menyalahkan atau mengkritik dua arah.
seluruh kepribadiannya.

Anda mungkin juga menyukai