Anda di halaman 1dari 17

PENDEKATAN

REALITAS
Kelompok 7 :
Nur Eka Oktaviana Putri 2111080062
Pinka Ollyvia Ananda 2111080156
Pandangan tentang Manusia terhadap
Pendekatan Realitas
Glasser percaya bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan psikologis yang secara konstan
(terus-menerus) hadir sepanjang rentang kehidupannya dan harus dipenuhi. Ketika seseorang
mengalami masalah, hal tersebur disebabkan oleh satu faktor, yaitu terhambatnya seseorang
dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya, yaitu terhambatnya seseorang dalam memenuhi
kebutuhan psikologisnya. Keterhambatan tersebut pada dasarnya karena penyangkaian
terhadap realita, yaitu kecenderungan seseorang untuk menghindari hal-hal yang tidak
menyenangkan (Thompson, et.al., 2004, p. 111). Mengacu pada teori hirarki kebutuhan yang
dikemukakan oleh Maslow, Glasser mendasari pandangannya tentang kebutuhan manusia
untuk dicintai dan mencintai, dan keburuhan untuk merasa berharga bagi orang lain.

2
3
Konsep Dasar
Pendekatan Realitas

Pada dasarnya setiap individu terdorong untuk


memenuhi kebutuhan dan keinginannya, di mana
kebutuhan bersifat universal pada semua individu,
sementara keinginan bersifat unik pada masing-masing
individu. Ketika seseorang dapat memenuhi apa yang
diinginkan, kebutuhan tersebut terpuaskan.

4
Tujuan Konseling Pendekatan
Realitas
Pada dasarnya tujuan dari konseling realitas adalah sama dengan tujuan
dari kehidupan manusia yaitu membantu individu untuk mencapai success
identity. Untuk mencapai success identity diperlukan suatu rasa tanggung
jawab dari individu, untuk mencapinya individu harus mencapai kepuasan
terhadap kebutuhan personal.
Peran dan Fungsi Konselor

Fungsi konselor dalam pendekatan realitas adalah melibatkan diri dengan konseli,
bersikap direkrif dan didaktik, yaitu berperan seperti guru yang mengarahkan dan
dapat saja mengkonfrontasi, sehingga konseli mampu menghadapi kenyataan. Di
sini, terapis sebagai fasilitator yang membantu konseli agar bisa menilai tingkah
lakunya sendiri secara realistis.

6
Proses Konseling Pendekatan Realitas

Pendekatan ini melihat konseling sebagai proses rasional yang


menekankan pada perilaku sekarang dan saat ini. Artinya, konseli
ditekankan untuk melihat perilakunya yang dapat diamati daripada
motif-motif bawah sadarnya. Dengan demikian, konseli dapat
mengevaluasi apakah perilakunya tersebur cukup efektif dalam
memenuhi kebutuhannya atau tidak.

7
Tahap-Tahap Konseling
Pendekatan Realitas

Proses konseling dalam Pendekatan realitas berpedoman pada dua unsur


utama, yaitu penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif dan beberapa
prosedur yang menjadi pedoman untuk mendorong terjadinya perubahan
pada konseli. Secara praktis, Thompson, et. al. (2004:115-120)
mengemukakan delapan tahap dalam Konseling Realita.
Tahap 1: Konselor Menujukkan Keterlibatan dengan Konseli (Be Friend)

Pada tahap ini, konselor mengawali pertemuan dengan bersikap otentik,


hangat, dan menaruh perhatian pada hubungan yang sedang dibangun.
Konselor harus dapat melibatkan diri kepada konseli dengan memperlihatkan
sikap hangat dan ramah. Hubungan yang terbangun antara konselor dan
konseli sangat penting, sebab konseli akan terbuka dan bersedia menjalani
proses konseling jika dia merasa bahwa konselornya terlibat, bersahabat, dan
dapat dipercaya.

9
Tahap 2: Fokus pada Perilaku Sekarang

Setelah konseli dapat melibatkan diri kepada konselor, maka konselor


menanyakan kepada konseli apa yang akan dilakukannya sekarang, Tahap
kedua ini merupakan eksplorasi diri bagi konseli. Konseli mengungkapkan
ketidaknyamanan yang ia rasakan dalam menghadapi permasalahannya. Lalu
konselor meminta konseli mendeskripsikan hal-hal apa saja yang telah
dilakukan dalam menghadapi kondisi tersebut. Secara rinci, tahap ini meliputi
• Eksplorasí "picture albm" (keinginan), kebutuhan, dan persepsi
• Menanyakan keinginan-keinginan konseli

10
Tahap 3: Mengeksplorasi Total Behavior Konseli

Menanyakan apa yang dilakukan konseli (doing), yaitu: konselor


menanyakan secara spesifik apa saja yang dilakukan konseli; cara pandang
dalam Konseling Realita, akar permasalahan konseli bersumber pada
perilakunya (doing), bukan pada perasaannya. Misal, konseli mengungkapkan
setiap kali menghadapi ujian la mengalami kecemasan yang luar biasa.
Dalam pandangan Konseling Realita, yang harus diatasi bukan kecemasan
konseli, tetapi hal-hal apa saja yang telah dilakukannya untuk menghadapi
ujian.

11
Tahap 4: Konseli Menilai Diri Sendiri atau Melakukan Evaluasi

Memasuki tahap keempat, konselor menanyakan kepada konseli apakah


pilihan perilakunya itu didasari oleh keyakinan bahwa hal itu baik baginya.
Fungsi konselor tidak untuk menilai benar atau salah perilaku konseli, tetapi
membimbing konseli untuk menilai perilakunya saat ini. Beri kesempatan
kepada konseli untuk mengevaluasi, apakah ia cukup terbantu dengan
pilihannya tersebut.

12
Tahap 5: Merencanakan Tindakan yang Bertanggungjawab

Tahap ketika konseli mulai menyadari bahwa perilakunya tidak


menyeiesaikan masalah, dan tidak cukup keadaan dirinya,
menolong
dilanjutkan dengan membuat perencanaan tindakan yang lcbih bertanggung
jawab. Rencana yang disusun sifatnya spesifik dan konkret. Hal-hal apa yang
akan dilakukan konseli untuk keluar dari permasalahan yang sedang
dihadapinya.

13
Tahap 6: Membuat Komitmen

Konselor mendorong konseli untuk merealisasikan rencana yang telah


disusunnya bersama konselor sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.

Tahap 7: Tidak Menerima Permintaan Maaf atau Alasan Konseli

Konseli akan bertemu kembali dengan konselor pada batas waktu yang telah
disepakati bersama. Pada tahap ini konselor menanyakan perkembangan
perubahan perilaku konseli.

14
Tahap 6: Membuat Komitmen

Konselor mendorong konseli untuk merealisasikan rencana yang telah


disusunnya bersama konselor sesuai dengan jangka waktu yang ditetapkan.
Tahap 7: Tidak Menerima Permintaan Maaf atau Alasan Konseli
Konseli akan bertemu kembali dengan konselor pada batas waktu yang
telah disepakati bersama. Pada tahap ini konselor menanyakan perkembangan
perubahan perilaku konseli.
Tahap 8: Tindak Lanjut
Merupakan tahap terakhir dalam konseling. Konselor dan konseli
mengevaluasi perkembangan yang dicapai, konseling dapar berakhir atau
dilanjutkan jika tujuan yang telah ditetapkan belum tercapai.

15
Teknik-Teknik Konseling Pendekatan Realitas
TeknikKonseling Realita menggunakan banyak teknik untuk nmencapai
tujuan-tujuan konseling, khususnya teknik-teknik dari perspektif konseling
perilaku seperti yang telah dikemukakan. Teori konseling realita memiliki
beberapa teknik tersendiri yaitu:

• Metapor
• Hubungan
• Pertanyaan
• WDEP & SAMI2C3
• Renegosiasi
• Intervebsi paradoks
• Pengembangan Keterampilan
• Adiksi positif
• Pengunaan Kata Kerja
• Konsekuensi natural
16
Thanks!

17

Anda mungkin juga menyukai