1. Realita
Reality therapy (terapi realitas) adalah sebuah pendekatan yang awalnya dikembangkan
pada 1950-an dan 1960-an oleh William Glasser, seorang psikiater berbasis California.
Terapi realitas adalah suatu sistem yang difokuskan kepada tingkah laku sekarang. Terapis
berfungsi sebagai guru dan model serta mengkonfrontasikan konseli dengan cara-cara
yang bisa membantu menghadapi kenyataan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. Inti terapi realitas adalah penerimaan
tanggung jawab pribadi, yang dipersamakan dengan kesehatan mental.
a. Hakekat Manusia
1) Manusia terlahir dengan kebutuhan dasar
2) Sumber tindakan pada suatu peristiwa disebabkan karena perbedaan antara apa
yang diinginkan dengan persepsi tentang apa yang diperoleh
3) Perilaku dibentuk atas dasar Total Behavior meliputi berpikir (thinking), merasa
(feeling), melakukan (doing), dan mekanisme aspek fisik/ tubuh yang menyertai
perasaan, pikiran dan perbuatan ( Physiology) yang manusia pilih untuk
bagaimana melakukannya
4) Perilaku dari dalam diri karenanya harus bertanggung jawab
5) Manusia melihat dunia melalui sistem Perseptual. “ perilaku manusia terbentuk
karena faktor persepsinya. Adanya perbedaan persepsi karena adanya perbedaan –
kognisi, Konasi dan Pengalaman
b. Konsep kebutuhan dasar manusia
Semua tingkah laku kita ditujukan untuk mengontrol lingkungan untuk memuaskan
kebutuhan tersebut. Kebutuhan tersebut bersifat tidak pernah berakhir, sebab ketika
suatu kebutuhan telah dipenuhinya, maka kebutuhan lain akan muncul.
Ada lima kebutuhan manusia yaitu
1) Survival (Kelangsungan hidup)
Manusia sebagai makhluk biologis memiliki kebutuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya (survival), seperti kebutuhan makan dan minum
2) Love and belonging (Cinta dan rasa memiliki)
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan untuk mencintai (juga
dicintai) dan memiliki kesenangan. Kebutuhan inilah merupakan kebutuhan yang
paling sulit dipenuhi
3) Power or achievement (Kekuasaan atau prestasi)
Setiap orang memiliki kebutuhan untuk berprestasi, kompeten dan penghargaan
dari orang lain.
4) Freedom (Kebebasan
kebutuhan untuk merasakan kebebasan atau kemerdekaan dan tidak tergantung
pada orang lain
5) Fun (Kesenangan
Melalui kebutuhan ini, seseorang tidak hanya belajar tentang dirinya dan orang
lain, tetapi juga dapat membangun hubungan yang lebih memuaskan dengan
orang lain
A B C
Antecedent Behavior Consequense
A = Antecedent (Pencetus Perilaku).
B = Behavior (Perilaku yang dipermasalahkan)
C = Consequense ( konsekuensi atau akibat perilaku tersebut/reasi lingkungan)
1) Skedul penguatan adalah suatu teknik pemberian penguatan pada klien ketika
tingkah laku yang baru selesai dipelajari dimunculkan oleh klien. Penguatan harus
dilakukan terus-menerus sampai tingkah laku tersebut terbentuk dalam diri klien.
Setelah terbentuk, frekuensi penguatan dapat dikurangi atau dilakukan pada saat-
saat tertentu saja (tidak setiap kali perilaku baru dilakukan)
2) Shaping adalah teknik terapi yang dilakukan dengan mempelajari tingkah laku
baru secara bertahap.
3) Ekstingsi adalah teknik terapi berupa penghapusan penguatan agar tingkah laku
maladaptif tidak berulang. Ini didasarkan pada pandangan bahwa individu tidak
akan bersedia melakukan sesuatu apabila tidak mendapatkan keuntungan.
Misalnya, seorang anak yang selalu menangis untuk mendapatkan yang
diinginkannya.
4) Reinforcement positif. Adalah teknik yang digunakan melalui pemberian ganjaran
segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul. Contoh: senyuman,
persetujuan, pujian, bintang emas, medali, uang, dan hadiah lainnya.
5) Modelling. Dalam teknik ini, klien dapat mengamati seseorang yang dijadikan
modelnya untuk berperilaku kemudian diperkuat dengan mencontoh tingkah laku
sang model.
6) Token Economy. Teknik ini dapat diberikan apabila persetujuan dan penguatan
lainnya tidak memberikan kemajuan pada tingkah laku klien. Metode ini
menekankan penguatan yang dapat dilihat dan disentuh oleh klien (misalnya
kepingan logam) yang dapat ditukar oleh klien dengan objek atau hak istimewa
yang diinginkannya
h. Teknik spesifik
1) Desentisasi Sistematik. Teknik ini adalah teknik yang paling sering digunakan.
Teknik ini diarahkan kepada klien untuk menampilkan respons yang tidak konsisten
dengan kecemasan. Desentisasi sistematik melibatkan teknik relaksasi di mana klien
diminta untuk menggambarkan situasi yang paling menimbulkan kecemasan sampai
titik di mana klien tidak merasa cemas.
2) Pelatihan Asertivitas.Teknik ini mengajarkan klien untuk membedakan tingkah laku
agresif, pasif, dan asertif. Prosedur yang digunakan adalah permainan peran (role
playing). Teknik ini dapat membantu klien yang mengalami kesulitan untuk
menyatakan atau menegaskan diri di hadapan orang lain.
3) Implosion dan Flooding. Teknik implosion mengarahkan klien untuk
membayangkan situasi stimulus yang mengancam secara berulang-ulang, karena
dilakukan terus-menerus sementara konsekuensi yang menakutkan tidak terjadi,
maka diharapkan kecemasan klien akan tereduksi atau terhapus
3. Person Centered
a. Asumsi dasar
1) Rogers berasumsi tentang padangan manusia. Manusia adalaha makhuk yang pada
hekekatnya mampu bisa beraktualisasi diri (kemampuan untuk mengembangkan
diri sesuai potensi diri )
2) Manusia pada dasarnya baik dan unik serta ingin dihargai (tanpa syarat)
3) Manusi itu dalam on becaming : proses menjadi
4) Manuasi beraktualisasi dengan keselelarasan konsep diri dengan pengalaman
5) Emosi (motivasi ) memberikan dorongan bagi perilaku demi aktualisasi diri
6) Keselaranan merupakan faktor penting dalam proses aktualisasi diri
7) Keyword: aktualisasi diri , willingness: kesediaan menjalani proses
b. Ciri-ciri Konseling Person Centered
1) Terapi berpusat pada pribadi difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan
konseli untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan lebih sempurna;
2) Menekankan medan fenomenal konseli. Medan fenomenal (fenomenal field)
merupakan keseluruhan pengalaman seseorang yang diterimanya, baik yang
disadari maupun yang tidak disadari. Konseli tidak lagi menolak atau mendistorsi
pengalaman-pengalaman sebagaimana adanya;
3) Prinsip-prinsip psikoterapi berdasarkan bahwa hasrat kematangan psikologis
manusia itu berakar pada manusia sendiri. Maka psikoterapi itu bersifat
konstrukstif dimana dampak psikoterapeutik terjadi karena hubungan konselor
dan konseli;
4) Terapi ini tidak dilakukan dengan suatu sekumpulan teknik yang khusus. Tetapi
pendekatan ini berfokus pada person sehingga konselor dan konseli
memperlihatkan kemanusiawiannya dan partisipasi dalam pengalaman
pertumbuhan
c. Tujuan konseling:
1) Menjadi pribadi yang sehat
2) Fully Funnetions Person : Menjadi pribadi yang berfungsi seutuhnya
Dengan ciri
a) Terbuka terhadap pengalaman
b) Percaya pada dirinya sendiri
c) Evaluasi diri bersumber dari internal
d) Keinginan selalu berkembang dan mau menjalani proses
d. Pandangan orang bermasalah
1) orang yang tidak menunjukan Fully Funnetions Person
2) Adanya masalah atau manusia yang tidak sehat adalah apabila adanya kesenjangan
antara self consep dengan ideal sels
Jika hal tersebut (apa yang Jika hal tersebut (apa yang Jika hal tersebut (apa yang
dilakukan klien) tidak efektif, dilakukan klien) efektif/berhasil dilakukan klien) tidak efektif maka
maka jangan dipaksakan untuk tetaplah untuk menjaga berhenti untuk melakukannya lagi.
Bahasa untuk
Perubahan yang kecil akan Solusi tidak selalu secara pengembangan solusi
membuka jalan bagi langsung berkaitan berbeda dari yang diperlukan
perubahan yang lebih besar dengan masalah untuk menggambarkan
masalah
Tidak ada masalah yang Klien yang memiliki keinginan,
Masa depan dapat dibuat terjadi sepanjang waktu, memiliki kemampuan, dan